Gambaran Pengetahuan Ibu-ibu Hamil Tentang Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan Tindakan Pengambilan Imunisasi TT di Poliklinik Ibu Hamil RSUP. Haji Adam Malik Tahun 2010

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU-IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI TETANUS TOXOID (TT) DAN TINDAKAN PENGAMBILAN IMUNISASI

TT DI POLIKLINIK IBU HAMIL RSUP. HAJI ADAM MALIK TAHUN 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

NIK KASYFUN NUR 070100408

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Gambaran Pengetahuan Ibu-ibu Hamil Tentang Imunisasi Tetanus

Toxoid (TT) dan Tindakan Pengambilan Imunisasi TT di Poliklinik Ibu

Hamil RSUP. Haji Adam Malik Tahun 2010

Nama : Nik Kasyfun Nur bin Nordin

Nim : 070100408

Pembimbing

Penguji

(dr. Hemma Yulfi, DAP&E, M.Med.Ed.)

NIP: 19741019 200112 2 001

(dr. Rina Amelia, MARS)

NIP: 19760420 200312 2 002

(dr. Tetty Aman Nasution, M.Med.Sc)

NIP: 19700109 199702 2 001

DEKAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(Prof. Gontar A.Siregar, SpPD, KGEH) NIP: 140105365


(3)

ABSTRAK

Angka kematian kasus (case fatality rate) pada penyakit tetanus neonatorum masih sangat tinggi. Salah satu strategi yang diambil pemerintah untuk menurunkan insiden kematian bayi akibat tetanus neonatorum adalah dengan Program Eliminasi Tetanus Neonatorum (ETN). Walaupun program telah dilaksanakan, jangkauan imunisasi TT bagi ibu hamil masih jauh dari harapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu-ibu hamil tentang imunisasi TT di RSUP. Haji Adam Malik pada tahun 2010.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan desain penelitian potong lintang (cross-sectional). Lokasi penelitian di RSUP. Haji Adam Malik dengan jumlah responden sebanyak 80 ibu-ibu hamil yang datang memeriksa kehamilan di RSUP. Haji Adam Malik. Sumber data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang sesuai.

Berdasarkan hasil penelitian, diperolehi tingkat pengetahuan ibu-ibu hamil berada pada tahap baik sebanyak 69 orang (86,3%). Tahap pengetahuan ibu-ibu hamil mengenai kepentingan imunisasi TT berada pada tahap baik sebanyak 79 orang (98.8%). Sebanyak 79 orang (98.8%) dari sampel pernah mendapatkan suntikan imunisasi TT.

Secara umumnya, tingkat pengetahuan ibu-ibu hamil mengenai imunisasi TT adalah pada tahap baik dan ibu yang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang belum pernah mendapatkan imunisasi TT.


(4)

ABSTRACT

Case Fatality Rate on neonatal tetanus is still very high. One of the strategies taken by the government to eliminate neonatal tetanus is the Neonatal Tetanus Elimination Program. Although the program was implemented, TT immunization coverage for pregnancy women is still far from expectations. This study aims to determine the knowledge level of pregnant mothers in TT immunization and was conducted in Haji Adam Malik General Hospital.

This is cross sectional descriptive study. Total sample is 80 pregnant women who came for antenatal care in Haji Adam Malik General Hospital. The primary source was obtained by using an appropriate questionnaire.

Result shows that the knowledge level on TT immunization of 69 pregnant women (86.3%) are good. 79 pregnant women (98.8%) has good knowledge level on the importance of TT immunization. A total of 79 paregnant women (98.8%) already had TT immunization.

In conclusion, most of pregnant women has good knowledge level on TT immunization and pregnant woman with poor knowledge level had not taken TT immunization.

.


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan ke hadrat Allah S.W.T. karena dengan limpah rahmatNya. Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “Tahap Pengetahuan Ibu-ibu Hamil tantang Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan Tindakan Pengambilan Imunisasi TT di Poliklinik Ibu Hamil RSUP. Haji Adam Malik tahun 2010” dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan ribuan terima kasih kepada dosen pembimbing KTI, dr. Hemma Yulfi, DAP & E., M. Med. Ed. yang sentiasa bersedia membimbing dan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.

Saya juga ingin mengucapkan jutaan terima kasih kepada warga RSUP. Haji Adam Malik kerana memberi peluang kepada saya untuk melakukan penelitian ini di poliklinik ibu hamil rumah sakit tersebut.

Pada kesempatan ini juga, saya ingin mengucapkan ribuan terima kasih staf ahli pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Komunitas Universitas Sumatera Utara yang turut memberi bimbingan dan panduan dalam kegiatan persiapan Karya Tulis Ilmiah ini.

Saya juga ingin memohon kemaafan atas kekurangan dan kelemahan dalam penulisan ini. Untuk itu, saya mengharapkan saran dan kritikan membina untuk penyempurnaan tulisan ini di masa akan datang.

Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada orang tua, keluarga, dan teman-teman karena telah banyak memberi dorongan dan sokongan moral sewaktu menyiapkan penelitian ini. Akhir kata, kepada semua pihak yang turut membantu dalam penelitian ini baik secara langsung maupun secara tidak langsung, saya ucapkan terima kasih.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN i

ABSTAK ii

ABSTRACT iii

KATA PENGHANTAR iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN x

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang 1

1.2.Rumusan Masalah 2

1.3.Tujuan Penelitian 2

1.4.Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

2.1. Tetanus Neonatorum 4

2.1.1. Pengertian 4

2.1.2. Etiologi 4

2.1.3. Faktor Risiko 5

2.1.4. Patogenesis 6


(7)

2.1.7. Pencegahan 8 2.2.Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) 9

2.2.1. Penegertian 9

2.2.2. Manfaat 9

2.2.3. Jumlah dan Dosis Imunisasi TT untuk Ibu Hamil 9

2.2.4. Efek Samping 10

2.2.5. Tempat Pelayanan 10

2.3. Pengetahuan 11

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 12 3.1. Kerangka Konsep Penelitian 12

3.2. Definisi Operasional 12

BAB 4 METODE PENELITIAN 13

4.1. Jenis Penelitian 13

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 13 4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 13 4.4. Metode Pengumpulan Data 14

4.5. Metode Analisis Data 15

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 16

5.1. Hasil Penilitian 16

5.1.1. Deskripsi lokasi penelitian 16 5.1.2. Karakteristik individu berdasarkan usia kehamilan 16 5.1.3. Gambaran tahap pengetahuan responden tentang

imunisasi TT 17

5.1.4. Gambaran tahap pengetahuan tentang imunisasi TT responden beradasarkan usia kehamilan 18 5.1.5. Gambaran tahap pengetahuan mengenai kepentingan


(8)

imunisasi TT 19 5.1.6. Gambaran tindakan ibu-ibu hamil tentang

pengambilan imunisasi TT 20 5.1.7. Gambaran tindakan ibu-ibu hamil tentang

pengambilan imunisasi TT berdasarkan usia

kehamilan 21

5.1.8. Gambaran tingkat pengetahuan ibu-ibu hamil dengan tindakan pengambilan imunisasi TT 22

5.2. Pembahasan 23

5.2.1. Karakteristik individu berdasarkan usia kehamilan 23 5.2.2. Gambaran tahap pengetahuan ibu-ibu hamil tentang

imunisasi TT dan kepentingan imunisasi TT 24 5.2.3. Gambaran tindakan ibu-ibu hamil tentang

pengambilan imunisasi TT 25

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 27

6.1. Kesimpulan 27

6.2. Saran 27

DAFTAR PUSTAKA 29


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 5.1. Distribusi tingkat pengetahuan ibu-ibu hamil dengan tindakan pengambilan imunisasi TT 23


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian 12 Gambar 5.1. Distribusi Individu Berdasarkan Usia Kehamilan 17 Gambar 5.2. Distribusi Tahap Pengetahuan Ibu-Ibu Hamil Tentang

Imunisasi TT 18

Gambar 5.3. Distribusi Balita Tahap Pengetahuan Responden

Beradasarkan Usia Kehamilan 19 Gambar 5.4. Distribusi Tahap Pengetahuan Responden Mengenai

Kepentingan Imunisasi TT 20

Gambar 5.5. Distribusi Responden Yang Pernah Mendapatkan

Imunisasi TT 21

Gambar 5.6. Distribusi Responden Yang Pernah Mendapatkan


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran I Daftar Riwayat Hidup 32 Lampiran II Lembar Persetujuan 33

Lampiran III Kuesioner 34

Lampiran IV Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Pengetahuan 36

Lampiran V Data Responden 37


(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada tahun 2000, The United Nations Children's Fund (UNICEF), World Health Organization (WHO), dan United Nation Population Fund (UNFPA) telah mengenal pasti terdapat 57 negara perlu mengeliminasi kejadian tetanus neonatorum di negara mereka; salah satunya adalah Indonesia (WHO, 2010). WHO mengestimasikan 59.000 neonatus seluruh dunia mati akibat tetanus neonatorum. Oleh itu, UNICEF, WHO dan UNFPA setuju mengulur eliminasi hingga 2005. Target eliminasi tetanus neonatorum adalah satu kasus per seribu kelahiran di masing-masing wilayah dari setiap Negara. Pada tahun 2007, Filipina dan Indonesia mencatatkan jumlah kasus tetanus neonatorum tertinggi di antara 8 buah negara ASEAN. Jumlah penderita di kedua-dua negara tersebut melebihi 100 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk, angka tertinggi kasus tetanus neonatorum terjadi di Kemboja; Indonesia menduduki urutan ke-5. Jumlah kasus tetanus neonatorum di Indonesia pada tahun 2003 sebanyak 175 kasus dengan angka kematian (case fatality rate(CFR)) 56% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI), 2008).

Pada tahun 2000, Pemerintah Indonesia telah bersetuju mengikuti kesepakatan internasional (Global Commitment) untuk menurunkan insiden kematian bayi akibat tetanus neonatorum dengan Program Eliminasi Tetanus Neonatorum (ETN). Untuk mempercepatkan pencapaian ETN di Indonesia, imunisasi tenatus toxoid (TT) telah diberikan kepada wanita usia subur (WUS) dan ibu hamil di daerah yang berisiko tinggi dengan kejadian tetanus neonatorum yang telah dikenal pasti sejak tahun 1996. Upaya akselerasi eliminasi tetanus


(13)

neonatorum ditargetkan dapat menurunkan inseden tetanus neonatorum hingga kurang 1 per 1000 kelahiran hidup per tahun pada tahun 2005. Namun, sampai sekarang kejadian tetanus neonatorum masih tidak dapat diatasi (Depkes RI, 2000).

Walaupun program telah dilaksanakan, jangkauan imunisasi TT bagi ibu hamil masih jauh dari harapan. Terbukti, dari 356.231 estimasi ibu hamil pada tahun 2009 di Sumatera Utara, ternyata hanya 57.804 ibu hamil mendapat imunisasi TT1 dan 49.992 ibu hamil mendapat imunisasi TT2. Antara faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya jangkauan imunisasi TT adalah kurangnya kegiatan promisi kesehatan di Puskesmas serta rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap imunisasi TT walaupun imunisasi tersebut dapat diperoleh secara gratis di tempat pelayanan kesehatan pemerintah (Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan (Ditjen PP & PL), 2009).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperlukan satu penelitian yaitu, “Bagaimanakah gambaran pengetahuan ibu-ibu hamil dan tentang imunisasi TT dan tindakan pengambilan imunisasi TT di poliklinik ibu hamil RSUP. Haji Adam Malik?”.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu-ibu hamil tentang imunisasi TT dan tindakan pengambilan imunisasi TT di poliklinik ibu hamil RSUP. Haji Adam Malik.


(14)

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi TT berdasarkan usia kehamilan yang datang ke poiliklinik RSUP. Haji Adam Malik.

2. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu-ibu hamil mengenai manfaat imunisasi TT.

3. Mengetahui tindakan ibu-ibu hamil tentang pengambilan imunisasi TT berdasarkan usia kehamilan.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan informasi kepada Dinas Kesehatan Kota Medan sebagai strategi penyuluhan terhadap ibu-ibu hamil mengenai kepentingan imunisasi TT.

2. Sebagai bahan masukan kepada peneliti lain mengenai tahap pengetahuan ibu-ibu hamil mengenai imunisasi TT di RSUP. Haji Adam Malik.


(15)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tetanus Neonatorum 2.1.1. Pengertian

Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia di bawah 28 hari (Stoll, 2007). Tetanus adalah suatu penyakit toksemik akut yang disebabkan oleh Clostridium tetani, dengan tanda utama kekakuan otot (spasme), tanpa disertai gangguan kesadaran (Ismoedijanto, 2006). Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus yang disebabkan oleh Clostridium tetani yaitu bakteria yang mengeluarkan toksin (racun) yang menyerang sistem saraf pusat (Saifuddin, 2001).

2.1.2. Etiologi

Clostridium tetani adalah kuman berbentuk batang, berukuran 2-5 x 0,4-0,5 milimikron yang hidup tanpa oksigen (anaerob), dan membentuk spora. Spora dewasa mempunyai bagian yang berbentuk bulat yang letaknya di ujung, dan memberi gambaran penabuh genderang (drum stick) (Bleck, 2000). Spora ini mampu bertahan hidup dalam lingkungan panas, antiseptik, dan di jaringan tubuh. Spora ini juga bisa bertahan hidup beberapa bulan bahkan bertahun. (Ritarwan, 2004). Bakteria yang berbentuk batang ini sering terdapat dalam kotoran hewan dan manusia, dan bisa terkena luka melalui debu atau tanah yang terkontaminasi (Arnon, 2007). Clostridium tetani merupakan bakteria Gram positif dan dapat menghasilkan eksotoksin yang bersifat neurotoksik. Toksin ini (tetanospasmin) dapat menyebabkan kekejangan pada otot (Suraatmaja, 2000).


(16)

2.1.3. Faktor Risiko

Terdapat 5 faktor risiko utama terjadinya tetanus neonatorum, yaitu: a. Faktor Risiko Pencemaran Lingkungan Fisik dan Biologik

Lingkungan yang mempunyai sanitasi yang buruk akan memyebabkan Clostridium tetani lebih mudah berkembang biak. Kebanyakan penderita dengan gejala tetanus sering mempunyai riwayat tinggal di lingkungan yang kotor. Penjagaan kebersihan diri dan lingkungan adalah amat penting bukan sahaja dapat mencegah tetanus, malah pelbagai penyakit lain. b. Faktor Alat Pemotongan Tali Pusat

Penggunaan alat yang tidak steril untuk memotong tali pusat meningkatkan risiko penularan penyakit tetanus neonatorum. Kejadian ini masih lagi berlaku di negara-negara berkembang dimana bidan-bidan yang melakukan pertolongan persalinan masih menggunakan peralatan seperti pisau dapur atau sembilu untuk memotong tali pusat bayi baru lahir (WHO, 2008).

c. Faktor Cara Perawatan Tali Pusat

Terdapat sebagian masyarakat di negara-negara berkembang masih menggunakan ramuan untuk menutup luka tali pusat seperti kunyit dan abu dapur. Seterusnya, tali pusat tersebut akan dibalut dengan menggunakan kain pembalut yang tidak steril sebagai salah satu ritual untuk menyambut bayi yang baru lahir. Cara perawatan tali pusat yang tidak benar ini akan meningkatkan lagi risiko terjadinya kejadian tetanus neonatorum (Chin, 2000).

d. Faktor Kebersihan Tempat Pelayanan Persalinan

Kebersihan suatu tempat pelayanan persalinan adalah sangat penting. Tempat pelayanan persalinan yang tidak bersih bukan sahaja berisiko untuk menimbulkan penyakit pada bayi yang akan dilahirkan, malah pada ibu yang melahirkan. Tempat pelayanan persalinan yang ideal sebaiknya dalam keadaan bersih dan steril (Abrutyn, 2008).


(17)

e. Faktor Kekebalan Ibu Hamil

Ibu hamil yang mempunyai faktor kekebalan terhadap tetanus dapat membantu mencegah kejadian tetanus neonatorum pada bayi baru lahir. Antibodi terhadap tetanus dari ibu hamil dapat disalurkan pada bayi melalui darah, seterusnya menurunkan risiko infeksi Clostridium tetani. Sebagian besar bayi yang terkena tetanus neonatorum biasanya lahir dari ibu yang tidak pernah mendapatkan imunisasi TT (Chin, 2000).

2.1.4. Patogenesis

Pertolongan persalinan dan pemotongan tali pusat yang tidak steril akan memudahkan spora Clostridium tetani masuk dari luka tali pusat dan melepaskan tetanospamin. Tetanospamin akan berikatan dengan reseptor di membran prasinaps pada motor neuron. Kemudian bergerak melalui sistem transpor aksonal retrograd melalui sel-sel neuron hingga ke medula spinalis dan batang otak, seterusnya menyebabkan gangguan sistim saraf pusat (SSP) dan sistim saraf perifer (Arnon, 2007). Gangguan tersebut berupa gangguan terhadap inhibisi presinaptik sehingga mencegah keluarnya neurotransmiter inhibisi, yaitu asam aminobutirat gama (GABA) dan glisin, sehingga terjadi epilepsi, yaitu lepasan muatan listrik yang berlebihan dan berterusan, sehingga penerimaan serta pengiriman impuls dari otak ke bagian-bagian tubuh terganggu (Abrutyn, 2008). Ketegangan otot dapat bermula dari tempat masuk kuman atau pada otot rahang dan leher. Pada saat toksin masuk ke sumsum tulang belakang, kekakuan otot yang lebih berat dapat terjadi. Dijumpai kekakuan ekstremitas, otot-otot dada, perut dan mulai timbul kejang. Sebaik sahaja toksin mencapai korteks serebri, penderita akan mengalami kejang spontan. Pada sistim saraf otonom yang diserang tetanospasmin akan menyebabkan gangguan proses pernafasan, metabolisme, hemodinamika, hormonal, pencernaan, perkemihan, dan pergerakan otot. Kekakuan laring, hipertensi, gangguan irama jantung, berkeringat secara berlebihan


(18)

(hiperhidrosis) merupakan penyulit akibat gangguan saraf otonom. Kejadian gejala penyulit ini jarang dilaporkan karena penderita sudah meninggal sebelum gejala tersebut timbul (Ismoedijanto, 2006).

2.1.5. Gejala Klinis

Neonatus yang terinfeksi Clostridium tetani masih menunjukkan perilaku seperti menangis dan menyusui seperti bayi yang normal pada dua hari yang pertama. Pada hari ke-3, gejala-gejala tetanus mula kelihatan. Masa inkubasi tetanus umumnya antara 3 – 12 hari, namun dapat mecapai 1 – 2 hari dan kadang-kadang lama melebihi satu bulan; makin pendek masa inkubasi makin buruk prognosis. Terdapat hubungan antara jarak tempat masuk kuman Clostridium tetani dengan susunan saraf pusat, serta interval antara terjadinya luka dengan permulaan penyakit; semakin jauh tempat invasi, semakin panjang masa inkubasi. Gejala klinis yang sering dijumpai pada tetanus neonatorum adalah:

a. Terjadinya kekakuan otot rahang sehingga penderita sukar membuka mulut. Kekakuan otot pada leher lebih kuat akan menarik mulut kebawah, sehingga mulut sedikit ternganga. Kadang-kadang dapat dijumpai mulut mecucu seperti mulut ikan dan kekakuan pada mulut sehingga bayi tak dapat menetek (Chin, 2000).

b. Terjadi kekakuan otot mimik muka dimana dahi bayi kelihatan mengerut, mata bayi agak tertutup, dan sudut mulut bayi tertarik ke samping dan ke bawah.

c. Kekakuan yang sangat berat menyebabkan tubuh melengkung seperti busur, bertumpu pada tumit dan belakang kepala. Jika dibiarkan secara berterusan tanpa rawatan, bisa terjadi fraktur tulang vertebra.

d. Kekakuan pada otot dinding perut menyebabkan dinding perut teraba seperti papan. Selain otot dinding perut, otot penyangga rongga dada (toraks) juga menjadi kaku sehingga penderita merasakan kesulitan untuk


(19)

bernafas atau batuk. Jika kekakuan otot toraks berlangsung lebih dari 5 hari, perlu dicurigai risiko timbulnya perdarahan paru.

e. Pada tetanus yang berat akan terjadi gangguan pernafasan akibat kekakuan yang terus-menerus dari otot laring yang bisa menimbulkan sesak nafas. Efek tetanospamin dapat menyebabkan gangguan denyut jantung seperti kadar denyut jantung menurun (bradikardia), atau kadar denyut jantung meningkat (takikardia). Tetanospasmin juga dapat menyebabkan demam dan hiperhidrosis. Kekakuan otot polos pula dapat menyebabkan anak tidak bisa buang air kecil (retensi urin).

f. Bila kekakuan otot semakin berat, akan timbul kejang-kejang umum yang terjadi setelah penderita menerima rangsangan misalnya dicubit, digerakkan secara kasar, terpapar sinar yang kuat dan sebagainya. Lambat laun, “masa istirahat” kejang semakin pendek sehingga menyebabkan status epileptikus, yaitu bangkitan epilepsi berlangsung terus menerus selama lebih dari tiga puluh menit tanpa diselangi oleh masa sedar; seterusnya bisa menyebabkan kematian (Ningsih, 2007).

2.1.6. Pencegahan

Tindakan pencegahan serta eliminasi tetanus neonatorum adalah bersandarkan pada tindakan menurunkan atau menghilangkan faktor-faktor risiko. Pendekatan pengendalian lingkungan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan. Pemotongan dan perawatan tali pusat wajib menggunakan alat yang steril (WHO, 2006). Pengendalian kebersihan pada tempat pertolongan persalinan perlu dilakukan dengan semaksimal mungkin agar tidak terjadi kontaminasi spora pada saat proses persalinan, pemotongan dan perawatan tali pusat dilakukan. Praktik 3 Bersih perlu diterapkan, yaitu bersih tangan, bersih alat pemotong tali pusat, dan bersih alas tempat tidur ibu, di samping perawatan tali pusat yang benar sangat penting dalam kurikulum pendidikan bidan. Selain persalinan yang bersih dan perawatan tali pusat yang


(20)

tepat, pencegahan tetanus neonatorum dapat dilakukan dengan pemberian imunisasi TT kepada ibu hamil (Djaja, 2003). Pemberian imunisasi TT minimal dua kali kepada ibu hamil dikatakan sangat bermanfaat untuk mencegah tetanus neonatorum (Vandaler, 2003; WHO, 2008).

2.2. Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) 2.2.1. Pengertian

Imunisasi TT adalah suntikan vaksin tetanus untuk meningkatkan kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus (Idanati, 2005).

2.2.2. Manfaat

Manfaat imunisasi TT pada ibu hamil adalah:

a. Dapat melindungi bayi yang baru lahir dari tetanus neonatorum (Chin, 2000).

b. Dapat melindungi ibu hamil terhadap kemungkinan terjadinya tetanus apabila terluka (Depkes RI, 2000).

Kedua-dua manfaat tersebut adalah penting dalam mencapai salah satu tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu, eliminasi tetanus maternal dan tetanus neonatorum (Depkes, 2004).

2.2.3. Jumlah dan Dosis Imunisasi TT untuk Ibu Hamil

Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali (Saifuddin, 2001), dengan dosis 0,5 cc disuntikkan secara intramuskuler atau subkutan (Depkes RI, 2000). Sebaiknya imunisasi TT diberikan sebelum kehamilan 8 bulan. Suntikan TT1 dapat diberikan sejak diketahui postif hamil dimana biasanya di berikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan (Depkes RI, 2000). Jarak pemberian (interval) imunisasi TT1 dengan TT2 adalah minimal 4 minggu (Saifuddin, 2001; Depkes RI, 2005).


(21)

2.2.4. Efek Samping

Biasanya hanya terjadi gejala-gejala ringan seperti nyeri, kemerahan dan pembengkakan pada tempat suntikan (Depkes RI, 2000). TT adalah antigen yang sangat aman untuk wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi janin apabila ibu hamil mendapatkan imunisasi TT (Saifuddin, 2000). Efek samping tersebut berlangsung 1-2 hari dan akan sembuh sendiri tanpa diperlukan tindakan/pengobatan (Depkes RI, 2000).

2.2.5. Tempat Pelayanan

Pelayanan imunisasi TT dapat dujumpai di: a. Puskesmas,

b. Puskesmas pebantu, c. Rumah sakit, d. Rumah bersalin, e. Polindes,

f. Posyandu,

g. Rumah sakit swasta, h. Dokter praktik, dan

i. Bidan praktik (Depkes RI, 2004).

Tempat-tempat pelayanan milik pemerintah imunisasi diberikan dengan gratis.

2.3. Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Manusia mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi kebutuhan kelangsungvan hidup. Kedalaman pengetahuan yang diperoleh seeorang


(22)

terhadap suatu rangsangan dapat diklasifikasikan berdasarkan enam tingkatan, yaitu:

a. Tahu (know)

Merupakan suatu proses mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam tingkatan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu merupakan tingkatan pengalaman yang paling rendah.

b. Memahami (comphrehensive)

Merupakan suatu kemampuan untuk menginterpretasikan atau menjelaskan secara benar objek yang diketahui.

c. Aplikasi (application)

Merupakan suatu kemampuan dalam menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.

d. Analisis (analysis)

Merupakan suatu kemampuan dalam menjabarkan materi atau suatu objek dalam komponen-komponen, dan masih dalam struktur organisasi yang berkaitan antara satu sama lain.

e. Sintesa (synthesis)

Merupakan suatu kemampuan dalam meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru seperti menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Merupakan suatu kemampuan dalam melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek (Notoatmodjo, 2005).


(23)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian 3.2. Definisi Operasional

Ibu hamil adalah ibu yang mengandung mulai trimester I sehingga trismester III. Tahap pengetahuan ibu-ibu hamil tentang imunisasi TT adalah segala sesuatu yang diketahui ibu-ibu hamil tentang suntikan vaksin tetanus yang berperan untuk meningkatkan kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus. Cara pengukuran yang digunakan adalah wawancara dengan menggunakan alat ukur kuesioner berisi 11 soalan. Setiap jawaban yang benar akan diberikan 1 markah dan jawaban yang salah diberikan 0 markah. Skala ukur pemarkahan kuesioner tersebut menggunakan skala ordinal (Pratomo, 1990) yaitu:

1. Tingkat pengetahuan baik, apabila skor yang diperoleh responden lebih besar dari 75% dari skor maksimum 10 – 12.

2. Tingkat pengetahuan sedang, apabila skor yang diperoleh responden sebesar dari 40% – 75% dari skor maksimum 5 – 9.

3. Tingkat pengetahuan kurang, apabila skor yang diperoleh responden lebih kurang dari 40% dari skor maksimum 0 – 4.

Ibu-ibu hamil

Pengetahuan mengenai imunisasi TT


(24)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan desain penelitian potong lintang (cross-sectional), yaitu melakukan pengamatan sesaat dalam satu waktu untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu-ibu hamil mengenai imunisasi TT dan tindakan pengambilan imunisasi TT di poliklinik ibu hamil RSUP. Haji Adam Malik pada tahun 2010.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di poliklinik ibu hamil RSUP. Haji Adam Malik. Penelitian dilakukan mulai bulan Jun 2010 sampai dengan bulan September 2010.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah ibu-ibu hamil yang datang memeriksa kehamilan di poliklinik ibu hamil RSUP. Haji Adam Malik. Kriteria inklusi dalam penelitan ini adalah ibu-ibu hamil di lokasi penelitian tersebut. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah ibu yang tidak mengisi kuesioner secara lengkap.

4.3.2. Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara non-probability sampling jenis consecutive sampling, yaitu di mana subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dipilih dan dimasukkan dalam penelitian sehingga jumlah yang diperlukan dipenuhi (Sastroasmoro, 2010).


(25)

Penentuan besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus (Dahlan, 2008; Sastroasmoro, 2010):

n = N

1 + N(d)2

Keterangan :

N = Besar populasi n = Besar sampel

d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang digunakan (0,1)

n = 348 1 + 348(0,1)2 n = 77.69

n = 78 orang

Maka dari perkiraan di atas, jumlah minimum sampel ibu-ibu hamil yang adalah sebanyak 78 orang

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh secara langsung melalui kuesioner yang berisi pertanyaan dan pilihan jawaban yang telah disiapkan dan diisi oleh ibu-ibu hamil yang terpilih sebagai sampel.

Terlebih dahulu kuesioner dilakukan uji validitas untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan menggambarkan tujuan dari penelitian tersebut (valid). Uji validitas dilakukan dengan uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap


(26)

item pertanyaan dengan skor total kuesioner tersebut. Teknik korelasi yang biasa dipakai adalah teknik korelasi product moment untuk mengetahui apakah nilai korelasi tiap-tiap pertanyaan itu significant. Setelah itu, pertanyaan yang valid dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan uji Cronbach (Cronbach Alpha). Ujian validitas dan reliabilitas ini dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS. Untuk item-item pertanyaan yang tidak valid dan tidak reliabel harus dibuang atau tidak dipakai sebagai instrumen pertanyaan.

4.5. Metode Analisa Data

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan; tahap pertama adalah editing yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk, tahap kedua adalah coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa, tahap ketiga adalah entry yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program SPSS, tahap ke empat adalah melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah di entry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. Untuk mendeskripsikan tahap pengetahuan ibu-ibu hamil mengenai imunisasi TT dan tindakan pengambilan imunisasi TT di poliklinik ibu hamil RSUP. Haji Adam Malik dilakukan perhitungan frekuensi dan persentase. Hasil penelitian akan di tampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan grafik.


(27)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di RSUP. Haji Adam Malik di Kecamatan Medan Sunggal. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit tipe A dan menjadi rumah sakit rujukan untuk propinsi Sumatera Utara.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan desain penelitian potong lintang (cross-sectional) terhadap 80 ibu-ibu hamil yang datang memeriksa kehamilan di RSUP. Haji Adam Malik untuk melihat gambaran tingkat pengetahuan ibu-ibu hamil tentang imunisasi TT dan tindakan pemgambilan imunisasi TT di poliklinik ibu hamil RSUP. Haji Adam Malik tahun 2010.

5.1.2. Karakteristik individu berdasarkan usia kehamilan

Pada penelitian ini, karakteristik pasien berdasarkan usia kehamilan dapat digambarkan seperti diagram batang dibawah.


(28)

Gambar 5.1. Distribusi Individu Berdasarkan Usia Kehamilan

Mayoritas ibu hamil yang menjadi responden adalah pada usia kehamilan 4 bulan yaitu sebanyak 39 (48,8%). Manakala hanya 1 orang (1,3%) sahaja ibu hamil pada usia kehamilan 2 bulan yang menjadi responden, dan ini mencatatkan jumlah responden yang paling sedikit.

5.1.3. Gambaran tahap pengetahuan responden tentang imunisasi TT

Pada penelitian ini, gambaran tahap pengetahuan responden tentang imuisasi TT tahun 2010 dapat digambarkan seperti diagram pie dibawah.


(29)

Pada penelitian ini, dijumpai mayoritas, yaitu sebanyak 69 (86,3%) responden memiliki tingkat penegtahuan yang tinggi mengenai imunisasi TT.

5.1.4. Gambaran tahap pengetahuan tentang imunisasi TT responden beradasarkan usia kehamilan

Pada penelitian ini, gambaran tahap pengetahuan responden beradasarkan usia kehamilan dapat digambarkan seperti diagram batang dibawah.

Tabel 5.2. Distribusi Tahap Pengetahuan Ibu-Ibu Hamil Tentang Imunisasi TT


(30)

Gambar 5.3. Distribusi Tahap Pengetahuan Responden Beradasarkan Usia Kehamilan

Pada penelitian ini, ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan yang yang baik tentang imunisasi TT banyak dijumpai pada responden dengan kehamilan 4 bulan. Tingkat penegtahuan ibu yang kurang juga hanya dijumpai pada populasi ini.

5.1.5. Gambaran tahap pengetahuan mengenai manfaat imunisasi TT

Pada penelitian ini, soalan 5 dan 6 diberikan untuk menilai pengatahuan ibu-ibu hamil mengenai kepentingan imunisasi TT.


(31)

Dari 80 orang resonden, mayoritas ibu-ibu hamil menjawab soalan 5 dan 6 dengan tepat adalah seramai 79 orang (98.8%) dan hanya 1 orang (1,3%) sahaja tidak menjawab soalan tersebut dengan tepat.

5.1.6. Gambaran tindakan ibu-ibu hamil tentang pengambilan imunisasi TT Pada penelitian ini, gambaran tindakan ibu-ibu hamil tentang pengambilan imunisasi TT dapat digambarkan seperti diagram batang dibawah.

79 79 1 1 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Q5 Q6 J U M L A H R E S P O N D E N SOALAN Tahu Tidak Tahu

Gambar 5.4. Distribusi Tahap Pengetahuan Responden Mengenai Kepentingan Imunisasi TT


(32)

Gambar 5.5. Distribusi Responden Yang Pernah Mendapatkan Imunisasi TT Pada penelitian ini, mayoritas responden sebanyak 79 orang (98.8%) menjawab pernah mengambil imunisasi tetanus dan hanya 1 orang (1,3%) sahaja yamg menjawab tidak pernah mengambil imunisasi TT.

5.1.7. Gambaran tindakan ibu-ibu hamil tentang pengambilan imunisasi TT berdasarkan usia kehamilan

Pada penelitian ini, gambaran tindakan ibu-ibu hamil tentang pengambilan imunisasi TT berdasarkan usia kehamilan dapat digambarkan seperti graf/tabel dibawah.


(33)

Gambar 5.6. Distribusi Responden Yang Pernah Mendapatkan Imunisasi TT Berdasarkan Usia Kehamilan

Mayoritas responden dari setiap usia kehamilan yang diperolehi dari penelitian ini menjawab pernah mendapatkan imunisasi TT dan hanya 1 responden sahaja dari usia kehamilan 4 bulan yang menjawab tidak pernah mendapatkan imunisasi TT.

5.1.8. Gambaran tingkat pengetahuan ibu-ibu hamil dengan tindakan pengambilan imunisasi TT

Pada penelitian ini, gambaran tingkat pengetahuan ibu-ibu hamil dengan tindakan pengambilan imunisasi TT dapat digambarkan seperti tabel dibawah.


(34)

Tabel 5.1. Distribusi tingkat pengetahuan ibu-ibu hamil dengan tindakan pengambilan imunisasi TT

Tahap Pengetahuan Pernah TT Tidak Pernah TT Total

Baik 69 0 69

Sedang 10 0 10

Kurang 0 1 1

Total 79 1 80

Ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik tentnag imunisasi TT pernah mendapatkan suntikan imunisasi TT. Manakala responden yang mempunyai tingkat pngetahuan yang kurang belum mendapatkan suntikan imunisasi TT.

5.2. Pembahasan

5.2.1. Karakteristik individu berdasarkan usia kehamilan

Dari analisa data penelitian yang dijalankan, Ibu-ibu hamil dari trimester pertama merupakan golongan responden yang minoriti. Bilangan ibu hamil yang menjadi responden dalam penelitian ini dipengaruhi dengan bilangan ibu hamil yang melakukan pemeriksasan kehamilan di RSUP. Haji Adam Malik. Golongan ini menjadi golongan minoriti kemungkinan ibu-ibu hamil dari trimester pertama tidak pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan kehamilan karena pada fase ini, ibu-ibu hamil memilih untuk melakukan konfermasi status kehamilan adakah mereka benar-benar hamil atau tidak di pukesmas atau rumah sakit bersalin yang terdekat dengan tempat tinggal mereka. Dari penelitian ini juga, dijumpai responden yang teramai adalah dari ibu-ibu hamil dari trimester kedua. Jumlah responden yang tinggi ini mungkin dipengaruhi dengan perilaku ibu-ibu hamil terutamanya dari trimester kedua dan ketiga untuk melakukan pemeriksaan kehamilan untuk memantau status pekembangan janin dan mendeteksi status kesehatan sekiranya adanya kelainan dan komplikasi pada ibu maupun janin yang lebih tepat dari


(35)

kemudahan alat monitoring tidak dapat diperolehi di pukesmas dan hanya dapat diperolehi di rumah sakit.

5.2.2. Gambaran tahap pengetahuan ibu-ibu hamil tentang imunisasi TT dan kepentingan imunisasi TT

Hasil penelitian, rata-rata menunjukkan bahawa sebahagian besar responden memiliki tahap penegetahuan yang baik dan sedang. Tahap pengetahuan ibu-ibu hamil ini dipengaruhi dari suatu materi yang telah dipelajari objek (Notoatmodjo, 2005). Sangat dikesali pada penelitian ini tidak dapat memberikan sumber pengetahuan yang pasti karena tidak ditanyakan pada responden tentang sumber responden mendapatkan pengetahuan tentang imunisasi TT. Ibu-ibu hamil yang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik mungkin telah memiliki mendapatkan penyuluhan kesehatan dari petugas-petugas kesehatan dari sarana kesehatan yang pernah dikunjungi mereka atau promosi kesehatan dari pihak pemerintah. Penyuluhan Kesehatan adalah suatu proses yang ditujukan kepada individu atau kelompok penduduk agar mereka bisa berperilaku sehat dalam menjaga dan memelihara kesehatan mereka. Penyuluhan kesehatan dimulai dari masyarakat dalam keadaan seperti apa adanya yaitu pandangan mereka selama ini terhadap masalah kesehatan (Depkes RI, 2006).Ibu-ibu hamil ini juga mungkin mendapatkan pengetahuan dari ahli keluarga mereka atau ahli jiran tetangga mereka. Tingkat pengetahuan ini juga mungkin dipengaruhi dengan perilaku ibu yang perihatin tentang kesehatan diri mereka dan anak dalam kandungan mereka sehingga ibu-ibu hamil ini mencari informasi menegenai imunisasi yang perlu mereka dapatkan dari buku-buku atau internet. Pada penelitian ini juga, dijumpai responden yang mempunyai tahap pengetahuan yang kurang mengenai imunisasi TT dan kepentingannya, dan responden tersebut ini juga dari golongan ibu-ibu hamil usia kehamilan 4 bulan. Ini kemungkinan terjadi karena dipengaruhi oleh kurangnya informasi yang diterima tentang imunisasi


(36)

TT sebagai contoh, kurangnya promosi kesehatan atau tiadanya tindakan pemberian imunisasi TT ditempat ibu tersebut pernah melakukan pemeriksaan kehamilan sehingga tidak perlu diinformasikan pada ibu-ibu hamil tentang imunisasi TT seperti dilokasi penelitian yang dijalankan, di RSUP. Haji Adam Malik tidak membekalkan perkhidmatan imunisasi TT karena diyakini pertolongan persalinan yang dilakukan adalah steril. Pelayanan pertolongan persalinan yang bersih dan steril dapat mencegah dari kejadian tetanus pada ibu dan neonatus (Abrutyn, 2008). Tahap pengetahuan yang kurang tentang imunisasi TT juga dipengaruhi jika tidak ada informasi mengenai imunisasi TT ini dari ahli keluarga dan jiran tetangga yang berdekatan dengan responden.

5.2.3. Gambaran tindakan ibu-ibu hamil tentang pengambilan imunisasi TT Mayoritas responden dari setiap usia kehamilan yang diperolehi dari penelitian ini yang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik pernah mendapatkan imunisasi TT dengan catatan sebanyak 79 orang (98.8%). Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan yang baik memegang peranan penting dalam membentuk suatu tindakan yang baik. Dari hasil penelitian dijalankan, kebanyakkan ibu-ibu hamil ini pernah mendapatkan suntikan TT dari pukesmas, yaitu setelah diketahui postif hamil dimana biasanya di berikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan (Depkes RI, 2000). Ada juga responden menjawab bahawa mereka pernah mendapatkan imunisasi TT saat mereka usia remaja dan sebelum mereka menikah. Sesuai dengan dasar pemerintah, program pemberian imunisasi TT juga diberikan pada periode waktu yang telah ditetapkan seperti pada wanita usia subur (WUS), yaitu wanita berusia 15 – 39 tahun, dan calon pengantin (Catin) (Depkes RI, 2006). Namun begitu, di dalam penelitian ini, dijumpai 1,3% responden menjawab tidak pernah mendapatkan imunisasi TT, dan responden ini juga dari golongan ibu-ibu hamil usia kehamilan 4 bulan. Antara sebab


(37)

dijumpainya hasil seperti ini, kemungkinan responden ini sudah biasa melakukan pemeriksaan kehamilan di RSUP. Haji Adam Malik yang tidak membekalkan perkhidmatan pemberian suntikan imunisasi TT saat melakukan pemeriksaan kehamilan kerana rumah sakit tersebut mampu menjamin sterilitas pertolangan kehamilan yang akan dilakukan. Antara sebab lain munculnya hasil seperti ini, kemungkinan responden pernah mendapatkan suntikan imunisasi TT sebelum ini seperti pada saat melakukan pemeriksaan kehamilan, WUS, atau Catin, tetapi responden tidak pernah tahu nama suntikan yang telah diberikan kepada mereka. Jika kejadian ini benar-benar terjadi, diharapkan petugas kesehatan memberi edukasi dan informed consent terlebih dahulu sebelum melakukan suntikan imunisasi TT.


(38)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdaarkan penelitian yang telah dilakukan tentang gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil di RSUP. Haji Adam Malik, Medan, dapat dibuat kesimpualn sebagai berikut:

1. Secara umumnya tingkat pengetahuan ibu-ibu hamil mengenai imunisasi TT adalah pada tahap baik, yaitu sebanyak 86,3%.

2. Secara keseluruhan, dijumpai mayoritas ibu-ibu hamil pernah mendapatkan imunisasi TT dengan catatan sebanyak 98,8%.

3. Ibu yang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang belum pernah mendapatkan imunisasi TT.

4. 6.2. Saran

1. Penelitian ini akan lebih baik jika mendapatkan informasi dari ibu-ibu hamil itu sendiri tentang sumber pengetahuan mereka tentang imunisasi TT.

2. Penelitian ini membuka peluang untuk peneliti lain untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi TT seperti faktor status pendidikan ibu-ibu hamil, faktor ibu yang bekerja dan tidak bekerja, faktor pendapatan keluaraga, faktor bilangan paritas ibu, dan lain-lain lagi. Diharapkan juga penelitian yang akan dilakukan mendapatkan gambaran mengenai sikap dan tindakan ibu-ibu hamil tentang suntikan imunisasi TT.

3. Diharapkan RSUP. Haji Adam Malik melaksanakan program pemberian imunisasi TT pada ibu hamil yang datang melakukan pemeriksaan kehamilan.


(39)

4. Pihak petugas kesehatan RSUP. Haji Adam Malik diharapkan untuk menyusun dan melengkapkan data rekam medis dengan lebih baik dan mempunyai catatan status imunisasi yang pernah diambil oleh ibu hamil.

5. Petugas kesehatan diharapkan untuk meningkatkan lagi usaha penyuluhan tentang imunisasi TT.

6. Masyarakat juga diharapkan untuk berpartisipasi dalam menasihati dan memberikan edukasi pada ibu-ibu hamil tentang imunisasi TT.


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Abrutyn, E., 2008. Tetanus. In: Fauci, A.S., et al. ed. Harrison’s Principles of lnternal Medicine. 17th ed. America: McGrawHill, 898-899.

Arnon, S.S., 2007. Tetanus. In: Behrman R.E., Kliegman R.M., Jenson H.B. ed. Nelson Textbook of Pediatrics. 17th ed. Philadelphia: Saunders, 1228-1230. Bleck, T.P., 2000. Clostridium tetani (tetanus). In: Mandell, G.I., et al ed. Principles

and Practice of Infectious Diseases. 5th ed. New York: Churchill Livingstone, 2537-2543.

Chin, J., Nyoman, K.I., 2000. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. 17th ed. Jakarta: Depkes RI.

Dahlan, S.M., 2008. Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000. Modul Latihan Petugas Imunisasi. Direktorat Janderal Kesehatan Masyarakat, Direktorat Promosi Kesehatan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004. pedoman Penyelenggaraan

Imunisasi. Direktorat Janderal Kesehatan Masyarakat, Direktorat Promosi Kesehatan.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1059/MENKES/SK/IX/2004 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi. Available from:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2007. Direktorat Janderal Kesehatan Masyarakat, Direktorat Promosi Kesehatan.


(41)

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan (Ditjen PP & PL) Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009. Stok Vaksin Masih Banyak di Sumatera Utara. Available from:

March 2010].

Djaja, S., 2003. Penyakit Penyebab Kematian Bayi Baru Lahir (Neonatal) dan Sistem Pelayanan Kesehatan yang Berkaitan di Indonesia. Available from:

Idanati, R., 2005. Analisis Faktor yang Mempengaruhi KinerjaPetugas Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Ibu Hamil di Kota Madiun. Available from:

March 2010].

Ismoedijanto, Darmowandowo, W., 2006. Tetanus. Available from: www.pediatrik.com/isi03.php?page=html&hkategori=pdt&direktori=pdt&file pdf=0&pdf=&html=07110-prmh279.htm. [Accested 14 March 2010].

Ningsih, S., Witarti, N., 2007. Asuhan Keperawatan Dengan Tetanus. Available

from: http:

[Accesed 30 March 2010].

Notoadmodjo, S., 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. 1st ed. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoadmodjo, S., 2005. Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi. 1st ed. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoadmodjo, S., 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. 1st ed. Jakarta: Rineka Cipta.


(42)

Pratomo, H., 1990. Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakat Dan Keluarga Berencana/Kependudukan. Jakarta: Unit Pelaksana Proyek Pengembangan SKM di Indonesia.

Ritarwan, K., 2004. Tetanus. Available from:

March 2010].

Saifuddin, A.B., Andriaansz, G., Wiknjosastro, G.H., Waspodo, D., 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: JNPKKR-POGI dan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sastroasmoro, S., Ismael, S., 2010. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto.

Stoll, B.J., 2007. The Fetus and the Neonatal Infant. In: Behrman R.E., Kliegman R.M., Jenson H.B. ed. Nelson Textbook of Pediatrics. 17th ed. Philadelphia: Saunders, 671-674.

Suraatmaja, S., Soetjiningsih, 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak RSUP Sanglah. Fakultas Kedokteran Udayana.

Vandaler, J, Birmingham M, Gasse, F, et al, 2003. Tetanus in developing countries: An update on the Maternal and Neonatal Tetanus Elimination Intiative Vaccine. In: Vaccine, 21: 3442-3445.

World Health Organization (WHO), 2006. Tetanus Vaccine. In: Weekly Epidemiological Record, No. 2. Swizerland: WHO, 198-207.

World Health Organization (WHO), 2008. Tetanus. Available from:

March 2010].

World Health Organization (WHO), 2010. Maternal and Neonatal Tetanus (MNT)

Elimination. Available from:

http://www.who.int/immunization_monitoring/diseases/MNTE_initiative/en/i ndex1.html. [Acessed 30 March 2010].


(43)

LAMPIRAN I

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nik Kasyfun Nur b. Nordin Tempat/Tanggal Lahir : Kelantan, 5 Disember1988

Agama : Islam

Riwayat Pendidikan : 1. Sek. Ren. Keb. Sultan Yussuf 2. Sek. Men. Keb. Hamzah

3. Sek. Men. Sains Kuala Terengganu 4. Matrikulasi Melaka

5. Universitas Sumatera Utara (USU) Riwayat Organisasi :1. Pengerusi Kelab Reka Cipta

2. Ketua Kelas

3. Ahli Jawatan Kuasa Kelab Bahasa Inggeris 4. Ahli Jawatan Kuasa Kedet Remaja Sekolah


(44)

LAMPIRAN II

LEMBAR PERSETUJUAN INFORM CONSENT

Penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku ibu hamil mengenai imunisasi tetanus toxoid. Manfaat penelitian ini adalah untuk menilai tingkat pengetahuan ibu-ibu hamil mengenai imunisasi tetanus toxoid. Pengisian kuesioner mengambil waktu kurang 5 menit.

Saya yang namanya tersebut di bawah ini

Nama :

Umur :

Usia Kehamilan :

Alamat :

Setelah mendapatkan keterangan dan penjelasan secara lengkap, maka dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan Saya menandatangani dan menyatakan bersedia berpartisipasi pada penelitian ini. Bila Saya ingin mendapatkan penjelasan lebih lanjut saya akan mendapatkannya dari peneliti

Medan, / / 2010 Peneliti Peserta Penelitian

Nik Kasyfun Nur 070100408


(45)

LAMPIRAN III

KUESIONER

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL MENGENAI IMUNISASI TETANUS TOXOID (TT)

Arahan: Sila bulat jawapan yang benar

1. Apakah Ibu pernah mendengar mengenai penyakit tetanus? a. Pernah.

b. Tidak pernah.

2. Apakah penyakit tetanus dapat dicegah? a. Dapat.

b. Tidak dapat.

3. Bagaimana cara mencegah penyakit tetanus? a. Dengan makan makanan yang seimbang. b. Dengan imunisasi anti tetanus.

c. Tidak dapat dicegah. d. Tidak tahu.

4. Apakah yang dimaksudkan dengan imunisasi TT? a. Sejenis obat salep yang disapu pada kulit. b. Sejenis suntikan kuman yang telah dilemahkan. c. Sejenis obat tablet untuk dimakan.

d. Tidak tahu.

5. Apakah manfaat dari imunisasi TT pada saat kehamilan? a. Dapat mencegah ibu hamil dari demam.

b. Dapat mempercepat perkembangan bayi pada saat kehamilan. c. Dapat mencegah penyakit kejang pada ibu dan bayi baru lahir. d. Tidak bermanfaat.

e. Tidak tahu.

6. Apakah risiko yeng terjadi jika tidak mendapat imunisasi TT pada saat kehamilan?


(46)

a. Tidak ada risiko.

b. Akan berisiko terjadinya demam pada ibu.

c. Akan berisiko terjadinya gangguan pekembangan bayi dalam kandungan. d. Akan berisiko terjadinya kejang pada ibu dan bayi baru lahir.

e. Tidak tahu.

7. Berapa kali sebaiknya seorang ibu mendapat imunisasi TT selama kehamilan? a. Tidak perlu.

b. Satu kali. c. Dua kali. d. Tidak tahu.

8. Kapan-kapan saja waktu terbaik untuk mendapat imunisasi TT? a. Pada saat merancang kehamilan hingga usia kehamilan 8 bulan. b. Pada saat menjelang persalinan hingga selesai waktu nifas. c. Tidak perlu diberikan.

d. Tidak tahu.

9. Menurut Ibu, dimanakah Ibu dapat memperoleh pelayanan imunisasi TT? (bisa jawab lebih dari satu).

a. Apotek. b. Puskesmas. c. Rumah sakit. d. Dokter praktik. e. Rumah sakit bersalin. f. Tidak tahu.

10. Menurut Ibu, berapakah harga bagi imunisasi TT di tempat pelayanan kesehatan milik pemerintah?

a. Gratis.

b. Rp 2.000 – 10.000 c. Rp 10.000 – 20.000 d. > Rp 20.000

e. Tidak tahu.

11. Adakah Ibu pernah mendapatkan imunisasi TT sebelum ini?


(47)

____________________________________________________________ b. Tidak Pernah. (Kenapa?)________________________________________ ____________________________________________________________


(48)

LAMPIRAN IV

Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Pengetahuan Variabel Nombor

Pertanyaan

Total Pearson Correlation

Status Alpha Status

Pengetahuan 2 0.791 Valid 0.804 Reliabel 3 0.791 Valid Reliabel 4 0.791 Valid Reliabel 5 0.791 Valid Reliabel 6 0.791 Valid Reliabel 7 0.689 Valid Reliabel 8 0.800 Valid Reliabel 9 0.729 Valid Reliabel


(49)

(1)

LAMPIRAN II

LEMBAR PERSETUJUAN INFORM CONSENT

Penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku ibu hamil mengenai imunisasi tetanus toxoid. Manfaat penelitian ini adalah untuk menilai tingkat pengetahuan ibu-ibu hamil mengenai imunisasi tetanus toxoid. Pengisian kuesioner mengambil waktu kurang 5 menit.

Saya yang namanya tersebut di bawah ini

Nama :

Umur :

Usia Kehamilan :

Alamat :

Setelah mendapatkan keterangan dan penjelasan secara lengkap, maka dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan Saya menandatangani dan menyatakan bersedia berpartisipasi pada penelitian ini. Bila Saya ingin mendapatkan penjelasan lebih lanjut saya akan mendapatkannya dari peneliti

Medan, / / 2010 Peneliti Peserta Penelitian

Nik Kasyfun Nur 070100408


(2)

LAMPIRAN III

KUESIONER

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL MENGENAI IMUNISASI TETANUS TOXOID (TT)

Arahan: Sila bulat jawapan yang benar

1. Apakah Ibu pernah mendengar mengenai penyakit tetanus? a. Pernah.

b. Tidak pernah.

2. Apakah penyakit tetanus dapat dicegah? a. Dapat.

b. Tidak dapat.

3. Bagaimana cara mencegah penyakit tetanus? a. Dengan makan makanan yang seimbang. b. Dengan imunisasi anti tetanus.

c. Tidak dapat dicegah. d. Tidak tahu.

4. Apakah yang dimaksudkan dengan imunisasi TT? a. Sejenis obat salep yang disapu pada kulit. b. Sejenis suntikan kuman yang telah dilemahkan. c. Sejenis obat tablet untuk dimakan.

d. Tidak tahu.

5. Apakah manfaat dari imunisasi TT pada saat kehamilan? a. Dapat mencegah ibu hamil dari demam.

b. Dapat mempercepat perkembangan bayi pada saat kehamilan. c. Dapat mencegah penyakit kejang pada ibu dan bayi baru lahir. d. Tidak bermanfaat.

e. Tidak tahu.

6. Apakah risiko yeng terjadi jika tidak mendapat imunisasi TT pada saat kehamilan?


(3)

a. Tidak ada risiko.

b. Akan berisiko terjadinya demam pada ibu.

c. Akan berisiko terjadinya gangguan pekembangan bayi dalam kandungan. d. Akan berisiko terjadinya kejang pada ibu dan bayi baru lahir.

e. Tidak tahu.

7. Berapa kali sebaiknya seorang ibu mendapat imunisasi TT selama kehamilan? a. Tidak perlu.

b. Satu kali. c. Dua kali. d. Tidak tahu.

8. Kapan-kapan saja waktu terbaik untuk mendapat imunisasi TT? a. Pada saat merancang kehamilan hingga usia kehamilan 8 bulan. b. Pada saat menjelang persalinan hingga selesai waktu nifas. c. Tidak perlu diberikan.

d. Tidak tahu.

9. Menurut Ibu, dimanakah Ibu dapat memperoleh pelayanan imunisasi TT? (bisa jawab lebih dari satu).

a. Apotek. b. Puskesmas. c. Rumah sakit. d. Dokter praktik. e. Rumah sakit bersalin. f. Tidak tahu.

10. Menurut Ibu, berapakah harga bagi imunisasi TT di tempat pelayanan kesehatan milik pemerintah?

a. Gratis.

b. Rp 2.000 – 10.000 c. Rp 10.000 – 20.000 d. > Rp 20.000

e. Tidak tahu.

11. Adakah Ibu pernah mendapatkan imunisasi TT sebelum ini?


(4)

____________________________________________________________ b. Tidak Pernah. (Kenapa?)________________________________________ ____________________________________________________________


(5)

LAMPIRAN IV

Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Pengetahuan Variabel Nombor

Pertanyaan

Total Pearson Correlation

Status Alpha Status

Pengetahuan 2 0.791 Valid 0.804 Reliabel

3 0.791 Valid Reliabel 4 0.791 Valid Reliabel

5 0.791 Valid Reliabel

6 0.791 Valid Reliabel

7 0.689 Valid Reliabel

8 0.800 Valid Reliabel 9 0.729 Valid Reliabel


(6)

Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Pemilihan Jenis Anestesi untuk Tindakan Seksio Sesarea di RSUP. H. Adam Malik Medan pada Tahun 2012

2 48 77

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2010.

0 33 89

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pemeriksaan Ultrasonografi selama Masa Kehamilan di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan Tahun 2010

19 107 77

Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Cakupan Imunisasi TT (Tetnus Toxoid) Ibu Hamil Di Kota Jambi Tahun 2007

3 73 123

ANALISIS FAKTOR RISIKO STATUS IMUNISASI TETANUS TOXOID (TT) IBU HAMIL DI PUSKESMAS LEDOKOMBO KABUPATEN JEMBER

0 18 21

ANALISIS FAKTOR RISIKO STATUS IMUNISASI TETANUS TOXOID (TT) IBU HAMIL DI PUSKESMAS LEDOKOMBO KABUPATEN JEMBER TAHUN 2010

0 33 21

ANALISIS FAKTOR RISIKO STATUS IMUNISASI TETANUS TOXOID (TT) IBU HAMIL DI PUSKESMAS LEDOKOMBO KABUPATEN JEMBER TAHUN 2010

0 29 20

determinan ibu hamil tidak melakukan imunisasi tetanus toksoid tt lengkap di wilayah kerja puskesmas kti kebidanan

1 5 5

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL DALAM MELENGKAPI IMUNISASI TT (The Correlation of Knowledge and Attitude of Pregnant Mother’s in Tetanus Toxoid Immunization)

0 1 6

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI TT DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN IMUNISASI TT DI PUSKESMAS WIROBRAJAN YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI TT DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAK

0 1 11