Diagnosis DM Komplikasi DM

2.1.7 Diagnosis DM

Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah, bukan atas dasar terdapatnya glukosuria. Pemeriksaan darah yang dianjurkan adalah menggunakan darah plasma vena dan dicek secara enzimatik. Sedangkan untuk tujuan pemantauan hasil pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan glukosa darah kapiler dengan glukometer. Berbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang diabetes. Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik DM seperti di bawah ini:  Keluhan klasik DM berupa: poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.  Keluhan lain dapat berupa: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita. Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui tiga cara, seperti yang tercantum pada tabel berikut: Tabel 2.1 Kriteria Diagnosis DM 1. Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu ≥200 mgdL 11,1 mmolL Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir Atau 2. Gejala klasik DM + Kadar glukosa plasma puasa ≥126 mgdL 7,0 mmolL Puasa diartikan pasien tak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam Atau 3. Kadar glukosaplasma 2 jam pada TTGO ≥200 mgdL 11,1 mmolL TTGO yang dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 gr glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air. Pemeriksaan HbA1c ≥6,5 oleh ADA 2011 sudah dimasukkan menjadi salah satu kriteria diagnosis DM, jika dilakukan pada sarana laboratorium yang telah terhidrasi dengan baik Sumber: PERKENI, 2006

2.1.8 Komplikasi DM

Komplikasi DM dibagi menjadi dua kategori mayor, yakni: komplikasi metabolik akut dan komplikasi vaskular jangka panjang. Komplikasi metabolik DM disebabkan oleh perubahan yang relatif akut dari konsentrasi glukosa plasma. Kompliksi metabolik yang paling serius pada DM tipe 2 adalah ketosidosis diabetik. Apabila kadar insulin sangat menurun, pasien mengalami hiperglikemia dan glukosuria berat, penurunan lipogenesis, peningkatan lipolisis, dan peningkatan oksidasi asam lemak bebas disertai pembentukan benda keton yang merupakan awal dari DKA. 14,15 Komplikasi Metabolik Akut Komplikasi akut DM terjadi akibat kekurangan insulin pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Apabila kadar insulin sangat menurun, pasien DM akan mengalami hiperglikemia dan glukosuria berat, penurunan lipogenesis, peningkatan lipolisis dan peningkatan oksidasi asam lemak bebas disertai pembentukan benda keton asetoasetat, hidroksibutirat, aseton. Peningkatan keton dalam plasma akan mengakibatkan ketosis yang selanjutnya akan meningkatkan beban ion hidrogen dan asidosis metabolik. 14,15 Komplikasi metabolik tersering pada pasien dengan DM tipe 1 adalah ketoasidosis diabetik DKA. Namun kematian akibat DKA ini jarang terjadi saat ini, karena pasien maupun tenaga kesehatan telah menyadari potensi bahaya dan pengobatan DKA dapat dilakukan sedini mungkin. 14 Untuk DM tipe 2 salah satu komplikasi yang sering terjadi adalah hiperglikemia, hiperosmolar, koma nonketotik HHNK. Terjadi hiperglikemia berat dengan kadar glukosa plasma lebih dari 600 mgdl. Keadaan inilah yang menyebabkan timbulnya hiperosmolalitas, diuresis osmotik, dan dehidrasi berat. Pasien dapat menjadi tidak sadar dan meninggal bila tidak segera ditangani. Angka mortalitas cukup tinggi hingga 50. 14 Komplikasi Kronik Jangka Panjang Komplikasi vaskular jangka panjang dari DM melibatkan pembuluh- pembuluh kecil mikroangiopati dan pembuluh-pembuluh sedang dan besar makroangiopati. 14 Mikroangiopati merupakan lesi spesifik diabetes yang menyerang kapiler dan arteriola retina retinopati diabetik, glomerulus ginjal nefropati diabetik, dan saraf-saraf perifer neuropati diabetik, otot-otot serta kulit. 14 Makroangiopati diabetik mempunyai gambaran histopatolois berupa aterosklerosis. Makroangopati diabetik ini akan mengakibatkan penyumbatan vaskular dan jika mengenai arteri-arteri perifer akan timbul insufisiensi vaskular perifer yang disertai klaudikasio intermiten dan gangren pada ekstremitas serta insufisiensi serebral dan stroke. Jika yang terkena adalah arteri koronaria dan aorta, maka dapat mengakibatkan angina dan infark miokardium. 14

2.1.9 Tatalaksana DM

Dokumen yang terkait

Efek pemberian ekstrak nigella sativa terhadap kadar glukosa darah dan kolesterol pada tikus diabetes mellitus yang diinduksi dengan streptozotocin

3 7 62

Efek ekstrak kayu manis (cinnamomun cassia) terhadap kadar glukosa darah, berat badan, berat organ pankreas, ginjal dan jantung tikus diabetes mellitus strain sprague dawley yang diinduksi aloksan

0 6 64

Efek Ekstrak Daun Yacon (Smallanthus sonchifolius) Terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan, dan Kolesterol Tikus yang Diinduksi Streptozotosin. 2015

1 21 76

Efek Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum Cassia) terhadap Glukosa Darah, Berat Badan, dan Trigliserida Tikus strain Sprague dawley yang Diinduksi Aloksan. 2014

0 5 69

Efek Pemberian Ekstrak Nigella sativa Terhadap Gambaran Histopatologik Ginjal Tikus Diabetes Melitus yang Telah Diinduksi Streptozotocin. 2015

0 7 55

Efek Pemberian Ekstrak Kayu Nigella sativa terhadap Glukosa Darah Dan Kolesterol Tikus Diabetes Mellitus yang Diinduksi Streptozotocin. 2014.

2 6 62

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK JINTEN HITAM (Nigella Sativa L ) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA TIKUS DIABETES AKIBAT INDUKSI ALOKSAN

0 4 71

EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus L) YANG DIINDUKSI GLUKOSA (Diabetes mellitus.

0 2 6

PENGARUH PEMBERIAN ASPARTAM TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELITUS DIINDUKSI ALOKSAN.

0 1 7

PENGARUH PEMBERIAN Zn TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH DAN KADAR SUPEROKSIDA DISMUTASE PADA TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI STREPTOZOTOCIN

0 0 10