Uji Validitas dan Reliabilitas Prosedur Pengumpulan Data Pembahasan

permasalahan etik yaitu peneliti memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Catatan mengenai data responden dijaga kerahasiaannya dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian, tetapi menggunakan inisial dan data-data yang diperoleh dari responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

E. Alat pengumpulan data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah lembar observasi dan kuesioner data demografi. Untuk lembar observasi terdiri dari kode responden, umur, paritas, berat badan lahir dan keterangan. Kuesioner mengenai data demografi yang meliputi inisial, umur, pendidikan, hamil keberapa, riwayat persalinan yang lalu dan riwayat penyakit yang pernah diderita. Cara pengisian lembar observasi adalah dengan cara wawancara langsung pada ibu dan melakukan pengukuran berat badan pada bayi baru lahir. Cara pengisian lembar kuesioner adalah dengan menanyakan pertanyaan demografi sesuai dengan jawaban responden sekitar 5 menit. Hal-hal yang kurang jelas dari kuesioner, responden dapat bertanya langsung kepada peneliti.

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas kesahihan adalah uji yang dilakukan untuk menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan sebuah instrumen yang mampu mengukur apa yang Universitas Sumatera Utara diinginkan, sehingga dapat mengukur instrumen secara benar. Uji validitas dilakukan oleh orang yang ahli dibidangnya dengan cara melakukan uji kepada peneliti untuk mengukur berat badan lahir bayi dan dalam hal ini uji tersebut dilakukan oleh Dr.dr. Sarma N. Lumbanraja, SPOG K pada tanggal 20 Februari 2014 dan hasil yang diperoleh bahwa peneliti mampu melakukan pengukuran berat badan lahir.

G. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti mendapat izin penelitian, kemudian peneliti menentukan data responden yang sesuai dengan kriteria penelitian. Setelah mendapatkan calon responden maka peneliti menjelaskan tentang manfaat, tujuan dan proses pengambilan data. Setelah calon responden bersedia untuk menjadi responden maka diminta untuk menandatangani surat persetujuan informed consent. Kemudian selanjutnya peneliti melakukan wawancara langsung data demografi seperti usia ibu, pendidikan, hamil yang keberapa, riwayat persalinan yang lalu, riwayat penyakit yang pernah diderita, penghasilan sebulan dilakukan sekitar 5 menit dan setelah ibu melahirkan peneliti melakukan pengukuran berat badan lahir yang dilakukan sekitar 5 menit. Data yang telah dikumpul kemudian selanjutkan dianalisa oleh peneliti.

H. Analisa Data

Analisa data di uji statistik dengan menggunakan bantuan program SPSS, dengan langkah-langkah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara

1. Univariat

Analisis univariat dilakukukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari variabel independen yang diteliti yaitu umur, paritas, sosial ekonomi, pendidikan. Hasil analisis univariat ditampilkan dalam bentuk tabel.

2. Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen. Adanya pengaruh antara dua variabel dapat dilihat dengan uji statistik chi-square dengan tingkat kepercayaa n 95 α=0,05. Hasil nilai p digunakan untuk melihat ada pengaruh antar dua variabel, jika nilai p 0,05 berarti terdapat pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen dan melihat nilai Odds Ratio OR untuk memperkirakan tingkat pengaruh masing- masing variabel yang diselidiki. Interprestasi hasil OR Riyanto, 2011 : 1. Bila OR = 1 maka variabel yang diduga menjadi faktor risiko ternyata tidak ada pengaruhnya terhadap terjadinya efek, dengan kata lain bersifat netral dan bukan merupakan faktor risiko terjadinya efek. 2. Bila OR 1 dengan tingkat kepercayaan 95 tidak melewati angka 1, maka variabel yang diduga menjadi faktor risiko ternyata benar merupakan faktor risiko terjadinya efek. 3. Bila OR 1 dengan tingkat kepercayaan 95 melewati angka 1, maka variabel yang diduga menjadi faktor risiko ternyata tidak ada pengaruhnya terhadap terjadinya efek, dengan kata lain bersifat netral dan bukan merupakan faktor terjadinya efek. Universitas Sumatera Utara 4. Bila OR 1 dengan tingkat kepercayaan 95 tidak melewati angaka 1, maka variabel yang diteliti merupakan faktor protektif atau justru dapat mengurangi kejadian penyakit. 5. Bila OR 1 dengan tingkat kepercayaan 95 melewati angka 1, maka variabel yang diteliti belum tentu benar merupakan faktor protektif. Universitas Sumatera Utara 32 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil dan pembahasan penelitian mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi berat badan lahir di Klinik Haryantari Medan dengan mempergunakan sampel sebanyak 31 orang. Untuk menetahui faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan lahir di Klinik Haryantari Medan menggunakan kuesioner yang berisikan pertanyaan demografi yaitu inisial, umur, pendidikan, hamil ke berapa, riwayat persalinan yang lalu, riwayat penyakit yang pernah diderita dan penghasilan per bulan serta lembar observasi yang berisi umur, paritas dan berat badan lahir bayi. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu distribusi karakteristik responden dan faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan lahir di Klinik Haryantari Medan.

1. Distribusi Karakteristik Responden

Hasil penelitian pada tabel 5.1 dari 31 responden menunjukkan bahwa mayoritas respoden berumur 20-35 tahun yaitu 20 orang 64,5, berpendidikan SMA yaitu 20 orang 64,5, primigravida yaitu 17 orang 54,8, riwayat persalinan yang belum pernah melahirkan yaitu 17 orang 54,8, riwayat penyakit hipertensi yaitu 2 orang 6,4 dan penghasilan di atas 1,8 juta yaitu 22 orang 70,9. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan karakteristik di Klinik Haryantari Medan Tahun 2014 Karakteristik Frekuensi Persentase Umur 20 tahun 20 – 35 tahun 35 tahun 3 20 8 9,7 64,5 25,8 Pendidikan SD SMP SMA PT - 6 20 5 - 19,3 64,5 16,1 Paritas Primigravida Multigravida Grandemultigravida 17 14 - 54,8 45,2 - Riwayat persalinan lalu Belum pernah Pervaginam Secsio sesarea 17 14 - 54,8 45,2 - Riwayat penyakit Diabetes millitus jantung hipertensi Asma Lain-lain - - 2 1 - - - 6,4 3,2 - Penghasilan Di bawah 1,8 jt Di atas 1,8 jt 9 22 29 70,9 2. Analisis univariat a. Distribusi frekuensi karakteristik responden yang mempengaruhi berat badan lahir di Klinik Haryantari Medan 2014 Hasil penelitian pada tabel 5.2 di dapat bahwa dari 31 responden mayoritas responden yang umur tidak beresiko sebanyak 22 orang 71, yang memiliki satu sampai tiga anak sebanyak 23 orang 74,2, penghasilan diatas 1,8 juta sebanyak 22 orang 71, pendidikan tinggi sebanyak 25 orang 80,6. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden yang mempengaruhi berat badan lahir di Klinik Haryantari Medan 2014 Karakteristik responden Frekuensi Persentase Umur Beresiko Tidak beresiko 9 22 29 71 Paritas Anak 1 sd 3 3 anak 23 8 74,2 25,8 Sosial ekonomi 1,8 juta 1,8 juta 9 22 29 71 Pendidikan Dasar Tinggi 6 25 19,4 80,6 b. Distribusi frekuensi berat badan lahir bayi yang dilahirkan di Klinik Haryantari Medan Hasil penelitian pada tabel 5.3 di dapat bahwa dari 31 responden yang melahirkan bayi mayoritas melahirkan bayi normal sebanyak 20 orang 64,5. Tabel 5.3 Distribusi ferkuensi berat badan lahir bayi yang dilahirkan ibu di Klinik Haryantari Medan 2014 Berat badan lahir Frekuensi Persentase Normal Tidak normal 20 11 64,5 35,5 Total 31 100

3. Analisis bivariat a. Umur dengan berat badan lahir

Hasil uji statistik menggunakan uji Fisher’s Exact pada tabel 5.4 diperoleh nilai p = 0,038 maka ada pengaruh proporsi kejadian berat badan lahir normal antara umur ibu yang tidak beresiko dengan umur ibu beresiko ada pengaruh yang signifikan antara umur dengan berat badan lahir. Universitas Sumatera Utara Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=0,147, artinya umur ibu yang tidak beresiko mempunyai peluang 0,1 kali melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal dibandingkan ibu yang memiliki umur beresiko. 95 CI = 0,027 – 0,811 Tabel 5.4 Pengaruh Umur dengan Berat Badan Lahir di Klinik Haryantari Medan 2014 Umur Ibu Berat Badan Lahir Total P Value OR 95 CI Normal Tidak normal f f f 0.038 0,147 0.027 - 0,811 Berisiko 3 33,3 6 66,7 9 22 100 100 Tidak Berisiko 17 77,3 5 22,7 Jumlah 20 64,5 11 35,5 31 100

b. Paritas dengan berat badan lahir

Hasil uji statistik menggunakan uji Fisher’s Exact pada tabel 5.5 diperoleh nilai p = 0,012 maka ada pengaruh proporsi kejadian berat badan lahir normal ibu yang memiliki paritas 1 sampai 3 ada pengaruh yang signifikan antara paritas dengan berat badan lahir. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=10,8, artinya ibu yang memiliki paritas 1 sampai 3 mempunyai peluang 10,8 kali melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal dibandingkan ibu yang memiliki paritas lebih dari 3. 95 CI =1,644- 70,934. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.5 Pengaruh Paritas dengan Berat Badan Lahir di Klinik Haryantari Medan 2014 Paritas Berat Badan Lahir Total P Value OR 95 CI Normal Tidak normal f f f Anak 1 sd 3 18 78,3 5 21,7 23 8 100 100 0,012 10,800 1,644- 70,934 Lebih dari 3 anak 2 25 6 75 Jumlah 20 64,5 11 35,5 31 100

c. Sosial ekonomi dengan berat badan lahir

Hasil uji statistik menggunakan uji Fisher’s Exact pada tabel 5.6 diperoleh nilai p = 0,023 maka ada pengaruh proporsi kejadian berat badan lahir normal antara ibu yang memiliki sosial ekonomi diatas 1,8 juta dengan ibu yang memiliki sosial ekonomi dibawah 1,8 juta ada pengaruh yang signifikan antara sosial ekonomi dengan berat badan lahir. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=0,143, artinya ibu yang memiliki sosial ekonomi diatas 1,8 juta mempunyai peluang 0,143 kali melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal dibandingkan ibu memiliki sosial ekonomi dibawah 1,8 juta. 95 CI = 0,028 – 0,741. Tabel 5.6 Pengaruh Sosial Ekonomi dengan Berat Badan Lahir di Klinik Haryantari Medan 2014 Sosial ekonomi Berat Badan Lahir Total P Value OR 95 CI Normal Tidak normal f f F 0.023 0,143 0,028- 0,741 Dibawah 1,8 juta 4 36,4 7 63,6 11 20 100 100 Diatas 1,8 juta 16 80 4 20 Jumlah 20 64,5 11 35,5 31 100 Universitas Sumatera Utara

e. Pendidikan dengan berat badan lahir

Hasil uji statistik menggunakan uji Fisher’s Exact pada tabel 5.7 diperoleh nilai p = 0,001 maka ada pengaruh proporsi kejadian berat badan lahir normal antara ibu yang memiliki pendidikan tinggi dengan ibu yang memiliki pendidikan dasar ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan dengan berat badan lahir. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=5,000 artinya ibu yang memiliki pendidikan tinggi mempunyai peluang 5 kali melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal dibandingkan ibu memiliki pendidikan dasar 95 CI = 2,283 – 10,951. Tabel 5.7 Pengaruh Pendidikan dengan Berat Badan Lahir di Klinik Haryantari Medan 2014 Pendidikan Berat Badan Lahir Total P Value OR 95 CI Normal Tidak normal f f f 0.001 5.000 2,283- 10,951 Dasar 6 100 6 25 100 100 Tinggi 20 80 5 20 Jumlah 20 64,5 11 35,5 31 100

B. Pembahasan

Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,038 maka ada pengaruh umur dengan berat badan lahir dan diperoleh juga nilai OR yaitu 0,147 berarti umur yang tidak beresiko mempunyai peluang 0,147 kali lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal dibandingkan dengan ibu yang memiliki umur beresiko. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh Setianingrum 2005 yang menyatakan umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir, kehamilan dibawah Universitas Sumatera Utara umur 20 tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, 2-4 kali lebih tinggi di bandingkan dengan kehamilan pada wanita yang cukup umur. Umur yang masih muda, perkembangan organ-organ reproduksi dan fungsi fisiologinya belum optimal. Selain itu emosi dan kejiwaannya belum cukup matang, sehingga pada saat kehamilan ibu tersebut belum dapat menanggapi kehamilannya secara sempurna dan sering terjadi komplikasi. Selain itu semakin muda usia ibu hamil, maka anak yang dilahirkan akan semakin ringan. Meski kehamilan dibawah umur sangat berisiko tetapi kehamilan diatas usia 35 tahun juga tidak dianjurkan, sangat berbahaya. Menurut Manuaba 2010 umur dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun merupakan usia yang dianggap resiko dalam masa kehamilan. Kehamilan pada usia kurang dari 20 tahun panggul dan rahim masih kecil dan alat reproduksi yang belum matang. Usia diatas 35 tahun, kematangan organ reproduksi mengalami penurunan dibandingkan pada saat umur 20-35 tahun. Hal ini dapat mengakibatkan timbulnya masalah-masalah kesehatan pada saat persalinan dan beresiko terjadinya cacat bawaan janin serta berat badan lahir rendah. Dari uraian diatas bahwa hamil pada umur tidak berisiko 20-35 tahun lebih besar peluang untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,012 maka ada pengaruh paritas terhadap berat badan lahir dan diperoleh juga nilai OR yaitu 10,800 berarti paritas anak satu sampai tiga mempunyai peluang 10,800 kali lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal dibandingkan dengan ibu yang memiliki paritas lebih dari tiga anak. Paritas dikatakan tinggi bila seorang ibu melahirkan anak ke empat atau lebih. Seorang wanita yang sudah mempunyai tiga anak dan terjadi kehamilan lagi keadaan Universitas Sumatera Utara kesehatannya akan mulai menurun, sering mengalami kurang darah anemia, terjadi perdarahan lewat jalan lahir dan letak bayi sungsang ataupun melintang. Jumlah anak lebih 4 orang perlu diwaspadai kemungkinan persalinan lama, karena makin banyak anak, rahim ibu makin lemah. Menurut Wiknjosastro 2006 kematian perinatal meningkat seiring dengan meningkatnya paritas ibu, terutama bila paritas lebih dari 3. Paritas yang terlalu tinggi akan mengakibatkan terganggunya uterus terutama dalam hal fungsi pembuluh darah. Kehamilan yang berulang-ulang akan menyebabkan kerusakan pada dinding pembuluh darah uterus. Hal ini akan mempengaruhi nutrisi ke janin pada kehamilan selanjutnya, selain itu dapat mnyebabkan atonia uteri. Dari uraian diatas bahwa paritas rendah lebih besar peluang untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,023 maka ada pengaruh sosial ekonomi terhadap berat badan lahir dan diperoleh juga nilai OR yaitu 0,143 berarti sosial ekonomi diatas 1,8 juta mempunyai peluang 0,1 kali lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal dibandingkan dengan yang memiliki sosial ekonomi dibawah 1,8 juta. Menurut Kristyanasari 2010 menyatakan bahwa keadaan ekonomi keluarga akan mempengaruhi pemilihan ragam dan kualitas bahan makanan, ekonomi seseorang mempengaruhi dalam pemilihan makanan yang akan dikonsumsi sehari – harinya. Seseorang dengan ekonomi yang tinggi kemudian hamil maka kemungkinan besar sekali gizi yang dibutuhkan tercukupi ditambah lagi adanya pemeriksaan membuat gizi ibu semakin terpantau. Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang sedang hamil, akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Universitas Sumatera Utara Umur yang muda perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin yang dikandungnya. Sedangkan umur yang tua perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang semakin melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal maka memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung. Dari uraian diatas bahwa tingkat sosial ekonomi tinggi lebih besar peluang untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,001 maka ada pengaruh pendidikan dengan berat badan lahir dan diperoleh juga nilai OR yaitu 5,000 berarti pendidikan tinggi mempunyai peluang 5 kali lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal dibandingkan dengan yang memiliki pendidikan dasar. Pendidikan dianggap memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas manusia melalui pendidikan. Implikasinya semakin tinggi tingkat pendidikan hidup manusia, maka akan semakin mudah untuk menerima hal-hal baru Machfoedz, 2003. Berdasarkan hasil yang telah didapatkan pada penelitian ini, terdapat kesesuaian antara hasil penelitian dengan teori yang telah dipaparkan diatas. Dimana dari hasil penelitian didapatkan responden yang berpendidikan tinggi SLTA dan PT melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal dibandingkan dengan responden yang berpendidikan dasar SD dan SLTP. Dari uraian diatas bahwa ibu yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai peluang melahirkan dengan berat badan lahir normal dibandingkan dengan ibu yang memiliki pendidikan dasar. Universitas Sumatera Utara Dan hal ini juga didukung dengan pendapat Notoatmojo 2003 yang menyatakan bahwa seseorang yang memiliki pendidikan tinggi cenderung mempunyai permintaan yang lebih tinggi. Pendidikan yang lebih tinggi cenderung meningkatkan kesadaran akan status kesehatan dan konsekuensinya untuk menggunakan pelayanan kesehatan.

C. Keterbatasan Penelitian