Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berat Badan Lahir Di Klinik Haryantari Medan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR DI KLINIK HARYANTARI MEDAN
EVA HASFIANTY 135102148
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(2)
(3)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berat Badan Lahir di Klinik Haryantari Medan
ABSTRAK
Eva Hasfianty
Latar belakang : kehamilan melibatkan banyak perubahan fisik yang mempengaruhi berat badan lahir dan beberapa faktor tersebut meliputi umur ibu, paritas, sosial ekonomi dan pendidikan.
Tujuan : Tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan lahir di Klinik Haryantari Medan.
Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik korelasi. Jumlah sampel dalam penelitian adalah 31 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner karakteristik ibu hamil dan lembar observasi yang berisi umur, paritas dan berat badan lahir. Tempat penelitian dilakukan di klinik Haryantari Medan. Analisa data yang digunakan adalah Fisher’s Exact Test.
Hasil : Hasil penelitian didapatkan mayoritas umur ibu 20-35 tahun 20 orang (64,5 %), pendidikan SMA 20 orang (64,5 %), primigravida 17 orang (54,8 %), riwayat persalinan ibu yang belum pernah melahirkan 17 orang (54,8%), riwayat penyakit hipertensi 2 orang (6,4%) dan pendapatan di atas 1,8 juta 22 orang (70,9 %). Berdasarkan uji statistik, ada pengaruh yang signifikan antara umur (nilai p = 0,038), paritas (nilai p = 0,012), sosial ekonomi (nilai p = 0,003), pendidikan (nilai p = 0,001) terhadap berat badan lahir.
Kesimpulan : Dari faktor-faktor yang diteliti semua mempengaruhi berat badan lahir. Oleh karena itu disarankan kepada ibu untuk merencanakan kehamilan dengan baik sehingga dapat melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal.
(4)
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH yang maha Esa, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal penulisan karya tulis ilmiah ini dengan judul “FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR DI KLINIK HARYANTARI MEDAN”.
Penyusunan proposal karya tulis ilmiah ini penulis telah banyak memperoleh bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. Selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep Selaku Ketua program studi D-IV Bidan Pendidik sekaligus penguji I yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan karya tulis ilmiah.
3. Ibu Evi Karota, SKP, MNS selaku penguji II yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan karya tulis ilmiah.
4. Ibu Nur Asiah, S.Kep, Ns, M.Biomed Selaku pembimbing karya tulis ilmiah yang telah banyak memberikan masukan dan nasehat pada penulis semoga Allah memberikan balasan yang setimpal untuknya.
5. Buat suami tercinta Ali Usman, SH yang terus memberi semangat dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan pembuatan karya tulis ilmiah ini.
(5)
6. Orang Tua dan saudara yang penulis cintai yang telah memberikan dukungan serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam membuat karya tulis ilmiah ini.
7. Seluruh staf dan dosen Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
8. Seluruh teman Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Sumatera Utara, yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Juli 2014 Penulis
Eva Hasfianty 135102148
(6)
iv DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR SKEMA ... vii
DAFTAR ISTILAH ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Ruang Lingkup ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
1. Tujuan Umum ... 4
2. Tujuan Khusus... 4
E. Manfaat Penelitian... 5
1. Bagi Tempat Penelitian ... 5
2. Bagi Institusi Pendidikan ... 5
3. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan ... 6
1. Pengertian ... 6
2. Proses Terjadinya Kehamilan... 6
3. Tanda –tanda kehamilan... 7
4. Pemeriksaan kehamilan ( Antenatal Care )... 12
5. Faktor ibu yang mempengaruhi berat badan lahir ... 13
B. Berat badan lahir ... 17
1. Pengertian ... 17
2. Klasifikasi Berat Bayi Lahir ... 17
3. Tehnik penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan bayi ... 20
BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep ... 22
(7)
C. Defenisi Operasional ... 22
BAB IV METODELOGI PENELITIAN A. Desain penelitian... 26
B. Populasi dan Sampel ... 26
1. Populasi ... 26
2. Sampel... 26
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27
D. Pertimbangan Etik Penelitian... 27
E. Alat pengumpulan data... 28
F. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 28
G. Prosedur Pengumpulan Data ... 29
H. Analisa Data ... 29
1. Univariat ... 30
2. Bivariat ... 30
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 32
B. Pembahasan... 37
C. Keterbatasan Penelitian ... 41
D. Implikasi untuk Asuhan Kebidanan / Pendidikan Kebidanan ... 42
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 43
B. Saran ... 43
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(8)
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Defenisi Operasional 24
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik di
Klinik Haryantari Medan Tahun 2014 33
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden yang mempengaruhi
berat badan lahir di Klinik Haryantari Medan Tahun 2014 34 Tabel 5.3 Distribusi frekuensi berat badan lahir bayi yang dilahirkan ibu di
Klinik Haryantari Medan Tahun 2014 34
Tabel 5.4 Pengaruh Umur dengan Berat Badan Lahir di Klinik Haryantari
Medan 2014 35
Tabel 5.5 Pengaruh Paritas Dengan Berat Badan Lahir di Klinik Haryantari
Medan 2014 35
Tabel 5.6 Pengaruh Sosial Ekonomi Dengan Berat Badan Lahir di Klinik
Haryantari Medan 2014 36
Tabel 5.7 Pengaruh Pendidikan Dengan Berat Badan Lahir di Klinik
(9)
DAFTAR SKEMA
Skema 1. Kerangka Konsep Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berat
(10)
viii
DAFTAR ISTILAH
Antenatal Care : ANC
Berat Badan Lahir Rendah : BBLR
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Kegiatan Penelitian
Lampiran 2 : Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 4 : Lembar Kuesioner
Lampiran 5 : Lembar Observasi
Lampiran 6 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 7 : Master Tabel Penelitian
Lampiran 8 : Hasil Output Data Penelitian
Lampiran 9 : Surat Izin Data Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 10 : Surat Selesai Penelitian
Lampiran 11 : Lembar Hasil Uji Validitas Lampiran 12 : Daftar Riwayat Hidup
(12)
i
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berat Badan Lahir di Klinik Haryantari Medan
ABSTRAK
Eva Hasfianty
Latar belakang : kehamilan melibatkan banyak perubahan fisik yang mempengaruhi berat badan lahir dan beberapa faktor tersebut meliputi umur ibu, paritas, sosial ekonomi dan pendidikan.
Tujuan : Tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan lahir di Klinik Haryantari Medan.
Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik korelasi. Jumlah sampel dalam penelitian adalah 31 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner karakteristik ibu hamil dan lembar observasi yang berisi umur, paritas dan berat badan lahir. Tempat penelitian dilakukan di klinik Haryantari Medan. Analisa data yang digunakan adalah Fisher’s Exact Test.
Hasil : Hasil penelitian didapatkan mayoritas umur ibu 20-35 tahun 20 orang (64,5 %), pendidikan SMA 20 orang (64,5 %), primigravida 17 orang (54,8 %), riwayat persalinan ibu yang belum pernah melahirkan 17 orang (54,8%), riwayat penyakit hipertensi 2 orang (6,4%) dan pendapatan di atas 1,8 juta 22 orang (70,9 %). Berdasarkan uji statistik, ada pengaruh yang signifikan antara umur (nilai p = 0,038), paritas (nilai p = 0,012), sosial ekonomi (nilai p = 0,003), pendidikan (nilai p = 0,001) terhadap berat badan lahir.
Kesimpulan : Dari faktor-faktor yang diteliti semua mempengaruhi berat badan lahir. Oleh karena itu disarankan kepada ibu untuk merencanakan kehamilan dengan baik sehingga dapat melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal.
(13)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses yang fisiologis. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial dalam keluarga, pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berat badan lahir merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir. Besar kecilnya berat badan lahir tergantung bagaimana pertumbuhan janin intrauterine selama kehamilan (Prawirohardjo, 2010).
Proses kehamilan sampai melahirkan merupakan rantai satu kesatuan dari hasil konsepsi. Pemeriksaan kehamilan dilakukan pada setiap kehamilan terutama kehamilan pertama. Perlunya pengawasan awal agar dapat secepatnya diketahui apakah ada komplikasi pada kehamilan tersebut. Kehamilan merupakan yang besar maknanya, kehamilan memerlukan pengawasan minimal 4 kali dalam kunjungan. Gangguan dan penyulit pada kehamilan umumnya ditemukan pada kehamilan resiko tinggi. Yang dimaksud dengan kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik terhadap ibu maupun terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas normal. Secara garis besar, kelangsungan suatu kehamilan sangat bergantung pada keadaan dan kesehatan ibu, plasenta dan keadaan janin (Prawiroharjo, 2010).
(14)
Kejadian BBLR dapat ditanggulangi secara efisien melalui pencegahan faktor-faktor yang berhubungan dengan berat badan lahir (BBL). Faktor ibu sangat berhubungan dengan pertumbuhan janin. Di dalam uterus, janin hidup dan tumbuh dengan segala kenyamanan karena ia tumbuh dari hari ke hari tanpa upaya dari dirinya sendiri. Oleh karena itu, janin tumbuh dan hidup bergantung penuh kepada ibunya. Sehingga kondisi ibu menjadi salah satu faktor peningkatan angka morbiditas pada janin. Kesehatan ibu selama hamil sangat berpengaruh pada kesehatan janin. Penyakit yang diderita ibu, baik akut maupun kronis dapat berpengaruh buruk pada
embriogenesis, pertumbuhan dan maturasi janin. Gizi ibu, pengobatan dan
penggunaan obat semuanya mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin. Penting untuk mendapatkan riwayat ibu secara lengkap untuk mengantisipasi dan menghadapi bayi dengan resiko tinggi (Budiman, et al. 2010).
Persalinan dengan penyulit makrosomia umumnya faktor keturunan memegang peranan penting. Selain itu janin besar dijumpai pada wanita hamil dengan diabetes mellitus, pada postmaturitas dan pada grande multipara. Pada panggul normal, janin dengan berat badan kurang dari 4500 gram pada umumnya tidak menimbulkan kesukaran persalinan. Kesukaran dapat terjadi karena kepala yang besar atau kepala yang lebih keras (pada post maturitas) tidak dapat memasuki pintu atas panggul, atau karena bahu yang lebar sulit melalui rongga panggul (Manuaba, 2012).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi berat badan lahir, antara lain umur ibu, paritas, tinggi badan ibu, jarak kelahiran dan pekerjaan ibu. Kehamilan yang terjadi pada usia dibawah 20 tahun atau diatas 35 tahun memiliki kecenderungan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi yang adekuat untuk pertumbuhan janin yang akan
(15)
berdampak terhadap berat badan lahir bayi. Umur ibu kurang dari 20 tahun pada saat hamil berisiko terjadinya BBLR 1,5-2 kali lebih besar dibandingkan ibu hamil yang berumur 20-35 tahun. Persalinan lebih dari tiga kali berisiko terjadinya komplikasi seperti perdarahan dan infeksi sehingga ada kecenderungan bayi lahir dengan kondisi BBLR. Pada wanita yang pendek sering ditemukan adanya panggul yang sempit dan keadaan ini dapat mempengaruhi jalannya persalinan sehingga menyebabkan berat badan bayi yang dilahirkan rendah. Jarak kelahiran yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum cukup waktu untuk memulihkan kondisi tubuhnya setelah melahirkan sebelumnya, sehingga berisiko terganggunya sistem reproduksi yang akan berpengaruh terhadap berat badan lahir. Ibu yang bekerja cenderung memiliki sedikit waktu istirahat sehingga berisiko terjadinya komplikasi kehamilan (Trihardiani, 2011).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Budiman yang berjudul “ Faktor Ibu Yang Berhubungan dengan Berat Badan Lahir di Puskesmas Garuda Tahun 2010 ”. faktor-faktor tersebut adalah umur ibu, paritas, pekerjaan, riwayat penyakit, TFU, status gizi dan frekuensi ANC (Budiman, et al. 2010).
Perubahan fisik yang normal dan tidak normal dapat dideteksi dengan pemeriksaan Antenatal Care (ANC). Antenatal care merupakan pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya. Pelayanan ANC minimal 5T, meningkat menjadi 7T dan sekarang menjadi 12T, sedangkan untuk daerah gondok dan endemik malaria menjadi 14T (Pantikawati&Saryono, 2010).
(16)
Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti dengan melihat rekam medik tahun 2013, ibu melahirkan di Klinik Haryantari sebanyak 295 orang didapatkan 2,4 % BBLR dan 2 % bayi berat badan lebih.
Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang beberapa faktor yang mempengaruhi berat badan lahir.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas rumusan dalam penelitian ini adalah “Untuk Mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berat Badan Lahir ?”.
C. Ruang Lingkup
Faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan lahir meliputi yaitu umur, paritas, sosial ekonomi, dan pendidikan.
D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Berat Badan Lahir.
2. Tujuan Khusus
Berdasarkan tujuan umum diatas, maka tujuan khusus yang ingin dicapai adalah: 1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi karakteristik yang mempengaruhi
berat badan lahir di Klinik Haryantari Medan
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang pengaruhi berat badan lahir di Klinik Haryantari Medan
(17)
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Tempat Penelitian
Sebagai bahan masukan serta informasi bagi tenaga kesehatan dalam mengidentifikasi distribusi frekuensi berat badan lahir.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menambah referensi bagi perpustakaan Universitas Sumatera Utara tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berat Badan Lahir.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
(18)
6 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan 1. Pengertian
Kehamilan adalah proses yang normal, alamiah yang diawali dengan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin dan dimulai sejak konsepsi sampai persalinan (Dewi & Sunarsih, 2011).
Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 periode yaitu triwulan pertama dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan. Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial dalam keluarga, pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan (Prawirohardjo, 2011).
2. Proses Terjadinya Kehamilan
Proses permulaan kehamilan ketika bersatunya sel telur (ovum) dan sperma atau disebut fertilisasi. Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sampai stadium morula selama 3 hari dan bergerak kearah rongga rahim oleh rambut getar tuba (silia) dan kontraksi tuba, hasil konsepsi tiba dalam kavum uteri pada tingkat blastula. Hasil konsepsi akan menanamkan dirinya dalam endometrium (nidasi). Ketika blastula mencapai rongga rahim, endometrium berada dalam masa sekresi sehingga blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam akan mudah masuk
(19)
kedalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup lagi. Apabila nidasi telah terjadi, maka dimulailah diferensiasi sel-sel blastula. Kemudian blastula akan berkembang menjadi janin. Untuk mencukupi kebutuhan janin maka dibentuklah plasenta. Plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan kurang lebih 16 minggu, dan berfungsi untuk memberikan makanan pada janin. Respirasi janin, untuk tempat sekresi bagi janin, dan tempat pembentukan hormon dan juga tempat menyalurkan segala kebutuhan janin. Didalam rahim janin juga diproteksi oleh air ketuban, volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1000-1500 cc, air ketuban berwarna putih keruh, berbau amis (Pantikawati & saryono, 2010).
Seorang ibu dapat dikatakan hamil adalah apabila didapat tanda-tanda pasti hamil yaitu denyut Jantung Janin (DJJ) dapat didengar dengan menggunakan stetoskop laenec pada minggu 17-18. Dengan stetoskop ultrasonic (Doppler), DJJ dapat didengarkan lebih awal lagi, sekitar minggu ke 12. Palpasi biasanya dapat dirasakan gerakan janin yang jelas setelah 24 minggu. Pada pemeriksaann USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada gambaran embrio (Pantikawati&Saryono, 2010).
3. Tanda –tanda kehamilan
a. Tanda yang tidak pasti (probable signs) / tanda mungkin kehamilan.
Indikator mungkin hamil adalah karakteristik-karakteristik fisik yang bisa di lihat atau sebaliknya diukur oleh pemeriksa dan lebih spesifik dalam perubahan-perubahan psikologis yang di sebabkan oleh kehamilan. Kedua jenis tanda dan gejala kehamilan di atas mungkin ditemukan pada kondisi yang lain, meskipun tidak dapat dipertimbangkan sebagai indikator-indikator positif suatu kehamilan. Semakin
(20)
banyak tanda tidak pasti ditemukan semakin besar kemungkinan kehamilan. Tanda-tanda mungkin adalah sebagai berikut:
1) Amenorhea
Bila seorang wanita dalam masa mampu hamil, apabila sudah kawin mengeluh terlambat haid, maka pikirkan bahwa dia hamil, meskipun keadaan stress, obat-obatan, penyakit kronis dapat pula mengakibatkan terlambat haid.
2) Mual dan muntah
Mual dan muntah merupakan gejala umum, mulai dari rasa tidak enak sampai muntah yang berkepanjangan. Dalam kedokteran sering di kenal morning sickness karena munculnya seringkali pagi hari. Mual dan muntah diperberat oleh makanan yang baunya menusuk dan juga oleh emosi penderita yang tidak stabil. Untuk mengatasinya penderita perlu di beri makanmakanan yang ringan, mudah di cerna dan jangan lupa menerangkan bahwa keadaaan ini dalam batas normal orang hamil. Bila berlebihan dapat pula diberikan obat-obat anti muntah.
3) Mastodinia
Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada payudara di sebabkan payudara membesar. Vaskularisasi bertambah, asinus dan duktus berproliferasi karena pengaruh estrogen dan progesteron.
4) Quickening
Quickening adalah persepsi gerakan janin pertama, biasanya di sadari oleh
wanita pada kehamilan 18-20 minggu. 5) Keluhan kencing
Frekuensi kencing bertambah dan sering kencing malam, disebabkan karena desakan uterus yang membesar dan tarikan uterus ke cranial.
(21)
6) Konstipasi
Ini terjadi karena efek relaksasi progesteron atau dapat juga karena perubahan pola makanan.
7) Perubahan berat badan
Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan, karena nafsu makan menurun dan muntah-muntah. Pada bulan selanjutnya berat badan akan selalu meningkat sampai stabil menjelang aterm.
8) Perubahan temperatur basal
Kenaikan temperatur basal lebih dari 3 minggu biasanya merupakan tanda telah terjadinya kehamilan.
9) Perubahan warna kulit
Perubahan ini antara lain kloasma yakni warna kulit yang kehitam-hitaman pada dahi, punggung hidung dan kulit daerah tulang pipi, terutama pada wanita dengan warna kulit tua. Biasanya muncul setelah kehamilah 16 minggu. Pada daerah areola dan puting payudara, warna kulit menjadi lebih hitam. Perubahanperubahan ini disebabkan oleh stimulasi Melanocyte StimulatingHormone (MSH). Pada kulit daerah abdomen dan payudara dapat mengalami perubahan yang di sebut strie gravidarum yaitu perubahan warna seperti jaringan parut. Diduga ini terjadi karena pengaruh adrenokortikosteroid. Kadang-kadang timbul pula teleangiktasis karena pengaruh estrogen tinggi.
10) Perubahan payudara
Akibat stimulasi prolaktin dan HPL, payudara mensekresikolostrum, biasanya setelah kehamilan lebih dari 16 minggu.
(22)
11) Perubahan pada uterus
Uterus mengalami perubahan pada ukuran, bentuk dankonsistensi. Uterus berubah menjadi lunak, betuknya globular. Teraba balotement, tanda ini muncul pada minggu ke 16-20, setelah rongga rahim mengalami obliterasi dan cairan amnion cukup banyak. Balotemen adalah tanda ada benang terapung/melayang dalam cairan. Sebagai diagnosis banding adalah asites yang di sertai denagn kista ovarium, mioma uteri, dan sebagainya.
12) Tanda Piskacek’s
Terjadinya pertumbuhan yang asimetris pada bagian uterus yang dekat dengan implatasi plasenta.
13) Perubahan-perubahan pada serviks (a) Tanda Hegar
Tanda ini berupa perlunakan pada daerah isthmus uteri, sehingga daerah tersebut pada penekanan mempunyai kesan lebih tipis dan uterus mulai difleksikan. Dapat diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Tanda ini mulai terliaht pada minggu ke-6, dan menjadi nyata pada minggu ke 7-8.
(b) Tanda Goodell’s
Diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Serviks tersa lebih lunak. Penggunaan kontrasepsi oral juga dapat memberikan dampak ini.
(c) Tanda Chadwick
Dinding vagina mengalami kongesti, warna kebirubiruan. (d) Tanda Mc Donald
Fundus uteri dan serviks bisa denagn mudah difleksikan satu sama lain dan tergantung pada lunak atau tidaknya jaringan isthmus.
(23)
(e) Terjadi pembesaran abdomen
Pembesaran perut menjadi nyata setelah minggu ke 16, karena pada saat itu uterus telah keluar dari rongga pelvis dan menjadi organ rongga perut.
(f) Kontraksi uterus
Tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh perutnya kencang, tetapi tidak disertai rasa sakit.
(g) Pemeriksaan tes biologis kehamilan
Pada pemeriksaan ini hasilnya positif, dimana kemungkinan positif palsu. b. Tanda Pasti Kehamilan
Indikator pasti kehamilan adalah penemuan-penemuan keberadaan janin secara jelas dan hal ini tidak dapat dijelaskan dengan kondisi kesehatan yang lain. 1) Denyut Jantung Janin (DJJ)
Dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu 17-18. Pada orang gemuk, lebih lambat. Dengan stetoskop ultrasonic (Doppler), DJJ dapat didengarkan lebih awal lagi, sekitar minggu ke 12. Melakukan auskultasi pada janin bisa juga mengidentifikasi bunyi-bunyi yang lain, seperti bising tali pusat, bising uterus dan nadi ibu.
2) Palpasi
Yang harus ditentukan adalah outline janin. Biasanya menjadi jelas setelah minggu ke 22. Gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas setelah minggu ke 24 (Pantikawati&saryono, 2010).
(24)
4. Pemeriksaan kehamilan ( Antenatal Care )
Antenatal care adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil secara
berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya. Standar pelayanan ANC meliputi standar 14 T, sehingga ibu hamil yang datang memperoleh pelayanan komprehensif dengan harapan meningkatkan pelayanan kehamilan dan diharapkan ikut andil dalam menurunkan angka kematian ibu. 14 Standar pelayanan ANC yaitu Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, tekanan darah, pengukuran tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT, pemberian tablet FE, melakukan tes terhadap penyakit menular seksual, temu wicara, tes Hb, tes urin protein, tes reduksi urin, perawatan payudara, senam hamil, terapi yodium dan terapi obat malaria (Pantikawati&Saryono, 2010).
Menurut Saifudin (2002) tujuan ANC diantaranya adalah memantau kemajuan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial budaya ibu dan bayi, mengenali secara dini adanya ketidaknormalan yang mungkin terjadi selama kehamilan dan mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin, mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif, mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
Tujuan antenatal care pada ibu hamil meliputi mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, dan proses kelahiran bayi; mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis, bedah, atau obstetri selama kehamilan; mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi komplikasi; membantu menyiapkan ibu untuk menyusui
(25)
dengan sukses, menjalankan nifas normal dan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial(Mufdlilah, 2009).
Frekuensi kunjungan ANC dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga (Rukiah, et al. 2013).
5. Faktor ibu yang mempengaruhi berat badan lahir diantaranya adalah :
a. Umur
Umur adalah waktu hidup individu mulai saat berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih di percaya daripada orang yang belum cukup tinggi kedewasaanya, jika kematangan usia seseorang cukup tinggi maka pola berfikir seseorang akan lebih dewasa. Ibu yang mempunyai usia produktif akan lebih berpikir secara rasional dan matang tentang pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan (Depkes RI, 2010).
Umur dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal umur kehamilan adalah 20-35 tahun. Pada umur ibu yang masih muda organ-organ reproduksi belum cukup matang sehingga dapat mengganggu kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin dalam kandungan sedangkan umur lebih dari 35 tahun dapat meningkatkan resiko terjadinya komplikasi dalam kehamilan dimana bertambahnya usia ibu akan diikuti dengan perubahan dari organ-organ tubuh terutama organ reproduksi (Wiknjosastro, 2006).
Menurut Sitorus dalam Setianingrum (2005) menyatakan Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir, kehamilan dibawah umur 20 tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, 2-4 kali lebih tinggi di bandingkan dengan kehamilan pada wanita yang cukup umur. Pada umur yang masih muda, perkembangan
(26)
organ-organ reproduksi dan fungsi fisiologinya belum optimal. Selain itu emosi dan kejiwaannya belum cukup matang, sehingga pada saat kehamilan ibu tersebut belum dapat menanggapi kehamilannya secara sempurna dan sering terjadi komplikasi. Selain itu semakin muda usia ibu hamil, maka anak yang dilahirkan akan semakin ringan. Meski kehamilan dibawah umur sangat berisiko tetapi kehamilan diatas usia 35 tahun juga tidak dianjurkan, sangat berbahaya. Mengingat mulai umur ini sering muncul penyakit seperti hipertensi, tumor jinak peranakan, atau penyakit degeneratif pada persendian tulang belakang dan panggul dan Kesulitan lain kehamilan diatas usia 35 tahun ini yakni bila ibu ternyata mengidap penyakit seperti diatas yang ditakutkan bayi lahir dengan membawa kelainan. Dalam proses persalinan sendiri, kehamilan di usia lebih ini akan menghadapi kesulitan akibat lemahnya kontraksi rahim serta sering timbul kelainan pada tulang panggul tengah. Mengingat bahwa faktor umur memegang peranan penting terhadap derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu hamil serta bayi, maka sebaiknya merencanakan kehamilan pada usia antara 20-35 tahun(Setianingrum, 2005).
Menurut Depkes RI (2010) menyatakan bahwa ibu sebaiknya ibu hamil pada umur 20 – 35 tahun, karena masa tersebut merupakan masa yang aman untuk hamil alasanya, mulai umur 20 tahun rahim dan bagian – bagian lainya sudah benar – benar siap untuk untuk menerima kehamilan. Pada umur tersebut biasanya wanita sudah merasa siap untuk menjadi ibu. Dan sebaiknya tidak hamil pada usia >35 tahun, karena kesehatan tubuh ibu sudah tidak sebaik pada umur 20 – 35 tahun, biasanya ibu sudah mempunyai dua anak atau lebih, kemungkinan memperoleh anak cacat lebih besar.
(27)
Selain itu semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang sedang hamil, akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur yang muda perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin yang dikandungnya. Sedangkan umur yang tua perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang semakin melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal maka memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung (kristyanasari, 2010).
b. Paritas
Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami oleh seorang ibu. Paritas mempengaruhi durasi persalinan dan insiden komplikasi. Paritas dikatakan tinggi bila seorang ibu/wanita melahirkan anak ke empat atau lebih. Seorang wanita yang sudah mempunyai tiga anak dan terjadi kehamilan lagi keadaan kesehatannya akan mulai menurun, seringn mengalami kurang darah (anemia), terjadi perdarahan lewat jalan lahir dan letak bayi sungsang ataupun melintang. Paritas yang terlalu tinggi akan mengakibatkan terganggunya uterus terutama dalam hal fungsi pembuluh darah. Kehamilan yang berulang-ulang akan menyebabkan kerusakan pada dinding pembuluh darah uterus. Hal ini akan mempengaruhi nutrisi ke janin pada kehamilan selanjutnya, selain itu dapat mnyebabkan atonia uteri(Wiknjosastro, 2006).
c. Pendidikan
Didalam kerangka pendidikan nasional, terbagi dalam dua, yaitu pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Setelah dicanangkan pendidikan dasar 9 tahun sesuai undang-undang No. 2 tahun 2000 tentang pendidikan. (Sisdiknas, 2003).
(28)
pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. Jenjang pendidikan meliputi pendidikan formal dan pendidikan non formal. Pendidikan dicapai dengan menempuh bangku sekolah dasar SD, SLTP, SMU dan perguruan tinggi. Sedangkan pendidikan non formal dapat melalui kursus-kursus atau pelatihan. Dengan wajib belajar 9 tahun memang telah banyak meningkatkan taraf pendidikan masyarakat kita. Pada tahap pendidikan dasar (SD sampai dengan SLTP). Namun untuk pendidikan yang lebih tinggi (SLTA dan perguruan tinggi)
d. Sosial ekonomi
Kemiskinan dapat menjadi sebab rendahnya ibu hamil dalam upaya menjangkau fasilitas kesehatan (Rukiah, et al. 2013).
Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, keluarga dengan tingkat ekonomi yang rendah tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan, masalah yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah, yaitu ibu hamil akan kekurangan energi dan protein. Hal ini disebabkan tidak mampu nya keluarga untuk menyediakan kebutuhan energi dan protein yang dibutuhkan ibu selama kehamilan (Depkes RI, 2008).
Menurut Kristyanasari (2010) bahwa keadaan ekonomi keluarga akan mempengaruhi pemilihan ragam dan kualitas bahan makanan, ekonomi seseorang mempengaruhi dalam pemilihan makanan yang akan dikonsumsi sehari – harinya. Seseorang dengan ekonomi yang tinggi kemudian hamil maka kemungkinan besar sekali gizi yang dibutuhkan tercukupi ditambah lagi adanya pemeriksaan membuat gizi ibu semakin terpantau. Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang sedang hamil, akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur yang muda perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk
(29)
pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin yang dikandungnya. Sedangkan umur yang tua perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang semakin melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal maka memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung.
B. Berat badan lahir 1. Pengertian
Menurut Muslihatun (2010), Berat bayi lahir adalah berat badan bayi yang di timbang dalam waktu 1 jam pertama setelah lahir. Hubungan antara berat lahir dengan umur kehamilan, berat bayi lahir dapat dikelompokan bayi kurang bulan yaitu bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi kurang 37 minggu (259 hari), Bayi cukup bulan adalah bayi dengan usia gestasi 37-42 minggu (259 - 294 hari), dan Bayi lebih bulan yaitu bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi lebih 42 minggu (294 hari).
2. Klasifikasi Berat Bayi Lahir
Menurut Muslihatun (2009) Berat bayi lahir berdasarkan berat badan dapat dikelompokan menjadi :
a. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Menurut Prawirohardjo (2010) BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram (sampai 2499 gram). Dahulu bayi ini dikatakan prematur kemudian disepakati disebut low birth weight infant atau Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). Karena bayi tersebut tidak selamanya prematur atau kurang bulan tetapi dapat cukup bulan maupun lebih bulan. Bayi berat lahir rendah
(30)
merupakan masalah penting dalam pengelolaannya karena mempunyai kecenderungan ke arah peningkatan terjadinya infeksi, kesukaran mengatur nafas tubuh sehingga mudah untuk menderita hipotermia. Selain itu bayi dengan BBLR mudah terserang komplikasi tertentu seperti ikterus, hipoglikomia yang dapat menyebabkan kematian. Kelompok bayi berat lahir rendah yang dapat di istilahkan dengan kelompok resiko tinggi, karena pada bayi berat lahir rendah menunjukan angka kematian dan kesehatan yang lebih tinggi dengan berat bayi lahir cukup.
Bayi yang lahir dengan berat badan rendah mempunyai ciri-ciri: 1. Usia kehamilan kurang dari 37 minggu
2. Berat badan kurang dari 2.500 gram
3. Panjang badan kurang dari 48 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm
4. Rambut lanugo masih banyak
5. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
6. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya 7. Tumit mengkilap, telapak kaki halus
8. Genitalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora, klitoris menonjol pada bayi perempuan. Testis belum turun ke dalam skrotum, pigmentasi dan rugue pada skrotum kurang pada bayi laki-laki
9. Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah 10.Fungsi syaraf yang belum atau tidak efektif dan tangisnya lemah
11.Jaringan kelenjer mammae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan lemak masih kurang
(31)
b. Bayi Berat Lahir Normal
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 - 4000 gram ketika lahir langsung menangis dan tidak memiliki kelainan congenital cacat bawaan (Muslihatun, 2010).
Menurut Muslihatun (2010) Seorang bayi baru lahir dikatakan normal apabila memiliki ciri-ciri yaitu :
1. Bayi baru lahir normal memiliki berat badan 2500 – 4000 Gram
2. Panjang badan 48 – 52 cm
3. Lingkar dada 30 – 38 cm
4. Lingkar kepala 33 – 35 cm
5. Frekuensi jantung 120 – 160 kali/menit
6. Pernafasan 40 – 60 kali/menit
7.
cukup
8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala telah sempurna
9. Kuku agak panjang dan lemas
10. Genitalia untuk perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora dan untuk laki-laki testis sudah turun, skrotum sudah ada
11. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12. Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
13. Reflek graps atau menggenggam sudah baik
14. memiliki eliminasi yang baik, mekonium unt
(32)
c. Bayi Berat Lahir Lebih
Bayi berat lahir lebih adalah Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir lebih dari 4000 gram. Bayi dengan berat lahir lebih bisa disebabkan karena adanya pengaruh dari kehamilan lewat bulan. Risiko persalinan bayi dengan berat lebih 4000 gram pada kehamilan lewat bulan meningkat 2-4 kali lebih besar dari kehamilan term. Selain itu faktor risiko bayi berat lahir lebih adalah ibu hamil dengan penyakit diabetes militus akan melahirkan bayi dengan berat badan berlebihan dikarenakan kadar gula darah ibu hamil penderita Diabetes Melitus tergolong tinggi. Kondisi inilah yang memberi peluang janin untuk tumbuh melebihi ukuran rata-rata. Jika fungsi plasenta dan tali pusat baik maka calon bayi dapat tumbuh makin subur. Ibu yang pada kehamilan pertama melahirkan bayi besar maka berpeluang melahirkan anak kedua dengan kondisi yang sama pada kehamilan berikutnya dan Porsi makanan yang dikonsumsi ibu hamil akan berpengaruh terhadapa bobot janin. Asupan gizi yang berlebih bisa mengakibatkan bayi lahir dengan berat diatas rata-rata. Pola makan ibu yang tidak seimbang atau berlebihan juga mempengaruhi kelahiran bayi besar. (Prawirohardjo, 2007)
Menurut Markum (1996) ciri-ciri bayi lahir dengan berat lebih adalah : 1. Berat badan lebih dari 4000 Gram
2. Badan besar dan kulit kemerahan 3. Organ internal membesar
4. Lemak tubuh banyak
3. Tehnik penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan bayi
Sebelum melakukan penimbangan berat badan bayi, alat timbang harus sudah ditera serta diberi alas kain diatasnya, dan atur skala timbangan ketitik nol. Lindungi
(33)
bayi supaya tidak kehilangan panas dan tangan petugas menjaga diatas bayi sebagai tindakan pengamanan. Penimbangan lakukan pada waktu yang sama setiap hari (Maryunani, 2008).
Sedangkan untuk menentukan panjang badan letakkan bayi sejajar dengan punggungnya dengan posisi kaki lurus sebisa mungkin. Pegang kepala agar tetap pada ujung atas pita ukur, dan dengan lembut regangkan kaki ke bawah menuju ujung bawah pita (Ladewig, et al. 2006).
(34)
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep untuk penelitian yang berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan lahir terdiri dari variabel independen dengan 4 variabel yaitu umur, pendidikan, paritas dan sosial ekonomi, variabel bebas tersebut dinilai ada pengaruh atau tidak dengan variabel dependen yaitu berat badan lahir. Kerangka konsep dijelaskan dalam bentuk skema sebagai berikut :
Skema 3.1 Bagan Kerangka Konsep Penelitian B. Hipotesis
Dalam penelitian ini menggunakan jenis hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis Alternatif menyatakan ada pengaruh antara umur, pendidikan, paritas dan sosial ekonomi dengan berat badan lahir.
C. Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah mendefenisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan
Faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan lahir
• Umur
• Paritas
• Sosial ekonomi
• Pendidikan
Berat badan lahir normal
(35)
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2011).
(36)
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi operasional
Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala
1. Umur Lamanya hidup
ibu hamil trimester III sejak
dilahirkan sampai saat pelaksanaan pemeriksaan TFU
di Klinik Haryantari yang
dinyatakan dalam tahun
Kuesioner Wawancara 1. Usia beresiko : < 20 atau > 35 tahun
2.Usia tidak beresiko : 20-35 tahun
Nominal
2. Paritas Jumlah anak yang sudah dilahirkan oleh ibu hamil trimester III di Klinik Haryantari baik yang hidup ataupun mati
Kuesioner Wawancara 1. Anak pertama sampai anak ke tiga
2.Lebih dari tiga anak
Nominal
3. Sosial ekonomi Kondisi pendapatan keluarga per bulan yang didapatkan ibu hamil trimester III
di klinik Haryantari
Kuesioner Wawancara 1. < 1,8 Juta 2. > 1,8 Juta
Nominal
5. Pendidikan Jenjang pendidikan
terakhir yang diselesaikan ibu hamil trimester III
di klinik Haryantari secara
formal
Kuesioner Wawancara 1.Pendidikan dasar : SD s/d SLTP
2.Pendidikan tinggi : SLTA s/d Perguruan Tinggi
(37)
5. Berat badan lahir
Berat masa tubuh
bayi yang dilahirkan di Klinik Haryantari dan ditimbang dalam 1 jam setelah lahir
Timbangan merk yamamoto giken
Lembar observasi
1.Normal : 2500 – 4000 gram 2.Tidak normal :
< 2500 atau > 4000 gram
(38)
26 BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
A. Desain penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah observasi analitik yaitu melakukan pengamatan/pengukuran terhadap berbagai variabel subyek penelitian menurut keadaan alamiah, tanpa melakukan manipulasi atau intervensi dengan pendekatan
cross sectional yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi berat
badan lahir.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Menurut Hidayat (2011), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III yang melakukan pemeriksaan kehamilan 1 tahun terakhir berjumlah 124 orang dan akan melahirkan bayinya di Klinik Haryantari Medan.
2. Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan cara accidental
sampling. Tehnik penetapan sampel dengan cara mengambil responden yang
kebetulan ada di tempat penelitian yang sesuai dengan kriteria penelitian. Karena populasi tersebut jumlahnya lebih dari 100 orang, sampel sebanyak 10 - 25 % jumlah populasi (Arikunto, 2006).
(39)
Jumlah sampel = populasi x 25 % = 124 x 25 % = 31 responden
Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasinya, maka sebelum pengambilan sampel perlu ditentukan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel yaitu ibu hamil dengan usia kehamilan lebih dari 36 minggu sampai dengan 40 minggu, presentasi belakang kepala. Sedangkan kriteria eksklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian yaitu ibu dengan kehamilan ganda dan dijumpai penyakit penyulit selama kehamilan ini.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Klinik Haryantari Kecamatan Medan. Adapun pertimbangan dalam penentuan lokasi penelitian adalah lokasi ini memiliki populasi yang ingin diteliti,tersedianya sumber sampel yang diharapkan oleh peneliti, efesiensi waktu, biaya dan tenaga.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari - Juni 2014.
D. Pertimbangan Etik Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi
pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Selanjutnya surat diajukan ke tempat
(40)
permasalahan etik yaitu peneliti memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani informed
consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak
untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Catatan mengenai data responden dijaga kerahasiaannya dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian, tetapi menggunakan inisial dan data-data yang diperoleh dari responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
E. Alat pengumpulan data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah lembar observasi dan kuesioner data demografi. Untuk lembar observasi terdiri dari kode responden, umur, paritas, berat badan lahir dan keterangan. Kuesioner mengenai data demografi yang meliputi inisial, umur, pendidikan, hamil keberapa, riwayat persalinan yang lalu dan riwayat penyakit yang pernah diderita.
Cara pengisian lembar observasi adalah dengan cara wawancara langsung pada ibu dan melakukan pengukuran berat badan pada bayi baru lahir. Cara pengisian lembar kuesioner adalah dengan menanyakan pertanyaan demografi sesuai dengan jawaban responden sekitar 5 menit. Hal-hal yang kurang jelas dari kuesioner, responden dapat bertanya langsung kepada peneliti.
F. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas (kesahihan) adalah uji yang dilakukan untuk menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan sebuah instrumen yang mampu mengukur apa yang
(41)
diinginkan, sehingga dapat mengukur instrumen secara benar. Uji validitas dilakukan oleh orang yang ahli dibidangnya dengan cara melakukan uji kepada peneliti untuk mengukur berat badan lahir bayi dan dalam hal ini uji tersebut dilakukan oleh Dr.dr. Sarma N. Lumbanraja, SPOG (K) pada tanggal 20 Februari 2014 dan hasil yang diperoleh bahwa peneliti mampu melakukan pengukuran berat badan lahir.
G. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti mendapat izin penelitian, kemudian peneliti menentukan data responden yang sesuai dengan kriteria penelitian. Setelah mendapatkan calon responden maka peneliti menjelaskan tentang manfaat, tujuan dan proses pengambilan data. Setelah calon responden bersedia untuk menjadi responden maka diminta untuk menandatangani surat persetujuan (informed
consent). Kemudian selanjutnya peneliti melakukan wawancara langsung data
demografi seperti usia ibu, pendidikan, hamil yang keberapa, riwayat persalinan yang lalu, riwayat penyakit yang pernah diderita, penghasilan sebulan dilakukan sekitar 5 menit dan setelah ibu melahirkan peneliti melakukan pengukuran berat badan lahir yang dilakukan sekitar 5 menit. Data yang telah dikumpul kemudian selanjutkan dianalisa oleh peneliti.
H. Analisa Data
Analisa data di uji statistik dengan menggunakan bantuan program SPSS, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
(42)
1. Univariat
Analisis univariat dilakukukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari variabel independen yang diteliti yaitu umur, paritas, sosial ekonomi, pendidikan. Hasil analisis univariat ditampilkan dalam bentuk tabel.
2. Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen. Adanya pengaruh antara dua variabel dapat dilihat dengan uji statistik chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05). Hasil nilai p digunakan untuk melihat ada pengaruh antar dua variabel, jika nilai p < 0,05 berarti terdapat pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen dan melihat nilai Odds Ratio (OR) untuk memperkirakan tingkat pengaruh masing-masing variabel yang diselidiki.
Interprestasi hasil OR (Riyanto, 2011) :
1. Bila OR = 1 maka variabel yang diduga menjadi faktor risiko ternyata tidak ada pengaruhnya terhadap terjadinya efek, dengan kata lain bersifat netral dan bukan merupakan faktor risiko terjadinya efek.
2. Bila OR > 1 dengan tingkat kepercayaan 95% tidak melewati angka 1, maka variabel yang diduga menjadi faktor risiko ternyata benar merupakan faktor risiko terjadinya efek.
3. Bila OR > 1 dengan tingkat kepercayaan 95% melewati angka 1, maka variabel yang diduga menjadi faktor risiko ternyata tidak ada pengaruhnya terhadap terjadinya efek, dengan kata lain bersifat netral dan bukan merupakan faktor terjadinya efek.
(43)
4. Bila OR < 1 dengan tingkat kepercayaan 95% tidak melewati angaka 1, maka variabel yang diteliti merupakan faktor protektif atau justru dapat mengurangi kejadian penyakit.
5. Bila OR < 1 dengan tingkat kepercayaan 95% melewati angka 1, maka variabel yang diteliti belum tentu benar merupakan faktor protektif.
(44)
32 BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini diuraikan hasil dan pembahasan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan lahir di Klinik Haryantari Medan dengan mempergunakan sampel sebanyak 31 orang.
Untuk menetahui faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan lahir di Klinik Haryantari Medan menggunakan kuesioner yang berisikan pertanyaan demografi yaitu inisial, umur, pendidikan, hamil ke berapa, riwayat persalinan yang lalu, riwayat penyakit yang pernah diderita dan penghasilan per bulan serta lembar observasi yang berisi umur, paritas dan berat badan lahir bayi. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu distribusi karakteristik responden dan faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan lahir di Klinik Haryantari Medan.
1. Distribusi Karakteristik Responden
Hasil penelitian pada tabel 5.1 dari 31 responden menunjukkan bahwa mayoritas respoden berumur 20-35 tahun yaitu 20 orang (64,5%), berpendidikan SMA yaitu 20 orang (64,5%), primigravida yaitu 17 orang (54,8%), riwayat persalinan yang belum pernah melahirkan yaitu 17 orang (54,8%), riwayat penyakit hipertensi yaitu 2 orang (6,4%) dan penghasilan di atas 1,8 juta yaitu 22 orang (70,9%).
(45)
Tabel 5.1
Distribusi responden berdasarkan karakteristik di Klinik Haryantari Medan Tahun 2014
Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Umur
< 20 tahun 20 – 35 tahun > 35 tahun
3 20 8 9,7 64,5 25,8 Pendidikan SD SMP SMA PT - 6 20 5 - 19,3 64,5 16,1 Paritas Primigravida Multigravida Grandemultigravida 17 14 - 54,8 45,2 -
Riwayat persalinan lalu
Belum pernah Pervaginam Secsio sesarea 17 14 - 54,8 45,2 - Riwayat penyakit Diabetes millitus jantung hipertensi Asma Lain-lain - - 2 1 - - - 6,4 3,2 - Penghasilan
Di bawah 1,8 jt Di atas 1,8 jt
9 22
29 70,9
2. Analisis univariat
a. Distribusi frekuensi karakteristik responden yang mempengaruhi berat badan lahir di Klinik Haryantari Medan 2014
Hasil penelitian pada tabel 5.2 di dapat bahwa dari 31 responden mayoritas responden yang umur tidak beresiko sebanyak 22 orang (71%), yang memiliki satu sampai tiga anak sebanyak 23 orang (74,2%), penghasilan diatas 1,8 juta sebanyak 22 orang (71%), pendidikan tinggi sebanyak 25 orang (80,6%).
(46)
Tabel 5.2
Distribusi frekuensi karakteristik responden yang mempengaruhi berat badan lahir di Klinik Haryantari Medan 2014
Karakteristik responden Frekuensi Persentase (%) Umur Beresiko Tidak beresiko 9 22 29 71 Paritas
Anak 1 s/d 3 > 3 anak
23 8
74,2 25,8
Sosial ekonomi
< 1,8 juta > 1,8 juta
9 22 29 71 Pendidikan Dasar Tinggi 6 25 19,4 80,6
b. Distribusi frekuensi berat badan lahir bayi yang dilahirkan di Klinik Haryantari Medan
Hasil penelitian pada tabel 5.3 di dapat bahwa dari 31 responden yang melahirkan bayi mayoritas melahirkan bayi normal sebanyak 20 orang (64,5%).
Tabel 5.3
Distribusi ferkuensi berat badan lahir bayi yang dilahirkan ibu di Klinik Haryantari Medan 2014
Berat badan lahir Frekuensi Persentase (%)
Normal Tidak normal 20 11 64,5 35,5
Total 31 100
3. Analisis bivariat
a. Umur dengan berat badan lahir
Hasil uji statistik menggunakan uji Fisher’s Exact pada tabel 5.4 diperoleh nilai p = 0,038 maka ada pengaruh proporsi kejadian berat badan lahir normal antara umur ibu yang tidak beresiko dengan umur ibu beresiko (ada pengaruh yang signifikan antara umur dengan berat badan lahir).
(47)
Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=0,147, artinya umur ibu yang tidak beresiko mempunyai peluang 0,1 kali melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal dibandingkan ibu yang memiliki umur beresiko. (95 % CI = 0,027 – 0,811)
Tabel 5.4
Pengaruh Umur dengan Berat Badan Lahir di Klinik Haryantari Medan 2014
Umur Ibu
Berat Badan Lahir
Total P Value OR 95% CI Normal Tidak normal
f % f % f %
0.038 0,147 (0.027 -0,811)
Berisiko 3 33,3 6 66,7 9
22
100 100 Tidak Berisiko 17 77,3 5 22,7
Jumlah 20 64,5 11 35,5 31 100
b. Paritas dengan berat badan lahir
Hasil uji statistik menggunakan uji Fisher’s Exact pada tabel 5.5 diperoleh nilai p = 0,012 maka ada pengaruh proporsi kejadian berat badan lahir normal ibu yang memiliki paritas 1 sampai 3 (ada pengaruh yang signifikan antara paritas dengan berat badan lahir).
Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=10,8, artinya ibu yang memiliki paritas 1 sampai 3 mempunyai peluang 10,8 kali melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal dibandingkan ibu yang memiliki paritas lebih dari 3. (95 % CI =1,644-70,934).
(48)
Tabel 5.5
Pengaruh Paritas dengan Berat Badan Lahir di Klinik Haryantari Medan 2014
Paritas
Berat Badan Lahir
Total P Value
OR 95%
CI Normal Tidak normal
f % f % f %
Anak 1 s/d 3 18 78,3 5 21,7 23
8
100
100 0,012
10,800 (1,644-70,934) Lebih dari 3 anak 2 25 6 75
Jumlah 20 64,5 11 35,5 31 100
c. Sosial ekonomi dengan berat badan lahir
Hasil uji statistik menggunakan uji Fisher’s Exact pada tabel 5.6 diperoleh nilai p = 0,023 maka ada pengaruh proporsi kejadian berat badan lahir normal antara ibu yang memiliki sosial ekonomi diatas 1,8 juta dengan ibu yang memiliki sosial ekonomi dibawah 1,8 juta (ada pengaruh yang signifikan antara sosial ekonomi dengan berat badan lahir).
Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=0,143, artinya ibu yang memiliki sosial ekonomi diatas 1,8 juta mempunyai peluang 0,143 kali melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal dibandingkan ibu memiliki sosial ekonomi dibawah 1,8 juta. (95 % CI = 0,028 – 0,741).
Tabel 5.6
Pengaruh Sosial Ekonomi dengan Berat Badan Lahir di Klinik Haryantari Medan 2014
Sosial ekonomi Berat Badan Lahir Total P Value OR 95% CI Normal Tidak normal
f % f % F %
0.023
0,143 (0,028-0,741) Dibawah 1,8 juta 4 36,4 7 63,6 11
20
100 100 Diatas 1,8 juta 16 80 4 20
(49)
e. Pendidikan dengan berat badan lahir
Hasil uji statistik menggunakan uji Fisher’s Exact pada tabel 5.7 diperoleh nilai p = 0,001 maka ada pengaruh proporsi kejadian berat badan lahir normal antara ibu yang memiliki pendidikan tinggi dengan ibu yang memiliki pendidikan dasar (ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan dengan berat badan lahir).
Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=5,000 artinya ibu yang memiliki pendidikan tinggi mempunyai peluang 5 kali melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal dibandingkan ibu memiliki pendidikan dasar (95 % CI = 2,283 – 10,951).
Tabel 5.7
Pengaruh Pendidikan dengan Berat Badan Lahir di Klinik Haryantari Medan 2014
Pendidikan Berat Badan Lahir Total P Value
OR 95% CI Normal Tidak normal
f % f % f %
0.001
5.000 (2,283-10,951)
Dasar 0 0 6 100 6
25
100 100
Tinggi 20 80 5 20
Jumlah 20 64,5 11 35,5 31 100
B. Pembahasan
Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,038 maka ada pengaruh umur dengan berat badan lahir dan diperoleh juga nilai OR yaitu 0,147 berarti umur yang tidak beresiko mempunyai peluang 0,147 kali lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal dibandingkan dengan ibu yang memiliki umur beresiko.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh Setianingrum (2005) yang menyatakan umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir, kehamilan dibawah
(50)
umur 20 tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, 2-4 kali lebih tinggi di bandingkan dengan kehamilan pada wanita yang cukup umur. Umur yang masih muda, perkembangan organ-organ reproduksi dan fungsi fisiologinya belum optimal. Selain itu emosi dan kejiwaannya belum cukup matang, sehingga pada saat kehamilan ibu tersebut belum dapat menanggapi kehamilannya secara sempurna dan sering terjadi komplikasi. Selain itu semakin muda usia ibu hamil, maka anak yang dilahirkan akan semakin ringan. Meski kehamilan dibawah umur sangat berisiko tetapi kehamilan diatas usia 35 tahun juga tidak dianjurkan, sangat berbahaya.
Menurut Manuaba (2010) umur dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun merupakan usia yang dianggap resiko dalam masa kehamilan. Kehamilan pada usia kurang dari 20 tahun panggul dan rahim masih kecil dan alat reproduksi yang belum matang. Usia diatas 35 tahun, kematangan organ reproduksi mengalami penurunan dibandingkan pada saat umur 20-35 tahun. Hal ini dapat mengakibatkan timbulnya masalah-masalah kesehatan pada saat persalinan dan beresiko terjadinya cacat bawaan janin serta berat badan lahir rendah.
Dari uraian diatas bahwa hamil pada umur tidak berisiko (20-35 tahun) lebih besar peluang untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal.
Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,012 maka ada pengaruh paritas terhadap berat badan lahir dan diperoleh juga nilai OR yaitu 10,800 berarti paritas anak satu sampai tiga mempunyai peluang 10,800 kali lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal dibandingkan dengan ibu yang memiliki paritas lebih dari tiga anak.
Paritas dikatakan tinggi bila seorang ibu melahirkan anak ke empat atau lebih. Seorang wanita yang sudah mempunyai tiga anak dan terjadi kehamilan lagi keadaan
(51)
kesehatannya akan mulai menurun, sering mengalami kurang darah (anemia), terjadi perdarahan lewat jalan lahir dan letak bayi sungsang ataupun melintang. Jumlah anak lebih 4 orang perlu diwaspadai kemungkinan persalinan lama, karena makin banyak anak, rahim ibu makin lemah.
Menurut Wiknjosastro (2006) kematian perinatal meningkat seiring dengan meningkatnya paritas ibu, terutama bila paritas lebih dari 3. Paritas yang terlalu tinggi akan mengakibatkan terganggunya uterus terutama dalam hal fungsi pembuluh darah. Kehamilan yang berulang-ulang akan menyebabkan kerusakan pada dinding pembuluh darah uterus. Hal ini akan mempengaruhi nutrisi ke janin pada kehamilan selanjutnya, selain itu dapat mnyebabkan atonia uteri.
Dari uraian diatas bahwa paritas rendah lebih besar peluang untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal.
Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,023 maka ada pengaruh sosial ekonomi terhadap berat badan lahir dan diperoleh juga nilai OR yaitu 0,143 berarti sosial ekonomi diatas 1,8 juta mempunyai peluang 0,1 kali lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal dibandingkan dengan yang memiliki sosial ekonomi dibawah 1,8 juta.
Menurut Kristyanasari (2010) menyatakan bahwa keadaan ekonomi keluarga akan mempengaruhi pemilihan ragam dan kualitas bahan makanan, ekonomi seseorang mempengaruhi dalam pemilihan makanan yang akan dikonsumsi sehari – harinya. Seseorang dengan ekonomi yang tinggi kemudian hamil maka kemungkinan besar sekali gizi yang dibutuhkan tercukupi ditambah lagi adanya pemeriksaan membuat gizi ibu semakin terpantau. Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang sedang hamil, akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan.
(52)
Umur yang muda perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin yang dikandungnya. Sedangkan umur yang tua perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang semakin melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal maka memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung.
Dari uraian diatas bahwa tingkat sosial ekonomi tinggi lebih besar peluang untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal.
Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,001 maka ada pengaruh pendidikan dengan berat badan lahir dan diperoleh juga nilai OR yaitu 5,000 berarti pendidikan tinggi mempunyai peluang 5 kali lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal dibandingkan dengan yang memiliki pendidikan dasar. Pendidikan dianggap memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas manusia melalui pendidikan. Implikasinya semakin tinggi tingkat pendidikan hidup manusia, maka akan semakin mudah untuk menerima hal-hal baru (Machfoedz, 2003).
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan pada penelitian ini, terdapat kesesuaian antara hasil penelitian dengan teori yang telah dipaparkan diatas. Dimana dari hasil penelitian didapatkan responden yang berpendidikan tinggi (SLTA dan PT) melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal dibandingkan dengan responden yang berpendidikan dasar (SD dan SLTP).
Dari uraian diatas bahwa ibu yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai peluang melahirkan dengan berat badan lahir normal dibandingkan dengan ibu yang memiliki pendidikan dasar.
(53)
Dan hal ini juga didukung dengan pendapat Notoatmojo (2003) yang menyatakan bahwa seseorang yang memiliki pendidikan tinggi cenderung mempunyai permintaan yang lebih tinggi. Pendidikan yang lebih tinggi cenderung meningkatkan kesadaran akan status kesehatan dan konsekuensinya untuk menggunakan pelayanan kesehatan.
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti telah berupaya semaksimal mungkin untuk memperoleh data yang sebenarnya dan mengontrol kondisi yang berkaitan dengan proses dan hasil penelitian secara optimal, namun berbagai kendala tidak jarang muncul sehingga berbagai kelemahan dan keterbatasan pada saat melaksanakan penelitian ini, antara lain :
a. Keterbatasan rancangan penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah pendekatan cross sectional dimana variabel independen dan dependen diukur bersamaan. Dimana hanya bisa melihat pengaruh antara satu variabel independen dengan variabel dependennya. Sehingga belum bisa melihat pengaruh sekumpulan variabel independen terhadap variabel dependennya.
b. Keterbatasan waktu dan tenaga dari peneliti
Karena adanya keterbatasan waktu, tenaga dan dana dari peneliti maka jumlah sampel yang diambil adalah 31 responden, dimana jumlah itu merupakan jumlah terkecil dari populasinya.
(54)
c. Keterbatasan alat pengumpul data
Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang mempunyai dampak yang sangat subyektif sehingga kebenaran data sangat bergantung pada kejujuran dari responden. Peneliti belum menemukan standar baku kuesioner sehingga instrumen tersebut dibuat berdasarkan pemahaman dari peneliti sendiri yang tentunya masih terbatas sebagai peneliti pemula.
D. Implikasi untuk Asuhan Kebidanan / Pendidikan Kebidanan
Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi layanan kebidanan agar dapat memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil sesuai dengan yang dianjurkan agar dapat meningkatkan derajat kesehatan pada ibu hamil.
(55)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat diambil
kesimpulan dari 31 ibu hamil trimester III yang diteliti sebagai berikut :
1. Mayoritas respoden berumur 20-35 tahun yaitu 20 orang (64,5 %), berpendidikan SMA yaitu 20 orang (64,5 %), primigravida yaitu 17 orang (54,8 %), yang belum pernah melahirkan yaitu 17 orang (54,8%), riwayat penyakit hipertensi yaitu 2 orang (6,4%) dan penghasilan di atas 1,8 juta yaitu 22 orang (70,9 %).
2. Faktor-faktor yang mempunyai pengaruh dengan berat badan lahir adalah umur, paritas, sosial ekonomi dan pendidikan.
B. Saran
1. Bagi tempat penelitian
Diharapkan kepada tempat penelitian agar dapat memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat badan lahir sehingga didapatkan keluaran yang normal.
2. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi kepustakaan. 3. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini hanya mengungkap sebagian kecil dari faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan lahir sedangkan masih banyak faktor-faktor lain yang tidak dapat diangkat dalam penelitian ini karena keterbatasan penelitian. Dengan demikian diharapkan adanya penelitian lanjutan sebagai
(56)
pengembangan dari penelitian ini mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat badan lahir dan menggunakan metode penelitian yang berbeda.
(57)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara ... (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta
Budiman, et al. (2010). Faktor Ibu yang Berhubungan dengan Berat Badan Bayi Lahir di Puskesmas Garuda. Jurnal Kesehatan Kartika.
Depkes. (2010). Kebijakan Depkes Dalam Penurunan AKI &AKB. Jakarta
Dewi, V.N.L., Sunarsih, T. (2011). Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
Hani, U., et al. (2010). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika
Hidayat, A.A. (2011). Metode Penelitian Kebidanan, Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika
Kristyanasari, W. (2010). Gizi Ibu Hamil. Jakarta : Nuha Medika
Kusmiyati, Y. (2010). Penuntun Praktikum Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Fitramaya
Ladewig, W.P., et all. (2006). buku saku asuhan keperawatan ibu-bayi baru lahir. Jakarta : EGC
Machfoedz. (2008). Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Fitramaya
Manuaba, I.B.G. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta : EGC
Maulana, M. (2008). Penyakit Kehamilan dan Pengobatannya. Jakarta : Kata Hati Machfoedz, I. (2003). Pendidikan Kesehatan dan Promosi Kesehatan.
Yogyakarta: Fitramaya
Maryunani, A., Nurhayati. (2008). Buku Saku Asuhan Bayi Baru Lahir Normal
(Asuhan Neonatus ), Jakarta : Trans Info Media.
Mufdlilah. (2009). Antenatal Care Focused. Yogyakarta: Nuha Medika
Muslihatun, W.N. (2010). Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya Notoatmodjo, S. (2003).Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta:
(58)
... (2007). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. ... (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta. Pantikawati, I., Saryono. (2010). Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan), Yogyakarta :
Nuha Medika.
Pusporini, L.S. (2009). Efektifitas Paket Kasih Ibu Terhadap Tingkat Pengetahuan
Dan tingkat Kecemasan ibu tentang Efek Polusi Udara Pada kehamilan Pada ibu hamil Yang Terpapar Polusi Udara Di Wilayah Kotamadya Cilegon.
lontar.ui.ac.id.
Prawihardjo, S. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka ... (2011). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Rukiyah, et all. (2013). Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan), Jakarta : Trans Info Media.
Saifuddin, A.B. (2002). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.
Setianingrum, S.I.W. (2005). Hubungan Antara kenaikan Berat Badan, Lingkar
Lengan Atas, dan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III dengan Berat Bayi Lahir di Puskesmas Ampel I boyolali tahun 2005. Semarang, Universitas
Negeri Semarang. Jurnal
Suyanto, Salamah, U. (2009). Riset Kebidanan. Yogyakarta: Mitra Cendikia
Trihardiani, I. (2011). Faktor Resiko Kejadian Berat Lahir Rendah di Wilayah Kerja
Puskesmas Singkawang Timur dan Utara Kota Singkawang. UNDIP
Varney, H. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Volume 2. Jakarta : EGC Wiknjosastro, H. (2006). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka
Wheeler, L. (2004). Buku Saku Asuhan Perinatal dan paska partum, Jakarta : EGC. Yushananta. (2001). Kelainan Bawaan dan Berat Badan lahir. Retrieved Mai 31,
(59)
Lampiran 1
RENCANA KEGIATAN PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR DI KLINIK HARYANTARI MEDAN
No Kegiatan
Waktu
November Desember Januari Februar
i Maret April Mei Juni
Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan
judul 2 Penyusunan
proposal 3 Sidang
proposal 4 Perbaikan
proposal 5 penelitian 6 Pengumpulan
dan analisa data 7 Konsul Kti 8 Ujian KTI 9 Perbaikan
(60)
Lampiran 2
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN
Assalammualaikum Wr.Wb/ Salam Sejahtera Dengan hormat,
Nama Saya Eva Hasfianty, mahasiswa Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berat Badan Lahir di Klinik Haryantari Medan”.
Faktor yang dapat mempengaruhi berat badan lahir, antara lain umur ibu, paritas, sosial ekonomi dan pendidikan. Kehamilan yang terjadi pada usia dibawah 20 tahun atau diatas 35 tahun memiliki kecenderungan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi yang adekuat untuk pertumbuhan janin yang akan berdampak terhadap berat badan lahir bayi. Umur ibu kurang dari 20 tahun pada saat hamil berisiko terjadinya BBLR 1,5-2 kali lebih besar dibandingkan ibu hamil yang berumur 20-35 tahun. Persalinan lebih dari tiga kali berisiko terjadinya komplikasi seperti perdarahan dan infeksi sehingga ada kecenderungan bayi lahir dengan kondisi BBLR.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan lahir di Klinik Haryantari Medan.
Peneliti akan melakukan wawancara terstruktur dan observasi kepada ibu hamil tentang:
a. Data demografi seperti usia ibu, pendidikan, hamil yang keberapa, riwayat persalinan yang lalu, riwayat penyakit yang pernah diderita, penghasilan perbulan. Wawancara dilakukan sekitar 5 menit.
(61)
b. Melakukan pengukuran berat badan bayi setelah dilahirkan untuk mengetahui berat badan lahir sekitar 5 menit.
Partisipasi ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini ibu tidak dikenakan biaya apapun.
Terima kasih saya ucapkan kepada ibu yang telah ikut berpatisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.
Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan ibu bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami siapkan.
Medan , Februari 2014 Peneliti
(62)
Lampiran 3
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Saya yang bernama Eva Hasfianty/135102148 adalah mahasiswa Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan lahir. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini, dalam memberikan jawaban atas wawancara sesuai dengan pendapat ibu tanpa di pengaruhi oleh orang lain dan bersedia dilakukan pemeriksaan berat badan lahir. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan ibu. Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apa pun. Identitas pribadi ibu dan semua informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya di gunakan untuk keperluan ini saja. Terima kasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.
Medan, Februari 2014
Peneliti Responden
(63)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN
LAHIR DI KLINIK HARYANTARI MEDAN
Lampiran 4
P
PRROOGGRRAAMMDD--IIVVBBIIDDAANNPPEENNDDIIDDIIKKFFAAKKUULLTTAASSKKEEPPEERRAAWWAATTAANN
U
UNNIIVVEERRSSIITTAASSSSUUMMAATTEERRAAUUTTAARRAATTAAHHUUNN22001144 I
I. Petunjuk Pengisian
a. Responden diharap menjawab pertanyaan yang ada di lembar kuesioner
b. Pilih salah satu jawaban yang anda anggap benar atau sesuai dan beri tanda checklist ( √ ) pada jawaban tersebut
c. Setiap jawaban dijamin rahasianya
d. Atas bantuan dan partisipasi responden saya mengucapkan terima kasih 1. Identitas Responden
Code : ( Inisial )
Umur : < 20 tahun 20-35 tahun > 35 tahun
Pendidikan : SD
SLTP
SLTA
Perguruan Tinggi
RAHASIA HANYA UNTUK PENELITI
(64)
Hamil ke berapa : Primipara ( kehamilan pertama )
Multigravida ( kehamilan ke 2-5)
Grandemultigravida (kehamilan > 5) Riwayat persalinan yang lalu :
Belum pernah
Pervaginam
Secsio sesarea
Riwayat penyakit yang pernah diderita :
Diabetes Melitus ( DM )
Jantung
Hipertensi
Asma
Lain-lain sebutkan ...
Penghasilan per bulan :
Dibawah 1,8 juta Diatas 1,8 juta
(65)
Lampiran 5
Code Responden :
NO UMUR PARITAS BERAT BADAN LAHIR KETERANGAN II. LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN BERAT BADAN LAHIR
(66)
Lampiran 6
LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN USU
Nama Mahasiswa : Eva Hasfianty
NIM : 135102148
Judul KTI : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berat Badan Lahir di Klinik Haryantari Medan
Nama Pembimbing : Nur Asiah, S.Kep, Ns, M.Biomed
NIP : 19780409 200312 2 004
No Tanggal Materi Anjuran/Saran Paraf
Pembimbing
1 4 Nov 2013 Konsul judul Membuat bab 1
2 7 Nov 2013 Konsul bab 1 Perbaikan bab 1
3 16 Nov 2013 Perbaikan bab 1 Melanjutkan ke bab 2 dan 4
4 19 Nov 2013 Melanjutkan bab 2 s/d 4 Perbaikan dan mencari reverensi
5 21 Nov 2013 Konsul bab 2 s/d bab 4 Perbaikan kerangka konsep
6 10 Des 2013 Konsul bab 2 s/d bab 4 Perbaikan bab 3 s/d 4
7 16 Des 2013 Konsul bab 1 s/d bab 4 Perbaikan bab 1 s/d 4
(67)
8 20 Des 2013 Konsul bab 1 s/d bab 4 Perbaikan bab 1 s/d 4
9 23 Des 2013 Konsul bab 1 s/d bab 4 Perbaikan bab 1 s/d 4
10 8 Jan 2014 Konsul bab 1 s/d bab 4 Perbaikan bab 1 s/d 4
11 13 juni 2014 Konsul bab 5 dan bab 6 Perbaikan
12 15 juni 2014 Konsul bab 5 dan bab 6 Perbaikan
13 20 juni 2014 Konsul abstrak Perbaikan
14 24 juni 2014 Konsul abstrak dan bab 6 Perbaikan
15 27 juni 2014 ACC
(68)
Lampiran 7
MASTER TABEL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR DI KLINIK HARYANTARI MEDAN
No Umur Pendidikan Paritas Sosial Ekonomi Berat badan Lahir
1 2 1 2 2 2
2 2 2 1 2 1
3 2 2 1 2 1
4 1 1 2 1 2
5 2 2 1 2 1
6 2 2 1 2 1
7 2 2 1 2 1
8 1 1 2 1 2
9 2 2 1 2 1
10 2 2 1 2 1
11 2 2 1 2 1
12 1 1 2 1 2
13 1 2 1 2 1
14 2 2 1 2 1
15 1 2 1 2 1
16 1 2 1 2 1
17 2 2 1 2 1
18 2 2 1 2 2
19 2 1 1 1 2
20 1 2 1 1 2
21 2 2 1 2 1
22 2 2 1 2 1
23 2 2 2 1 1
24 2 2 1 2 1
25 2 2 1 1 1
26 2 2 1 2 1
27 1 2 2 2 2
28 1 2 2 2 2
29 2 2 1 2 1
30 1 2 1 1 2
(69)
Keterangan :
Umur : Pendidikan :
1 = Usia beresiko < 20 atau > 35 tahun 1= Pendidikan rendah : SD s/d SLTP
2= Usia tidak beresiko 20-35 tahun 2= Pendidikan tinggi : SLTA s/d PT
Paritas : Sosial ekonomi
: 1= Anak pertama s/d anak ke
tiga
1= < 1,8 juta 2= Lebih dari tiga anak 2= > 1,8 juta
Berat badan lahir
1= Normal 2500-4000 gram
2= Tidak normal ≤ 2500 atau > 4000 gram
(70)
Lampiran 8
HASIL OUTPUT DATA PENELITIAN Statistics
kategori umur
N Valid 31
Missing 0
kategori umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid usia beresiko 9 29.0 29.0 29.0
usia tdk beresiko 22 71.0 71.0 100.0
Total 31 100.0 100.0
Statistics
kategori paritas
N Valid 31
Missing 0
kategori paritas
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid anak 1 s/d 3 23 74.2 74.2 74.2
lebih dari 3 anak 8 25.8 25.8 100.0
Total 31 100.0 100.0
Statistics
Sosek
N Valid 31
(71)
sosek
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid < 1,8 juta 11 35.5 35.5 35.5
> 1,8 juta 20 64.5 64.5 100.0
Total 31 100.0 100.0
Statistics
pddkn
N Valid 31
Missing 0
pddkn
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid rendah 6 19.4 19.4 19.4
tinggi 25 80.6 80.6 100.0
Total 31 100.0 100.0
Statistics
BB.lahir
N Valid 31
Missing 0
BB.lahir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid normal 20 64.5 64.5 64.5
tidak normal 11 35.5 35.5 100.0
(72)
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kategori umur * BB.lahir 31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
kategori umur * BB.lahir Crosstabulation
BB.lahir
Total
normal tidak normal
kategori umur usia beresiko Count 3 6 9
% within kategori umur 33.3% 66.7% 100.0%
usia tdk beresiko Count 17 5 22
% within kategori umur 77.3% 22.7% 100.0%
Total Count 20 11 31
% within kategori umur 64.5% 35.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 5.387a 1 .020
Continuity Correctionb 3.638 1 .056
Likelihood Ratio 5.285 1 .022
Fisher's Exact Test .038 .029
Linear-by-Linear Association 5.213 1 .022
N of Valid Cases 31
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,19.
(73)
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for kategori umur (usia beresiko / usia tdk beresiko)
.147 .027 .811
For cohort BB.lahir = normal .431 .167 1.117
For cohort BB.lahir = tidak normal
2.933 1.195 7.203
N of Valid Cases 31
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kategori paritas * BB.lahir 31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
kategori paritas * BB.lahir Crosstabulation
BB.lahir
Total
normal tidak normal
kategori paritas anak 1 s/d 3 Count 18 5 23
% within kategori paritas 78.3% 21.7% 100.0%
lebih dari 3 anak Count 2 6 8
% within kategori paritas 25.0% 75.0% 100.0%
Total Count 20 11 31
(74)
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 7.355a 1 .007
Continuity Correctionb 5.212 1 .022
Likelihood Ratio 7.242 1 .007
Fisher's Exact Test .012 .012
Linear-by-Linear Association 7.118 1 .008
N of Valid Cases 31
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,84.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for kategori paritas (anak 1 s/d 3 / lebih dari 3 anak)
10.800 1.644 70.934
For cohort BB.lahir = normal 3.130 .925 10.597
For cohort BB.lahir = tidak normal
.290 .121 .694
N of Valid Cases 31
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
(75)
sosek * BB.lahir Crosstabulation
BB.lahir
Total
normal tidak normal
sosek < 1,8 juta Count 4 7 11
% within sosek 36.4% 63.6% 100.0%
> 1,8 juta Count 16 4 20
% within sosek 80.0% 20.0% 100.0%
Total Count 20 11 31
% within sosek 64.5% 35.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 5.903a 1 .015
Continuity Correctionb 4.151 1 .042
Likelihood Ratio 5.888 1 .015
Fisher's Exact Test .023 .021
Linear-by-Linear Association 5.712 1 .017
N of Valid Cases 31
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,90.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for sosek (< 1,8 juta / > 1,8 juta)
.143 .028 .741
For cohort BB.lahir = normal .455 .202 1.024
For cohort BB.lahir = tidak normal
3.182 1.190 8.510
(1)
sosek * BB.lahir Crosstabulation BB.lahir
Total normal tidak normal
sosek < 1,8 juta Count 4 7 11
% within sosek 36.4% 63.6% 100.0%
> 1,8 juta Count 16 4 20
% within sosek 80.0% 20.0% 100.0%
Total Count 20 11 31
% within sosek 64.5% 35.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 5.903a 1 .015
Continuity Correctionb 4.151 1 .042
Likelihood Ratio 5.888 1 .015
Fisher's Exact Test .023 .021
Linear-by-Linear Association 5.712 1 .017
N of Valid Cases 31
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,90. b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio for sosek (< 1,8
juta / > 1,8 juta)
.143 .028 .741
For cohort BB.lahir = normal .455 .202 1.024 For cohort BB.lahir = tidak
normal
3.182 1.190 8.510
(2)
Case Processing Summary Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pddkn * BB.lahir 31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
pddkn * BB.lahir Crosstabulation BB.lahir
Total normal tidak normal
pddkn rendah Count 0 6 6
% within pddkn .0% 100.0% 100.0%
tinggi Count 20 5 25
% within pddkn 80.0% 20.0% 100.0%
Total Count 20 11 31
% within pddkn 64.5% 35.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 13.527a 1 .000
Continuity Correctionb 10.258 1 .001
Likelihood Ratio 15.304 1 .000
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear Association 13.091 1 .000
N of Valid Cases 31
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,13. b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval Lower Upper For cohort BB.lahir = tidak
normal
5.000 2.283 10.951
N of Valid Cases 31
(3)
(4)
(5)
(6)