Zunaidi Trianjaya : Penentuan Kadar Besi Pada Soft Water Secara Spektrofotometri Di PT Coca Cola Bottling Indonesia, 2009.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Air Air adalah suatu zat yang terjadi secara alamiah, kadang-kadang tidak cukup bersih
sehingga tidak dapat dipergunakan untuk kehidupan manusia atau kebutuhan industri tanpa adanya pengolahan. Air yang tersirkulasi dalam tanah, pada permukaan bumi
bahkan diudara maka air tersebut menjadi kotor dan mengandung zat-zat padat dalam bentuk suspensi atau larutan seperti misalnya, partikel-partikel tanah liat, humus,
mikroorganisme plankton, bakteri, zat-zat organik, dan gas. Berdasarkan sumbernya air dapat dibedakan menjadi tiga yaitu, air laut, air hujan, air permukaan air sungai dan
air tawar, air tanah. Untuk proses industri biasanya pabrik menggunakan air permukaan dan air tanah
Namun pada umumnya air yang lebih baik kualitasnya adalah air tanah. Air tanah ini dapat di bedakan atas :
1. Air tanah dangkal, terjadi karena daya proses peresapan air dari
permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah akan jernih.
2. Air tanah dalam, yaitu air yang tersimpan didalam lapisan tanah. Pada
umumnya lebih baik dari air tanah dangkal, karena penyaringannya lebih sempurna dan bebas dari bakteri.
3. Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya kepermukaan
tanah. Sutrisno, 1996
Zunaidi Trianjaya : Penentuan Kadar Besi Pada Soft Water Secara Spektrofotometri Di PT Coca Cola Bottling Indonesia, 2009.
Sistem pengolahan air bersih dengan sumber air baku sungai, tanah dan air pegunungan, dengan skala atau standar air minum, memerlukan beberapa proses
mengenai apa yang perlu diterapkan tergantung dari kualitas air baku tersebut. Proses yang diterapkan dalam sistem pengolahan air bersih antara lain:
Proses penampungan air dalam bak penampungan air yang bertujuan sebagai tolak ukur dari debit air bersih yang dibutuhkan. Ukuran bak penampungan disesuaikan
dengan kebutuhan debit air yang mana ukuran bak 2 kali dari kebutuhan
Proses oksidasi atau penambahan oksigen ke dalam air agar kadar-kadar logam berat serta zat kimiawi lainnya yang terkandung dalam air mudah terurai. Dalam proses
ini ada beberapa perlakuan yang bisa dilakukan seperti dengan penambahan oksigen dengan sistem aerasi dengan menggunakan alat aerator dan juga dapat dilakukan
dengan menggunakan katalisator bahan kimia untuk mempercepat proses terurainya kadar logam berat serta zat kimiawi lainnya dengan menggunakan clorine, kaporite,
kapur dll
Proses pengendapan atau koagulasi, proses ini bisa dilakukan dengan menggunakan bahan kimia seperti bahan koagulan HipokloritePAC dengan rumus
kimia juga proses ini bisa dilakukan dengan menggunakan teknik lamela plate
Proses filtrasi carbon actived, proses ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran – kotoran yang masih terkandung dalam air dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas
air agar air yang dihasilkan tidak mengandung bakteri sterile dan rasa serta aroma air.
Zunaidi Trianjaya : Penentuan Kadar Besi Pada Soft Water Secara Spektrofotometri Di PT Coca Cola Bottling Indonesia, 2009.
Biasanya proses ini menggunakan bahan sand filter yang disesuaikan dengan kebutuhan baik debit maupun kualitas air dengan media filter silica sandquarsa, zeolite, dll
Proses terakhir adalah proses pembunuhan bakteri, virus, jamur, makroba dan bakteri lainnya yang tujuannya mengurangi patogen yang ada, proses ini menggunakan
proses chlorinator atau sterilisasi dengan menggunakan kaporit.
Pada massa sekarang ini air menjadi suatu masalah yang sangat penting sehingga memerlukan perhatian khusus dan cermat. Sebab menurut berbagai fihak yang
berwenang, masih banyak penyediaan air minum yang tidak memenuhi standard tersebut, baik karena keterbatasan pengetahuan, teknologi, sosial, ekonomi, ataupun
budaya.
Penyediaan air bersih selain kuantitasnya, kualitasnya juga harus memenuhi standard. Untuk itu perusahaan air minum dan minuman ringan, selalu memeriksa
kualitas aimya sebelum diolah ataupun di distribusikan. Jadi air minum yang ideal harusnya jernih, tidak herwarna, tidak berasa dan tidak berbau.
Air minum pun seharusnya tidak mengandung kuman patogen dan segala makhluk yang tidak membahayakan kesehatan manusia. Tidak mengandung zat kimia
yang dapat mengubah fungsi tubuh, tidak diterima secara estetis, dan dapat merugikan secara ekonomis. Air itu juga seharusnya tidak korosif dan tidak meninggalkan endpan
pada seluruh jaringan distribusinya. Slamet, 1994 Pengambilan air tanah dalam, tidak semudah pada pengambilan air tanah
dangkal. Pada air tanah dalam pengambilan air dengan menggunakan bor dan memasukkan pipa kedalamnya dengan kedalaman yang berkisar antara 100 – 300
Zunaidi Trianjaya : Penentuan Kadar Besi Pada Soft Water Secara Spektrofotometri Di PT Coca Cola Bottling Indonesia, 2009.
meter. Jika tekanan air tanah ini besar, maka air dapat menyembur keluar, dalam keadaan seperti ini sumur disebut sumur artesis. Apabila air tidak dapat keluar dengan
sendirinya digunakanlah pompa untuk membantu pengeluaran air tanah dalam ini. Sutrisno, 1996
Air di alam sangat jarang ditemukan dalam keadaan murni. Sekalipun air hujan, meskipun awalnya murni, tetapi telah mengalami reaksi dengan gas-gas di
udara dalam perjalanannya turun ke bumi dan selanjutnya terkontaminasi selama mengalir diatas permukaan bumi dan di dalam tanah. Kualitas air menyatakan tingkat
kesesuaian air terhadap penggunaan tertentu dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, mulai dari air untuk memenuhi kebutuhan langsung seperti, mandi, mencuci,
air irigasi, atau pertanian, perternakan, perikanan, rekreasi, industri, dan transportasi. Kualitas air mencakup dalam tiga karakteristik yaitu :
a. Karakteristik fisik yaitu : - Bebas dari bahan padat keseluruhan.
- Tidak ada pengaruh kandungan sedimen dalam air. - Tingkat kekeruhan air tidak melebihi 5 mg L.
- Air yang murni tidak memiliki warna. - Air yang murni tidak berbau.
- Air yang ideal tidak memiliki rasa. - Temperatur air yang ideal berkisar antara. 5 – 100
C. b. Karakteristik kimia yaitu :
- Interval pH air murni berkisar antara 6 – 9. - Alkalinitas.
- Kesadahan.
Zunaidi Trianjaya : Penentuan Kadar Besi Pada Soft Water Secara Spektrofotometri Di PT Coca Cola Bottling Indonesia, 2009.