Demikian perjalanan sejarah PT. Perkebunan Nusantara II yang selalu mengalami perubahan hampir setiap tahun hingga April 1996 sampai dengan
sekarang telah bergabung antara PT. Perkebunan Nusantara II dengan PT. Perkebunan Nusantara IX sehingga berubah menjadi PT. Perkebunan Nusantara II
Kebun Sampali.
2. Kegiatan Operasional Perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara II atau disingkat dengan PTPN II dibentuk berdasarkan PP. No.7 tahun 1966 pada tanggal 14 Februari 1966. Perusahaan
yang berstatus sebagai Badan Usaha Milik Negara BUMN ini merupakan penggabungan kebun-kebun di wilayah Sumatera Utara dari PTPN II dan PTPN
IX. PTPN II mengusahakan komoditi kelapa sawit, karet, kakao, gula, dan tembakau dengan areal konsesi seluas 103.860 hektar. Budidaya kelapa sawit
diusahakan pada areal seluas 61.577 ha, karet 11.256 ha, dan kakao seluas 7.370 ha. Selain penanaman komoditi pada areal sendiri ditambah inti PTPN II juga
mengelola areal Plasma milik petani seluas 25.250 ha untuk tanaman kelapa sawit. Disamping itu PTPN II juga mengelola tanaman musiman yaitu tanaman tebu dan
tembakau. Tanaman tebu lahan kering ditanam pada areal seluas 16.046 ha, terdiri dari tebu sendiri TS 14.476 ha dan tebu rakyat TR seluas 1.572 ha, sedangkan
tanaman tembakau ditanam pada areal seluas 2.443 ha. PT. Perkebunan Nusantara II memiliki 31 unit usaha perkebunan yaitu;
Kebun Tanjung Garbus, Kebun Padang Brahrang-Beklun, Kebun Tanjung Jati, Kebun Mariendal, Kebun Tanjung Keliling, Kebun Bekala, Kebun Kwala Madu,
Kebun Limau Mungkur, Kebun MarykeBukit Lawang, Kebun Pagar Merbau,
Kebun Batang Kuis, Kebun Kwala Bingei, Kebun Bandar Kalippa, Kebun Tanjung Beringin, Kebun Saentis, Kebun Basilam, Kebun Sampali, Kebun
Helvetia, Kebun Kwala Sawit, Kebun Air Tenang, Kebun Sei Semayang, Kebun Klambir Lima, Kebun Batang Serangan, Kebun Tandem, Kebun Sawit Seberang,
Kebun Sawit Hulu, Kebun Klumpang, Kebun Bulu Cina, Kebun Prafi, Kebun Arso, dan Kebun Tandem Hilir.
Untuk menghadapi tantangan bisnis global, maka PT. Perkebunan Nusantara II kedepan akan terfokus terhadap pengelolaan bisnis perkebunan dan
bisnis non perkebunan dengan memanfaatkan aset-aset non produktif serta ekstensifikasi usaha perkebunan melalui Agro Wisata, Agro Bisnis, dan Agro
Industri. Seluruh unit usaha diintegrasikan ke dalam beberapa strategi bisnis unit yaitu 5 distrik perkebunan, 1 distrik rumah sakit, 2 unit penelitian, dan 1 unit
bengkel. Areal yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara II tersebar di wilayah
Sumatera Utara dan Papua, dengan total luas areal 112.625 ha, pada sebaran wilayah Sumatera Utara seluas 107.104,59 ha dan wilayah Papua 5.502,52 ha.
Perusahaan juga membangun pabrikunit pengelolaan berupa Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Fraksionasi, Pabrik Karet Kering, Pabrik Lateks, Pabrik
Rubber, Pabrik Kakao, dan Pabrik Gula. Sarana pabrikpengolahan terdapat 15 unit pabrik yaitu: 8 Unit Pabrik Kelapa Sawit, 1 unit Pabrik Fraksionasi, 2 unit
Pabrik RSS, 2 Unit Pabrik SIR, dan unit Pabrik Gula dengan kapasitas terpasang dan terpakai sebagai berikut:
a. Kapasitas Terpasang :
1 Pabrik Kelapa Sawit
: 280 Ton TBSJam 2
Pabrik Fraksionasi : 200 Ton CBSHari
3 Pabrik RSS
: 19 Ton KKHari 4
Pabrik SIR : 19 Ton KKHari
5 Pabrik Gula
: 8000 Ton TBSJa
b. Kapasitas Terpakai
: 1
Pabrik Kelapa Sawit : 177,33 Ton TBSJam
2 Pabrik Fraksionasi
: -
3 Pabrik RSS
: 4,98 Ton KKHari 4
Pabrik SIR :
- 5
Pabrik Gula : 7600 Ton TCDHari
3. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan