Analisis Faktor Analisis AHP

8. Peringkat lain-lain Pemangku kepentingan yang tidak mempunyai ketiganya c. Identifikasi partisipasi Sesuai dengan tahap analisis partisipanstakeholder di atas maka langkah selanjutnya adalah tahap identifikasi partisipasi. Partisipasi merupakan proses keterlibatan stakeholders dalam mempengaruhi dan menyelesaikan suatu permasalahan dalam masyarakat. Oleh karena itu tiap stakeholder akan memiliki tingkat keterlibatan yang berbeda-beda sesuai dengan bobot yang dimilikinya. Bobot yang dimaksud adalah tingkat kekuatan power dan kepentingan interest dari stakeholder terhadap suatu permasalahan dalam masyarakat.

3.6.2 Analisis Faktor

Analisis Faktor merupakan salah satu dari analisis ketergantungan antar variabel. Prinsip dasar analisis faktor adalah mengekstraksi sejumlah faktor bersama common factor dari gugusan variabel asal X 1 , X 2 ,…, X p , sehingga: a. Banyaknya faktor lebih sedikit dibandingkan dengan banyaknya variabel asal X. b. Sebagian besar informasi ragam variabel asal X tersimpan dalam sejumlah faktor. Agar terjadi kesamaan persepsi, untuk selanjutnya faktor digunakan untuk menyebut faktor bersama. Faktor ini merupakan variabel baru, yang bersifat unobservable atau variabel latent atau variabel konstruks. Sedangkan variabel X, merupakan variabel yang dapat diukur atau dapat diamati, sehingga sering disebut sebagai observable variable atau variabel manifest atau indikator. Secara umum factor analysis atau analisis faktor dibagi menjadi dua bagian, yakni analisis faktor ekspolaratori dan analisis faktor konfirmatori. Dalam analisis faktor ekspolaratori akan dilakukan eksplorasi dari indikator-indikator atau variabel-variabel manifest yang ada, yang nantinya akan terbentuk faktor- faktor, yang kemudian dilakukan interpretasi terhadapnya untuk menentukan variabel-variabel laten apa yang dapat diperoleh. Berbeda dengan analisis faktor eksploratori, di dalam analisis faktor konfirmatori, seseorang secara apriori berlandaskan landasaran teori dan konsep yang dimiliki, dia sudah mengetahui berapa banyak faktor yang harus terbentuk, serta variabel-variabel laten apa saja yang termasuk ke dalam faktor-faktor tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis faktor ekspolaratori karena dalam penelitian ini terdapat banyak indikator yang perlu untuk diteliti kembali kesignifikanannya terhadap pembentuk pola kemiskinan nelayan di Desa Landangan. Sehingga nantinya akan menghasilkan data yang mampu diinterpretasikan secara valid dan realiabel.

3.6.3 Analisis AHP

Analytic Hierarchy Process AHP dapat menyelesaikan masalah multikriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki. Masalah yang kompleks dapat di artikan bahwa kriteria dari suatu masalah yang begitu banyak multikriteria, struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian pendapat dari pengambil keputusan, pengambil keputusan lebih dari satu orang, serta ketidakakuratan data yang tersedia. Hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Tahapan-tahapan pengambilan keputusan dalam metode AHP pada dasarnya adalah sebagai berikut: a. Mendefenisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan b. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan kriteria-kriteria dan alternatif-alternatif pilihan yang ingin di rangking. c. Membentuk matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan atau kriteria yang setingkat diatas. d. Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di dalam matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom. e. Menghitung nilai eigen vector dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten maka pengambilan data preferensi perlu diulangi. Nilai eigen vector yang dimaksud adalah nilai eigen vector maksimum yang diperoleh dengan menggunakan matlab maupun dengan manual. f. Mengulangi langkah, 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki. g. Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai eigen vector merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintetis pilihan dalam penentuan prioritas elemen pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan. Menguji konsistensi hirarki, jika tidak memenuhi dengan CR 0,100 maka penilaian harus diulangi kembali. Dalam penelitian ini, analisis AHP digunakan untuk penentuan kebijakan dari pihak regulator terkait pengurangan kemiskinan pada nelayan. Sehingga skema pohon analisisnya adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Skema Hirarki Penentuan Urutan Prioritas Kebijakan dari Pihak Regulator terkait Pengurangan Kemiskinan pada Nelayan Keterangan: A : Jumlah anggota keluarga B : Terbatasnya pendidikan Penentuan prioritas kebijakan dari pihak regulator terkait pengurangan kemiskinan pada nelayan Faktor Indogen Faktor Kelembagaan Faktor Eksogen A B C D K F E G H I J L C : Terbatasnya keahlian D : Sulit menerima perubahan E : Alam dan cuaca F : Alat tangkap G : Akses pasartataniaga H : Ketergantungan pada pemilik modal I : DKP J : Lembaga TPI K : KUDKoperasi Mina L : Pengambek

3.7 Definisi Operasional Variabel