Sifat Fisika Kimia Gelatin

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ruminasia. Proses pembuatannya yaitu bahan mula-mula direndam dalam larutan kalsium hidroksida, sehingga ikatan jaringan kolagen akan mengembang dan terurai. Kemudian bahan dinetralkan dengan asam dan dicuci dengan aquadest untuk menghilangkan garam yang terbentuk. Gambar 2.1 Metode ekstrasi gelatin dari jaringan yang mengandung kolagen Sumber: Ikada, 2002

2.1.1 Sifat Fisika Kimia Gelatin

Fraksi protein pada gelatin hampir seluruhnya terdiri atas berbagai macam asam amino yang bergabung melalui ikatan amida dan membentuk polimer yang linear. Gelatin memiliki berat molekul yang bervariasi yaitu 20 kDa sampai 200 kDa. Kadar protein pada gelatin tinggi yaitu pada gelatin kering dengan kadar air 8 – 12 mengandung protein sekitar 84 - 86 Carr et al.,1995. Gelatin komersial secara luas diproduksi di berbagai belahan dunia. Di eropa, gelatin untuk pangan tersedia dalam bentuk lembaran tipis flake, sedangkan di Amerika Serikat gelatin dapat diperoleh dalam bentuk granul atau serbuk. Gelatin tidak memiliki rasa dan bau. Warna serbuk granul dan flakes pada gelatin yaitu putih agak kuning pucat. Pada bentuk lembaran, gelatin berwarna kuning pucat transparan Rowe, Sheskey Quinn, 2009. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gelatin praktis tidak larut dalam pelarut organik seperti aseton, kloroform, etanol 95, eter dan metanol. Zat ini larut dalam gliserin, larutan asam dan basa. Namun pada larutan asam kuat atau basa kuat, gelatin akan mengalami presipitasi. Gelatin larut dalam air hangat dan apabila didinginkan dibawah suhu 30 o C, larutan koloid ini akan membetuk gel dengan sifat tiksotropik dan reversibel menjadi cair kembali apabila dipanaskan. pH larutan atau gel gelatin akan berbeda tergantung tipenya yaitu tipe A pH 3,8 – 5,5; sedangkan tipe B pH 5,0 – 7,5. Gambar 2.2. Struktur dan Asam Amino Penyusun Kolagen dan Gelatin Sumber: http:www.gelatin.in Bloom kekuatan gel tergantung pada konsentrasi gelatin di dalam air, berat molekul gelatin, dan pH gel. Bloom akan meningkat apabila konsentrasi gelatin tinggi, berat molekul gelatin tinggi, dan pH gel yang mendekati netral. Gelatin memiliki kekuatan Bloom yang bervariasi, yaitu 50 hingga 300. Industri gelatin umumnya mencampur bahan baku untuk mendapatkan kekuatan gel yang diinginkan Rabadiya, 2013.

2.1.2 Struktur Kimia Gelatin

Dokumen yang terkait

Perbandingan Metode Kit Komersial dan SDS untuk Isolasi DNA Babi dan DNA Sapi dari Simulasi Cangkang Kapsul Keras untuk Deteksi Kehalalan Menggunakan Real-Time PCR (Polymerase Chain reaction)

2 12 82

Perbandingan antara Metode SYBR Green dan Metode Hydrolysis Probe dalam Analisis DNA Gelatin Sapi dan DNA Gelatin Babi dengan Menggunakan Real Time Polymerase Chain Reaction (PCR)

1 64 90

Deteksi DNA Babi dan DNA Sapi dengan Menggunakan Metode Insulated Isothermal Polymerase Chain Reaction (ii-PCR)

1 9 66

Deteksi DNA Gelatin Sapi Dan Gelatin Babi Pada Simulasi Gummy Vitamin C Menggunakan Real -Time PCR Untuk Analisis Kehalalan

1 11 70

Analisis Cemaran Daging Babi pada Produk Bakso Sapi yang Beredar di Wilayah Ciputat Menggunakan Real- Time Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan Metode Hydrolysis Probe.

1 51 86

Analisis Kandungan Gelatin Babi dan Gelatin Sapi pada Cangkang Kapsul Keras yang Mengandung Vitamin A Menggunakan Real-Time Polymerase Chain Reaction

0 13 80

Analisa Profil Protein Gelatin Sapi dan Gelatin Babi Gummy Vitamin C Menggunakan Metode SDSPAGE (Sodium Dodecyl Sulphate Poly Acrylamide Gel Electrophoresis)

2 21 79

Pemilihan Metode Ekstraksi DNA dan Protokol Deteksistaphylococcus Aureus Menggunakan Real-Time PCR

0 4 9

Perbandingan metode KIT komersial dan SDS untuk isolasi DNA babi dan DNA sapi pada simulasi cangkang kapsul keras untuk deteksi kehalalan menggunakan real-time PCR (polymerase chain reaction)

0 12 82

Perbandingan Metode SYBR Green dan Hydrolysis Probe dalam Analisis DNA Gelatin Sapi dan Babi Menggunakan Real Time PCR

0 0 8