Peran Pakar, mencakup keterlibatan para ahli atau pakar yang sesuai dengan Peran Kerjasama dan Pengembangan Kelembagaan, mencakup peran

5. Peran Penyediaan Data, Informasi dan Penelitian, meliputi kegiatan

pengumpulan data dan informasi bagi analisis oleh para ahli dan formulasi kebijakan oleh lembaga-lembaga publik. Peran ini secara operasional akan dijalankan oleh Komisi Khusus yang berada di bawah Badan Pelaksana.

6. Peran Pakar, mencakup keterlibatan para ahli atau pakar yang sesuai dengan

bidang keahlian, baik yang berasal dari perguruan tinggi, lembaga riset, maupun dari berbagai kelompok profesi. Peran ini akan diorganisasi oleh Kelompok Pakar berkoordinasi dengan Badan Pelaksana dilakukan dalam bentuk pengembangan kurikulum lingkungan pada pendidiakn formal dan kerjasama pelatihan dan penelitian ilmiah dan teknis dengan berbagai Lembaga Penelitian dan pihak-pihak berkompeten.

7. Peran Kerjasama dan Pengembangan Kelembagaan, mencakup peran

perintisan, pembangunan dan penguatan kerjasama dengan berbagai pihak di luar BKPEKDT. Peran ini secara operasional dilaksanakan oleh Komisi Khusus dibawah Badan Pelaksana. 8. Peran Koordinasi Lintas Wilayah dan Lintas Sektor, mencakup koordinasi ter- hadap program pembangunan daerah Pemangku Amanah dan diantara para Pemangku Amanah serta keseluruhan aspek yang ditimbulkan sebagai konsekwensi dari ketujuh peran kelembagaan diatas. Sumber: BKPEKDT 2004 dan ITB 2001. Pemangku Amanah yang dimaksud terdiri dari sebelas elemen berikut ini: Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provini Sumatera Utara. Otorita Asahan. Pemerintah Kabupaten Asahan dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Asahan. Pemerintah Kabupaten Dairi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Dairi. Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan. Pemerintah Kabupaten Karo dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Karo. Pemerintah Kabupaten Samosir. Ameilia Zuliyanti Siregar : Pengelolaan Ekosistem Kawasan Danau Toba Tanggungjawab Siapa?, 2008 USU Repository © 2008 6 Pemerintah Kabupaten Simalungun dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Simalungun. Pemerintah Kota Tanjung Balai dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tanjung Balai. Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tapanuli Utara. Pemerintah Kabupaten Toba Samosir dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Toba Samosir. Sumber: Otorita Asahan 2003. E. Status EKDT Hal-hal yang mencakup status EKDT terdiri dari enam kelompok berikut ini: 1. Komponen Atmosfir pengaruh atmosfir, interaksi atmosfir, status dan kondisi aliran udara dalam EKDT. 2. Status dan Assessment terhadap habitat perairan, habitat daratan, sistem TributariesDAS dalam sistem dataran dan di dalam sistem hutan EKDT. 3. Kondisi satwa liar. 4. Ekosistem dan manusia kondisi air minum, air masak, MCK, parawisata, menangkap ikan, pertanian dan lain-lain. 5. Dinamika ekonomi di dalam EKDT pemanfaatan air untuk industri, perdagangan, pertanian, perikanan, dan transportasi. 6. Status Danau Toba dan kebutuhan pengelolaan untuk pelestarian riset dan pengumpulan informasi, inisiatif perlindungan dan pelestarian, dan inisiatif pemulihan. Sumber: Bapedaldasu 2002 dan 2003. Berdasarkan sasaran manfaat PEKDT terbagi atas tujuh kategori seperti Tabel 1 ini: Tabel 1. Sasaran Manfaat PEKDT. Sasaran Manfaat Gambar Air Danau Toba layak dikonsumsi sebagai air minum. Danau Toba dapat kita renangi dengan amanakses kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat untuk berinteraksi dengan lingkungan EKDT. Lahan di daerah tangkapan air Danau Toba mempunyai fungsi ekosistem yang optimal. Ikan dan hasil pertanian dari kawasan Danau Toba layak dikonsumsitidak terkontaminasi. Ameilia Zuliyanti Siregar : Pengelolaan Ekosistem Kawasan Danau Toba Tanggungjawab Siapa?, 2008 USU Repository © 2008 7 Air Danau Toba dapat digunakan sebagai tenaga listrikwisata. Ekosistem flora dan fauna dalam keadaan sehat dan terpelihara keanekaragamanhayatinya. Udara di KEDT dapat mendukung kehidupan ekosistem yang sehat. Sumber: BKPEKDT 2004. F. Isu-Isu Kunci Perhatian terhadap pentingnya menjaga kelestarian Danau Toba tidak hanya bersifat lokal, regional dan nasional, bahkan menjadi isu yang berskala internasional. Pada tingkat internasional, konsep pembangunan yang berkelanjutan telah menjadi jargon politik yang disepakati bersama. Hal ini didasarkan kerisauan semua pihak terhadap fakta semakin merosotnya sumber daya alam di hampir semua negara karena kebijakan pembanguan selama ini tidak pro lingkungan dan mengabaikan prinsip- prinsip pembangunan berwawasan lingkungan. Kesadaran terhadap perlunya menjaga kelestarian sumber daya alam semakin ditumbuhkembangkan dan telah menjadi agenda penting yang dirumuskan dalam program-program pembangunan. Berdasarkan hasil kajian dan diskusi semua pihak dapat dirumuskan empat isu penting yang perlu dibahas dalam PEKDT, yaitu: 1. Konservasi lingkungan. 2. Pengembangan masyarakat. 3. Kelembagaan yang komprehensif dan koordinatif. 4. Nilai jasa lingkungan dan nilai ekonomi BKPEKDT, 2004.

G. Penutup PEKDT merupakan tanggung jawab bersama secara komprehensif dan kolaboratif