Prinsip Pengelolaan EKDT Sifat-Sifat Pengelolaan EKDT 1. Upaya dan Konsensus Bersama.

2. Mengidentifikasi permasalahan yang berkaitan dengan upaya mengelola kelestarian EKDT dan menyusun rekomendasi strategi pengelolaan. 3. Mengidentifikasi peluang dan kendala yang ada saat ini dalam konservasi dan pemanfataan berkelanjutan atas komponen ekosistem. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu dikembangkan seperangkat indikator lingkungan yang digunakan sebagai dasar penilaian terhadap terjadinya kerusakan manfaat dari berbagai aktivitas yang akan memanfatkan potensi sumber daya alam EKDT. Beberapa kegunaan dari indikator lingkungan antara lain: 1. Memudahkan para Pemangku Amanah untuk mengevaluasi kondisi EKDT dan mengarahkan kegiatan pengelolaan dalam upaya memulihkan dan melindungi kesehatan lingkungan. 2. Mengukur kondisi lingkungan seperti keutuhan komponen ekosistem, kesehatan perairan, kesehatan manusia bahkan peningkatan kualitas hidup. 3. Mengukur kecenderungan perubahan yang terjadi terhadap kondisi komponen ekosistem dari waktu ke waktu. 4. Sebagai tanda peringatan dini early warning system dalam mengidentifikasi perubahan-perubahan yang terjadi sehingga dapat mengantisipasi dampak yang terjadi secara kumulatif. 5. Memantau efektivitas pengelolaan yang telah dilakukan BKPEKDT, 2002 dan 2004

B. Prinsip Pengelolaan EKDT

Menurut BKPEKDT 2004, pengelolaan dilakukan atas tiga prinsip utama meliputi:

1. Pemulihan Remediation bertujuan agar keberlangsungan EKDT dapat terjaga

yang didasarkan pada indikator ekositem yang ditetapkan. Pengelolaan ekosistem diarahkan pada upaya identifikasi dan perbaikan terhadap kerusakan yang timbul akibat berbagai aktivitas yang terjadi pada saat ini.

2. Keutuhan dan Keberlanjutan Integrity and Sustainability dimaksudkan untuk

mewujudkan kelestarian EKDT yang didasarkan pada upaya menjaga keutuhan komponen ekosistem air, udara, dan daratan secara integral dan berkelanjutan. Ameilia Zuliyanti Siregar : Pengelolaan Ekosistem Kawasan Danau Toba Tanggungjawab Siapa?, 2008 USU Repository © 2008 3 Implementasi dari aspek ini adanya upaya perlindungan terhadap komponen ekosistem dari kemungkinan ancaman., gangguan maupun kerusakan yang mungkin timbul dari adanya berbagai aktivitas.

3. Kerangka Kemitraan Partnership Framework dimaksudkan bahwa setiap

kegiatan pembangunan didasarkan pada prinsip-prinsip rasa memiliki sense of belonging, rasa tanggung jawab sense of responsibility dan rasa takut sense of participation, sehingga tercipta upaya pengawasan bersama dalam menjaga kelestarian EKDT.

C. Sifat-Sifat Pengelolaan EKDT 1. Upaya dan Konsensus Bersama.

Proses pengembangan dan implementasi Pedoman Pengelolaan EKDT dlakukan melalui upaya bersama untuk mencapai konsensus atas visi, sasaran, prioritas, dan tata laksana pengelolaan EKDT.

2. Melibatkan Semua Pihak. Proses pedoman pengelolaan ELKDT melibatkan lembaga pemerintah, lembaga

non pemerintah, professional serta individual yang melaksanakan fungsinya sesuai dengan bidang, misi, kewenangan dan profesionalisme yang ada pada dirinya. Pedoman pengelolaan EKDT mencakup peran strategi masyarakat dalam pengelolaan EKDT.

3. Bersifat Iterative. Pengembanagn Pedoman Pengelolaan EKDT merupakan suatu proses yang

bersifat iterative, dimana pengayaan data, informasi, dokumen ilmiah, kebijakan dan sebagainya mengarahkan Pedoman Pengelolan EKDT menuju kesempurnaan pada setiap tahapannya.

4. Progresif. Proses iterative membawa Pemangku Amanah dan para stakeholder kearah

kondisi-kondisi kesepakatan Pedoman Pengelolaan EKDT yang lebih maju. Ameilia Zuliyanti Siregar : Pengelolaan Ekosistem Kawasan Danau Toba Tanggungjawab Siapa?, 2008 USU Repository © 2008 4

5. Peran Informasi dan Komunikasi.

Merupakan dokumen yang terbuka terhadap berbagi masukan dari masyarakat dan pihak-pihak lainnya dalam menyebarluaskan informasi Sumber: BKPEKDT 2002 2004.

D. Peran Kelembagaan