FNAB dioperasikan dengan mengunakan tangan, apabila Adenoma Pleomorfik malignant secara alami dengan keakuratan sekitar 90.
2
FNAB juga dapat mendeteksi tumor primer kelenjar saliva dari metastase. Core needle biopsy
lebih akurat dibanding dengan FNAB dengan ketelitian diagnostik lebih besar dari 97.
2
3.3 Gambaran Radiografi
Gambaran CT Adenoma Pleomorfik benign mixed tumor adalah suatu penampang yang tajam dan pada dasarnya mengelilingi lesi homogen yang
mempunyai suatu kepadatan yang lebih tinggi dibanding glandular tisssue. T1- weighted MRI menunjukkan Adenoma Pleomorfik benign mixed tumor dengan area
yang relatif mempunyai intensitas signal rendah area gelapradiolusen dibanding glandular tisssue.
10
Tumor mempunyai intensitas yang lebih besar ke area terang intermediate brightness dengan proton density-weighted MRI dan kelihatan sebagai aspek
homogen dengan kepadatan yang tinggi terangradiopak pada area T2- weighted. Foci dengan intensitas signal rendah area gelapradiolusen biasanya menunjukkan
area fibrosis atau kalsifikasi distropik. Kalsifikasi ditunjukkan dengan tanda kosong signal void pada neoplasma parotid sebagai tanda Adenoma Pleomorfik mixed
benign tumor sewaktu hasil diagnosa.
10
Pemeriksaan radiografi berguna untuk membantu menegakkan diagnosa pada penderita Adenoma Pleomorfik. CT dan MRI berperan penting untuk mendeteksi
Adenoma Pleomorfik pada kelenjar saliva.
Universitas Sumatera Utara
Dengan CTI, deteksi tumor 77 pada bidang aksial dan 90 pada bidang aksial dengan CE CT. Sedangkan dengan MRI, deteksi tumor 86 pada bidang aksial
T1- weighted dan 88 pada bidang aksial T2- weighted, dan 85 pada bidang aksial CE T1- weighted.
1
Pemeriksaan Adenoma Pleomorfik dengan CTI dan MR oleh radiolog untuk mengetahui lokasi dan besar tumor, deteksi lesi, batas tumor, batas lesi, aspek lesi,
kontras antara lesi dengan jaringan sekitarnya, gambaran intensitas dari lesi, keberhasilan pemakaian medium kontras, aspek lesi setelah injeksi medium kontras,
deteksi kapsul nya dan resorpsi tulang yang terjadi di sekitar lesi tersebut.
1
Deteksi lesi dapat diklasifikasikan menjadi positif atau negatif. Pinggir lesi dapat diklasifikasikan menjadi kurang jelas atau semuanya jelas. Batas lesi dapat
diklasifikasikan menjadi halus atau berlobus. Aspek lesi dapat diklasifikasikan menjadi homogen atau tidak homogen. Kontras antara lesi dengan jaringan sekitarnya
dapat diklasifikasikan menjadi tinggi atau rendah. Gambaran intensitas dari lesi dengan otot disebelah lesi diklasifikasikan kedalam empat kelompok: tinggi,
intrermediet, rendah, atau gabungan tinggi dengan rendah. Aspek lesi terhadap injeksi medium kontras diklasifikasikan menjadi homogen, tidak homogen dan perifer.
Deteksi kapsul nya dan resorpsi tulang diklasifikasikan menjadi positif atau negatif.
1
Dari beberapa laporan kasus, tampilan CTI Adenoma Pleomorfik menunjukkan margin tumor smooth, tumor kecil seperti spherical dan tumor besar
lobular. Setelah keberhasilan dalam pemakaian medium kontras Adenoma Pleomorfik menunjukkan peningkatan variabel.
1
Universitas Sumatera Utara
Bogeart et al, melaporkan Adenoma Pleomorfik pada kelenjar parotid menunjukkan pola inhomogenous pada sebagian besar kasus CTI. Lev at al,
melaporkan bahwa pada CTI, penigkatan variabel ditemukan didalam Adenoma Pleomorfik pada kelenjar parotid dengan pola penigkatan homogenous dengan bahan-
bahan kontras dari waktu ke waktu.
1
Dari tampilan MRI, Adenoma Pleomorfik menunjukkan pola homogenous dengan intensitas signal intermediete atau rendah radiolusen pada T1- weighted
images, intensitas signal tinggi radiopak dengan pola inhomogenous pada T2- weighted images, dan peningkatan pola inhomogenous pada CE T1-weighted images.
1
Tsushima et al, dan Joe at al, melaporkan intensitas tinggi atau terang dengan T2- weighted menunjukkan Adenoma Pleomorfik. Ikeda at al, melaporkan MRI
menunjukkan pola kapsul komplit, kontur lobus, intensitas signal T2 tinggi untuk prediksi Adenoma Pleomorfik.
1
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.13 : Adenoma Pleomorfik di palatum laki-laki, 59 tahun. Pinggir tumor, batas tumor,dan resorpsi tulang dapat di deteksi dengan CT dan MRI. A Tumor tidak homogen,
intensitas signal intermediet pada CTI. B Setelah pemakaian medium kontras tumor menunjukkan peningkatan yang tidak homogen pada CE CTI. C T1-
weighted MRI menunjukkan intensitas massa intermediet. D T2-weighted MRI FS teknik menunjukkan intensitas massa tidak homogen. E Setelah pemakaian
medium kontras tumor menunjukkan peningkatan CE T1- weighted menggunakan FS teknik. F Resorpsi tulang pada tulang palatal dapat di deteksi dengan koronal
CE T1- weighted MRI menggunakan FS teknik.
1
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.14 : Adenoma Pleomorfik pada kelenjar parotid wanita, 57 tahun. Pinggir tumor, batas
tumor di deteksi dengan CT dan MRI. Kalsifikasi di deteksi dengan CTI A Tumor tidak homogen, intensitas signal intrermediet pada CTI. B Setelah pemakaian
medium kontras tumor menunjukkan peningkatan yang tidak homogen pada CE CTI. C T1- weighted MRI menunjukkan intensitas massa intermediet. D T2- weighted
MRI FS teknik menunjukkan intensitas massa tidak homogen. E Tumor menunjukkan batas lobular pada korona T2- weighted MRI menggunakan FS teknik.
F Setelah pemakaian medium kontras tumor menunjukkan peningkatan CE T1- weighted menggunakan FS teknik.
1
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.15 : Adenoma Pleomorfik pada kelenjar submandibularis wanita, 55 tahun. Pinggir tumor,
batas tumor di deteksi dengan CT dan MRI. A Tumor tidak homogen, intensitas signal intrermediet pada CTI. B Setelah pemakaian medium kontras tumor
menunjukkan peningkatan yang tidak homogen pada aksial CE CTI. C Intensitas tumor ditunjukkan koronal CE CTI. D Pada aksial T1- weighted MRI menunjukkan
intensitas massa tinggi. E Pada aksial T2- weighted MRI menggunakan FS teknik menunjukkan tumor tidak homogen intensitas massa tinggi. F Tumor menunjukkan
batas lobus tidak homogen dan intensitas signal tinggi pada koronal T2- weighted MRI menggunakan FS teknik.
1
Universitas Sumatera Utara
20
BAB 4 PERAWATAN, PROGNOSA DAN DIFERENSIAL DIAGNOSA