1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tenaga kerja adalah pelaku pembangunan dan pelaku ekonomi baik secara individu maupun secara kelompok, sehingga mempunyai peranan yang sangat
penting dalam aktifitas perekonomian nasional, yaitu untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat.
1
Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pekerja atau buruh adalah setiap orang yang
bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Sedangkan Pemberi kerja, adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum atau badan-
badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
Tenaga kerja merupakan Sumber Daya Manusia SDM yang menjadi faktor produksi yang tidak dapat diabaikan dalam suatu perusahaan, karena menjadi
perencana dan pelaku dalam setiap aktivitas perusahaan, bahkan menempati posisi yang strategis untuk mencapai tujuan perusahaan. Oleh karenanya diperlukan
pembangunan ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dan peran sertanya dalam pembangunan serta peningkatan perlindungan tenaga kerja
dan keluarganya sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. Dalam hal perlindungan terhadap tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin hak-hak dasar
pekerja dan menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi
1
Adrian Sutedi. 2008. Hukum Perburuhan. Sinar Grafika. Jakarta. Hal. 2.
2 atas dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya
dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha. Salah satu pasal dalam UUD 1945 yaitu pasal 28 D yang menyatakan bahwa setiap orang
berhak untuk mendapatkan imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
Menurut Pasal 4 Undang-Undang Nomer 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pembangunan ketenagakerjaan bertujuan untuk memberdayakan
dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi, mewujudkan pemerataan kesempatan kerja, memberikan perlindungan kepada tenaga kerja
dalam mewujudkan kesejahteraan dan meningkatkan kesejahteraan tenanga kerja dan keluarganya.
Memasuki era globalisasi dewasa ini, sektor ketenagakerjaan akan menghadapi tantangan yang cukup besar, persaingan antar dunia usaha akan
semakin ketat dan penggunaan teknologi maju akan semakin mendapat perhatian sehingga pemilihan perkerja akan semakin selektif. Hal tersebut pada akhirnya
memicu terjadinya persoalan-persoalan ketenagakerjaan di Indonesia yang hingga dewasa ini menjadi masalah nasional yang sangat kompleks.
Tuntutan para tenaga kerja untuk memperjuangkan perbaikan kesejahteraan, seperti kenaikan upah dan kondisi kerja yang lebih baik dapat dipandang sebagai
tuntutan yang dapat difahami. Namun, dalam hal ini kebijakan dan peraturan perundang-undanan pemerintah yang mempengaruhi kehidupan ekonomi tenga kerja
juga diperlukan untuk memberikan perlindungan terhadap hak-hak tenaga kerja.
3 Sebagai makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan manusia lain, maka
merupakan suatu hal yang wajar jika dalam interaksi tersebut terjadi perbedaan paham yang mengakibatkan konflik antara satu dengan yang lain. Mengingat
konflik merupakan sesuatu hal yang lumrah, yang penting adalah bagaimana meminimalisir atau mencari penyelesaian dari konflik tersebut, sehingga konflik
yang terjadi tidak menimbulkan dampak negatif. Demikian juga dalam bidang ketenagakerjaan, meskipun para pihak yang terlibat di dalamnya sudah diikat
dengan perjanjan kerja namun konflik masih tetap tidak dapat di hindari. Masalah perbedaan kepentingan antara tenga kerja dengan pengusaha dalam
hubungan kerja akan tetap ada walaupun mereka telah terikat oleh kesepakatan kerja bersama. Pada dasarnya pekerja berkepentingan untuk mendapatkan
pekerjaan dengan imbalan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja dan keluarganya. Sebaliknya kepentingan pengusaha antara lain adalah untuk
mengembangkan usahanya dengan mempekerjakan pekerja. Oleh karena itu kepentingan yang berbeda ini tidak boleh di pandang sebagai dua hal yang
bertentangan, tetapi sebagai suatu perbedaan yang saling melengkapi dan mendorong para pihak untuk bertemu dalam suatu hubungan kerja walaupun tidak
dapat dipungkiri bahwa konflik dapat saja terjadi karena kepentingan itu. Pengusaha mempunyai kepentingan atas kelangsungan dan keberhasilan
perusahaan adalah jelas dan wajar, karena tanggung jawab morilnya sebagai pimpinan, sebagai sumber penghidupan dan untuk mendapatkan konsekuensi
yang sesuai dengan modal yang ditanamkannya. Namun, tenaga kerja juga
4 mempunyai kepentingan yang sama atas perusahaan, yaitu sebagai sumber
penghasilan dan penghidupannya. Kondisi pertentangan kepentingan semacam itu terjadi di berbagai sektor
industri, termasuk di perusahaan manufaktur sektor logam metal. Ada sebuah fenomena yang cukup menarik untuk diteliti seperti apa yang terjadi di PT. Mulia
Jaya. Bahwa tidak semua pekerja yang ada di PT. Mulia Jaya telah terpenuhi hak- hak normatifnya.
PT. Mulia Jaya yang merupakan perusaahan manufaktur yang memproduksi knalpot dengan sistem produksi job order berdasarkan pesanan memang
adakalanya harus berhadapan dengan situasi fluktuasi jumlah order yang tidak menentu. Sebagai konsekwensinya, para tenaga kerja kontrak yang dipekerjakan
atas kebutuhan pemenuhan order yang tinggi di atas rata-rata, dipekerjakan oleh pihak perusahaan berdasarkan waktu dan kebutuhan yang tidak menentu dan tidak
dapat diprediksi. Artinya akan terjadi problematika hukum jika kondisi pola hubungan ketenagakerjaan di sektor usaha tersebut dikaitkan dengan
implementasi pemenuhan hak-hak normatif tenaga kerja ditinjau dari Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Maka dari itu, peneliti tertarik untuk meneliti implementasi pemenuhan hak- hak normatif tenaga kerja menurut Undang-Undang Nomer 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan dan pekerja dan faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam implementasi pemenuhan hak-hak normatif tenaga kerja di PT. Mulia Jaya. Oleh
sebab itu, peneliti tertarik untuk mengangkat penelitian dengan judul: “Implementasi
5
Hak-hak Normatif Tenaga Kerja Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Studi Di PT. Mulia Jaya-Kota Malang”.
B. Rumusan Masalah