Jika terjadi kekurangan atas permintaan suatu item, perusahaan harus melakukan backorder atau mengganti dengan item lain atau menbatalkan
pengiriman. Dalam situasi sepeti ini bukan kerugian penjualan yang terjadi tetapi penundaan dalam pengiriman. Untuk mengatasi masalah ini secara
khusus, perusahaan melakukan pembelian darurat atas item tersebut dan perusahaan akan menanggung biaya tambahan extra cost untuk pesanan
khusus dapat berupa biaya pengiriman secara cepat, dan tambahan biaya pengepakan.
Para pemilik dan manajer berusaha keras untuk membuat persediaan barang- barangnya secepat mungkin karena barang-barang yang tidak terjual akan
mengurangi laba. Makin cepat penjualan yang terjadi maka makin tinggi labanya, yang berarti perusahaan mendapat tambahan aliran kas. Makin lambat
penjualannya, maka makin rendah labanya. Idealnya suatu usaha dapat beroperasi tanpa adanya simpanan persediaan. Walaupun demikian, kebanyakan perusahaan,
harus mempunyai persediaan barang untuk pelanggannya. Para pedagang yang berhasil akan membeli dengan hati-hati untuk tetap menjaga perputaran barang
yang diusahakannya tetap dalam tempo yang cepat.
IV. Perputaran Persediaan
Menurut Horngren, et al 1997:250 ” Perputaran Persediaan adalah rasio antara harga pokok penjualan terhadap persediaan rata-rata menunjukkan seberapa
cepat persediaan tersebut dapat dijual”. Sedangkan menurut Waren, et al. 2005: 462 ”Perputaran persediaan inventory turnover mengukur hubungan antara
volume barang dagang yang dijual dengan jumlah persediaan yang dimiliki selama periode berjalan. Rasio ini dihitung sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
rata rata
Persediaan ualan
aPokokPenj H
Persediaan Perputaran
− =
arg
Persediaan rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan angka-angka mingguan, bulanan, atau tahunan. Untuk menyederhanakannya kita menentukan
persediaan rata-rata dengan membagi jumlah persediaan pada akhir dan awal tahun dengan 2. Selama jumlah persediaan yang dimiliki sepanjang tahun stabil,
rata-rata ini akan cukup akurat bagi analisis kita. Besarnya hasil perhitungan persediaan menunjukkan tingkat kecepatan persediaan menjadi kas atau piutang
dagang.
V. Likuiditas 1. Pengertian Likuiditas
Likuiditas mengacu pada ketersediaan sumber daya perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek Wild et al, 2005:185. Risiko likuiditas
perusahaan jangka pendek dipengaruhi oleh kapan arus kas masuk dan arus kas keluar terjadi serta prospek arus kas untuk kinerja masa depan. Analisis likuiditas
diarahkan pada aktivitas operasi perusahaan, kemampuan untuk menghasilkan keuntungan dari penjualan produk dan jasa, dan persyaratan serta ukuran modal
kerja. Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan untuk membayar kewajiban
finansial jangka pendek tepat pada waktunya Sartono, 2001:116. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah
Universitas Sumatera Utara
untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang dan persediaan.
Menurut Warsono 2001:34 ”Rasio-rasio likuiditas liquidity ratios adalah suatu rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya yang harus dipenuhi. Pada prinsipnya, semakin tinggi rasio likuiditas, maka semakin baik kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2. Rasio-rasio Likuiditas