Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Deviation inv. Turn over 99 .44 74.21 5.9949 11.18753 current ratio 99 .12 24.40 3.1864 3.36543 Valid N listwise 99 Tabel 4.2 menunjukkan bahwa baik variabel CR Current Ratio Rasio Lancar maupun IT Inventory Turnover Perputaran Persediaan memiliki nilai minimum, nilai maksimum dan nilai rata-rata yang positif karena baik CR Rasio Lancar maupun IT Perputaran Persediaan nilainya adalah positif. Berikut ini adalah perincian data deskriptif yang telah diolah: 1. Variabel CR memiliki nilai minimum sebesar 0,12, nilai maksimum sebesar 24,40 , nilai rata-rata sebesar 3,1864 dan standar deviasi sebesar 3,36543 dengan jumlah sampel sebanyak 99. 2. Variabel IT memiliki nilai minimum sebesar 0,44 , nilai maksimum sebesar 74,21 , nilai rata-rata sebesar 5,9949 , dan standar deviasi sebesar 11,18753 dengan jumlah sampel sebanyak 99.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Pengujian data statistik dengan menggunakan model Kolmogorov-Smirnov dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi secara normal atau tidak, dengan hipotesis sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Ho : data residual terdistribusi normal Ha : data residual terdistribusi tidak normal Dalam uji Kolmogrov Smirnov, pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan yaitu: b. Jika nilai signifikansi 0,05 maka distribusi data tidak normal c. Jika nilai signifikansi 0,05 maka distribusi data normal Tabel 4.3 Uji Normalitas 1 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 99 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 3.28240861 Most Extreme Differences Absolute .194 Positive .194 Negative -.179 Kolmogorov-Smirnov Z 1.931 Asymp. Sig. 2-tailed .001 a. Test distribution is Normal. Dari hasil pengolahan data, diperoleh bahwa data dalam penelitian ini tidak terdistribusi secara normal. Dari tabel 4.3, dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov- Smirnov sebesar 1,931 dan signifikansi pada 0,001, p= 0, 001 0,05 artinya Ha diterima yang berarti data residual terdistribusi tidak normal. Data residual yang terdistribusi tidak normal juga dapat dilihat melalui grafik histogram dan grafik Normal P-P Plot Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Grafik Histogram 1 Grafik histogram menunjukkan bahwa data residual terdistribusi normal. Hal ini dilihat dari grafik histogram yang menunjukkan distribusi data mengikuti kurva yang tidak menceng ke kanan ataupun menceng ke kiri. Akan tetapi, hasil uji normalitas dengan menggunakan model Kolmogorov-Smirnov mendukung hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik Normal P-P Plot . Grafik Normal P-P Plot menunjukkan titik-titik dalam plot terlihat menyebar jauh dari garis diagonal baik di atas maupun di bawah garis diagonal. Grafik Normal P-P Plot dapat dilihat sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot 1 Dalam penelitian ini data residual tidak terdistribusi secara normal, maka perlu dilakukan tindakan penormalan data. Data yang tidak terdistribusi secara normal dapat ditransfomasi agar menjadi normal Ghozali, 2003:32. Menurut Erlina 2007:106, ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal yaitu: b. lakukan transformasi data ke bentuk lainnya, b. lakukan trimming, yaitu membuang data outlier, c. lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu. Universitas Sumatera Utara Agar nilai residual berdistribusi normal, maka dilakukan transformasi data ke model SQRT, yaitu ke dalam bentuk akar kuadrat. Lalu, data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas kembali. Berikut ini hasil pengujian Kolmogorov- Smirnov K-S: Tabel 4.4 Uji Normalitas 2 Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 99 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation .71536641 Most Extreme Differences Absolute .126 Positive .126 Negative -.084 Kolmogorov-Smirnov Z 1.253 Asymp. Sig. 2-tailed .087 a. Test distribution is Normal. Dari hasil pengolahan data tersebut dengan menggunakan SPSS 16, maka diperoleh besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1,253 dan signifikansi pada 0,087, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal karena p= 0,087 0,05. Data yang terdistribusi secara normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histogram dan grafik Normal P-P Plot. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Grafik Histogram 2 Grafik Histogram Setelah Data Ditransformasi Gambar 4.4 Grafik Normal P-P Plot 2 Grafik Normal P-P Plot Setelah Data Ditransformasi Universitas Sumatera Utara Dengan membandingkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data yang tidak menceng skewness ke kiri maupun ke kanan atau normal. Pada grafik Normal P- P Plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

b. Uji Heterokedasitas

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui apakah dalam penelitian terjadi Heteroskedastisitas, dapat dilihat dengan grafik scatterplot dan Uji Glejser. • Grafik scatterplot Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED yang dihasilkan dari pengolahan data dengan menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah: 1 jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang terartur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, 2 jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik scatterplot berikut ini: Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5 Grafik Scatterplot Dari gambar scatterplot di atas, dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. • Uji Glejser Uji ini untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi Heterokedastisitas. Jika probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5 , maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya Heterokedastisitas. Universitas Sumatera Utara Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat juga melalui statistik uji glejser berikut ini Tabel 4.5 Hasil Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant .438 .098 4.467 .000 SQRT_IT .039 .040 .098 .970 .334 1.000 1.000 a. Dependent Variable: ABS_2 Hasil tampilan output SPSS di atas menunjukkan nilai probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5 yakni sebesar 0,334 atau sebesar 33,4. Jadi disimpulkan model bahwa regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.

c.. Uji Autokorelasi

Menurut Singgih 2002 : 218 Untuk mendeteksi adanya autokorelasi bisa digunakan tes Durbin Watson D-W. Panduan mengenai angka D-W untuk mendeteksi autokorelasi bisa dilihat pada tabel D-W, yang bisa dilihat pada buku statistik yang relevan. Namun demikian secara umum bisa diambil patokan: 3 Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif. 4 Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. 5 Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .213 a .045 .035 .71904 1.842 a. Predictors: Constant, SQRT_IT b. Dependent Variable: SQRT_CR Tabel 4.6 di atas memperlihatkan bahwa nilai statistik D-W sebesar 1,842. Nilai statistik D-W sebesar 1,842 terletak diantara -2 dan +2, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi baik autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif.

3. Analisis Regresi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Net Profit Margin pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

63 376 83

Pengaruh Perputaran Kas, Net Profit Margin, dan Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

10 140 99

Pengaruh Perputaran Persediaan Barang Jadi Terhadap Modal Kerja Perusahaan-Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011

1 9 96

PENGARUH LEVERAGE, LIKUIDITAS, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

2 20 23

PENGARUH LIKUIDITAS DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 4 24

Pengaruh Perputaran Persediaan Barang Jadi Terhadap Modal Kerja Perusahaan-Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011

0 0 12

Pengaruh Perputaran Persediaan Barang Jadi Terhadap Modal Kerja Perusahaan-Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011

0 0 2

Pengaruh Perputaran Persediaan Barang Jadi Terhadap Modal Kerja Perusahaan-Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011

0 0 9

Pengaruh Perputaran Persediaan Barang Jadi Terhadap Modal Kerja Perusahaan-Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011

0 0 30

Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Net Profit Margin pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 2 11