Definisi Jenis autopsi berdasarkan tujuan 1. Autopsi Klinik

dilihat dari pengunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan membuat bagan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. 5. Sintesis Synthesis sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya, terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. 6. Evaluasi Evaluation Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan criteria-kriteria yang telah ada. Misalnya: dapat membandingkan antara anak-anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya wabah diare di suatu tempat, dapat menafsirkan sebab ibu-ibu tidak mau ikut KB, dan sebagainya. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut.

2.2 Autopsi Forensik

2.2.1. Definisi

Autopsi adalah pemeriksaan terhadap tubuh mayat, yang meliputi pemeriksaan terhadap bagian luar maupun dalam, dengan tujuan menemukan proses penyakit dan atau adanya cedera, melakukan interpretasi atas penemuan- penemuan tersebut, menerangkan penyebab kematian serta mencari hubungan sebab akibat antara kelainan-kelainan yang ditemukan dengan penyebab kematian Mansjoer, 2000. Universitas Sumatera Utara

2.2.2. Jenis autopsi berdasarkan tujuan 1. Autopsi Klinik

Dilakukan terhadapat mayat seseorang yan diduga terjadi akibat suatu penyakit. Tujuannya untuk menentukan penyebab kematian yang pasti, menganalisis kesesuaian antara diagnosis klinis dan diagnosis postmortem, patogenesis penyakit, dan sebagainya. Untuk autopsi ini mutlak diperlukan izin keluarga terdekat mayat tersebut. Sebaiknya autopsi klinik dilakukan secara lengkap, namun dalam keadaan amat memaksa dapat juga dilakukan autopsi parsial atau needle necropsy terhadap organ tertentu meskipun pada kedua keadaan tersebut kesimpulannya sangat tidak akurat Mansjoer, 2000. 2. Autopsi ForensikMedikolegal Dilakukan terhadap mayat seseorang yang diduga meninggal akibat suatu sebab tidak wajar seperti pada kasus kecelakaan, pembunuhan, maupun bunuh diri. Tujuan pemeriksaan autopsi forensik adalah untuk: 1. Membantu penentuan identitas mayat 2. Menentukan sebab pasti kematian, mekanisme kematian, dan saat kematian 3. Mengumpulkan dan memeriksa benda bukti untuk penentuan identitas benda penyebab dan pelaku kejahatan 4. Membuat laporan tertulis yang objektif berdasarkan fakta dalam bentuk visum et repertum Autopsi forensik harus dilakukan sedini mungkin, lengkap, oleh dokter sendiri, dan seteliti mungkin Mansjoer, 2000. 3. Autopsi anatomi Dilakukan terhadap mayat korban meninggal akibat penyakit, oleh mahasiswa kedokteran dalam rangka belajar mengenai anatomi manusia. Untuk autopsi ini diperlukan izin dari korban sebelum meninggal atau keluarganya. Dalam keadaan darurat, jika dalam 2 x 24 jam seorang jenazah tidak ada keluarganya maka tubuhnya dapat dimanfaatkan untuk autopsi anatomi Mansjoer, 2000. Universitas Sumatera Utara

2.2.3 Teknik Autopsi Forensik

Dokumen yang terkait

Peranan Akuntan Forensik, Pentingnya Pengacara Dan Pendapat Hakim Dalam Peradilan Untuk Menginvestigasi Dan Mengungkapkan Kasus Korupsi Di Indonesia

1 58 97

Tingkat Pengetahuan Masyarakat Kelurahan Badak Bejuang terhadap Tuberkulosis (TB) Ekstraparu

2 34 82

Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Pemeriksaan Pap Smear Di Kelurahan Petisah Tengah Tahun 2009

1 61 56

Gambaran Pengetahuan Wanita Tentang Sadari Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Di Kelurahan Petisah Tengah Tahun 2009

0 41 64

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT CHIKUNGUNYA DENGAN KEBIASAAN WARGA Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Penyakit Chikungunya Dengan Kebiasaan Warga Memelihara Lingkungan Rumah Di Desa Trangsan Gatak Sukoharjo.

0 1 16

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Produktif yang Tinggal di Kecamatan Medan Petisah Kelurahan Sei Putih Timur 1 Lingkungan 1 tentang Kanker Payudara Tahun 2016

0 1 14

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Produktif yang Tinggal di Kecamatan Medan Petisah Kelurahan Sei Putih Timur 1 Lingkungan 1 tentang Kanker Payudara Tahun 2016

0 0 2

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Produktif yang Tinggal di Kecamatan Medan Petisah Kelurahan Sei Putih Timur 1 Lingkungan 1 tentang Kanker Payudara Tahun 2016

0 0 3

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Produktif yang Tinggal di Kecamatan Medan Petisah Kelurahan Sei Putih Timur 1 Lingkungan 1 tentang Kanker Payudara Tahun 2016

0 1 26

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Produktif yang Tinggal di Kecamatan Medan Petisah Kelurahan Sei Putih Timur 1 Lingkungan 1 tentang Kanker Payudara Tahun 2016

0 0 3