Reklaiming lahan sebagai bentuk resistensi masyarakat desa hutan (Kasus perlawanan masyarakat desa margaharja, kecamatan sukadana, kabupaten ciamis, provinsi jawa barat terhadap perum perhutani)

REK~MING
LAHAN SEBAGAJ BENTUK RESISTENSI
MASYARAKAT DESA HUTAN

WWs Pehwman Masyarakat Desa Margaharja, Kecambn Sukadana, Kabupaten
Ciami, Provimi Jawa Barat temadap Perum Perhutani)

OLEH :
WVolA FEFtyATA
A14201013

'-

PROGRAM STUD1 KOMUNlKASl DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS PERTANlAN
INSrrmT PERTANlAN BOGOR

2006

Xrnni*XeX&Pm"19
x4abm&+

icbn& 7mh%r

Wp"&cmumn

Qomh

7dmppmybp, 7mh a i r

WYDlA FERMATA REKWMING LAHAN SEBAGAl B E H N K RESISTP(SI
MASYARAKAT DESA HUTAN. Kasus Per(awaMn Masyaralcat Desa Margahary,
Kecamatan Sylradana, Kabupten C h n b , hovinsf .&wa Barat temadap P e m
~erhutani.(dl bawah bimbfngan NANOVICH AGUSTA).
Penelitian ini hendak mengkritk pendapat Gunawan Wrradi (2001) tentang pola .
penguasaan lahan sebagai resultan dari interaksi sejarah lokal, intervensi asing.
kewakan pernerintah, dan dinamika internal. Selanjub'lya, penelitian ini juga
men$rit&

teori Jeffrey Paige tentang revolusi agraria sebagai m

o w massa


kelompok penggarap bemadapan dengan kelompok non penggarap. PiIihan strategi
resistensi petani tergantung pada represivitas kelornpok non penggarap.
Dalam rangka men-

kedw teori ini. peneCrtian ditaksanakan m a n

menggunakan pendekatan kualitatif eksplanasi yang mengkombinasikan studi kasus

intrinsik dengan studi sejarah sebagai strategi penelitian. Penetitian diiudkan di
Desa Margaharja, Kecarnatan Sukadana, Kabupaten Ciami. Provinsi Jawa Barat

yang rnwupakan daerah konflik antara masyarakat desa hutan dengan Perum
Phutani. Pengambilan data di lapangan dilakukan pada tanggal 10 Juni sampai .
dengan 7 Agustus 2005.
Hasil p e n e l i i rnenunjuldcan bahwa

aksi reklaiming yang dWc&an

masyarakat Desa Margaharja temadap lahan kehutanan rnenrpakan hasil interaksi


dari berbagai faktor yaitu: sejarah lokal. intervensi as@, kebijakan pemerintah. clan
diiarnika internal. Sejarah lokal rnenunjukkan bahwa masyarakat telah rnenggarap
lahan sebelurn penbjahan Belanda, sedangkan Perum Pemutani (sebelumnya

Jawatan Kehutanan) rnenglrasai lahan tersebut berdasarkan Berita Acara Tapal
Batas (BATB) tah~m1937 dan tahun 1939. Kedatangan Belanda ke Margaharja.
menjauhkan masyarakat dari hutan. Jepz.ag, sebaliknya mengembalikan hutan
kepada petani. Sebagai komekuen;inya, masyarakat 'dipaksa' menyerahkan h a d
panen unMc keperfuan perang.
lntervensi asing d i i dengan k e t w t a n pihak luar negeri dalam
n a s i o n a l i i i aset Belanda sekarius 'seperangw hutang Belanda. Pada tahun
1950-an di mana pernerintah melahi Peraturan Pemerintah No 26 tahun 1952 yang
dikuatkan dengan Peraiuran Pemerintah No 8 tahun 1953 rnenyerahkan penguasaan
hutan kepada Jawatan Kehutanan. S e k n j h y a meJalui Peraturan Pemerintah Nomor

I S Tahun 1972. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1978. dan Surat Kepuhrsan
Menteri Pertanian No. 143n@tsRlm/?./1978

penguasaan Jawatan Kehutanan


diGmpaJhn kepada Perum Perhuiani &rigan kmenangan sehrruh a r d hutan.
kecuaG hutan suaka alam dan hutan wisata. Infenmsi asing juga mengambil bentuk
operasi pasar menibi kebyakan kayu di pasar lntemasional dalam rangka
pefaksanaan pengelohan hutan partisipatif sebgai sprat unMc rnernpedeh
sertifacat ekobbel. Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH)Ciamis bidak memperoleh
sertifacat ini karena dinilai b e h rnampu mengebb hutan secara parhipatif.
Penanganan permasalahan kehutanan seperti 'penjarahan kayu* dan kebutuhan

SNanan' dana reboisasi dari Oewan Kayu Trapis lntemaskntal (International
Tropical 7imber Councdn77C) tergantung pada peMsamm refcmnasi ekonomi
!ndonesia yang selaras dengan & m i pasar bebas dunia. Oleh karena itu. pada
tahun 1999 pemerintah mengehrarkan Undangurrdang No 41 tahun 1999 tentang
Kehutanan yang menailcan keberadaan masyarakat ~ESIhutan.
Di Margaharja. peminggiran rnasyarakat desa hutan dibu)dikan pada tahun

1967, k e i h Jawatan Kehutanan mengusir petani dari Sindanglangu. Pada tahun
1978 giEtan Penrm Perhutani menyatakan pennnahan dan sawah petani sebagai

bagian kawasan hutan. sehingga dilaksanakan Mcar menukar yang 6 i ) d i k a n


dengan peMnda tanganan Berita Acara Tukar Menukar Tanah Antara P e r m
Perhutani dengan Masyarakat Desa Margaharja No. 011044.2lllV1994 pada tahun
2004.

Dinamika Internal mencakup kerniskinan dan sirategi hidup ( m w q a n ,
maparo, merteulu, bumh, merantau. ngojeg, dan ngutang) Itemyata' tidak mampu
memenuhi kebutuhan subsiiensi masyarakat Oleh karena itu. mobiliisi massa
dalam bentuk aksi reklaiming menjadi tindakan yang tidak dapat dielakkan.
Mobilisasi massa tericaii dengan penerimaan petani terhadap W l o g i radikal.
sdidarilas. clan aksi koleklif. Penerimaan ideologi radkal meningkat karena

hubungan masyarakat dengan tanah lemah dan tidak stabil sebagai darnpak
bindakan Jawatan Kehutanan dan Perurn Pemutani yang rnengklaii khan dan
penrmahan masyarakat sebagai bagian kawasan hutan. Pada bagian ini. Paige
(1975). menyatakan bahwa petani menerima ideologi radikal (dari luar). padahal

petani juga memiliki pernahaman tentang tanah, contoh, 'hak dan pwjwngan petani
terhadap tanah', sehingga pihak I& (organisasi pendukung) bertindak sebagai pihak


yang melakukan penyadaran.
Solidaritas (bentuk

&&an kebersamaan

masyankat yang membantu'

penvujudan mobilisasi massa) meningkat karem rnasyarakat tidak tergantung pada
P e r m Perhutani dalam mempertahankan kehidupannya, bahkan sebaliknya.
keberadaan Pewm Perhutani justru meminggirkan rnasyarakat d w a hutan.

SoIidaritas rnasyarakat d
i
i dahm aksi kdeMif seperti penyacaran
@emlahan kehutanan. sehingga yang terrisa hanya pohon jati dan m a h i ) ,
pma.u/an (per~eresanyaitu pembuangan kuGt kayu setebar 50 an di sekel*ng.
pohon jati yang m e n g a k i i pohon jati mabi maksimal dua mhggu kemudian). dan

p x b a q a n pohon. Selain itu aksi kotelda juga dihkukan metab serangan kepada
ketompok dminan yaitu pemerintah dan P


m Perhubmi, contohnya penyanderaan

Ajm Perhutani. Aksi kdekiif texjadi karena rendahnya kontroi kefompok dminan
temadap masyarakat. kebersamaan latar behkang masyarakat sebagai sekumpulan

o m yang berasal dari satu kehrmnan. msyamht bergabung d q a n kelompok
hyaitu Serikat Petani Pasundan (SPP) yang bergerak dahm pejuangan lahan,
dan keuntungan ekonomi

yang d

i

i masyarakat dari reklaiming yaitu lahan

garapan. Akan tetapi. Di Margaharja sokjdrbs dan aksi koieldif meningkat pada saat
kritjs (re-

Perum Perhutani tinggi) dan menurun pada saat lahan telah


di)arasai petani (represivitas Penrm Pertwtani rendah).

PiIihan strategi resist&

petani dahm rangka menghadapj e
r-

Pem

Perhutani yang 'berkomplM dengan pemer'mtah, militer, dan aparat kepoiisian
dii~n~kan
bersarna-sama erat kaitannya dengan upaya penmian bentuk
pendampingan ideal oleh Forum Aksi Rakyal dan Mahasiswa Ciamis (Farmmi)

sehagai organisasi yang secara intemif membantu pengembalian khan kepada
petani. PiIihan strategi yang diiunakan adahh: perfama, pendehtan hukran melalui

penyerahan bukti hukum yang menjelaskan hak petani temadap lahan kehutanan
sekaligvs 'meruntuhkan'


pemilikan dan penguasaan Perum Perhuta~temadap

lahan tersebut; kedua pendekatan fisik dengan m e M d m penyawan, pengurangan

daun dan cabang bhon induk. pemoco/an, sects penebangan pohon induk; clan
kefiga dengan menggunakan pendekatan opini prtdik melalui unjuk faMa dan
propaganda media. Hasil peneliin ini juga menunjukkan bahwa strategi resistensi
kelompok penggarap tidak hanya diientukan oleh represivitas kelompok non
penggarap, tetapi juga menentukan represivitas kdompok non penggarap. sehingga
membentuk proses yang bejalan dua arah.
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulii menyarankan beberapa M yaitu:
penelin terhadap pengaruh intewensi asing temadap pengarnbihn keprtusan
pemerintah dan pemilik modal pada aras miloo; p e n e l i i tentang peilawanan

sehari-sehari petani untuk membangun kerangka teori yang mencakup perlawanan
kedCkecilan petani sebagai kritac tehadap kori Paige yang lebih memfokuskan pada
periawanan s M a besar; p e n e h yang terkait dengan p m n organisasi luar

dahm mendorong mobiliisi petani karena terdapat hambatan dalarn memisahkan


'

ibe asG petani dan ide organisasi

~EUyang

terintemaIisasi pada kehidupan petard

sebagai darnpak dari penyadaran, scrsiaIisasi ideologi radikal. clan penguatan
organisasi yang dihkukan organisasi
usaha intend organisasi pendukung
mendampingi petami memta produksi khan garapan dakq~mn@ memberi manfaat
pada kehidupan petani sekaIigus sebagaj bargaining pos'tion dahm m
u
a
n
g
a
nhak-


hak petani pada aspek hukum. Tenkhii. dipefitkm kaderisasi penokohan Warn
gerakan tani yang terkaii dengan mono@ dan diiorsi infurtnasi oleh tokoh petani.

padahal inf-

tersebut sangat penting dalam rnenjaga sobhibs dan

kekompakan petani yang akan berpengaruh pada paski serikat petani tersebut pada

REKWMING LAHAN SEBAGAI BENTUK RESlSTENSl
MASYARAKAT DESA HUTAN
(Kasus PerbwaMn Masyarakat Desa Margahary, Kecamatan Sub-.
Kabupaten Ciamiis, Provinsi Jawa Barat temadap P e ~ m
Pemutani)

SS(RIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat unhrk MemperoEeh Gelar
SARJANA PERTANLAN

pads

Fakuftas Pertanian
l m t i M Pertanian Bogor

PROGRAM STUD1 KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITLIT PERTANIAN BOGOR

2006

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Kebun Campuran Dan Hutan Pada Masyarakat Kampung Adat Kuta Desa Karangpaningal Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis Jawa Barat

0 11 70

Makna Pendampingan Lumbung Pangan Bagi Masyarakat (Studi Kasus di Desa Kondangjajar, Kecamatan Cujulang, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat)

0 10 6

Pemberdayaan masyarakat sekitar hutan melalui pendekatan kelompok kasus pengelolaan hutan bersama masyarakat pada areal hutan produksi Perum Perhutani Unit I Provinsi Jawa Tengah

3 81 325

Strategi nafkah rumahtangga desa sekitar hutan (studi kasus desa peserta phbm (pengelolaan hutan bersama masyarakat) di kabupaten kuningan, provinsi jawa barat)

1 29 446

Analisa konflik pengelolaan sumberdaya alam masyarakat desa sekitar hutan studi kasus masyarakat Desa Curugbitung, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat

3 24 110

Persepsi dan partisipasi masyarakat desa sekitar hutan terhadap sistem PHBM di Perum Perhutani (Kasus di KPH Cianjur Perum Perhutani Unit III, Jawa Barat)

1 13 177

Partisipasi Masyarakat Desa Hutan dalam Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat di KPH Cepu Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah

0 9 114

PEMBERIAN HAK KELOLA LAHAN OLEH PERHUTANI KEPADA MASYARAKAT DESA HUTAN MELALUI PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) DI PERUM PERHUTANI KPH BLORA.

0 0 1

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L.) (Suatu Kasus di Desa Margaharja Kecamatan Sukadana Kabupaten Ciamis)

0 1 6

KONTRIBUSI PERUM PERHUTANI TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DESA HUTAN SERTA POTENSI KEMITRAANNYA

0 2 115