Kebiasaan Pakan dan Strategi Makan Udang Galah Hasil Penebaran di Waduk Darma

Prosiding Seminar Ntsional Ikan fV
Jatiluhur, 29-30 Agustus 2006

KEBlASAAN PAKAN DAN STRATEGI MAKAN LiGANG GALAH
HASlL PENEBARAN DI WADllK DARMA
Didik W a h j u Hendro Tjahjo d a n Sri Endah Purnarnaningtyas
Loka Riset Pernacuan Stok lkan Jatiluhur
ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk rnengevaluasi kebiasaan pakan dan strategi makan
udang galah hasil tebaran di Waduk Darrna. Pengarnatan dilakukan satu bulan sekali dari
bulan Juni 2002 -Maret 2003. Analisa pemanfaatan rnakanan dilakukan secara kualitatif
dan kuantitatif. Hasil penelitian ini dapat disirnpulkan bahwa udang gaiah mempunyai
rnakanan utama turnbuhan, tetapi pada saat air waduk surut terendah pakan utamanya
bergeser ke jenis pakan berupa hewan. Strategi makan udang gafah dalarn
rnernanfaatkan pakan yang tersedia adalah rnernanfaatkan pakan yang berlimpah dan
rnudah didapat. Hal tersebut berarti udang galah di Waduk Darma rnenunjukkan bahwa
udang tersebut rnarnpu rnemanfaatkan potensi rnakanan (turnbuhan) yang belurn
terrnanfaatkan secara optimal oleh kornunitas ikan yang ada.
Kata kunci: Waduk Darrna, straregi rnakan, kebiasaan rnakan, udang galah
PEMDAHULUAN


Waduk Darma terletak 14 krn di
sebelah Barat kota Kuningan, waduk ini
dibangun untuk keperluan irigasi dan
mulai digenangi tahun 1948. Luas
rnaksimurn waduk ini rnencapai 410 ha
dan terrnasuk perairan waduk yang
Hasil penelitian pada tahun
subur.
1965-1971 produksi ikannya rnencapai
146-308 tonltahun (Sarnita, 1972), dan
hasil penelitian tahun 1999-2000,
perairan ini rnernpunyai rata-rata
kelimpahan plankton berkisar 9.867 60.267 ind.11, serta potensi ikannya
sebesar 400-600 tonltahun atau potens1
produksi ikannya 200-300 tonltahun
tetapi hasil tangkapannya jauh di bawah
potensi lestari (tahun 1990-1999 hanya
berkisar 37,4-54,3 tonltahun)(Tjahjo,
2000; Tjahjo et a/., 2001). Produksi hasil

tangkapan
ikan
terus
rnenurun,
walaupun pada tahun 1985 pernerintah
(Ditjen Perikanan) telah melakukan
rehabilitasi populasi ikan yang ada
rnelalui
penebaran
ikan
nilern
(Osteochilus hasseltl)
dan tawes
(Barbodes
gonionofus)
sebanyak
220.000 ekor (Widana dan Natosubroto,
1986) dalam rangka rneningkatkan
produksinya.
Hal tersebut disebabkan struktur

komunitas ikan di Waduk Darma pada
periode tahun 1990-1999 kembali ke
stadia juvenil, dimana ikan nila
(Oreochromis nilotica) sebagai jenis ikan

pioner (Tjahjo ef a/., 2001). lkan nila
rnernpunyai iuas relung pakan yang
dan
unggul dalarn
paling luas
berkornpetisi.
Tetapi dominasi yang
terlalu kuat dari
ikan nila ini
rnenyebabkan produksi ikan rendah,
karena ada beberapa relung ekologi
rnenjadi kurang dirnanfaatkan. Potensi
yang besar dan belum banyak
dirnanfaatkan oleh komunitas ikan
adalah rnakrofita (Tjahjo ef a/., 2001).

Jenis ikan yang rnarnpu rnernanfaatkan
makrofita udang galah (Macrobrachiurn
rosenbergii) dan rnulai tahun 2000 telah
dilakukan penebaran udang tersebut.
Hasil
penelitian
Tjahjo
dan
Purnarnaningtyas (2004) rnenunjukksn
galah
marnpu
bahwa
udang
rnernanfastksn
potensi
makanan
(turnbuhan) dan peluang terjadinya
kornpetisi yang rendah, baik makanan
maupun ruang, sehingga penebaran
udang galah di Waduk Darma rnampu

mengisi relung ekologi yang kosong.
Hasil penelitian Tjahjo et at. (2005) juga
menunjukkan bahwa penebaran' udang
galah di Waduk Darma menunjukan.
tingkat keberhasilan yang sangat baik':
ditinjau dari pertumbuhan, mortalitas
dan penangkapannya. Tujuan penelitian
ini adalah untuk rnengevaluasi kebiasaan
pakan dan strategi makan udang galah
hasil tebaran di Waduk Dama, sehingga
penebaran udang galah tersebut berhasil.

Hendro & Purnarnaningtyas

BAHAN DAN METODA
Pengumputan Data
Pengambilan contoh dilakukan di
empat stasiun pengamatan dengan
mempertjmbangkan karakteFistik perairan
waduk secara umum (Kimmel dan

George dalam Ryding dan Rast, 1989).,
yaitu stasiun 1 merupakan daerah hulu

0Pulau
E3 ?MA c712.68 m dpI
TMA +704,50 rn dpl
RU
i U Dasar berlumpur

perairan waduk dimana tempat bermuara
sungai Cibunut, Cilama, Cihelapa dan
Cikupa; stasiun 2 menrpakan daerah
genangan utama Waduk Darma; stasiun
3 merupakan daerah hulu perairan waduk
dimana tepat bermuara sungai Cilandak;
dan stasiun 4 menrpakan daerah dekat
dam (Gambar 1).

I
It


I i

Gambar 1. Peta perairan Waduk Darma

,
I
I

1

I

I

Wendro d( Purnamaningtyas

makanan utamanya adaiah tumbuhan,
sedangkan serangga dan moluska
sebagai makanan pelengkap. Pada

Nopember, Desember dan Januari,
semakin banyak
udang tersebut
mengkonsumsi kelompok makanan
moluska, serangga dan udang.
Jika kebiasaan pakan tersebut
dihubungkan dengan tinggi muka air
(Gambar 31, menunjukkan bahwa pada
saat puncak curah hujan maka tinggi
muka air naik secara nyata sehingga air
waduk
akan
semakin
cepat
menggenangi
daerah
draw-down
(pasang-surut). Daerah draw-down yang
digenangi tersebut banyak ditumbuhi
oleh vegetasi berupa rumput-rumputan,

seperti ma fa munding (Fimbrisfys
miliacea),
senful
(Alfernanfera
plexsialis) , rumpuf ltalia atau asinan
atau lamhani
(Paspalurn disfchurn),
jukuf sawah ( /schae,num rogosum)
dan jajahan (Vasplum dicfchum) (Tjahjo,
Kartamihardja dan Purnamaninglyas,

2006).
Vegetasi yang digenangi
tersebut rnewpakan sumber pakan bagi
udang galah. Hal tersebut terbukti
bahwa rnakanan udang galah pada
bulan Maret sampai
September
mempunyai pakan utama wegetasi
(tumbuhan). Pada bulan September

hingga Nopember menunjukkan tingkat
konsumsi udang galah terhadap pakan
berupa tumbuhan semakin menurun dan
bergeser secara bertahap kepakan
berupa hewan (sipul, serangga, udang
dan ikan). Hal tersebut disebabkan
sumber pakan berupa tumbuhan
semakin
habis dengan
semakin
surutnya air waduk, dipihak lain peiuang
memperoleh pakan berupa hewan
semakin besar. Dan sebaliknya pada
saat air naik, dimana udang ini secara
bertahap
meningkatkan
tingkat
konsumsinya terhadap pakan berupa
tumb~han dan mengurangi pakan
berupa hewan.


Gambar 2. Kebiasaan makanan udang gakh di Waduk Darma untuk setiap
waktu pengamatan

Gambar 3. Pola tinggi muka air dan curah hujan perairan Waduk Dama

e u e a y n p e !P
~ qe1e6
Guepn 6ue[ued uep toqoq ue6uap ( ~ e ~ qeseq
6)
ueyed loqoq e~elueu e 6 u n q n ~ 'p Jeqwe3

'(~ooz'w!uou\d)
JnqasJaj
Guepn
Jnwn ueleyGu!uad ue6uap seJelas
unJnuaw ueyed !swnsuoy nlel !delal
'snyeJ 6ueA esljueluad ynseiuJal ~ ! u a ~ n f
e!sn eped eMyeq ueyn[unuaw 6ueA
yep6 Guepn !Golo!q yadse ue6uap ewes
jnqasjat ue!g!gauad I!sej-j .lnqasJal Guepn
joqoq ue$eyGu!uad ue6uap unmuaw
yele6 Guepn ueueyew !swnsuoN !peJaq
)nqasJal 1eH j-ay 6uepn Gue[ued = '1
uep I-ay Guepn joqoq = !M : :[-a3 Guepn
ueyed iswnsuoy o!seJ = !J eueiu!a

'(P ~ e q w e 3 )Ja!u!l lej!sJaq yele6 Guepn
letol Guefued depey~al!swnsuoy leyGu!j
ueGunqny
uey6uepas
'ewqlye6ol
uetjunqny ueyynlunuaw yele6 Guepn
joqoq depeyjaj iswnsuoy ley6u!l
'eAu6unqwel welep ueueyew
loqoq !Jep !ley enp lnqasJal yele6 Guepn
!swnsuoy leyGu!g eyem 'peqas welep
!ley enp eAuueyew apo!Jad eGGu!yas
!Jeq aJos uep !Bed eped ueyew !~e3uaw
j!gye Guepn !peJaq jnqasJal !s!puoy
'OE'L-OO'Puep oo'oz-00.81 inynd eped
ueynyeyp lau 11!6 ueyeun66uaw ue6uap
yele6 Guepn uedey6ueuad emyeq
( ~ 0 0 U!l
~ ) Uep a$!se~d~led!~g
~eeleA~~ad
I
lnqasJal
(801'0 =
9 10'65 + r
~
=~
~ uefiuap
~ eiues
~
l
~ leH ~.!ley ~
ajos uep !Bed eped dey6uega) yeAueq
:Iny!Jaq !eGeqas qelepe eAuueewes~ad "
yele6 6uepn ernyeq ueyyn!unuaw yep6
psey ue6uap '(s ~ e q w e 3 ) eAulejo~
Guepn
uedeyGueuad ![n I!sej-j - ( 6 ~16
Gue[ued undnew loqoq depey~ai
'ga~a)ueGuny6u!l ueepeay uep '!s!~$nu
JnqasJal ueyed o!seJ eJelue ! s a ~ 6 a ~
!el!u 'ueueyeiu uee!pasay 'ueJnyn ' ~ n w n
ue6unqny !nlelaw Gunl!q!p Guelued
's!ua! yalo !qn~eGuad!p !swnsuoy!p
ueJnyn depeq~alwnwisyew !swnsuoy
BueA
ueueyeiu
sel!luen)t
ley6u!g elod eAuln[uelag 'ewes 6ueA
.epe 6ueA uey! sel!unwoy
Guelued uelnyn ynlun (ehuynqn~joqoq
yalo leiu!ldo e m a s uey)eejuewJa)
depeq~al ueyed loqoq o!se~) ueyed
iunlaq GueA (ueynqwnl) ueueyew
o!se~! ~ e pwnuqsyew !el!u ueyJesepJaq
!sualod ueyyzejuewaw ndwew InqasJal
Gun$!q!p
wnw!syew
!swnsuoy
6uepn ernyeq ueynlunuaw ewJea
$eyGu!l '!-a1 6uepn Guefued =
ynpem ?p qelelj 6uepn !veJaq Jnqasjal
'1 uep I-ay 6uepn loqoq = 'M :(-ax Suepn
1-e~'leda:, j!jelaJ !u! Guepn ueqnqwnpad
ueyed !swnsuoy $eyGu!l = !u euew!a
e66u!qas
'qepuaJ
j!$elaJ ueyeur
iJe3ualu ynlun ueyeunS!p 6ueA !&aua
byew '$edep!p yepnur uep qedw!l~aq
6ueh ueyed s!ual uey$ee$uewaLu
qelepe e w ~ e a ynpem !p e!pasJal
6ueA ueyed ueyleejueluaw welep
InqasJaS qele6 6uepn ! ~ ~ I @ J J s

,v)

~

-

Hendro & Purmmaningtyas

Gambar 5.

Hubungan antara rasio pakan dengan bobot dan panjang udang galah di Waduk
Darma

Hasil
penelitian
ini
dapat
disimpulkan bahwa
udang galah
rnempunyai makanan utama tumbuhan,
tetapi pada saat air waduk surut
terendah pakan utarnanya bergeser ke
jenis pakan berupa hewan. Strategi
galah
tersebut
dalam
udang
rnemanfaatkan pakan yang tersedia
adalah mernanfaatkan pakan yang
Hal
berlimpah dan mudah didapat.
tersebut berarti udang galah di Waduk
Darrna rnenunjukan bahwa udang
tersebut mampu rnemanfaatkan potensi
makanan (turnbuhan) yang belum
termanfaatkan secara optimal oleh
kornunitas ikan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

- Anonim, 2004.

Freshwater prawn
biology.
w.freshwaterprawn.com/bioloqv.
htm. 13 Maret 2004

Brett, J.R., 1979. Environmental factor
and growth, p. 599-675. In Hoar,
W.S., D.J. Randall and J.R. Brett
(eds.)
Fish
physiology:
Bioenergifics and growth. Vol.
VIII. Academicpress, London.
D'Abramo, L.R. and M.W. Brunson,
1996. Production of freshwater
prawn in pond. Southern Regional
Aquaculture Center Publiscation
No. 484. 6 p.

J.H. Tidwell, s. Coyle, R.M. Durborow,
S. Dasgupta, W.A. Wuris, F.
Wynne, L.A. Bright and A. Van
Arnum, 2002. Kentucky State
University
prawn
production
manual: The Maylasian freshwater
prawn has received the most
attention from farmers because of
its large size. Kentucky State
University, Aquaculture Program.
44 P
Kurup, B.M. and M. Hariskrishnan,
2000.
Reviving
the
Macrobrachiurn rosenbergii (de
Man) fishery in Vembanad Lake,
India.
Naga, The lCLARM
Quarterly, 23(2): p. 4-9
Ryding, S.O. and W. Rast (eds.), 1989.
The control of eutrophication of
lake and reservoirs. Man and the
Biosphere Series. 314 p.
Samuel, S. Adjie dan A.D Utomo 2991.
Aspek
Biologi
Udang Galah
(M.rosenbergii )
di
Sungai
Selatan.
Lempuing Sumatera
Bulletin
Penelitian Perikanan
Darat Bogor. 10 (2): 32 -39.
Sarnita, A. 1972. Laporan singkat hasil
survey perikanan VVaduk Darma
dan Situ Patok, Jawa Barat.
Laporan
Stasiun
Penelitian
Perikanan Jatiluhur. 8 hat. (Tidak
dipublikasikan)

Prosiding Seminar Nasional 1kan I V
Jatiluhur, 29-30 Agustus 2006

Satria, H., 2001. Studi habitat udang
galah (Macrobrachium rosenbegi,)
dalam rangka pengkayaan stok di
perairan waduk darma. Laporan
Proyek Balitkanwar Sukamandi.
21 P
Spotls,
D.,
2001.
introducing
Macrobrachiurn
rosenbergii.
w.miami-aquaculture.com, 5 p.
14 september 2001
Tjahjo D.W.H., E.S. Kartamihardja, S.
Koeshendrajana, dan H. Satria,
2005. Evaluasi pertumbuhan dan
mortalitas
udang
galah
(Macrobrachium rosenbergii) di
Waduk Darma, Jawa Barat. JPPl
Edisi
Sumber
Daya
dan
Penangkapan
Tjahjo,
D.W.H.
dan
S.E.
Purnamaningtyas, 2004. Evaluasi
penebaran
udang
galah
(Macrobrachium rosenbergil) di
Waduk Darma, Jawa Barat:
Pemanfaatan
makanan
dan
interaksi antar jenis ikan. JPPl
Edisi
Sumber
Daya
dan
Penangkapan, lO(6): p. 31-39

Tjahjo. D.W.H., E.S. KartamihaFdja dan
S.E. Purnamaningtyas
2006.
Evaluasi penebaran udang galah
(macrobrachiurn rosenbergir) di
waduk darma, jawa barat: kualitas
air dan potensi sumberdaya
perikanan
JPPl Edisi Sumber
Daya dan Penangkapan.
Tjahjo, D.W.H., S.Nuroniah dan S.E.
Purnamaningtyas 2001. Evaluasi
Bio-limnologi dan Relung Ekologi
ikan
untuk
Komunitas
Menentukan Jenis lkan yang
Ditebar di Waduk Darma
J.
Penel. Perik. Indonesia, 7(1): 1024 p.
Tjahjo, D.W.T.,
2000.
Aspek
biolimnologi
perairan Waduk
Darma, Jawa Barat. J. Penel.
Perik. Indonesia, 6(3-4): 10-15
Widana, K. dan P. Natosubroto, 2986.
Pengelolaan perikanan perairan
umurn dzn masalahnya, p. 43-55.
Prosiding
Seminar
Perikanan
Perairan
Umum, Jakarta
1
September 1986. Badan Lifbang
Pertanian, Puslifbang Perikanan.