SKRIPSI PENAMBAHAN LISIN PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP RETENSI PROTEIN DAN RETENSI ENERGI UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii)

  SKRIPSI PENAMBAHAN LISIN PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP RETENSI PROTEIN DAN RETENSI ENERGI UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii)

AKBAR FALAH TANTRI SURABAYA-JAWA TIMUR FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2014

  SKRIPSI PENAMBAHAN LISIN PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP RETENSI PROTEIN DAN RETENSI ENERGI UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

  Oleh :

AKBAR FALAH TANTRI NIM. 141011097

  Menyetujui, Komisi Pembimbing

  Pembimbing Pertama Pembimbing Kedua Boedi Setya Rahardja, Ir., MP. Agustono, Ir., M.Kes.

  NIP. 19580117 198601 1 001 NIP.19570630 198601 1 001

  SKRIPSI PENAMBAHAN LISIN PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP RETENSI PROTEIN DAN RETENSI ENERGI UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii)

  Oleh :

AKBAR FALAH TANTRI NIM. 141011097

  Telah diujikan pada Tanggal :16 Juli 2014 KOMISI PENGUJI SKRIPSI Ketua : Muhammad Arief, Ir., M.Kes Anggota : Dr. Woro Hastuti Satyantini, Ir., M.Si.

  Prayogo, S.Pi., MP. Boedi Setya Rahardja, Ir., MP. Agustono, Ir., M.Kes.

  Surabaya, Fakultas Perikanan dan Kelautan

  Universitas Airlangga Dekan

  Prof. Dr. Hj. Sri Subekti,drh., DEA NIP. 19520517 197803 2 001. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : N a m a : Akbar Falah Tantri N I M : 141011097

  Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang berjudul : PENAMBAHAN LISIN PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP RETENSI PROTEIN DAN RETENSI ENERGI UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii)adalah benar hasil karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam skripsi tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

  Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik yang berlaku di Universitas Airlangga, termasuk berupa pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh. Demikian surat pernyataan yang saya buat ini tanpa ada unsur paksaan dari siapapun dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

  Surabaya, 15 Juli 2014 Yang membuat pernyataan,

  Meterai

  Akbar Falah Tantri NIM. 141011009

  RINGKASAN AKBAR FALAH TANTRI. Penambahan Lisin pada Pakan Komersial terhadap Retensi Protein dan Retensi Energi Udang Galah (Macrobrachium Rosenbergii). Dosen Pembimbing Boedi Setya Rahardja, Ir., MP. dan Agustono, Ir.,M.Kes.

  Udang galah (Macrobrachium rosenbergii) merupakan komoditas

  Permasalahan yang saat ini dihadapi perikanan air tawar yang bernilai ekonomis. dalam budidaya

  udang galah adalah jangka waktu budidaya yang relatif lebih lama dibandingkan dengan budidaya udang konsumsi lainnya. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas pakan, salah satunya melalui pemberianfeed additiveberupa lisin kedalam pakan udang galah.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan lisin pada pakan komersial terhadap retensi protein dan retensi energi udang galah (Macrobrachium rosenbergii). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Analisa statistik menggunakan Analysis

  of Variant (ANOVA) untuk mengetahui pengaruh perlakuan.

  Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa penambahan lisin pada pakan komersial tidak berbeda nyata (p>0,05) terhadap retensi protein dan retensi energi udang galah (Macrobrachium rosenbergii).Kualitas air media pemeliharaan udang galah adalah suhu 29-30 °C, Oksigen terlarut6,9-7,3 mg/l, pH 7-8, Amonia0-0,25 mg/l. v

  SUMMARY AKBAR FALAH TANTRI. Addition of Lysine in Commercial Feed on Protein Retention and Energy Retention Giant Freshwater Prawn (Macrobrachium rosenbergii). Academic Advisor Boedi Setya Rahardja, Ir., MP. and Agustono, Ir., M.Kes.

  Giant Freshwater Prawns (Macrobrachium rosenbergii) is afresh water fishery commodities economically valuable. The problems currently faced in prawn farming is the cultivation period is relatively long compared with other consumptionof shrimpfarming. Efforts to do is to improve the quality of feed, such as through the provision of a feed additive lysine feed into the prawns.

  This study aim ’s to determine the effect of lysine in commercial feed on protein retention and energy retention of giant freshwater prawn (Macrobrachium

  rosenbergii ). This research used experimental method with a completely

  randomized design. Statistical analysis using Analysis of Variant (ANOVA) to determine the effect of treatment.

  The results showed that the addition of lysine to the commercial feed was not significant (p> 0.05) on protein retention and energy retention of giant freshwater prawn (Macrobrachium rosenbergii). The water quality used forgiant freshwater prawn is 29-30 ° C for temperature, dissolved oxygen from 6.9 to 7.3 mg / l, pH 7-8, Ammonia 0-0.25 mg / l. vi

KATA PENGANTAR

  Pujisyukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa T

  a’ala atas

  limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi tentang Penambahan Lisin pada Pakan Komersial terhadap Retensi Protein dan Retensi Energi Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii).Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya.

  Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih belum sempurna, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan Skripsi ini lebih lanjut. Akhirnya penulis berharap semoga Karya Ilmiah ini bermanfaat dan dapat memberikan informasi kepada semua pihak, khusus bagi Mahasiswa Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya guna kemajuan serta perkembangan ilmu dan teknologi dalam bidang perikanan, terutama budidaya perairan.

  Surabaya, Juli 2014 Penulis vii

UCAPAN TERIMA KASIH

  Pada kesempatan ini, tidak lupa pula penulis haturkan terima kasih kepada:

  1. Ibu Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh., DEA, selaku Dekan Fakultas Perikanan danKelautan Universitas Airlangga Surabaya.

  2. Bapak Abdul Manan, S.Pi., M.Si. selaku dosen wali yang telah membimbing dan memberikan nasehat kepada penulis selam menjadi mahasiswa

  3. Bapak Boedi Setya Rahardja, Ir., MP. dan Bapak Agustono, Ir., M.Kes., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, petunjuk dan bimbingan sejak penyusunan usulan hingga selesainya penyusunan Skripsi ini.

  4. Bapak Muhammad Arief, Ir., M.Kes, Ibu Dr. Woro Hastuti Satyantini, Ir., M.Si., dan Bapak Prayogo, S.Pi., MP., selaku dosen penguji yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji, memberikan arahan dan petunjuk dalam penulisan Skripsi ini.

  5. Seluruh staff pengajar Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga yang mungkin tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Terima kasih atas segala ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan selama ini.

  6. Keluarga tercinta Ibu Erni Rachmawati, Bapak Antonius Tantri Widjaja, dan Adik Ashr Hafiizh Tantri dan Arnest Rachmawan Tantri yang telah memberikan motivasi dan dukungan moril, do’a, maupun materiil.

  7. Partner tim penelitian : Saiful, Dika Dan Andy. viii ix

  8. Ahmad, Agung, Reza Arif, Royan, Agus, Nizar, Jeffri, Idham, Masrul, Galih, Kurniawan, Irfan, Ananta, Idrus, Dio Ganang yang selalu membantu dalam penyelesaian skripsi.

  9. Teman-teman BUPER 2009, 2010, 2011 dan seluruh keluarga besar Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga.

  10. Semua pihak yang telah membantu sehingga Skripsi ini bisa terselesaikan.

  DAFTAR ISI Halaman

  RINGKASAN .................................................................................................. iv SUMMARY ..................................................................................................... v KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................ vii DAFTAR ISI .................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii I PENDAHULUAN ....................................................................................

  1 1.1 Latar Belakang ...................................................................................

  1 1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................

  3 1.3 Tujuan ................................................................................................

  3 1.4 Manfaat ..............................................................................................

  3 II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................

  4 2.1 Udang Galah ......................................................................................

  4 2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi .........................................................

  4 2.1.2 Siklus Hidup..............................................................................

  6 2.1.3 Molting ......................................................................................

  8 2.2 Asam Amino Lisin .............................................................................

  9 2.3 Pertumbuhan ......................................................................................

  10 2.4 Retensi................................................................................................

  11 2.4.1 Retensi Protein ..........................................................................

  11 2.4.2 Retensi Energi ...........................................................................

  12 2.5 Kebutuhan Nutrisi Udang Galah ........................................................

  14 2.6 Parameter Lingkungan Hidup Udang Galah ......................................

  17 x

  III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ..................................

  19 3.1 Kerangka Konseptual .........................................................................

  19 3.2 Hipotesis ............................................................................................

  20 IV METODOLOGI PENELITIAN ................................................................

  22 4.1 Tempat dan Waktu .............................................................................

  22 4.2 Materi Penelitian ................................................................................

  22 4.2.1 Peralatan Penelitian ..................................................................

  22 4.2.2 Bahan Penelitian .......................................................................

  22 4.3 Metode Penelitian ..............................................................................

  23 4.3.1 Rancangan Penelitian ...............................................................

  24 4.3.2 Prosedur Kerja ..........................................................................

  25 4.4 Parameter Penelitian ..........................................................................

  29 4.4.1 Parameter Utama ......................................................................

  29 4.4.2 Parameter Penunjang ................................................................

  30 4.5 Analisa Data ....................................................................................

  30 V HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................

  31 5.1 Hasil ...................................................................................................

  31 5.1.1 Retensi Protein..........................................................................

  31 5.1.2 Retensi Energi ..........................................................................

  33 5.1.3 Kualitas Air ..............................................................................

  34 5.2 Pembahasan........................................................................................

  35 5.2.1 Retensi Protein..........................................................................

  35 5.2.2 Retensi Energi ..........................................................................

  36 5.2.3 Kualitas Air ..............................................................................

  38 VI SIMPULAN DAN SARAN ......................................................................

  40 6.1 Simpulan ............................................................................................

  40 6.2 Saran ..................................................................................................

  40 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

  41 LAMPIRAN .....................................................................................................

  46 xi

  xii

  DAFTAR TABEL Tabel Halaman 2.1 Kebutuhan Nutrisi Udang Galah ...............................................................

  14 2.2 Komposisi Asam Amino Udang Galah .....................................................

  15 4.1 Komposisi Nutrisi Pakan ..........................................................................

  23 4.2 Bahan Penyusun Pakan ..............................................................................

  26 5.1 Rata-Rata Retensi Protein (%) Udang Galah ............................................

  31 5.2 Rata-Rata Retensi Energi (%) Udang Galah .............................................

  33 5.3 Nilai Kisaran Parameter Kualitas Air Selama Pemeliharaan 28 Hari .......

  34

  DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman

  2.1. Udang Galah ............................................................................................. 5 2.2. Siklus Hidup Udang Galah .......................................................................

  6 2.3. Pembagian Energi Pada Udang .................................................................

  14 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian ...............................................................

  20 4.1. Denah Pengacakan Penempatan Perlakuan...............................................

  25 4.2. Diagram Alir Penelitian ............................................................................

  28 5.1. Grafik Rata-Rata Retensi Protein (%) Udang Galah.................................

  32 5.2. Grafik Rata-Rata Retensi Energi (%) Udang Galah .................................

  34 xiii

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman

  1. Hasil Analisa Laboratorium Kandungan Pakan Udang ............................ 46

  2. Hasil Analisa Protein dan Energi Udang Awal ......................................... 47

  3. Hasil Analisa Protein dan Energi Udang Akhir ........................................ 48

  4. Biomass Udang Awal, Biomass Udang Akhir, Total Konsumsi Pakan Udang Galah.............................................................................................. 51

  5. Perhitungan Retensi Protein Udang Galah ............................................... 52

  6. PerhitunganStatistikRetensi Protein .......................................................... 53

  7. Perhitungan Retensi Energi Udang Galah ................................................ 54

  8. PerhitunganStatistikRetensi Energi........................................................... 55

  9. Contoh Perhitungan Retensi Protein dan Retensi Energi.......................... 56

  10. Data Rata-Rata Parameter Kualitas Air Pemeliharaan Udang Galah ....... 58

  11. Dokumentasi Penelitian ............................................................................ 59 xiv

  I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Udang galah (Macrobrachium rosenbergii) merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang bernilai ekonomis. Harga udang galah konsumsi berkisar Rp. 50.000,00 - Rp.70.000,00 per kilogram. Sedangkan jumlah permintaan komoditas udang galah nasional mencapai 10-20 ton/hari (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2012). Produksi udang Indonesia pada 2011 mencapai 400.385 ton, kemudian meningkat menjadi 457.600 ton pada 2012. Adapun untuk 2013 target produksi udang ditetapkan sebesar 660.000 ton. Pengembangan budidaya udang galah perlu dilakukan sebagai upaya dalam pemenuhan target produksi yang semakin meningkat (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2013).

  Peningkatan produksi udang galah dapat dilakukan dengan mengeliminasi semua faktor penghambat dan menyelesaikan permasalahan yang ada dalam budidaya udang galah. Permasalahan yang biasa dihadapi dalam budidaya udang galah saat ini meliputi beberapa faktor antara lain: kualitas air, penyakit, dan pakan. Tercukupinya kebutuhan nutrisi udang galah melalui asupan pakan menjadi prioritas utama yang harus dilakukan untuk menunjang pertumbuhannya.

  Secara umum, biaya pakan menghabiskan 60-70% dari biaya produksi (Sibbald, 1982 dalam Agustono dkk., 2011b), dimana budidaya udang galah yang dilakukan secara intensif umumnya menggunakan pakan komersial.

  1

  2 Upaya yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan nutrisi pakan oleh udang galah adalah dengan meningkatkan kualitas pakannya, sehingga pada akhirnya laju pertumbuhan udang galah meningkat serta dibarengi jangka waktu budidaya udang galah yang lebih cepat. Hal ini terkait dengan jangka waktu budidaya udang galah untuk mencapai ukuran konsumsi yang saat ini relatif lebih lama dibandingkan budidaya udang konsumsi lainnya. Metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pakan adalah dengan pemberian feed

  additive pada pakan udang galah. Feed additive adalah suatu bahan yang

  ditambahkan ke dalam pakan dengan jumlah relatif sedikit dengan tujuan tertentu (Agustono dkk., 2011b). Salah satu feed additive yang dapat diberikan pada pakan untuk udang adalah asam amino esensial berupa lisin (Gatlin, D. M. and Peng Li.

  2008).

  Penambahan lisin pada pakan untuk udang windu dan udang vannamei telah dilakukan dan mampu berpengaruh terhadap pemanfaatan nutrisi pakan oleh udang windu dan udang vannamei. Hasil penelitian Biswas et al ., (2006) menunjukkan penambahan 1% lisin dari jumlah pakan dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan protein oleh udang windu (Penaeus monodon). Penelitian Fengjun et al ., (2012) juga mengindikasikan bahwa penambahan 1,515% lisin dari jumlah pakan berpengaruh terhadapretensi protein Litopenaeus vannamei.

  Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan lisin pada pakan komersial terhadap retensi protein dan retensi energi udang galah (Macrobrachium rosenbergii).

  3

  1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah : 1) Apakah penambahan lisin pada pakan komersial dapat meningkatkan retensi protein udang galah (Macrobrachium rosenbergii)? 2) Apakah penambahan lisin pada pakan komersial dapat meningkatkan retensi energi udang galah (Macrobrachium rosenbergii)?

  1.3 Tujuan

  Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang dapat diperoleh adalah : 1) Untuk mengetahui pengaruh penambahan lisin pada pakan komersial terhadap peningkatan retensi protein udang galah (Macrobrachium

  rosenbergii ).

  2) Untuk mengetahui pengaruh penambahan lisin pada pakan komersial terhadap peningkatan retensi energi udang galah (Macrobrachium ).

  rosenbergii

  1.4 Manfaat

  Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai efektivitas lisin sebagai feed additive pada pakan untuk udang galah (Macrobrachium rosenbergii).

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Udang Galah

2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi

  Udang galah merupakan udang air tawar yang bernilai ekonomis. Udang galah ditemukan tersebar diwilayah Asia Tenggara, Asia Selatan, kepulauan Pasifik Utara hingga Pasifik Barat. Saat ini udang galah telah menjadi komoditas perikanan yang banyak dibudidayakan dalam skala tradisional maupun intensif.

  Hal ini dikarenakan udang galah memiliki beberapa keunggulan, yaitu: memiliki pertumbuhan yang cepat, dapat mencapai ukuran besar dan memiliki pasar potensial diwilayah Asia (Nandlal and Pickering, 2005).

  Klasifikasi udang galah menurut Mudjiman (1983) dalamPusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (2011) adalah sebagai berikut: Phylum : Arthropoda Subphylum : Mandibulata Class : Crustacea Sub Class : Malacostraca Ordo : Decapoda Family : Palamonidae Sub Family : Palamonidae Genus : Macrobrachium Species : Macrobrachium rosenbergii

  Udang galah termasuk udang air tawar yang dapat berukuran besar. Udang galah jantan dapat mencapai panjang 33 cm, sedangkan udang galah betina dapat mencapai panjang 29 cm (New, 2002).Secara morfologis genus Macrobrachium memiliki 19 ruas tubuh yang terbagi dengan jelas menjadi: 5 ruas bagian kepala, 8 ruas bagian thorax, dan 6 ruas bagian abdomen. Tubuh udang galah dilapisi

  4

  5 kutikula. Kepala tumbuh menyatu dengan thorax dan tertutup karapas, serta terdapat telson pada ujung abdomen. Cheliped (kaki jalan yang bercapit) kedua lebih besar daripada cheliped pertama, cheliped kedua dapat mencapai 1,5 kali panjang tubuh (terutama jantan). Udang galah memiliki rostrum dengan duri atas sebanyak 11 sampai 13, serta duri bawah sebanyak 8 sampai 14 (Subekti dkk, 2011). Morfologi udang galah tersaji pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Udang galah Sumber.Nandlal and Pickering (2005)

  Udang galah dewasa memiliki warna biru kehijauan, namun terkadang ditemukan pula udang galah dengan warna agak kecoklatan. Jenis kelamin udang galah mudah dibedakan berdasarkan ciri morfologinya. Udang galah jantan memiliki ukuran tubuh lebih besar daripada udang galah betina. Udang galah jantan memiliki cephalothorax yang lebih besar serta abdomen yang lebih ramping dibanding dengan udang galah betina. Cheliped pada udang galah jantan berukuran lebih besar, panjang dan lebih tebal dibandingkan udang galah betina. Alat kelamin dari udang galah jantan terletak dipangkal kaki jalan kelima,

  6 sedangkan pada udang galah betina terletak dipangkal kaki jalan ketiga. (New, 2002).

  Alat kelamin jantan (petasma) berfungsi untuk menyalurkan sperma menuju alat kelamin betina (thelicium) yang menampung sperma sebelum terjadi pembuahan. Telur yang keluar dari saluran telur (oviduct) selanjutnya akan dibuahi oleh sperma yang telah tersimpan. Pembuahan terjadi diluar tubuh (external). Telur yang telah dibuahi selanjutnya dilakukan pengeraman oleh induk betina sampai menetas (Wichins and Lee, 2002).

2.1.2 Siklus Hidup

  Udang galah memiliki empat fase siklus hidup, yaitu: telur, larva, postlarva dan dewasa. Fase siklus hidup udang galah tersaji pada Gambar 2.2

Gambar 2.2. Siklus hidup udang galah Sumber: Forster and Wickins (1972) dalam Wickins and Beard (1978)

  Sebelum terjadi proses perkawinan, udang betina mengalami molting terlebih dahulu (prematingmolt) sehingga keadaan tubuhnya menjadi lemah, pada saat itulah terjadi perkawinan. Udang jantan akan mengeluarkan spermanya, dilekatkan pada spermatheca yang terletak diantara kaki jalan induk betina.

  7 Selanjutnya proses pembuahan terjadi saat telur keluar melalui lubang kelamin, kemudian telur dibuahi oleh sperma yang telah disimpan di spermatecha. Setelah telur dibuahi akan dipindahkan ke tempat pengeraman (broodchamber) yang terletak diantara kaki renang induk betina sampai telur menetas (Hadie dan Hadie, 1993).

  Induk udang galah akan selalu berusaha membersihkan telurnya dan memberikan pasokan oksigen, agar kondisi telur tetap terjaga. Telurtetap melekat pada tubuh induk udang galah betina hingga menetas. Pada awalnya telur berwarna kuning cerah, setelah siap dipijahkan telur berubah menjadi berwarna oranye, kemudian berwarna coklat hingga berwarna keabu-abuan gelap (New, 2002).

  Setelah 25 hari telur akan menetas dan berkembang menjadi larva. Larva udang galah akan dilepaskan dari tubuh induk udang galah betina dan hanya dapat berenang menuju perairan payau. Larva hanya dapat hidup selama 48 jam pada perairan tawar, agar dapat hidup dan tumbuh dengan optimal larva harus melakukan migrasi ke perairan payau dengan salinitas 9 - 19 ppt. Larva akan mengalami molting sebanyak sebelas kali dalam waktu 15

  • – 40 hari sebelum berkembang menjadi postlarva. Perkembangan larva menjadi postlarva tergantung pada kuantitas dan kualitas pakan, suhu, dan parameter kualitas air lainnya. Suhu

  o o

  optimal untuk pertumbuhan postlarva berkisar 28 C sampai 31

  C. Postlarvadapat hidup pada range salinitas yang besar. Panjang tubuh postlarva berukuran 7 - 10 mm dengan bobot tubuh 6 - 9 mg.

  Istilah“juvenile” pada udang galah adalah diantara fase postlarva hingga dewasa (D’Abramo and Brunson, 1996).

  8 Postlarva bersifat benthic dan melakukan migrasi menuju perairan tawar. Larva udang galah memakan zooplankton (terutama dari jenis crustacea), cacing berukuran lebih kecil, dan larva dari crustacea lain. Postlarva dan udang dewasa dewasa bersifat omnivora dan memakan alga, tumbuhan air, moluska, serangga air, cacing dan jenis crustacea lain. Postlarva dan udang dewasa dapat bersifat kanibal (Nhan, 2009).

2.1.3 Molting

  Udang galah memiliki karapas atau eksternal skeleton yang digunakan sebagai tempat menempelnya otot dan untuk perlindungan. Secara teratur, udang galah membuang karapas lamanya dan menggantinya dengan karapas baru yang memiliki ukuran lebih besar. Proses pergantian karapas dinamakan molting atau

  ecdysis . Pertumbuhan udang galah sangat ditentukan oleh molting (Wickins and Beard, 1978).

  Proses molting pada udang galah terdiri dari beberapa tahap yaitu:

  intermolt , premolt, molting dan postmolt. Pada tahap intermolt, terjadi

  pertumbuhan jaringan dan kutikula. Selama tahap premolt, sel-sel epidermis mulai memisahkan dari kutikula. Tahap molting adalah proses pelepasan karapas lama dari tubuh udang. Pada tahap postmolt, kutikula udang galah masih tipis dan lentur, serta terlihat adanya pertambahan ukuran tubuh udang (Wang etal., 2007

  dalam Nor Faadila et al., 2012).Setelah molting, terbentuk karapas baru yang

  bersifat lunak dan semakin lama akan mengeras. Kecepatan terbentuknya karapas baru pada udang dipengaruhi oleh spesies dan umur. Pada saat molting, kondisi

  9 udang sangat lemah sehingga mudah diserang dan dimangsa oleh udang lainnya (Wickins and Beard, 1978).

2.2Asam Amino Lisin

  Asam amino merupakan bahan dasar yang dihasilkan dari proses perombakan atau degradasi protein. Asam amino digunakan untuk membangun protein jaringan. Asam amino dibagi menjadi dua kelompok, asam amino esensial dan asam amino non-esensial (Tacon, 1987). Lisin merupakan asam amino esensial yang berperan untuk pertumbuhan udang (Millamena et al, 1998). Lisin berperan dalammengoptimalkan pemanfaatan asam amino lainnya, sehingga jumlah protein yang termanfaatkan untuk pertumbuhan udang meningkat (Shah Alam et al, 2005). Hal ini dikarenakan lisin dapat memberikan aminonya untuk melengkapi pembentukan asam amino lainnya, tetapi tidak dapat dibentuk menjadi lisin kembali (Poedjiadi,1994). Defisiensi lisin akan menyebabkan terganggunya pertumbuhan dan menurunnya kemampuan pemanfaatan pakan oleh udang (Wilson, 2002).

  Lisin berperan dalam pembentukan karnitin. Karnitin diperlukan dalam proses metabolisme lemak untuk membentuk atau menghasilkan energi, dimana karnitin berperan dalam transportasi asam lemak rantai panjang ke dalam mitokondria (Biswaset al., 2006). Karnitin berpengaruh terhadap pertumbuhan dan pembentukan energi dari lemak pada udang (Jayaprakas and Sambhu, 1996). Defisiensi lisin berpengaruh terhadap penurunan kadar karnitin dari jaringan tubuh, sehingga menyebabkan pembentukan energi dari lemak berkurang (Krajcovicova-Kudlackova et al., 2000).

  10 Tingkat kebutuhan lisin yang berbeda dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas protein (komposisi asam amino) yang tersedia dalam pakan (Millamena et

  al ., 1998). Hasil penelitian Nguyen Thi Ngoc Anh etal ., (2009) menunjukkan

  kebutuhan lisin bagi udang galah sebesar 1,65 % dari jumlah pakan. Sedangkan hasil penelitian Bhavan et al ., (2010) menunjukkan kebutuhan lisin bagi udang galah sebesar 3,53 mg/g pakan.

  Metabolisme lisin didahului dengan metabolisme protein, dimana metabolisme protein terdiri dari dua proses utama, yaitu: transaminasi dan deaminasi oksidatif. Transaminasi adalah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan gugus amino dari satu asam amino kepada asam amino lain. Deaminasi oksidatif adalah pelepasan gugus amino (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009). Metabolisme protein didahului dengan degradasi protein menjadi asam-asam amino. Kemudian gugus asam amino lisin dipecah atau dilepaskan melalui deaminasi oksidatif di sel-sel hati. Hasil deaminasi berupa asetil koenzim A. Asetil koenzim A merupakan senyawa penghubung untuk memasuki siklus Krebs guna pembentukan energi. Energi tersebut akan dipergunakan untuk produksi enzim, hormon, komponen struktural, protein darah dan sintesa protein jaringan (Handajani dan Widodo, 2010).

2.3 Pertumbuhan

  Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran panjang dan berat (Sulmartiwi dan Suprapto, 2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam variasi pertumbuhan udang adalah faktor udangnya sendiri, lingkungan dan pakan yang diberikan. Faktor udang yang mempengaruhi pertumbuhan adalah spesies, ukuran,

  11 umur, aktivitas fisiologis. Faktor pakan yang mempengaruhi pertumbuhan adalah: tipe diet dan feeding level. Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan adalah: oksigen, nitrogen, ammonia, suhu, daya racun dan kuantitas air (Handajani dan Widodo, 2010).

  Pertumbuhan diasumsikan sebagai pertambahan jaringan struktural, yang berarti pertambahan (peningkatan) jumlah protein dalam jaringan tubuh. Hampir semua jaringan secara aktif mengikat asam-asam amino dan menyimpannya secara intraseluler dalam konsentrasi yang lebih besar, untuk dibentuk menjadi protein tubuh (sel-sel tubuh) (Buwono, 2000).

2.4 Retensi

  Retensi merupakan gambaran dari banyaknya zat makanan yang diberikan, yang dapat diserap dan dimanfaatkan untuk membangun ataupun memperbaiki sel-sel tubuh yang sudah rusak, serta dimanfaatkan tubuh udang bagi metabolisme sehari-hari. Nilai retensi protein menunjukkan indeks deposisi protein sebagai jaringan tubuh (dimanfaatkan bagi pertumbuhan) (Buwono, 2000).

2.4.1 Retensi Protein

  Metabolisme protein digunakan untuk produksi enzim, hormon, komponen struktural, dan protein darah dari sel-sel badan dan jaringan. Metabolisme energi yang berasal dari protein didahului dengan degradasi protein menjadi asam-asam amino, kemudian diserap dalam usus, ditransportasikan dalam darah, dan digunakan oleh sel untuk mensintesa protein jaringan (Handajani dan Widodo, 2010).

  12 Asam amino dapat dibagi menjadi dua kelompok, asam amino esensial dan asam amino non-esensial. Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat disintesis dalam tubuh. Asam amino non-esensial adalah asam amino yang dapat disintesis dalam tubuh. Asam amino esensial yang dibutuhkan udang adalah treonin, valin, leusin, isoleusin, triptofan metionin, histidin, lisin, arginin dan fenilalanin (Tacon, 1987).

  Retensi protein adalah perbandingan antara jumlah protein yang tersimpan dalam bentuk jaringan ditubuh udang dengan jumlah konsumsi protein yang terdapat dalam pakan (Barrows dan Hardy, 2001).Kualitas protein pada pakan berhubungan dengan ketersediaan asam amino baik dalam jumlah maupun jenisnya, yang berasal dari degradasi protein pada waktu pencernaan yang kemudian diabsorbsi tubuh. Beberapa protein meskipun daya cernanya tinggi, secara kualitas tidak mencukupi kebutuhan untuk sintesa protein dalam tubuh karena tidak tersedianya satu atau lebih asam amino esensial, sehingga disebut protein kualitas rendah. Sebaliknya protein kualitas baik mengandung semua asam amino esensial yang memenuhi kebutuhan untuk pertumbuhan normal. Pemberian pakan dengan protein kualitas rendah dapat mengakibatkan pertumbuhan terhambat (Tillman dkk., 1986).

2.4.2 Retensi Energi

  Metabolisme adalah sejumlah proses yang meliputi sintesa (anabolisme) dan perombakannnya (katabolisme) dalam organisme hidup, sehingga menyangkut perubahan-perubahan kimia dalam sel hidup dimana penggunaan energi disediakan untuk fungsi-fungsi penting, dan sebagai bahan untuk perbaikan

  13 dan sintesa jaringan-jaringan baru (Tillman dkk., 1986). Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan pekerjaan melalui katabolisme protein, lemak dan karbohidrat dalam tubuh. Energi digunakan untuk pemeliharaan proses kehidupan seperti metabolisme sel, pertumbuhan, reproduksi dan aktivitas fisik.

  Sumber energi yang diperoleh udang berasal dari pakan yang mengandung protein, lemak dan karbohidrat (Tacon, 1987).

  Retensi energi adalah perbandingan antara jumlah energi yang tersimpan dalam bentuk jaringan ditubuh udang dengan jumlah konsumsi energi yang terdapat dalam pakan (Barrows dan Hardy, 2001). Energi dalam pakan dianggap sebagai Gross Energy (GE). Gross Energy didistribusikan dalam dua proses kegiatan yaitu Digestible Energy (DE) yaitu energi yang dapat dicerna dan Faecal

  Energy (FE) yaitu energi yang digunakan untuk kegiatan pembuangan hasil

  eksresi pada udang berupa feses. Dalam proses pencernaan, energi didistribusikan sebagai Metabolic Excretion dan Metabolizable Energy (ME). Metabolizable

  Energy (ME) adalah energi dalam proses metabolisme. Metabolic Excretion

  berupa energi dalam proses pembuangan urin (Urine Excretion) dan energi dalam proses ekskresi di insang yang disebut Gill Excretion (GE). Metabolizable Energy (ME) akan didistribusikan menjadi Specific Dynamic Action dan energi netto.

  Specific Dynamic Action adalah energi dalam aktivitas metabolisme dan aktivitas

  sehari-hari. Energi netto akan dipergunakan untuk kebutuhan pemeliharaan (maintenance), pertumbuhan dan reproduksi (Buwono, 2000). Pembagian energi dapat dilihat pada gambar 2.3.

  14

Gambar 2.3. Pembagian energi pada udang Sumber. Buwono (2000).

2.5 Kebutuhan Nutrisi Udang Galah

  Produktivitas hasil budidaya udang galah sangat ditentukan oleh pakan yang diberikan. Kebutuhan nutrisi yang harus dipenuhi dalam pakan untuk udang galah dapat dilihat di Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Kebutuhan nutrisi udang galah

  Kandungan Kadar

  Protein Minimal 28 % Lemak Minimal 5 % Serat Kasar Maksimal 6 % Kadar Abu Maksimal 14 % Kadar Air Maksimal 12 % Sumber. SNI (2006).

  Udang dapat tumbuh normal apabila komposisi asam amino esensial dalam pakan tidak jauh berbeda (mirip) dengan komposisi asam amino dalam tubuhnya (Buwono, 2000). Komposisi asam amino udang galah dapat dilihat pada Tabel 2.2.

  15

Tabel 2.2 Komposisi asam amino udang galah (Bhavan et al ., 2010)

  Asam Amino Komposisi Asam Amino Udang Galah

  Berat Kering (μg/g) Treonin 23,00 ± 1,10 Valin 53,08 ± 2,10 Leusin 22,50 ± 1,86 Isoleusin dan Tirosin 52,86 ± 1,90 Triptofan 25,06 ± 1,10 Metionin 24,06 ± 1,90 Histidin 9,13 ± 0,80 Lisin 56,36 ± 2,46 Arginin 25,96 ± 1,05 Fenilalanin 22,16 ± 1,25

  Pertumbuhan udang yang baik, perlu didukung dengan pakan yang cukup mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Protein, lemak dan karbohidrat dalam pakan merupakan sumber energi bagi udang. Pemenuhan sumber energi dalam pakan harus seimbang, karena kelebihan atau kekurangan energi yang dikonsumsi dapat menyebabkan penurunan laju pertumbuhan (Tacon, 1987).

  Pemberian pakan dengan kandungan energi yang tinggi menyebabkan penurunan jumlah nutrisi yang dikonsumsi oleh udang, serta menyebabkan timbulnya deposisi lemak yang berlebih dalam tubuh udang. Pemberian pakan dengan kandungan energi yang rendah menyebabkan penggunaan sebagian nutrisi yang dikonsumsi digunakan bagi pemenuhan kebutuhan energi, sehingga jumlah nutrisi yang dapat dimanfaatkan bagi pertumbuhan udang akan berkurang.

  (Robinson and Wilson, 1985 dalam Tacon, 1987).

  Vitamin merupakan senyawa organik komplek yang sangat penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh udang. Pada umumnya vitamin tidak dapat disintesis dalam tubuh udang sehingga harus tersedia dalam pakan. Defisiensi

  16 salah satu vitamin dapat menyebabkan gejala tidak normal dalam hal morfologi maupun fisiologi udang. Kebutuhan vitamin bergantung pada jenis udang, laju pertumbuhan, komposisi pakan, kondisi fisiologis udang, serta lingkungan perairan (Agustono dkk., 2011a).

  Vitamin yang dibutuhkan oleh udang dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu: vitamin larut dalam lemak dan vitamin larut dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak terdiri dari vitamin A (retinol), vitamin D, vitamin E dan vitamin K. Vitamin yang larut dalam air terdiri dari: vitamin B1 (Tiamin), vitamin B2 (Riboflavin), vitamin B6 (piridoksin), niasin, asam pantotenat,

  cyanocobalamin , biotin, asam folat, inositol, kolin dan vitamin C (asam askorbat) (Tacon, 1987).

  Mineral terdiri dari unsur-unsur anorganik. Udang membutuhkan mineral untuk pembentukan jaringan, osmoregulasi dan fungsi metabolisme lain. Mineral dapat diklasifikasikan menjadi makromineral dan mikromineral. Makromineral yang dibutuhkan udang adalah: kalsium, fosfor, magnesium, klorida, natrium, kalium dan sulfur. Fosfor adalah konstituen utama dalam pembentukan tulang. Klorida, natrium dan kalium adalah elektrolit penting yang terlibat dalam osmoregulasi dan keseimbangan asam-basa dalam tubuh. Magnesium terlibat dalam menjaga homeostasis intra dan ekstra seluler. Mikromineral meliputi kobalt, kromium, tembaga, yodium, zat besi, mangan, selenium dan seng.

  Defisiensi mikromineral pada udang menyebabkan gangguan pertumbuhan dan efisiensi pakan yang buruk (Lall, 2002 dalam Delbert and Gatlin, 2010).

  17

2.6 Parameter Lingkungan Hidup Udang Galah

  Lingkungan perairan yang digunakan untuk pemeliharaan udang galah harus memenuhi parameter fisik, kimia, dan biologi. Selain itu, lokasi pemeliharaan hendaknya jauh dari kegiatan lain yang menggunakan atau menghasilkan pestisida, logam berat, dan bahan lain yang dapat menimbulkan kematian udang. Secara umum parameter kualitas air yang perlu berupa: derajat keasaman (pH), Dissolved Oxygen (DO) atau oksigen terlarut, suhu, salinitas dan ammonia (New, 2002).

  Udang galah dapat hidup pada lingkungan perairan dengan pH berkisar 7 -

  9. Untuk mencapai pertumbuhan yang optimal, udang galah membutuhkan lingkungan perairan dengan pH 7 - 8,5. Pada lingkungan perairan dengan pH kurang dari 6,5 atau lebih dari 9,5 udang galah dewasa masih dapat hidup dengan pertumbuhan yang sangat lambat, sedangkan pada pH lebih dari 9 dapat menyebakan kematian pada juvenile udang galah. Ketersediaan Dissolved Oxygen (DO) atau oksigen terlarut didalam air dibutuhkan untuk respirasi udang galah.

  Udang galah dapat hidup pada kisaran DO sebesar 3 mg/l atau lebih et (D’Abramo

  al ., 2006). Kadar DO yang optimal untuk udang galah sebesar 5 mg/l. Kondisi pH

  dan DO lingkungan perairan yang optimal sangat dibutuhkan untuk pemeliharaan udang galah,

  et

  karena dapat mencegah timbulnya stress pada udang (D’Abramo ., 2009).

  al o

  Suhu optimal untuk pemeliharaan udang galah berkisar 25 C sampai 32

  o o

  C. Kondisi perairan dengan suhu dibawah 25 C menyebabkan proses kematangan seksual udang galah terganggu. Udang galah masih dapat hidup

  18

  o o

  dalam waktu singkat pada suhu 19 C atau diatas 34

  C, sedangkan pada suhu 13

  o C dapat menyebabkan kematian pada udang (Tidwell et al ., 2002).

  Udang galah membutuhkan lingkungan perairan tawar dan perairan payau. Mulaifase juvenile hingga udang galah dewasa membutuhkan perairan tawar, sedangkan fase larva hingga postlarva membutuhkan perairan payau (Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, 2011). Larva dapat hidup pada perairan payau dengan salinitas 9 - 19 ppt. Postlarva dapat hidup pada range salinitas yang besar, sedangkan pertumbuhan postlarva yang optimal membutuhkan lingkungan perairan tawar

  (D’Abramo dan Brunson, 1996). Pada budidaya udang galah, ammonia berasal dari sisa pakan dan feses. Pada media pemeliharaan, kandungan ammonia tidak boleh lebih dari 1 mg/l. Kadar ammonia yang terlalu tinggi dapat

  menghambat pertumbuhan dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan kematian (Tidwell et al., 2002).

  19

III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

  Udang galah merupakan salah satukomoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan banyak dibudidayakan dengan sistem tradisional maupun intensif. Untuk mendapatkan hasil produksi yang optimal, pembudidaya memacu pertumbuhan udang galah melalui penambahan feed additive pada pakan.

  Penambahan lisin pada pakan komersial dapat dikatakan efektif, sebablisin merupakan asam amino esensial yang berperan untuk pertumbuhan udang (Millamena et al., 1998).Lisin berperan dalammengoptimalkan pemanfaatan asam amino lainnya, sehingga jumlah protein yang termanfaatkan untuk pertumbuhan udang meningkat (Shah Alam et al., 2005).Hal ini dikarenakan lisin dapat memberikan aminonya untuk melengkapi pembentukan asam amino lainnya, tetapi tidak dapat dibentuk menjadi lisin kembali (Poedjiadi,1994).

  Penambahan lisin pada pakan komersial diharapkan mampu meningkatkan nilai retensi protein dan retensi energi. Kandungan energi (protein, lemak dan karbohidrat) dalam pakan akan dipergunakan untuk perawatan udang seperti metabolisme basal, aktivitas, aktivitas renang, adaptasi terhadap suhu dan untuk pertumbuhan (Buwono, 2000). Peningkatan nilai retensi protein dan retensi energi menunjukkan jumlah protein dan energi pakan yang dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan semakin besar. Semakin banyak jumlah protein dan energi yang diretensi merupakan indikator opimalnya nutrisi pakan (protein dan energi) yang mampu memenuhi kebutuhan udang galah untuk meningkatkan laju pertumbuhannya, dan pada akhirnya diikuti peningkatan hasil produksi udang

  20 galah. Secara skematis kerangka konseptual penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.

  Permintaan Pasar Udang Galah Tinggi

  Hasil Produksi Budidaya Udang Galah Kurang

  Pemberian Pakan dengan Penambahan Lisin

Dokumen yang terkait

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG AZOLLA FERMENTASI SEBAGAI BAHAN PENYUSUN PAKAN TERHADAP RETENSI PROTEIN DAN RETENSI ENERGI IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

0 6 2

TINGKAT SUBSTITUSI TEPUNG AZOLLA (Azolla pinata) DALAM PAKAN TERHADAP RETENSI PROTEIN DAN RETENSI ENERGI IKAN NILA GIFT (Oreochromis sp)

0 4 1

EFEKTIVITAS MINERAL KALSIUM TERHADAP PERTUMBUHAN YUWANA UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii)

0 1 8

KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERKEMBANGAN LARVA UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) ASAHAN PADA SALINITAS BERBEDA

0 1 6

SKRIPSI PENAMBAHAN ATRAKTAN DALAM PAKAN PASTA TERHADAP KONSUMSI PAKAN, RETENSI PROTEIN DAN RETENSI LEMAK PADA BELUT SAWAH (Monopterus albus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM RESIRKULASI

0 1 77

SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN COD LIVER OIL (CLO) PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN, RASIO KONVERSI PAKAN DAN EFISIENSI PAKAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii)

0 0 85

SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN COD LIVER OIL PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP RASIO ASAM LEMAK JENUH DAN ASAM LEMAK TAK JENUH PADA DAGING UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii)

0 0 68

SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN LISIN PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN DAN RETENSI PROTEIN IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

0 0 72

PENGARUH PEMBERIAN LISIN PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP RETENSI ENERGI DAN RASIO KONVERSI PAKAN IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy)

0 1 69

SKRIPSI PENAMBAHAN ENZIM PAPAIN PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP RETENSI PROTEIN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN SIDAT (Anguilla bicolor)

0 0 15