PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERORIENTASI LESSON STUDY DENGAN MEDIA EXE LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI.

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERORIENTASI
LESSON STUDY DENGAN MEDIA EXE LEARNING TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh:
JUMI HANDAYANI
NIM: 8146141011

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

ABSTRAK

Jumi Handayani: Pengaruh Problem Based Learning (PBL) berorientasi
Lesson Study dengan media eXe Learning terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Laju Reaksi. Tesis. Medan:
Program Studi Pendidikan Kimia, Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) perbedaan pengaruh model
PBL berorientasi Lesson Study dengan media eXe learning dan model DI terhadap
hasil belajar siswa; 2) perbedaan pengaruh tingkat kemampuan berpikir kritis
tinggi dan rendah siswa yang dibelajarkan dengan model PBL berorientasi Lesson
Study dengan media eXe learning dan model DI terhadap hasil belajar siswa; 3)
interaksi antara kedua model dengan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil
belajar siswa; dan 4) hubungan antara kemampuan berpikir kritis dengan hasil
belajar siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di
SMAN Medan Tahun Ajaran 2015/2016. Teknik pengambilan sampel adalah
purposive sampling. Sampel penelitian ini adalah dua sekolah di SMAN Medan
masing-masing sebanyak 2 kelas. Instrumen penelitian berupa tes objektif hasil
belajar yang valid dan reliable, tes kemampuan berpikir kritis dan lembar
observasi Lesson Study. Teknik analisis yang digunakan teknik Two Way Anova
dan uji Correlation pada program SPSS 21. Hasil penelitian disimpulkan bahwa:
1) terdapat perbedaan pengaruh model PBL berorientasi Lesson Study dengan
media eXe learning dan model DI terhadap hasil belajar siswa (p = 0,000 < 0,05);

2) terdapat perbedaan pengaruh tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi dan
rendah siswa yang dibelajarkan dengan model PBL berorientasi Lesson Study
dengan media eXe learning dan model DI terhadap hasil belajar siswa (p = 0,000
< 0,05); 3) terdapat interaksi antara kedua model dengan kemampuan berpikir
kritis terhadap hasil belajar siswa (p = 0,002 < 0,05); dan 4) terdapat hubungan
antara kemampuan berpikir kritis dengan hasil belajar siswa (p = 0,000 < 0,05).
Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Lesson Study, eXe learning,
Berpikir Kritis, Hasil Belajar, Laju Reaksi.

i

ABSTRACT
Jumi Handayani: The effects of Problem Based Learning (PBL) oriented
Lesson Study with media eXe Learning on Critical Thinking Skills and
Outcomes for Students on rate reaction material. Thesis. Medan : Study
Program of Chemistry, Graduate University of Medan, 2016.
The purpose of this research are: 1) differences in the effect of the model
PBL oriented Lesson Study with media eXe learning and model of DI on student
learning outcomes; 2) differences in the effect of the level of critical thinking
skills of high and low students that learned with the model of PBL oriented

Lesson Study with media eXe learning and model of DI on student learning
outcomes; 3) the interaction between the two models with the ability to think
critically about student learning outcomes; and 4) the relationship between critical
thinking skills with student learning outcomes. The study population was all high
school students of class XI IPA in SMAN Medan of the 2015/2016 academic
year. The sampling technique is purposive sampling. This sample is two schools
in SMAN Medan each consisting of 2 classes. The research instruments in the
form of objective test results to learn that valid and reliable, critical thinking skills
test and observation sheet Lesson Study. Technique of analysis used two Way
Anova and correlation test in SPSS 21. The results of the study concluded that: 1)
there are differences in the influence of the model PBL oriented Lesson Study
with media eXe learning and model of DI on student learning outcomes (p =
0,000 < 0,05); 2) there are differences in the influence of the critical thinking
skills of high and low students that learned with the model of PBL oriented
Lesson Study with media eXe learning and model of DI on student learning
outcomes (p = 0,000 < 0,05); 3) There is interaction between the two models with
the ability to think critically about student learning outcomes (p = 0,002 < 0,05);
and 4) there is a relationship between critical thinking skills with student learning
outcomes (p = 0,000 < 0,05).
Keywords: Problem Based Learning (PBL), Lesson Study, eXe learning,

critical thinking, learning outcomes, rate reaction.

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan
tesis ini dengan baik sesuai waktu yang direncanakan. Tesis

ini berjudul:

“Pengaruh Problem Based Learning (PBL) berorientasi Lesson Study dengan
Media eXe Learning terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar
Siswa pada Materi Laju Reaksi” disusun untuk memperoleh gelar Magister
Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Shalawat dan salam
senantiasa tercurahkan kepada junjungan alam yakni Rasulullah Muhammad
SAW, semoga mendapat syafaat dari beliau di Yaumil Masyar kelak, Amin.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan dapat diselesaikan
dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan

kerendahan hati mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada semua
pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tesis ini. Ucapan
terimakasih secara khusus penulis sampaikan kepada Ibu Prof. Dr. Retno Dwi
Suyanti, M.Si sebagai Dosen Pembimbing I dan Bapak Dr. Ayi Darmana, M.Si
sebagai Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan
pemikiran dalam memberikan bimbingan, arahan dan saran-saran kepada penulis.
Teristimewa juga penulis ucapkan terimakasih tak terhingga kepada Ayahanda
Jenal dan Ibunda Darmini, S.Pd terima kasih atas kasih sayang yang kalian
berikan, dukungan, serta pengorbanan baik moril maupun materil yang tak
terhitung nilainya dan tak dapat dibalas dengan apapun juga.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Direktur Pascasarjana Unimed,
Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd selaku Wakil Direktur Unimed, Bapak Prof. Dr.
Ramlan Silaban, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia sekaligus
selaku dosen narasumber, Bapak Dr. Mahmud, M.Sc selaku Sekretaris Program
Studi Pendidikan Kimia sekaligus selaku dosen narasumber dan notulen, Bapak
Eddiyanto, Ph.D selaku Dosen Narasumber, Bapak dan Ibu Dosen Program Studi
Pendidikan Kimia Pascasarjana Unimed yang telah mengajar dan mendidik

iii


penulis., Bapak Dr. Zainuddin Muchtar, M.Si selaku validator instrumen soal, Ibu
Desi Yulian, S.Pd selaku Tata Usaha Program Studi Pendidikan Kimia yang telah
memberikan informasi dan membantu administrasi kepada penulis, Bapak Drs.
Sutrisno, M.Pd kepala sekolah SMAN 2 Medan, Bapak Drs. Sahlan Daulay, M.Pd
kepala sekolah SMAN 3 Medan dan Ibu Dra. Siti Zulfah, M.Hum Wakasek Bid.
Humas, Ibu guru SMAN 2 Medan Ibu Grace E. Sinaga, M.Pd; Bapak dan Ibu
guru SMAN 3 Medan (Bpk Drs. Arbain, M.Pd, M.Si dan Ibu Zuraida Hidayani
Pasaribu, S.Pd), Abangku tersayang Mas Kurniawan, Kakakku Lusiana, Adikadikku tersayang Jumanto Tri Cahyono, Nia Amelia, Hesty, keluarga besarku dan
orang terspesialku Armanda Sativa Graha yang selalu memberikan motivasi
kepada penulis.
Ucapan

terimakasih

juga

penulis

ucapkan


kepada

teman-teman

seperjuangan pendidikan kimia pascasarjana Unimed angkatan XXV, Adventinis,
Ana, Ardiansyah, Dedel, Ester, Fatma, Fitri, Hendra, Heppy, Kartini, Lisa, Lia,
Putri, Raja, Risa, Riska, Silvia. Sahabat tersayang iin, heppy, fathma, kak ria,
acha, dedel, yayan, hendra, heru, ranti, roma, fitri, lili dan kak rahmi yang telah
memberikan doa dan bantuan sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik,
dan juga semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan tesis ini yang tak bisa
disebut satu persatu, terima kasih semuanya. Semoga Allah SWT memberi
balasan yang setimpal atas bantuan dan dukungan yang diberikan.
Penulis menyadari sepenuhnya tesis ini masih jauh dari kesempurnaan
baik segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan tesis ini. Akhir kata
penulis berharap semoga tesis ini member manfaat khususnya bagi mahasiswa di
lingkungan Program Studi Pendidikan Kimia Program Pascasarjana UNIMED dan
memperkaya khasanah ilmu pendidikan pada umumnya.
Medan,

Penulis

Maret 2016

Jumi Handayani
iv

DAFTAR ISI

Halaman
i
ii
iii
v
vii
viii
ix

ABSTRAK
ABSTRACT

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTRA TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Definisi Operasional

1
1
6
6
6
7

7
8

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Belajar dan Pembelajaran
2.1.2. Kemampuan Berpikir Kritis (Critical Thinking)
2.1.3. Hasil Belajar
2.1.4. Model Problem Based Learning (PBL)
2.1.5. Lesson Study
2.1.6. Model Problem Based Learning (PBL) berorientasi Lesson Study
2.1.7. Media Pembelajaran
2.1.8. Media Komputer dalam Pembelajaran Kimia
2.1.9. Media Pembelajaran eXe Learning
2.1.10. Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction)
2.1.11. Laju Reaksi
2.1.12. Hasil Penelitian yang Relevan
2.2. Kerangka Berpikir
2.3. Hipotesis


10
10
10
11
16
17
21
23
24
26
26
27
30
33
35
37

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel
3.3. Desain Penelitian
3.3.1. Jenis Penelitian
3.3.2. Rancangan Penelitian
3.4. Variabel Penelitian
3.5. Prosedur Penelitian
3.6. Instrumen Pengumpulan Data
3.7. Uji Coba Instrumen Penelitian
3.7.1. Validitas Butir Tes

38
38
38
38
38
39
39
39
42
44
44
v

3.7.2. Reliabilitas Tes
3.7.3. Tingkat Kesukaran Soal
3.7.4. Daya Pembeda Tes
3.8. Teknik Analisa Data
3.8.1. Menghitung Tingkat Pemahaman Konsep (Hasil Belajar)
3.8.2. Uji Normalitas
3.8.3. Uji Homogenitas Data
3.8.4. Uji Hipotesis

44
45
45
46
46
46
46
47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian
4.2. Model Problem Based Learning (PBL) Berorientasi Lesson Study
4.3. Analisis Data Instrumen
4.3.1. Validitas Butir Tes
4.3.2. Reliabilitas Tes
4.3.3. Tingkat Kesukaran Soal
4.3.4. Daya Pembeda Tes
4.4. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa
4.4.1. Hasil Belajar Kimia Berdasarkan Model Pembelajaran
4.4.2. Hasil Belajar Kimia Berdasarkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
4.5. Uji Persyaratan Perlakuan Penelitian
4.5.1. Uji Normalitas Data
4.5.2. Uji Homogenitas Data
4.5.3. Uji Hipotesis
4.6. Pembahasan Hasil Penelitian
4.6.1. Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Hasil Belajar
Siswa
4.6.2. Perbedaan Pengaruh Kemampuan Berpikir Kritis terhadap Hasil
Belajar Siswa
4.6.3. Interaksi antara Model Pembelajaran dengan Kemampuan Berpikir
Kritis terhadap Hasil Belajar Siswa
4.6.4. Hubungan antara Kemampuan Berpikir Kritis dengan Hasil Belajar
Siswa

48
48
48
52
52
53
53
53
53
54
55
56
56
57
58
66

BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
5.2. Saran

72
72
73

DAFTAR PUSTAKA

74

vi

66
68
70
71

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintaks Problem Based Learning (PBL)
Tabel 2.2 Fase model Pengajaran Langsung (Direct Instruction)
Tabel 3.1. Rancangan penelitian penerapan model PBL berorientasi
Lesson study dengan media eXe Learning dan Direct
Instruction (DI)
Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen berpikir kritis
Tabel 3.3. Kisi-kisi instrumen tes
Tabel 4.1. Deskripsi data pretes siswa berdasarkan model
pembelajaran pada kelas eksperimen (menggunakan model
PBL berorientasi lesson study) dan kelas kontrol
(menggunakan model DI).
Tabel 4.2. Deskripsi data posttest siswa berdasarkan model
pembelajaran pada kelas eksperimen (menggunakan model
PBL berorientasi lesson study) dan kelas kontrol
(menggunakan model DI)
Tabel 4.3. Deskripsi data N-gain siswa berdasarkan model
pembelajaran pada kelas eksperimen (menggunakan model
PBL berorientasi lesson study) dan kelas kontrol
(menggunakan model DI)
Tabel 4.4. Deskripsi data kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas
eksperimen (menggunakan model PBL berorientasi lesson
study) dan kelas kontrol (menggunakan model DI)
Tabel 4.5. Hasil uji normalitas data kelas eksperimen dan kelas
kontrol
Tabel 4.6. Hasil uji homogenitas data kedua kelompok sampel
Tabel 4.7. Ringkasan hasil uji analisis varian (ANAVA) dua jalur
Tabel 4.8. Hasil uji korelasi antara berpikir kritis dengan hasil belajar
siswa
Tabel 4.9. Ringkasan hasil uji regresi kemampuan berpikir kritis
terhadap hasil belajar siswa
Tabel 4.10. Hasil rata-rata N-gain berdasarkan hasil evaluasi belajar
(model PBL berorientasi lesson study dengan media eXe
learning model DI) pada pengajaran kimia.
Tabel 4.11. Hasil rata-rata N-gain berdasarkan tingkat kemampuan
berpikir kritis (tinggi dan rendah) pada pengajaran kimi
Tabel 4.12. Hasil rata-rata N-gain berdasarkan tingkat kemampuan
berpikir kritis yang dibelajarkan dengan model PBL
berorientasi lesson study dan model DI
Tabel 4.13. Hasil uji Post Hoct Test dengan uji LSD model PBL
berorientasi lesson study dan model DI dengan kemampuan
berpikir kritis tinggi dan rendah.

viii

Halaman
20
29

39
42
43

54

54

55

56
57
57
58
59
59

60
62

64

64

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Hasil belajar Problem Based Learning (PBL)
Gambar 3.1. Prosedur dan tahap pelaksanaan penelitian penerapan
model Problem Based Learning (PBL) berorientasi
lesson study dengan media eXe Learning
Gambar 4.1. Grafik hasil observasi terhadap aspek kegiatan
pembelajaran lesson study di SMAN 2 Medan
Gambar 4.2. Grafik hasil observasi terhadap aspek kegiatan
pembelajaran lesson study di SMAN 3 Medan
Gambar 4.3. Grafik rata-rata N-gain yang dibelajarkan dengan
model PBL berorientasi lesson study dan model DI
Gambar 4.4. Grafik rata-rata N-gain berdasarkan tingkat
kemampuan berpikir kritis siswa
Gambar 4.5. Grafik interaksi antara model pembelajaran (PBL
berorientasi lesson study dan DI) dengan kemampuan
berpikir kritis (tinggi dan rendah) terhadap hasil
belajar (N-gain) siswa

vii

18

41
50
51
61
63

65

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.

Lampiran 9.
Lampiran 10.
Lampiran 11.
Lampiran 12.

Lampiran 13.

Lampiran 14.

Lampiran 15.
Lampiran 16.
Lampiran 17.

Silabus
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kisi-Kisi Soal Berpikir Kritis
Lembar Penilaian Kompetensi Keterampilan
Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Lesson
Study
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Kisi-Kisi Soal pretest-posttest
Rekapitulasi Data Siswa Kelas Eksperimen (Model
PBL Berorientasi Lesson Study dengan Media eXe
Learning)
Rekapitulasi Data Siswa Kelas Kontrol (Model Direct
Instruction
Tabulasi Data Hasil Observasi Lesson Study dalam
Kegiatan Pembelajaran di Kelas
Uji Normalitas Data Penelitian Menggunakan Program
SPSS 21.0 for Windows (Uji Kolmogorov-Smirnov)
Uji Homogenitas Data Menggunakan Program SPSS
21.0 for Windows (Uji Levene Statistic dengan Sig. >
0,05 Data Homogen)
Uji Hipotesis Data Menggunakan Program SPSS 21.0
for Windows (Teknik ANAVA Dua Jalur dengan GLM
Univariate)
Uji Hipotesis Data Menggunakan Program SPSS 21.0
for Windows (Uji Correlation dan Uji Regression
Linier)
Tabulasi Data untuk Uji Coba Validitas Butir Tes Hasil
Belajar
Tabulasi Data untuk Uji Coba Reliabilitas Butir Tes
Hasil Belajar yang Valid
Tabulasi Data untuk Uji Coba Daya Beda dan Tingkat
Kesukaran Butir Tes Hasil Belajar siswa yang Valid

ix

79
83
106
119
121
122
142

152
156
160
161

162

163

166
167
168
169

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah
Sampai saat ini pendidikan masih belum lepas dari berbagai permasalahan.

Salah satu masalah yang dihadapi di dunia pendidikan kita adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran (Sanjaya, 2008). Dalam proses pembelajaran siswa
kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Padahal, untuk
menghadapi setiap masalah dengan baik setiap orang membutuhkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Salah satu bentuk kemampuan berpikir tingkat tinggi
adalah kemampuan berpikir kritis (Wulandari, 2015).
Selama ini, kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan sistematis tidak
dikembangkan karena masih dominannya pendekatan pengajaran konvensional
dan kurang variatifnya metode pembelajaran active learning. Akibatnya
pembelajaran hanya sebagai penyampaian informasi (siswa sebagai pendengar
dan pencatat). Kurang variatifnya metode pembelajaran active learning
menyebabkan kemampuan berpikir kritis siswa rendah dan belum terkembangkan
karena minimnya aktivitas bertanya, menjawab, menanggapi dan mengemukakan
pendapat, menalar, tidak terbiasa menyelesaikan suatu masalah dengan baik,
sehingga dalam mengambil suatu kesimpulan secara induksi dan deduksi masih
sangat kurang dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Hal ini menyebabkan hasil
belajar siswa rendah. Padahal sebenarnya belajar bukan hanya proses menghafal
dan menumpuk ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana pengetahuan yang
diperolehnya bermakna (Sanjaya, 2008).
Kebiasaan belajar dengan cara menghafal akan menyebabkan kemampuan
berpikir sebatas lower order thinking (Holbrook, 2005). Sesuai dengan kurikulum
2013, pembelajaran ditekankan dengan pendekatan scientific. Standar kompetensi
lulusan pada domain keterampilan diperoleh dari aktivitas mengamati, menanya,
mengumpulkan

data,

(Depdiknas, 2013).

mengasosiasi,

mengkomunikasikan

dan

mencipta

2

Candy (dalam Philips & Bond, 2004; Redhana dan Liliasari, 2008)
berpendapat, bahwa keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu tujuan yang
paling penting dalam segala tingkat pendidikan. Lubezky, dkk, (2004)
menjelaskan

paradigma

pembelajaran

sudah

seharusnya

bergeser

dari

pembelajaran konvensional yang menekankan pada keterampilan berpikir tingkat
rendah ke arah pembelajaran keterampilan berpikir tingkat tinggi, terutama
keterampilan berpikir kritis.
Pendidikan IPA khususnya kimia diharapkan dapat melatih kemampuan
berpikir kritis siswa melalui kegiatan pembelajaran dan menuntut siswa untuk
dapat mengaplikasikan materi pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari, maka
dalam pembelajaran kimia di sekolah menuntut siswa untuk berpikir kritis. Hove
(2011) mengatakan bahwa dengan melatih keterampilan berpikir kritis pada
pembelajaran di kelas dapat meningkatkan kemampuan akademiknya. Berpikir
kritis dapat membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman materi yang
dipelajari. Selain itu, konsep yang diperoleh akan lebih lama tersimpan dalam
memori karena siswa terlibat aktif dalam pembelajaran untuk menemukan konsep
secara mandiri (Depdiknas, 2009).
Materi kimia dan keterampilan berpikir kritis merupakan dua hal yang
tidak dapat dipisahkan, karena materi kimia dipahami melalui berpikir kritis dan
begitu juga sebaliknya berpikir kritis dilatih melalui belajar kimia (Rahma, 2012).
Namun kenyataannya, pelaksanaan pembelajaran kimia di sekolah cenderung
kurang memperhatikan keterampilan berpikir kritis. Ilmu kimia mengandung
konsep yang bersifat kompleks. Salah satu materi yang bersifat kompleks adalah
materi laju reaksi, merupakan gabungan dari pengetahuan abstrak yang berupa
persamaan laju reaksi, orde reaksi yang memerlukan latihan hitungan, faktorfaktor yang mempengaruhri laju reaksi, dan teori tumbukan. Namun secara
konkrit contoh peristiwanya sangat sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
misalnya besi berkarat, kertas terbakar, bom meledak dan lain lain. Kompleksitas
materi laju reaksi menuntut peserta didik untuk benar-benar memahami konsep
dengan cara memahami, penyelesaian masalah, latihan soal, maupun berdiskusi.
Banyak penalaran dan pemahaman materi ini menuntut peserta didik mempunyai

3

daya ingat yang tinggi serta mampu berpikir kritis agar dapat menerapkannya
dalam menyelesaikan permasalahan yang ada didalamnya.
Agar pembelajaran di kelas menjadi efektif dan siswa terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran, dapat melatih kemampuan berpikir kritis serta
meningkatkan hasil belajar siswa, maka guru perlu memilih dan menerapkan
strategi pembelajaran ideal yang mampu mengarahkan dan menuntut siswa untuk
membentuk sendiri pengetahuannya. Di antara banyak model pembelajaran yang
ada, model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) yang
memiliki dasar filosofi konstruktivisme, mampu mendorong siswa untuk
membangun pengetahuannya sendiri dan melatih kemampuan berpikir kritis,
kreatif dan inovatif. Keefektifan model PBL adalah peserta didik lebih aktif dalam
berpikir dan memahami materi secara berkelompok dengan melakukan investigasi
dan inkuiri terhadap permasalahan yang nyata di sekitarnya sehingga mereka
mendapat kesan yang mendalam dan lebih bermakna. Menurut Tan (2004),
Problem Based Learning (PBL) memungkinkan untuk merubah situasi belajar
yang pada umumnya berpusat pada guru menjadi situasi belajar yang berpusat
pada siswa. Dengan demikian siswa diberi kesempatan untuk membangun
pengetahuannya sendiri dengan konsep dan ide-ide yang dikembangkan dari
pengetahuan yang ada sebelumnya.
Berlatar belakang pada masalah yang ada, peneliti memandang perlu untuk
mengatasi permasalahan belajar siswa di kelas dan mengatasi kelemahan
pembelajaran konvensional yang kurang memberi tekanan pada pasca pelatihan.
Siswa perlu dilatih aktif dimana siswa bebas mengemukakan pendapat, saran dan
pertanyaan baik kepada guru maupun sesama siswa. Oleh karena itu lesson study
merupakan salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian
pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berdasarkan pada prinsipprinsip kolegalitas oleh sekelompok guru untuk membangun sebuah komunitas
belajar yang dipandang efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di
kelas. Lesson study bukan merupakan suatu strategi ataupun metode
pembelajaran, tetapi kegiatan lesson study dapat menerapkan berbagai strategi
dan metode pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta

4

permasalahan yang dihadapi guru (dosen) pada setiap proses pembelajaran.
Rusman (2011).
Untuk memenuhi harapan di atas, diperlukan suatu inovasi pembelajaran
yang mendorong pergeseran pembelajaran dari pembelajaran konvensional kepada
pembelajaran mandiri dan terstruktur yang dapat meningkatkan penguasaan siswa
di dalam konsep ilmu dan sekaligus membuat kesan pembelajaran semakin lama
diingat oleh siswa (Montelongo dan Harter, 2010). Adaptasi teknologi baru
terhadap kebutuhan pembelajaran bidang sain menjadi salah satu sasaran inovasi
pembelajaran. Melalui inovasi pembelajaran yang ada dikembangkan dan
ditingkatkan untuk melahirkan pembelajaran baru yang menarik (Levine, 2009).
Salah satu pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia
pendidikan adalah penggunaan media pembelajaran berbasis komputer. Media
pembelajaran mempermudah pembelajaran di dalam kelas sehingga konsepkonsep kimia lebih mudah diapahami oleh para siswa. Aplikasi seperti
Macromedia Flash, Powerpoint, dan Chemsketch telah memberikan kemudahan
untuk menguraikan konsep dan contoh dalam pembelajaran kimia (Toplis, 2008).
Aplikasi lain yang dirancang untuk memberikan tampilan yang menarik dan
kemudahan dalam penggunaannya adalah eXe learning. Dengan aplikasi ini, guru
dengan mudah merancang bahan pembelajaran dengan memasukkan gambar, teks,
video dan soal-soal dengan bentuk dan disain yang interaktif dan menarik.
Sejalan dengan masalah di atas, diperlukan cara pembelajaran terpadu
yaitu dengan mengintegrasikan keterampilan kimia sebagai proses, penggunaan
media pembelajaran inovatif dan dapat mengaplikasikan kimia dalam kehidupan
sehari-hari dan mengembangkan berpikir kritis siswa. Melalui model Problem
Based Learning (PBL) berorientasi lesson study menumbuhkan kesadaran
berinteraksi sosial dan mewujudkan pembelajaran bermakna peserta didik.
Melalui media pembelajaran dalam proses belajar dapat membantu siswa
memahami materi pelajaran dan membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar siswa.
Hasil penelitian Zebua (2010), penggunaan model pembelajaran berbasis
masalah menggunakan media eXe Learning lebih tinggi 21% dari hasil belajar

5

siswa tanpa menggunakan media eXe Learning dapat meningkatkan hasil belajar
kimia siswa dengan rata-rata gain sebesar 0,58 dan mempengaruhi aktifitas siswa
secara signifikan sebesar 57,4%. Elvinawati, dkk (2012), menjelaskan bahwa dari
observasi terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran diperoleh bahwa aktivitas
belajar mahasiswa berada pada kategori baik. Selain itu juga diketahui bahwa
penerapan lesson study juga membantu dalam pembangunan karakter mahasiswa.
Nilai-nilai seperti rasa percaya diri, bertanggung jawab, sportif, terbuka,
bersemangat, kerjasama dan menghargai dapat ditumbuhkembangkan

dengan

baik. Dari hasil tes diperoleh nilai rata-rata sebesar 72,65 dan ketuntasan belajar
klasikal 59,375%.
Hasil penelitian Nuryanto, dkk (2015), dalam pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dilengkapi macromedia flash dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa. Hasil yang diperoleh dari
kemampuan berpikir kritis prasiklus sebesar 29,73% meningkat menjadi 72,97%
pada siklus I dan 89,19% pada siklus II. Selain itu, dilihat dari prestasi belajar
yaitu berdasarkan aspek kognitif pada siklus I sebesar 54,05% meningkat menjadi
78,38% pada siklus II. Prestasi belajar aspek afektif pada siklus I sebesar 83,78%
dan meningkat menjadi 91,89% pada siklus II. Sedangkan aspek psikomotor yang
hanya dilakukan pada siklus I ketuntasannya sebesar 100%. Ilaah (2015)
menunjukkan hampir semua siswa memiliki kriteria keterampilan berpikir kritis
tinggi. Hal ini dibuktikan sebanyak 94,87% siswa memiliki keterampilan
mengajukan pertanyaan, menganalisis asumsi, dan menguji fakta dengan kriteria
tinggi serta 100% siswa memiliki keterampilan mempertimbangkan interpretasi
dengan kriteria tinggi.
Berdasarkan uraian di atas, maka dipandang perlu dilakukan suatu
penelitian mengenai “Pengaruh Problem Based Learning (PBL) berorientasi
Lesson Study dengan media eXe Learning terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Laju Reaksi”.

6

1.2.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran yang berlangsung dengan metode konvensional sehingga
berjalan dengan monoton dan masih berpusat pada guru yang
menyebabkan hasil belajar belum maksimal.
2. Tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi terutama berpikir kritis
belum terkembangkan
3. Pemanfaatan media pembelajaran yang masih kurang digunakan dalam
proses pembelajaran.
1.3.

Batasan Masalah
Berdasarkan masalah yang teridentifikasi, penelitian ini dibatasi pada

upaya penerapan model Problem Based Learning (PBL) berorientasi lesson study
dengan media eXe Learning terhadap kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar
siswa pada materi laju reaksi.
1.4.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan

masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang diteliti
adalah:
1. Apakah ada perbedaan pengaruh model Problem Based Learning (PBL)
berorientasi Lesson Study dengan media eXe Learning dan model
Direct Instruction (DI) terhadap hasil belajar siswa?
2. Apakah ada perbedaan pengaruh tingkat kemampuan berpikir kritis
tinggi dan rendah siswa yang dibelajarkan dengan model Problem
Based Learning (PBL) berorientasi Lesson Study dengan media eXe
Learning dan model Direct Instruction (DI) terhadap hasil belajar
siswa?
3. Apakah ada interaksi antara kedua model dengan kemampuan berpikir
kritis terhadap hasil belajar siswa?
4. Apakah ada hubungan antara kemampuan berpikir kritis dengan hasil
belajar siswa?

7

1.5.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini berdasarkan

rumusan masalah adalah untuk mengetahui:
1.

Perbedaan pengaruh

model Problem Based Learning (PBL)

berorientasi Lesson Study dengan media eXe Learning dan model
Direct Instruction (DI) terhadap hasil belajar siswa
2.

Perbedaan pengaruh tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi dan
rendah siswa yang dibelajarkan dengan model Problem Based
Learning (PBL) berorientasi Lesson Study dengan media eXe
Learning dan model Direct Instruction (DI) terhadap hasil belajar
siswa

3.

Interaksi antara kedua model dengan kemampuan berpikir kritis
terhadap hasil belajar siswa.

4.

Hubungan antara kemampuan berpikir kritis dengan hasil belajar
siswa

1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1.

Sebagai informasi tentang pengaruh model Problem Based Learning
(PBL) berorientasi Lesson Study dengan media eXe Learning terhadap
kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa.

2.

Memberikan penjelasan ilmiah bahwa model pembelajaran akan
mempengaruhi kemampuan berpikir dan hasil belajar siswa, sehingga
pendidik memperhatikan aktivitas siswa selama proses pembelajaran
untuk medapatkan hasil belajar yang baik.

3.

Memberikan penjelasan ilmiah bahwa model Problem Based Learning
(PBL) berorientasi Lesson Study dengan media eXe Learning dapat
memberikan konstribusi kemampuan berpikir kritis terhadap hasil
belajar siswa.

8

4.

Sebagai penambah masukan pengetahuan bagi pendidik berhubungan
dengan model pembelajaran yang inovatif dan pengaruhnya terhadap
kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa.

1.7.

Definisi Operasional
Untuk menghindari dari penyimpangan dari tujuan yang diharapkan dan

menghindari penafsiran yang berbeda, maka definisi operasional dalam penelitian
ini adalah:
1.

Model Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran
yang berpusat pada siswa dengan terlebih dahulu menyampaikan
permasalahan. Siswa akan dikelompokkan untuk berdiskusi dalam
memecahkan masalah yang diberikan. Kemudian hasil diskusi akan
dipresentasikan di depan kelas (Santyasa, 2008).

2.

Lesson study adalah yang dikombinasikan pada model Problem Based
Learning (PBL) untuk membina profesi atau kompetensi guru melalui
pengkajian pembelajaran kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan
prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun
komunitas belajar (Hendayana, dkk., 2006).

3.

eXe learning adalah suatu media pembelajaran berbasis komputer
yang dirancang untuk membuat dan menyajikan bahan ajar tanpa
harus menguasai HTML. Dalam penelitian ini bahan ajar laju reaksi
disusun secara hirarki dan disajikan dengan bantuan eXe learning
yang ditampilkan dalam kelas eksperimen degan bantuan projector
(Jim, 2013).

4.

Berpikir kritis adalah proses berpikir tingkat tinggi, dimana pada
penelitian ini untuk mengetahui kemampuan siswa yang berpikir kritis
tinggi dan berpikir kritis rendah pada materi laju reaksi yang
dihasilkan dari hasil observasi, pengalaman, refleksi, penalaran atau
komunikasi sebagai suatu penuntun menuju kepercayaan dan aksi.
Angela (1999); Screven & Paul (1996) (dalam Filsaime, 2008).

9

5.

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang
kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2005). Pemahaman
konsep atau hasil belajar siswa dihitung menggunakan rumus g factor
(gain score normalized).

6.

Direct Instruction adalah model pembelajaran yang digunakan dalam
kelas kontrol, dilakukan guru secara langsung dalam mengajarkan
keterampilan dasar dan didemonstrasikan langsung kepada siswa
dengan tahapan yang terstruktur (Sofiyah, 2010).

74

DAFTAR PUSTAKA

Angelo, T. A & Cross, P., (1995), Classroom Assessment Techniques: A
Handbook for College Teachers, 2nd edition.
Arends, R.L., (2008), Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar Buku 2,
Terjemahan Soetjipto, P.H dan Soejipt, S.M., Pustaka Belajar, Yogyakarta
Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Asta, I, K,R., Agung, A, A,G., dan Widiana, I,W., (2015), Pengaruh Pendekatan
Saintifik dan Kemampuan Berpikir Kritis terhadap Hasil Belajar IPA, eJournal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, 3(1).
Bailin, S., (1999), Conceptualizing critical thinking, Journal curriculum studies,
(Online),
31(3):
285--302,
(http://www.ubc.ca/okanagan/ctl/__shared/assets/ct-conceptualize597.pdf.
diakses 5 Agustus 2015).
Barret, T., (2005), Understanding Problem Based Learning, (online), Tersedia:
http://, diakses 5 Agustus 2015).
Bayrak, B, K., dan Bayram, H., (2010), The effect of computer aided teaching
method on the students’ academic achievement in the science and
technology course, Procedia Social and Behavioral Science, 9: 235-238.
Copriady, J., (2014), Penerapan SPBM yang diintegrasikan dengan Program Exe
Learning terhadap Motivasi Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah
Kimia Dasar, Jurnal Pendidikan Kimia, 5(2): 100
Costa, A.L., (1985), Goal for a Critical thingking Curriculum. Dalam Costa, A.L.,
(ed) Developing Minds: A Resource Book for Teaching Thingking, ASDC,
Virginia, Alexandria
Churches,
A.,
(2008),
Bloom’s
Digital
Taxonomi
(Online),
(http://edorigami.wikispaces.com, diakses 28 Agustus 2015)
Depdiknas, (2009), Panduan Teknis Pembelajaran yang Mengembangkan Critical
Thinking. Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Jakarta
Depdiknas, (2013), Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 65
Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah, Badan Standar Nasional Pendidikan 3,
Jakarta
Dick, W and Carey L., (2005), The Systematic Design of instruction, (2nd Ed),
Scott, Foresman, London
Dimyati dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajara, Rineka Cipta, Jakarta
Djamarah, B.Z., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta
Elvinawati, Sumpomo., dan Hermansyah, A., (2012), Lesson Study pada Mata
Kuliah Kimia Sekolah I sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran
dan Pembangunan Karakter (Character Building), Jurnal Exacta, X(2):
156-159.
Ennis, R.H., (1962), A concept of critical thinking, Harvard Educational Review,
32(1): 81-111.

75

Facione, P. A., (2006), Critical Thinking : What it is and Why it Counts.
California: The California Academic Press.
Fadliana, H.N., Redjeki, T., dan Nurhayati, N.D., (2013), Studi Kompetensi
Penggunaan Metode PBL dilengkapi Macromedia Flash dan LKS terhadap
Prestasi Belajar ditinjau dari Motivasi Siswa pada Materi Asam, Basa dan
Garam Kelas VII SMP N 1 Jaten Karanganyar TP 2012/2013, Jurnal
Pendidikan Kimia, 2(3): 163
Fathan, F., Liliasari, dan Ijang, R., (2013), Pembelajaran Kesetimbangan Kimia
dengan Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep
dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA, Jurnal Riset dan Praktik
Pendidikan Kimia, 1(1): 76-83.
Filsaime, D.K., (2008), Menguak Rahasia Berpikir Kritis & Kreatif, Prestasi
Pustakarya, Jakarta.
Fisher, A., (2009), Berpikir Kritis, Terjemahan Benyamin Hadinata, Erlangga,
Jakarta
Garratt, J., Overton, T., Tomlinson, J., & Clow, D., (2000), Critical thinking
exercises for chemists, Active learning in higher education, 1(2): 152167.
Hake, R., (1998), Interactive engagement Versus Traditional Methods: A Six
Thousand student survey of Mechanics Test Data for Instroductory
Physics Courses, American Journal of Physics, 66(1): 64-74
Halpern, D.F., (1999), Teaching for critical thinking: Helping college students
develop the skills and dispositions of a critical thinker, New directions
for teaching and learning, 80: 69-74.
Hamalik, O., (1994), Media Pendidikan, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung
Handayani, S., (2009), Efektifitas Penerapan Model PBL dan CTL Tipe Jigsaw
untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar, Hasil Belajar dan Respon Belajar
Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 2 Malang, Jurnal
Pendidikan Ekonomi, 4(1):49.
Hendayana, S., dkk., (2006), Lesson Study: suatu Strategi untuk Meningkatkan
Keprofesionalan Pendidikan (Pengalaman IMSTEP-JICA), UPI Press,
Bandung.
Herawati, dkk., (2009), Lesson Study berbasis Sekolah, Banyumedia Publishing,
Malang.
Holbrook, (2005), Making Chemistry Teaching Relevant, Journal Chemical
Education
International
(online),
6(1),
(http://www.iupac.org/publications/cei. diakses tanggal 5 Agustus 2015).
Hove, G., (2011), Developing Critical Thinking Skills in the High School English
Classroom,
Thesis,
tidak
diterbitkan,
(online),
(http://www2.uwstout.edu/content/lib/thesis/2011/2011hoveg.pdf, diakses
5 Agustus 2015).
Ibrahim, M., (2000), Pembelajaran Kooperatif, University Press, Surabaya.
Ilaah, Y.F., dan Bertha, Y., (2015), Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA
Kemala Bhayangkari 1 Surabaya pada Materi Laju Reaksi melalui

76

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri, UNESA Journal of Chemical
Education , 1(1): 78-83
Jim, (2013), eXe Learning, http://exelearning.org/html, diakses 7 Agustus 2015.
Juwairiah., (2011), Propesionalisme Guru melalui Lesson Study, Hemenang,
Sumut, hal, 3-5.
Kadir, M.A.A., (2007), Critical thinking: A family resemblance in conceptions,
Jurnal of Educatation and Human Development, 1(2)
Kardi, S dan Moh. Nur, (2000), Pengajaran Lngsung, Unesa-University Press,
Surabaya
38
Kemp, J.E., (1994), Proses Perancangan Pengajaran, Terjemahan oleh Asril
Marjohan, Judul Asli The Instructional Design Process, Penerbit ITB,
Bandung
Killey, M., (2005), Problem Based Learning, Centre for Learning and
Professional Development, University of Adelaide, Australia.
Levine, R, C., (2009), The Public Poster Session, Teaching Sociology.
Lewis, C.C., (2002), Lesson Study: A Handbook of Teacher-Led Intructional
Change, Philadelphia, PA: Research for Bette School,Inc.
Liliasari, (2009), Berpikir Krtis dalam Pembelajaran Kimia Menuju
Profesionalitas Guru, (Online) http://file.upi.edu/ai.php, diakses 7 Agustus
2015.
Liliasari, dan Redhana, W.I., (2008), Program Pembelajaran Keterampilan
Berpikir Kritis pada Topik Laju Reaksi untuk Siswa SMA, Forum
Pendidikan 27(2): 103-112
Lubezky, A., Dori, Y. J., & Zoller, U., (2004), HOCS-promoting assessment of
students’ performance on environment-related undergraduate chemistry,
Chemistry education research and practice, 5(2): 175-184.
Makhrus, M., (2007), Pengembangan Kompetensi Merancang dan Melakukan
Eksperimen bagi Siswa Kelas X dengan Model Pengajaran Langsung
pada Pokok Bahasan Hukum-hukum Newton tentang Gerak di MA
Mu’allimat NW Pancor, Laporan Penelitian Dosen Muda, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta
Mellyzar dan Silaban, R., (2013), Efektifittas Pembelajaran untuk Meningkatkan
Hasil bElajar dan Kreativitas Siswa pada Pelajaran Kimia di Sekolah
Menengah Atas, Jurnal Pendidikan Kimia, 5(2): 91-96.
Montelongo, J.A., and Hertander, R.J., (2010), Using Technology to Support
Expository Reading and Writing in Science Classes, Science Activities, 47:
89-102
Moon, J., (2008), Critical Thinking An ekploration of theory and practice,
Routledge, New York
Moore, T, D., (2007), Critical Thingking and Intelligence Analysis, National
Defense Intelligence College, Washington.
Munir, (2008), Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
Alfabeta, Bandung.
Nurohman, A., (2014), Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dalam
Pemecahan Masalah Fisika Menggunakan Model Think Talk Write

77

Berbasis Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir,
Radiasi – Pendidikan Fisika, 5(1): 15-19.
Nuryanto, Budi, U., dan Agung, N., (2015), Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) Dilengkapi Macromedia Flash untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa
pada Materi Pokok Termokimia Kelas XI Siswa SMA Negeri 2
Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015, Jurnal Pendidikan Kimia
(JPK), 4(4): 87-94.
Phillips, V. & Bond, C., (2004), Undergraduates’ experiences of critical
thinking, Higher education research & development, 23(3): 277-294.
Rahma, A.N., (2012), Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Inkuiri
Berpendekatan SETS Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan untuk
Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Empati Siswa terhadap
Lingkungan, Journal of Educational Research and Evaluation, 1(2): 7883.
Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru, Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Sadia, I.W., (2008), Model Pembelajaran yang Efektif untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis (Suatu Persepsi Guru), Jurnal Pendidikan
dan Pengajaran, 18(2): 219-237, Undiksha.
Sani, A,R., (2013), Inovasi Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta.
Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta
Santyasa, I.W., (2008), Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran
Kooperatif, Makalah disampaikan dalam Pelatihan Pembelajaran dan
Assesmen Inovatif bagi Guru-guru Sekolah Menengah Kecamatan Nusa
Penida,Bali, 22-24 Agustus
Santrok, J.W., (2007), Psikologi pendidikan edisi ke 2, Kencana Prenada Media
Grup, Jakarta
Shim, W.J & Kelley, W., (2012), The Impact of Faculty Teaching Practices on
the Development of Students’ Critical Thinking Skills, International
Journal of Teaching and Learning in Higher Education 2012, (Online),
24(1): 16—30, (http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ977179.pdf, diakses 3
Agustus 2015).
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta,
Jakarta
Sofiyah, (2010), Pengaruh Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction)
terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa, Skripsi, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Soraya, H., (2014), Pengembangan Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis
Kolaboratif untuk Pengajaran Kimia SMA/MA Kelas XI Semester 2,
Skripsi, Universitas Negeri Medan, Medan
Sudjana, (2005), Metode Statistik, Tarsito, Bandung
Sudjana, N., (2006), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Cetakan
kesebelas), PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Suharsimi, A., (2002), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta

78

Suryadi, D., (2007), Pengalaman IMSTEP dan SISTTEMS dalam Implementasi
Lesson Study (UPI), Yogyakarta
Suyanti, R.D., (2010), Strategi Pembelajaran Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta
Suyatno, (2009), Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Mas Media Buana
Pustaka,Sidoarjo
Syah, M., (2005), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,
RemajaRosdakarya, Bandung.
Tan, O.S., (2004), Student’s Experience In Problem Based Learning: Three Blind
Mice Episode or Educational Innovation?, Innovations In Education and
Teaching International, 41: 169-184
Tawil, M., dan Liliasari, (2013), Berpikir Kompleks, Badan Penerbit UNM,
Makasar
Toplis, R., (2008), Probing Student Teachers’ Subject Content Knowledge in
Chemistry: Case Studies Using Dynamic Computer Models, Chemistry
Education Research and Practice, 9: 11-17.
Tsui, L., (2002), Fostering Critical Thinking through Effective Pedagogy:
Evidence from Four Institutional Case Studies, The Journal of Higher
Education, 73(6): 740-763
Walker, P & Finney, N., (1999), Skill Development and Critical Thinking in
Higher Education, Higher Education Research & Development Unit,
University College, London WC1E 6BT, UK
Wulandari, L., Susanti, E., dan Martini, S.K., (2015), Penerapan Pendekatan
Pembelajaran Contextual Learning and Teaching (CTL) untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa
Pada Materi Sistem Koloid, Jurnal Pendidikan Kimia, 4 : 144-150
Zebua, S.R.W., (2010), Pengaruh Media eXe Learning dalam Pembelajaran
Berbasis Masalah terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan
Laju Reaksi, Tesis, Program Pascasarjana, Unimed, Medan.