4.2.6 Fungsi Memerintah
Memerintah adalah suatu tindakan menyuruh mitra tutur atau pihak lain untuk melakukan atau tidak melakukan suatu hal. Berikut merupakan tuturan yang
berfungsi untuk memerintah dalam naskah drama Bardji Barbeh. 21
KONTEKS : PARDI MEMERINTAH NARTI UNTUK BERHENTI MENGOBROL
DAN MEMBANTU
PEKERJAANNYA. Narti
: “Mesem Jebul isih padha rumangsa dadi rakyat to?
Mangka nang njaba kana wis ora nggatekake kowe- kowe kabeh.”
“Senyum Jadi masih merasa menjadi rakyat to? Padahal di luar sana sudah tidak memikirkan kamu-
kamu semua.” Pardi
:
“Wis Narti, aja ngujuk-ujuki liyan. Mrene, aku direwangi nyekeli cagake
” “Sudah Narti, jangan mencampuri yang lain. Ke sini,
saya dibantu memegang tiyangnya”
Data 3
Tuturan “aja ngujuk-ujuki liyan” dan “mrene, aku direwangi nyekeli
cagak e” merupakan tuturan yang berfungsi untuk memerintah. Penutur Pardi
memerintah mitra tutur Narti supaya jangan mencampuri urusan orang lain. Ungkapan perintah tersebut ditandai dengan diucapkannya aja ngujuk-ujuki liyan
„jangan mencampuri yang lain‟. Penutur juga memerintah mitra tutur untuk membantu memegang tiyang. Perintah tersebut ditandai dengan diucapkannya
mrene „ke sini‟ yang diperjelas dengan diucapkannya aku direwangi nyekeli
cagake „saya dibantu memegang tiyangnya‟. Penutur memerintah mitra tutur
dengan menggunakan tuturan yang kurang halus, sehingga bisa menyebabkan mitra tutur merasa sakit hati dan tidak dihargai oleh penutur. Contoh data berikut
juga menunjukkan tuturan yang berfungsi untuk memerintah dalam naskah drama Bardji Barbeh.
22 KONTEKS : BOCAH 3 DISURUH DIAM DAN TIDAK CEREWET
OLEH ANAK-ANAK
YANG LAIN
KARENA BANYAK BERTANYA.
Bocah 3 :
“Lha puser piyambak niku napa, Mbah?” “Lha tali pusar itu apa, Mbah?”
Kabeh :
“Wis to meneng dhisik, aja crewet kaya ngono kuwi
Mbah Carita ben njlentrehake dhisik ”
“Sudah to diam dulu, jangan cerewet seperti itu Mbah Carita biar menjelaskan dulu
”
Data 31
Tuturan “wis to meneng dhisik, aja crewet kaya ngono kuwi” merupakan
tuturan yang berfungsi untuk memerintah. Penutur memerintah mitra tutur Bocah 3 supaya diam dan jangan cerewet, karena akan mengganggu Mbah Daim
bercerita. Ungkapan perintah tersebut ditandai dengan diucapkannya wis to meneng dhisik
„sudah to diam dulu‟ yang diperjelas dengan diucapkannya aja crewet kaya ngono kuwi
„jangan cerewet seperti itu‟. Penutur memerintah mitra tutur dengan menggunakan tuturan yang kasar, sehingga bisa menyebabkan mitra
tutur merasa sakit hati dan tidak dihargai oleh penutur.
4.2.7 Fungsi Menilai