menggantikan. Jasa penerbangan misalnya, produk penggantinya adalah jasa transportasi darat dan laut. Kekuatan tawar produk pengganti besar jika
terdapat harga yang sangat berbeda antara produk utama dengan produk pengganti.
2.4.2.3 Pendapatan Masyarakat
Dalam pengertian umum pendapatan adalah hasil pencaharian usaha. Budiono 1992 : 180 dalam Syamrilaode 2010 mengemukakan bahwa
pendapatan masyarakat adalah semua hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat kepada sektor produksi. Sedangkan menurut
Winardi 1992 : 171 dalam Syamrilaode 2010 pendapatan masyarakat adalah hasil berupa uang atau materi lainnya yang dapat dicapai dari pada penggunaan
faktor-faktor produksi yang dilakukan oleh masyarakat. Berdasarkan kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendapatan masyarakat merupakan
suatu nilai dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu badan usaha atau masyarakat dalam suatu periode tertentu dalam suatu negara.
Pendapatan masyarakat disebut pula sebagai pendapatan nasional. Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah
tangga keluarga RTK di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode, biasanya selama satu tahun. Pendapatan masyarakat yang
semakin meningkat menjadikan perekonomian suatu negara meningkat pula, sehingga dapat berpengaruh terhadap kinerja keuangan suatu negara tersebut.
Pendapatan masyarakat merupakan salah satu alat untuk mengukur tingkat kesejahteraan dalam suatu negara.
2.4.2.4 Kondisi Perekonomian
Kondisi perekonomian merupakan suatu keadaan khususnya di bidang ekonomi dalam suatu negara dengan melihat pada hal-hal tertentu misalnya
pendapatan suatu negara yang dapat mencerminkan kesejahteraan dalam suatu negara tersebut. Kondisi perekonomian Indonesia dapat diukur dengan
menggunakan beberapa indikator, misalnya pendapatan nasional dan Produk Domestik Bruto PDB. Pendapatan nasional dan PDB yang tinggi menandakan
kondisi perekonomian suatu negara sedang bergairah. Tanda-tanda perekonomian mulai mengalami penurunan adalah di
tahun 1997 dimana pada masa itulah awal terjadinya krisis. Saat itu pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya berkisar pada level 4,7 persen, sangat rendah
dibandingkan tahun sebelumnya yang 7,8 persen. Kondisi keamanan yang belum kondusif akan sangat memengaruhi iklim investasi di Indonesia. Mungkin hal
itulah yang terus diperhatikan oleh pemerintah. Hal ini sangat berhubungan dengan aktivitas kegiatan ekonomi yang berdampak pada penerimaan negara serta
pertumbuhan ekonominya. Adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan akan
menjanjikan harapan bagi perbaikan kondisi ekonomi dimasa mendatang. Bagi Indonesia, dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka harapan
meningkatnya pendapatan nasional GNP, pendapatan persaingan kapita akan semakin meningkat, tingkat inflasi dapat ditekan, suku bunga akan berada pada
tingkat wajar dan semakin bergairahnya modal bagi dalam negeri maupun luar
negeri.
2.4.2.5 Kebijakan Pemerintah