1
PENGARUH PENGALAMAN PEMERIKSA PAJAK DAN PROFESIONALISME PEMERIKSA PAJAK TERHADAP PEMERIKSAAN PAJAK
Survey pada 4 KPP Wilayah Kota Bandung PEMBIMBING:
Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak.,CA Oleh :
DANI MIFTAHUDDIN UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
ABSTRACT This research was conducted at 4 STO in Bandung Region. Phenomena that occur
in the Tax Audit experience that there are many tax inspectors abusing its experience to carry out fraud within the Directorate General of Taxation. In addition, the Tax Audit
Professionalism phenomenon that is when the tax authorities conduct inspections and ask the taxpayer to meet its obligations when the inspection took place, the taxpayer does not
provide data with good information.
This study aims to provide empirical evidence about the influence of tax audit experience and professionalism tax auditor to tax audit quality at 4 KPP Bandung Region.
The method used in this research is descriptive and verification method. The population in this study is 112 Tax Audit and samples taken are as many as 36 Tax Audit. The analytical
method used is Structural Equation Model Structural Equation Model SEM approach Partial Least Square PLS.
The results in this study demonstrate that the effect on the Tax Audit Experience Quality Inspection Tax, Tax Audit and Professionalism affect the quality of the Tax Inspection.
Keywords: Tax Audit Experience, Professionalism Tax Auditor, Tax Auditor Quality
I. PENDAHULUAN
Sejak reformasi perpajakan tahun 1983, sistem pemungutan pajak di Indonesia berubah dari official assessment menjadi self assessment, upaya pemberdayaan masyarakat
melalui pelaksanaan sistem self assessment system, perlu diikuti dengan tindakan pengawasan guna mewujudkan tercapainya sasaran kebijaksanaan perpajakan,
sehubungan dengan hal itu maka para pemeriksa pajak dalam melakukan tugas pengawasan perlu didukung oleh berbagai faktor penunjang Erly Suandy, 2011:101.
Pasal 1 angka 24 Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan memberikan bataasan tentang pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, dan mengelola data dan atau keterangan lainnya dalam rangka
pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lainnya dalam rang\ka pemenuhan kewajiban perpajakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
Waluyo dan Irawan, 2003:47.
Pemeriksaan pajak adalah serangkaian kegiatan mencari, mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dan tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undang perpajakan Erly Suandy, 2011:101.
Adapun pemeriksaan pajak dilakukan yaitu untuk melihat seberapa besar konsekuensi kepatuhan perpajakan dari wajib pajak, meminimalisir adanya tax avoidance dan tax
evasion, mengurangi tingkat kebocoran pajak penghasilan akibat sistem pelaporan pajak
2
yang tidak benar Siti Kurnia, 2010:247. Dalam pelaksanaannya pemeriksaan diantaranya kita perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya diantaranya yaitu teknologi
informasi, jumlah sumber daya manusia, kualitas sumber daya, dan sarana prasarana pemeriksaan, selain itu kita perlu memperhatikan kendalanya yang akan dihadapi dalam
melaksanakan pemeriksaan, yaitu kendala psikologis, komunikasi, teknis dan regulasi Siti Kurnia, 2010:260-261.
Pemeriksaan pajak pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan pemeriksaan yang akan
dicapai Anjarini Kusujarwati, Buntoro Heri Prasetyo dan Lia Dahlia Irani, 2012. Sehingga banyak hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kualitas pemeriksaan pajak
diantaranya memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu teknologi informasi, jumlah sumber daya manusia, kualitas sumber daya, dan sarana prasarana pemeriksaan,
selain itu perlu diperhatikan kendala yang akan dihadapi dalam melaksanakan pemeriksaan pajak, yaitu kendala psikologis, komunikasi, teknis dan regulasi Siti Kurnia Rahayu,
2010:260.
Fenomena yang terjadi proses pemeriksaan yang masih lemah adalah jangka waktu pemeriksaan yang terkadang melebihi batas yang diberikan, disebabkan oleh jumlah
pemeriksaan yang terlalu banyak dan tidak sebanding dengan jumlah pemeriksa yang ada sehingga pemeriksaan menjadi kurang mendalam Doni M. Siregar, 2015. Hal itu pula
membuat terkadang pemeriksaan yang dilakukan tidak bisa dilaksanakan sesuai standarpedoman yang telah ditetapkan, karena jangka waktu yang terbatas pemeriksa lebih
memprioritaskan pemeriksaan mana yang berpotensi untuk digali Doni M. Siregar, 2015. Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan penambahan perkembangan
potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa juga diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku
yang lebih tinggi Singgih Bawono, 2010.
Dalam Penelitian yang dilakukan Nataline 2007, menunjukkan bahwa ada pengaruh positif pengalaman kerja terhadap kualitas audit. Auditor yang tidak berpengalaman akan
melakukan atribusi kesalahan lebih besar dibandingkan dengan auditor yang berpengalaman. Penelitian yang dilakukan oleh Lehman dan Norman 2006 dalam Mabruri
dan Winarna 2010, mengenai pengaruh pengalaman menentukan bahwa auditor yang berpengalaman expertise, akan lebih jelas merinci masalah yang dihadapi dibandingkan
auditor yang kurang berpengalaman, yang nantinya berpengaruh pada auditor judgement. Hal ini dipertegas oleh Herliansyah dan Ilyas 2006 yang menemukan bahwa pengalaman
audit yang dipunyai auditor ikut berperan dalam menentukan pertimbangan judgement yang diambil sehingga dapat meningkatkan kualitas audit Mabruri dan Winarna 2010.
Fenomena yang terjadi saat ini masih ada ruang untuk pegawai pajak yang nakal untuk mengambil keuntungan pribadi. Kasus-kasus penyelewengan, khususnya yang
melibatkan oknum pegawai pajak terus terungkap dan ditindak tegas.
Dengan adanya pengalaman yang memadai, dapat membuat pemeriksa pajak mengetahui celah untuk
melakukan penyelewengan pajak. Ditjen Pajak memang yang paling rentan penyelewengan, namun dari ribuan pegawai tidak semua memiliki kesempatan untuk
melakukan penyelewengan Fuad Rahmany, 2013.
Achmad Gani 2009 menyatakan bahwa profesionalisme mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap variabel kinerja dimana apabila pegawai telah menunjukkan sikap
profesionalisme dalam melayani masyarakat, maka hal tersebut telah menunjukkan kinerja yang baik. Persepsi pegawai tentang profesionalisme berupa tindakan yang konsisten,
tegas dan disiplin menunjukkan bahwa profesionalisme pegawai sangat baik dan berperan penting terhadap peningkatan kinerja Achmad Gani, 2009.
Menurut Siagian 2009: 163 salah satu indikator profesionalisme yaitu jumlah Sumber Daya Manusia. Dalam membangun suatu bangsa, seorang pakar ahli ilmu pengetahuan
dan teknologi berpendapat dalam suatu seminar internasional di Universitas Hasanuddin mengatakan bahwa fokus utama yang harus dikembangkan terlebih dahulu dan mendasar
adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia SDM bangsa itu sendiri Mahatir, 2010.
3
Fenomena yang terjadi ketika fiskus melakukan pemeriksaan dan meminta wajib pajak untuk memenuhi kewajibannya saat pemeriksaan berlangsung, wajib pajak tidak melakukan
kewajiban untuk memberikan data informasi dengan baik, banyak wajib pajak yang tidak memberikan dokumen lengkap kepada para petugas, sehingga pada saat aparat pemeriksa
pajak melakukan pemeriksaan pajak melakukan audit, mungkin karena perlakuan dari pemeriksa pajak yang kurang profesional terhadap wajib pajak yang menjadi masalah
sehingga wajib pajak tidak memberikan data infomasi dengan baik terhadap pemeriksa pajak Jon Suryayudha Soedarso,2013.
Sektor akuntansi Indonesia telah belajar banyak dari krisis dunia yang berlangsung tahun 1999 silam, sehingga negara ini bisa mengantisipasi krisis beruntun berikutnya yang
terjadi di tingkatan global. Perbaikan sektor akuntansi menjadi salah satu langkah strategis yang dilakukan pemerintah dan sektor korporasi Indonesia, untuk membenahi fundamental
keuangan mereka menghadapi ancaman krisis. Chairman The International Auditing and Assurance Standard Board Prof. Arnold Schilder mengutarakan Indonesia harus
membangun pula standar auditing berskala internasional agar sejajar dengan negara- negara dunia lainnya. Dia mengatakan perkembangan akuntansi Indonesia akan semakin
cepat dan dinamis, bila mereka mengadopsi standar maupun regulasi yang berlaku dalam skala global. Dengan begitu Indonesia akan mejadi diperhitungkan dalam lingkungan bisnis
global. Arnold menegaskan kualitas audit dan profesionalisme secara optimal menjadi sangat penting bagi auditor agar hasil audit mereka bisa dipertanggung jawabkan kepada
publik James Sylph dan Arnold Schilder, 2012.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk
mengetahui tentang Pengalaman Pemeriksa Pajak dan Profesionalisme Pemeriksa Pajak terhadap Kualitas Pemeriksaan Pajak.
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS