Gambar 19. Grafik prakiraan luas areal perkebunan kelapa sawit provinsi Riau Berdasarkan grafik , hampir di semua provinsi mengalami kenaikan walaupun kenaikan
tersebut tidak terlalu besar. Hal ini disebabkan karena setiap tahunnya perkebunan kelapa sawit pasti akan mengalami kondisi re-planting atau penebangan dikarenakan umur ekonomis kelapa
sawit sudah usai dan tidak produktif lagi. Oleh karena itu perlu adanya perhatian yang cukup agar kebutuhan bahan baku yang berupa batang kelapa sawit tetap terpenuhi.
3. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi adalah volume atau jumlah satuan produk yang dihasilkan selama satuan waktu tertentu dan dinyatakan dalam bentuk keluaran output per satuan waktu. Penentuan
kapasitas produksi dapat ditentukan dari berbagai faktor. Dalam industri LCM serbuk sawit beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, yaitu ketersediaan bahan baku, daya serap pasar,
jumlah investasi, dan kemampuan teknis.
Potensi pasar LCM serbuk sawit diperkirakan cukup besar karna produk tersebut dibutuhkan oleh industri penyedia lumpur pengeboran serta perusahaan-perusahaan pengeboran
minyak. Berdasarkan kajian kebutuhan potensial produk LCM secara umum di Indonesia yaitu sebesar 40-80 ton pertahun. Hingga saat ini, beberapa perusahaan pengeboran minyak di Indonesia
masih ada yang mengandalkan pasokan impor dan belum ada industri LCM dengan bahan baku yang berasal dari limbah sehingga daya serap pasar masih sangat terbuka bagi industri LCM
serbuk sawit. Selain berdasar pada pertimbangan ketersediaan bahan baku, kemampuan investasi
menjadi faktor yang mempengaruhi penentuan kapasitas produksi. Sejauh mana investasi mampu memenuhi target kapasitas produksi yang akan ditetapkan. Faktor berikutnya yang harus
dipertimbangkan adalah kemmapuan teknis peralatan dan tenaga kerja manusia yang akan menangani proses produksi. Kapasitas produksi harus berdasar pada kemampuan peralatan yang
tersedia yang diimbangi dengan kemampuan sumberdaya manusia yang dimiliki. Berdasarkan pertimbangan daya serap pasar, ketersediaan bahan baku, kemampuan
investasi, dan kemampuan teknis tersebut, maka kapasitas produksi yang dipilih adalah mengambil dua kali lipat dari pasar potensial yang diperkirakan yaitu 160 ton pertahun. Penentuan pasar yang
diambil sebesar dua kali lipat dikarenakan LCM serbuk sawit merupakan produk baru yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi sehingga proses pencarian pasar akan lebih mudah dan
persaingan pun tidak terlalu besar. Nilai 160 ton pertahun dianggap cukup optimis untuk membuka
pasar dikarenakan kebutuhan LCM di Indonesia akan meningkat setiap tahunnya serta melimpahnya ketersediaan bahan baku yang ada serta kemudahan yang didapat. Dengan kapasitas
produksi diatas, diperkirakan kebutuhan bahan baku yang cukup besar akan dapat terpenuhi dengan mudah yang diimbangi dengan investasi yang memadai Ibrahim, PT. Tiara Bumi
Petroleum.
4. Proses Produksi