Daerah Penyangga KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Pemerintah Hindia Belanda, dan dilanjutkan oleh Pemerintah Indonesia pasca kemerdekaan yang dikenal dengan Transmigrasi. Sebagian besar desa yang berbatasan dengan kawasan merupakan hasil pengembangan desa induknya yang bukan daerah transmigrasi. 2. Ekonomi a. Pola penggunaan lahan Daerah penyangga yang berada disekitar TN. Way Kambas, hampir secara keseluruhan peruntukannya digunakan untuk lahan pertanian baik oleh masyarakat atupun oleh perusahaan yang bergerak bidang pertanianperkebunan. Sesuai dengan keadaan penduduk yang ada pola penggunaan lahan secara garis besar terbagi menjadi dua. Penduduk asli pada umumnya menggunakan lahannya melalui pola pertanian lahan kering. Pola pertanian lahan kering ini berupa kebun lada, kelapa, durian, karet, kelapa sawit dan singkong. Pola penggunaan lahan basah berupa pesawahan banyak di lakukan oleh penduduk pendatang, khususnya penduduk yang berasal dari Jawa. Lahan pemukiman selain sebagai tempat tinggal, juga diusahakan sebagai pekarangan dengan tanaman kebutuhan sehari- hari. Khusus untuk daerah penyangga pemanfaatan lahan kering terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu singkong dan tanaman perkebunan seperti karet dan sawit. Daerah yang mengalami gangguan gajah dengan frekwensi cukup tinggi jenis tanaman di pilih untuk jenis yang tidak disukai gajah. b. Struktur perekonomian Struktur perekonomian ditentukan oleh peranan sektor-sektor ekonomi yang ada dalam memproduksi barang dan jasa. Struktur yang terbentuk dan nilai tambah yang dicapai oleh setiap sektor ekonomi memberi gambaran besarnya ketergantungan suatu daerah terhadap produk produk tersebut. Peran sektor pertanian masih mendominasi dalam struktur perekonomian di daerah sekitar Taman Nasional Way kambas, sedangkan sektor industri dan jasa masih belum memberikan peranan yang penting. Sektor perdagangan masih berkisar kepada usaha perdagangan kecil. Dominasi terbesar berasal dari sektor pertanian yang diperoleh dari lahan marginal, hal ini membawa permasalahan tersendiri yaitu hasil produksi yang rendah, sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat sebagian besar belum mengalami perbaikan yang diharapkan.

G. Mitra Kerja

Konservasi tidak hanya menjadi bagian kewajiban dari pemerintah saja, namun juga menjadi tanggungjawab semua pihak. Berbagai tantangan dan kendala dalam mengelola flora, fauna dan ekosistemnya perlu dilakukan secara bersama- sama melalui kerjasama dengan para pihak. Para pihak yang peduli dan terlibat dalam pengelolaan kawasan TN Way Kambas, yaitu: 1. Yayasan Badak IndonesiaYABI, adalah lembaga swadaya masyarakat yang mendukung tugas TNWK dalam rangka menangani konservasi badak Sumatera. Penangkaran badak secara semi-insitu dilaksanakan oleh SRS, sedangkan tugas pengamanan habitat dan populasi di alam dilakukan oleh Rhino Protection UnitRPU. SRS dan RPU telah beroperasi sejak tahun 1997 sampai dengan sekarang.