Dimana: p =
2.18 q =
= 2.19
r =
.
2.20
2.5 Penentuan Nilai Daya Konsumsi dengan Perhitungan Matematis 2.5.1 Persamaan Matematis Daya Transmisi
Dalam pengoperasian metrik-metrik yang telah ditentukan sebelumnya digunakan beberapa teorema dalam menentukan besarnya daya konsumsi yang diterima
maupun yang dipancarkan oleh High Altitude Platform Stations HAPS. Adapun persamaan teorema yang dapat digunakan dalam perhitungan ini adalah sebagai
berikut:
a. Teorema Nyquist
Teorema Nyquist menyatakan bahwa sebuah sinyal sampling harus memiliki frekuensi dua kali lebih besar dari frekuensi sinyal yang akan disampling.
Teorema Nyquist menunjukan hubungan antara data rate dengan frekuensi ataupun bandwidth dari sinyal yang terukur [9][13]. Dapat dilihat pada persamaan
Teorema Nyquist sebagai berikut: R
N
= 2W Log2M 2.21
dimana: R = Data Rate Bits Per Second
W = Bandwidth Hz M = Maximum Bits
b. Teorema Shannon
Teorema Shannon menunjukan hubungan kapasitas sistem sebuah kanal dengan daya sinyal rata-rata yang diterima, rata-rata daya noise dan bandwidth [13].
Teorema Shannon dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut: R
S
= W Log
2
1 + 2.22
dimana: P = Daya Watts
N
O
= Kerapatan spectral derau WattsHz = k.T K = Konstanta Boltzman 1,38.10
-23
JK T = Temperature K
Selanjutnya untuk menentukan persamaan mencari nilai daya pada receiver P dengan mensubstitusikan kedua persamaan dari masing-masing teorema tersebut,
yaitu persamaan 2.21 dan 2.22 R
N
= R
S
2W Log2M = W Log
2
1 + 2Log
2
M = Log
2
1 + Log
2
M
2
= Log
2
1 + M
2
= 1 +
M
2
– 1 = Maka diperoleh,
P = M
2
– 1 N
O
W 2.23
c. Rumus Friss
Rumus Friss digunakan untuk menghitung daya yang diterima dari satu antena dengan gain G1, ketika ditransmisikan dari antena laim dengan gain G2,
dipisahkan oleh jarak r, dan beroperasi pada frekuensi f atau panjang gelombang λ [10] [11] [12].
Persamaan friss dinyatakan sebagai berikut: P
r
= P
t
G
t
G
r
2.24 Dimana:
P
t
= Daya pada transmitter Watts P
r
= Daya pada receiver Watts G
t
= Gain antena pada transmitter G
r
= Gain antena pada receiver r = Jarak antena m
λ = Panjang gelombang m = cf c = Kecepatan elektromagnetik 3.10
8
ms f = Frekuensi spektrum Hz
Dengan mensubstitusikan nilai daya receiver P
r
yang diperoleh dari persamaan 4.6 ke persamaan 4.7 maka diperoleh:
M
2
– 1 N
O
W = P
t
G
t
G
r
2.25 Maka nilai P
t
, P
t
= 2.26
2.6 High Altitude Plat
Sudah lebih dari sa komunikasi nirkabel
Platform Station HA dalam menyediakan
komunikasi udara kua beroperasi pada lapi
Stratospheric Platform bumi. ITU sendiri m
sebuah obyek pada ke relatif terhadap bumi
keras dan perangkat sehingga dapat berla
sinyal komunikasi den Apabila teknologi pla
platform tersebut dapa baik itu selular IMT,
lebih luas. Selain itu, broadband microwave
latform Station HAPS
satu dekade, ada alternatif lain dari dua m bel yang sudah ada terestrial dan satelit yait
APS. HAPS bisa dipertimbangkan sebagai sol kan layanan
telekomunikasi. HAPS merupa kuasi-stasioner berupa balon udara atau
lapisan stratosfir sehingga dikenal juga orms SPFs dan lokasinya 17 - 22 km di
menjelaskan bahwa HAPS adalah stasiun ketinggian 20 - 50 km dan pada titik yang tet
bumi. Di dalam platform ini dapat dimuati berba kat lunak sesuai dengan aplikasi yang aka
rlaku sebagai perangkat pemancar, penerima dengan menggunakan gelombang radio [5].
platform baik balon udara maupun pesawat tela dapat mengakomodasi penggelaran berbagai w
MT, WMAN, maupun DVB-TH dengan jangka itu, platform ini pun mampu mengakomodasi
ave link [4].
Gambar 2.5 Balon Udara HAPS [4].
metode layanan aitu High Altitude
i solusi yang baru rupakan platform
u pesawat yang a dengan nama
di atas permukaan un yang berada di
tetap dan tertentu, berbagai perangkat
kan didukungnya a, dan pengolah
lah tersedia, maka wireless network
gkauan yang jauh asi point-to-point