High Altitude Plat TINJAUAN PUSTAKA

komunikasi nirkabel sangat bergantung pada karekteristik kanal itu sendiri [4].

2.6.2 Redaman Hujan Rain Attenuation

Redaman atau atenuasi adalah penurunan daya sinyal ketika transmisi dari suatu titik ke titik lainnya. Redaman yang diakibatkan oleh hujan dapat memberi pengaruh yang cukup besar ketika menggunakan frekuensi yang tinggi diatas 20 GHz. Semakin besar frekuensi yang digunakan semakin besar redaman yang terjadi dan semakin besar pula pengaruhnya pada performansi system. Hujan akan meredam sinyal dengan cara penghamburan ataupun penyerapan radiasi. Bukan hanya hujan yang berpengaruh tetapi kabut, uap air dan oksigen juga ikut menambah redaman yang terjadi [4].

2.6.3 Delay Spread

Delay Spread adalah perbedaan waktu antara kedatangan sinyal yang pertama dan sinyal multipath dilihat oleh stasiun penerima. Dalam sistem digital, spread bisa memicu terjadinya ISI Inter Symbol Interference. Hal ini dikarenakan sinyal multipath yang tertunda bertumpuk overlapping dengan simbol-simbol berikutnya, dan dapat menyebabkan error yang signifikan pada sistem dengan bit rate yang tinggi. Karena bit rate transmisi ditingkatkan, maka jumlah ISI juga akan meningkat. Pengaruhnya mulai menjadi sangat signifikan ketika delay spread lebih besar dari ~50 durasi bit.

2.6.4 Doppler Spread

Pergeseran relatif antara platform HAPS dan penerima akan menimbulkan pelebaran spektrum yang disebabkan oleh laju perubahan waktu terhadap kanal time varying. Jika suatu sinyal sinusoidal f c dikirim, spektrum sinyal yang diterima spektrum D merupakan Doppler Shi

2.6.5 Sudut Elevasi A

Propagasi sinyal radi sebaliknya dipengaruhi Namun masih ada fa sinyal tersebut yaitu multipath, sudut eleva HAPS sangat memega berikut ini: Gambar 2.7 Kom Dari gambar diatas komunikasi HAPS sudut Semakin besar sudut fading jauh lebih kec dengan sudut elevasi terminal menjadi sanga Doppler akan memiliki rentang frekuensi f c r Shift. vasi Antara Platform HAPS dengan penerima radio dari HAPS menuju penerima user ruhi oleh kanal aeronautical untuk beberapa faktor lain yang lebih penting dan mendom itu fenomena multipath. Pada kondisi kana evasi antara antenna penerima user terminal egang peranan penting [6]. Dapat diilustrasikan omunikasi HAPS dengan perbedaan sudut e s kita dapat mengetahui bahwa dalam me sudut elevasi menjadi faktor yang perlu dika sudut elevasi maka menyebabkan sinyal menga kecil jika dibandingkan dengan keadaan dimana asi kecil, penghalang-penghalang yang ada sangat berpengaruh dalam menghasilkan mul f c – f d , dimana f d a r terminal atau pa kondisi kanal. ndominasi propagasi kanal terpengaruh nal dengan antenna kan dengan gambar t elevasi [4]. mendisain system dikaji lebih dalam. ngalami multipath ana area tercover da disekitar user ultipath. Masing- masing lintasan sinyal dari HAPS memiliki power fading dan delay yang berbeda- beda [4].

2.6.6 K Factor

Ketika platform stratosfer HAPS dikembangkan sebagai base station pada ketinggian di sekitar 21 km, kemungkinan untuk mendapat keadaan LOS menjadi sangat besar. Oleh karena itu, daerah jangkauan kanal HAPS dapat ditinjau sebagai kanal Rician yang mendekati kanal Gaussian tidak ada fading daripada kanal Rayleigh fading deep fading.

2.6.7 Kanal Rician

Kanal yang sesuai dengan karakteristik teknologi HAPS adalah kanal Rician dan kanal AWGN. Hal ini disebabkan karena posisi HAPS yang berada pada ketinggian 21 km dari permukaan bumi sehingga pancaran dari stasiun pengirim yang ada pada HAPS dengan ground station memiliki satu lintasan path yang bersifat LOS tetapi tidak memungkinkan juga terjadinya multipath fading karena struktur bumi, bangunan maupun pepohonan di sekitar ground station yang menjadi acuan yang dapat digambarkan dalam distribusi Rician. Perbandingan daya sinyal LOS dan daya sinyal multipath disebut Rician K-factor yang menggambarkan kekuatan relatif komponen LOS.

2.7 Framework penelitian

Gambar 2.9 berikut ini merupakan gambar dari kerangka kerja penelitian “ Unjuk Kerja Teknologi TD-CDMA dan TD-SCDMA yang diimplementasikan pada jaringan HAPS ”. Gambar 2.8 Framework penelitian ✁

III. METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas rencana unjuk kerja teknologi TD-CDMA dan TD- SCDMA pada implementas HAPS. Pembahasan diawali dengan skenario penelitian, penentuan parameter dari kedua teknologi tersebut, kemudian dilanjutkan dengan analisis perhitungan yang telah dlakukan dan diakhiri oleh analisis terhadap mekanisme unjuk kerja antara TD-CDMA dan TD-SCDMA pada HAPS.

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan pada: Waktu : November 2015 – Mei 2016 Tempat : Laboratorium Teknik Universitas Lampung ✂✂

3.2 Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan penelitian yang akan dilakukan yaitu: Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian No. Aktifitas November Desember Januari Februari Maret April 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Seminar Usul 2 Studi Pustaka dan Literatur 3 Penentuan parameter TD- CDMA dan TD-SCDMA terhadap HAPS 4 Melakukan perhitungan matematis 5 Menganalisis dan membahas hasil perhitungan 6 Seminar Hasil 7 Ujian Komprehensif ✄ ☎

3.3 Tahap Penelitian

Pada penyelesaian tugas akhir ini ada beberapa tahapan kerja yang dilakukan yang meliputi:

1. Studi Pustaka dan Literatur

Dalam tahap ini dilakukan pencarian informasi yang bersumber dari buku, jurnal, maupun bahan dari internet yang berhubungan dengan penelitian ini diantaranya adalah: a. Pengertian TD-CDMA dan TD-SCDMA b. Parameter TD-CDMA dan TD-SCDMA c. Teknologi HAPS d. Karakteristik HAPS

2. Penentuan parameter

Pada tahap ini akan dilakukan penentuan parameter TD-CDMA dan TD-SCDMA terhadap HAPS. Meliputi karakteristik HAPS, parameter TD-CDMA dan TD- SCDMA. Hal ini diharapkan dapat mempermudah dalam peritungan matematis untuk mekanisme kerja dari kedua teknologi tersebut.

3. Perhitungan Mekanisme unjuk kerja TD-CDMA dan TD-SCDMA pada HAPS

Pada tahap ini akan dihitung hasil dari perhitungan berdasarkan parameter dari kedua tetkologi TD-CDMA dan TD-SCDMA pada HAPS dan dapat diketahui mekanisme unjuk kerja TD-CDMA dan TD-SCDMA pada teknologi HAPS.