Paguyuban Sangkan Paraning Dumadi dalam bidang budaya mempunyai kegiatan yang berkaitan dengan eksistensi keberadaan
Komunitas Samin, seperti: saat ulang tahun kota Blora pernah Komunitas Samin menunjukkan eksistensi keberadaan mereka dengan
ikut karnaval dengan mengelilingi kota Blora pawai saat harri jadi kota Blora, dimana seluruh masyarakat Blora akan melihat bahwa
ternyata Komunitas Samin itu masih ada, menjaga dan tetap melestarikan budaya Samin dengan sesrawungan antar Sedulur Sikep
dalam Paguyuban yang berkumpul di pendopo setiap Selasa Kliwon. Dalam sesrawungan biasanya dihadiri oleh semua Sedulur Sikep
yang gunanya untuk tetap menguri-nguri kabudayan Komunitas Samin. Biasanya kegiatan seperti ini dilakukan setiap Selasa kliwon. Dengan
adanya Paguyuban Sangkan Paraning Dumadi membuat masyarakat luar lebih mengenal keberadaan Komunitas Samin di Blora dan
membuat perubahan dalam perilaku ekonomi komunitas Samin.
4.2. Aktivitas Ekonomi yang Dilakukan oleh Anggota Paguyuban Sangkan Paraning Dumadi
4.2.1. Keadaan Ekonomi Komunitas Samin Sebelum ada Paguyuban Sangkan Paraning Dumadi
Komunitas Samin merupakan sekelompok masyarakat yang menempati suatu tempat dengan menganut ajaran Samin. Dengan segala keunikan dan kearifan
budaya yang dimiliki membuat Komunitas Samin semakin menarik untuk diteliti. Komunitas samin dahulu dikenal sebagai suatu Komunitas yang menentang
pemerintah sebenarnya mereka seperti itu karena mereka tidak ingin mengikuti
pemerintah zaman kolonial belanda, oleh karena itu mereka mengasingkan diri dan tidak mengenal adanya pendidikan, perdagangan, bahkan kepemerintahan.
Mereka menjauhkan itu semua karena dianggap sebagai pembantu pemerintah kolonial belanda Mbah Lasio, 56 th, Buruh tani, 9 Maret 2013.
Dalam kegiatan sehari-hari komunitas Samin memiliki sistem pembagian kerja dalam keluarga yang terstruktur. Seorang kepala keluarga bekerja menjadi
buruh tani yaitu menggarap sawah yang bukan sawah mereka, disini komunitas Samin sudah mengenal sistem paron atau bagi hasil antara pemilik sawah dengan
penggarap sawah. Seorang istri menunggu dirumah dengan menyiapkan makanan untuk suami mereka saat pulang dari sawah selain itu mengasuh anak itu
merupakan tanggung jawab seorang istri. Komunitas Samin mayoritas berprofesi sebagai petani, mereka sangat
mengandalkan pertanian untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-harinya. Dalam bertani mereka hanya mengandalkan sedikit pengetahuan yang mereka
dapat dari nenek moyang mereka dulu turun temurun. Hasil pertanian menjadi jantung untuk sebagaian besar komunitas Samin bertahan hidup. Selain itu juga
ada sebagian komunitas Samin yang bekerja sebagai peternak sapi, disini mereka juga sudah mengenal sistem paron dalam jual beli hewan ternak seperti sapi dan
kambing, tetapi itu hanya sebagian kecil komunitas Samin, komunitas terhambat dalam masalah modal yang kurang sehingga sebagian besar komunitas Samin
bekerja sebagai penggarap sawah buruh tani untuk bertahan hidup.
“... orang Samin itu merupakan orang yang tekun dan jujur, mereka selalu mensyukuri apa yang mereka dapat walaupun hanya cukup untuk makan,
wong Samin hanya diam dan bersyukur yang penting yang paling dijunjung wong S
amin dalam menjalani hidup itu jujur ...” Bapak Agus, 65 th, 8 Maret 2013.
Dalam kehidupan yang sangat sederhana yang dilakukan oleh mayoritas komunitas Samin, mereka terkadang hanya menginginkan untuk hidup sesuai
dengan apa yang sudah ditakdirkan oleh yang kuasa, hidup dengan jujur dan selalu memegang teguh ajaran Samin.
4.2.2. Keadaan Ekonomi Komunitas Samin Sesudah ada Paguyuban Sangkan Paraning Dumadi