biodiesel merupakan suatu alkil ester yang didapat dari proses transesterifikasi Syamsudin, 2012.
Biodiesel diproduksi melalui proses transesterifikasi senyawa trigliserida yang didapat dari minyak tumbuh
– tumbuhan, seperti minyak kelapa sawit, kacang kedelai, jarak dan lain-lain. Ide penggunaan minyak nabati sebagai pengganti
bahan bakar diesel didemokstrasikan pertama kalinya oleh Rudolph Diesel ± tahun 1900. Penelitian di bidang ini terus berkembang dengan memanfaatkan
beragam lemak nabati dan hewani untuk mendapatkan bahan bakar hayati biofuel dan dapat diperbaharui renewable. Perkembangan ini mencapai
puncaknya di pertengahan tahun 80-an dengan ditemukannya alkil ester asam lemak yang memiliki karakteristik hampir sama dengan minyak diesel fosil yang
dikenal dengan biodiesel. Biodiesel dapat digumakan sebagai bahan bakar mesin diesel target subtitusi minyak solar dengan biodisel untuk Indonesia hingga tahun
2025 sama dengan yang ditargetkan untuk gasohol Karman, 2012. Berikut adalah Standar Nasional Indonesia Biodisel Tabel 1.
2.3 Minyak Jelantah
Minyak jelantah adalah minyak yang dihasilkan dari sisa penggorengan, baik dari minyak kelapa atau minyak sawit, minyak jelantah dapat menyebabkan minyak
berasap atau berbusa saat penggorengan Hambali dkk., 2008. Meninggalkan warna coklat, serta flavor yang tidak disukai dari makanan yang digoreng,
ketersediaan minyak jelantah semakin hari makin melimpah. Sampai saat ini
Tabel 1. SNI Biodisel. No
Parameter Satuan
Nilai Metoda
1 Massa Jenis pada
40°C Kgm
3
850 – 890 ASTM D 1298
2 Viskositas kinematika
pada suhu 40°C mm
2
s cSt
2,3 – 6,0 ASTM D 445
3 Angka setana
Min. 51 ASTM D 613
4 Titik nyala mangkok
tertutup °C
Min. 100 ASTM D 93
5 Titik kabut
°C Maks.18
ASTM D 2500 6
Korosi lempeng tembaga 3 jam pada
50°C Maks. No
3 ASTM D 130
7 Residu karbon dalam
contoh asli, atau dalam contoh asli,
atau dalam 10 ampas distilasi
massa massa
Maks. 0,05
Maks. 0,03
ASTM D 4530
8 Air dan Sediman
vol Maks.
0,05 ASTM D 2709 dan
ASTM D 1796 9
Temperatur Destilasi 90
°C Maks.
360 ASTM D 1160
10 Abu Tersulfatkan
massa Maks.
0,02 ASTM D 874
11 Belerang
Ppm-m mgkg
Maks. 100
ASTM D 5453 dan ASTM D 1266
12 Fosfor
Ppm-m mgkg
Maks. 10 AOCS Ca 12-55
13 Angka Asam
Mg- KOHg
Maks. 0,8 AOCS Ca 3d-63 atau ASTM 664
14 Gliserol bebas
massa Maks.
0,02 AOCS Ca14-56 atau
ASTM 6584 15
Gliserol Total massa
Maks. 0,24
AOCS Ca14-56 atau ASTM 6584
16 Kadar Ester Alkil
massa Maks.
96,5 Dihitung
17 Angka iodium
massa g
Iz100g Maks.
115 AOCS Cd 1-25
18 Uji Halphen
Negatif Negatif
AOCS Cd 1-25 Sumber : Syamsudin, 2010