PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA SISWA KELAS VII SMPN 18 MALANG
i
LAPORAN TUGAS AKHIR
Topik Tugas Akhir : Penelitian Pendidikan Matematika
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA SISWA KELAS VII SMPN 18 MALANG
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
sebagai Salah Satu Prasyarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Matematika
Oleh:
YUYUN MEI INDAHSARI NIM: 201010060311092
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014
(2)
iii
Dipertahankan di depan Dewan Penguji Tugas Akhir Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang dan Diterima untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pendidikan Matematika
pada Tanggal :
Mengesahkan :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
Dekan,
Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes
Dewan Penguji: Tanda Tangan 1.Drs. Mohammad Taufik, M.Pd 1. …………
2.Ririn Dwi Agustin, M.Pd 2. …………
3.Dr. Dwi Priyo Utomo, M. Pd 3. …………
(3)
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir skripsi ini untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang. Selama penyusunan skripsi ini penulis senantiasa mendapat bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Dwi Priyo Utomo, M. Pd selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. Moh. Mahfud Effendi, M.M selaku Pembimbing II yang telah memberikan arahan serta masukan-masukan yang sangat membangun.
2. Bapak Drs. Sulistyo Adji M., M.Pd selaku Kepala SMP N 18 Malang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
3. Bapak Betha Novanto, S. Pd selaku guru matematika SMP Negeri 18 Malang yang telah membantu proses penelitian.
4. Seluruh siswa kelas VII-B SMP Negeri 18 Malang, terima kasih banyak atas kerjasama selama penelitian.
5. Sahabat-sahabat TRC dan teman-teman seperjuangan, Pendidikan Matematika 2010 atas dukungan dan kebersamaannya.
6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis sadar bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Malang,
(4)
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN... iv
KATA PENGANTAR ... v
MOTTO... vi
PERSEMBAHAN ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Pembatasan Masalah ... 4
1.4 Tujuan Penelitian... 5
1.5 Manfaat Penelitian ... 5
1.6 Penegasan Istilah ... 5
BAB II: LANDASAN TEORI ... 7
2.1 Kerangka Konseptual ... 7
2.2 Pembelajaran Matematika SMP ... 9
2.3 Pembelajaran Kelompok ... 12
2.4 Model Pembelajaran Kooperatif ... 14
2.5 Model Pembelajaran Kooperatiftipe NHT ... 19
2.6 Ringkasan Materi Konsep Himpunan ... 22
2.7 Perangkat Pembelajaran ... 24
(5)
xi
2.9 Respon Siswa ... 32
BAB III : METODE PENELITIAN ... 33
3.1 Jenis Penelitian ... 33
3.2 Prosedur Penelitian ... 33
3.3 Tempat dan waktu Penelitian... 36
3.4 Subjek Penelitian ... 37
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 38
3.6 Instrumen Penelitian... 39
3.7 Teknik Analisis data ... 43
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ... 46
4.1 Hasil Penelitian ... 46
4.2 Pembahasan ... 53
BAB V : PENUTUP ... 57
5.1 Simpulan ... 57
5.2 Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 58
(6)
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkah-lanhkah Pembelajaran Kooperatif ... 18
Tabel 3.1 Rincian Waktu Kegiatan Penelitian ... 37
Tabel 3.2 Indikator Validasi Rencana Pembelajaran ... 40
Tabel 3.3 Indikator Validasi LKS ... 41
Tabel 3.4 Indikator Respon Siswa ... 42
Tabel 3.5 Kriteria Validasi ... 44
Tabel 4.1 Rata-rata Nilai Validator... 51
(7)
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 9 Gambar 2.2 Ilustrasi model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Head Together ... 21 Gambar 2.3 Diagram Venn ... 24 Gambar 3.1 Modifikasi model pengembangan perangkat pembelajaran ... 34
(8)
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RP (draf 1) ...61
Lampiran 2 Hasil Revisi RP ...79
Lampiran 3 RP (draf 1) ...97
Lampiran 4 Hasil Revisi LKS ... 107
Lampiran 5 Instrumen Validasi Perangkat ... 127
Lampiran 6 Hasil Wawancara ... 146
Lampiran 7 Hasil Rekapitulasi Validasi Perangkat ... 149
Lampiran 8 Data Siswa ... 156
Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian dari SMP ... 162
Lampiran 10 Dokumentasi Kegiatan ... 164
(9)
59
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohamad. 1987. Penelitian Kependidikan, Prosedur, dan Strategi. Bandung: Angkasa.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arya. 2010. Teori Belajar Behaviorisme, (online),
(http://belajarpsikologi.com/teori-belajar-behaviorisme/ html, diakses 8 Oktober 2014)
Awaliyah, Hilda. 2008. Efektivitas Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Kendari Pada Pokok Bahasan Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV). Skipsi S1 Pendidikan. Universitas Haluoleo Kendari.
Azwar, Saifiddin. 2001. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Djamarah, dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ibrahim, Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA University Press.
Isjoni. 2009. Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok. Bandung : Alfabeta.
Kemendikbud. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2013, Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.
Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo
Majid. Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran : Mengembangkan Standart Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rordakarya.
Mulyasa. 2007. Menjadi guru Profesional menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Nazarudin. 2007. Manajemen Pembelajaran. Yogyakarta : Teras. Nur, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Jawa Timur: Depdiknas.
Ormrod, Ellis, Jeanne. 2008. Psikologi pendidikan Membantu Siswa Tumbu dan Berkembang jilid 2. Terjemahan oleh Amitya Kumara. 2009. Jakarta: Erlangga.
Permendiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007, Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Permendiknas.
Purwosetiyono, FX. Didik. 2010. Implementasi Perangkat Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Pikat Berbantuan Cd Pembelajaran Dan Lks Pada Materi Dimensi Tiga Siswa Kelas X. Aksioma, 2 (2).
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
(10)
60
Santrock, John W. 2008. Psikologi Pendidikan Educational Psychology Buku 1. Terjemahan oleh Diana Angelica. 2009. Jakarta: Salemba Humanika.
. 2008. Psikologi Pendidikan Educational Psychology Buku 2. Terjemahan oleh Diana Angelica. 2009. Jakarta: Salemba Humanika.
Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : Kencana.
Slavin, E. Robert. 1995. Cooperatif Learning Teori, Riset dan Praktik (edisi ke-2). Terjemahan oleh Naruita Yusron. 2005. Bandung: Nusa Media.
Solihatin, Etin dan Raharjo. 2007. Cooperativ Learning. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. 2012. Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Suherman, Erman. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : JICA
Sukmadinata, N Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offeset.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Thobroni, Muhammad dan Mustofa, Arif. 2013. Belajar & Pembelajaran Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivisme. Jakarta:Prestasi Pustaka.
______. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Jakarta: Kencana.
______. 2013. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikukulum Timgkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.
Wardhani, Sri. 2008. Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs untuk Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika. Yogyakarta: Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Matematika.
Winarno dan Djuniarto, R. Eko. 2003. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Zulhelmi. 2009. Penilaian Psikomotor Dan Respon Siswa Dalam Pembelajaran Sains Fisika Melalui Penerapan Penemuan Terbimbing di SMP N 20 Pekanbaru. Jurnal Geliga Sains, 3 (2): 8-13.
(11)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
SMPN 18 Malang merupakan sekolah favorit di kota Malang. Siswa-siswa
disekolah ini tergolong siswa yang pintar dan cepat dalam menerima materi
pelajaran. Meskipun demikian, dipandang perlu adanya peningkatan aktivitas,
pola berfikir kritis, dan hasil belajar matematika. Dari hasil penelitian awal,
diperoleh data aktivitas siswa kelas VII tahun 2014 semester genap sebanyak
85%. Dari fakta ini terlihat bahwa masih ada 15 % siswa belum terlibat aktif
dalam proses pembelajaran. Meskipun guru sudah menerapkan kurikulum 2013,
proses pembelajaran ini masih didominasi oleh guru dan masih minim akses bagi
siswa untuk berkembang secara mandiri, serta kemampuan bekerjasama dengan
siswa lain masih kurang.
Hal itu mengingat substansi perubahan dari Kurikulum
2006 (KTSP) ke Kurikulum 2013 ini adalah perubahan proses pembelajaran, dari
pola pembelajaran ala bank, menjadi proses pembelajaran yang lebih
mengedepankan murid untuk melakukan pengamatan, bertanya, mengeksplorasi,
mencoba, dan mengekspresikannya. Proses pembelajaran yang mendorong siswa
untuk aktif tersebut hanya mungkin terwujud bila
mindset
guru telah berubah.
Guru mempunyai peranan yang penting dalam mewujudkan tercapainya
tujuan pembelajaran matematika. Seorang guru bukan hanya memberikan
pengetahuan kepada siswa, namun guru harus mampu menciptakan kondisi dan
situasi yang memungkinkan pembelajaran berlangsung secara aktif. Kondisi
belajar yang diciptakan hendaknya disesuaikan dengan model pembelajaran yang
dipilih. Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dapat menimbulkan
kebosanan, kurang dipahami, dan monoton sehingga siswa kurang termotivasi
untuk belajar. Pembelajaran matematika yang biasanya menggunakan metode
ekspositori memang sudah membuat siswa aktif, namun kurang dapat
mengembangkan keterampilan sosial siswa yang kelak dapat berguna dalam
kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu harus ada perbaikan untuk guru dalam
memilih model pembelajaran, Model pembelajaran yang dipilih harus
(12)
2
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, bekerjasama antar siswa,
membentuk hubungan positif, mengembangkan rasa percaya diri, serta
meningkatkan kemampuan akademik secara kelompok.
Model pembelajaran yang menuntut keaktifan seluruh
sense
siswa adalah
model pembelajaran kooperatif yaitu pambelajaran yang secara sengaja didesain
untuk melatih siswa mendengarkan pendapat-pendapat orang lain dan merangkum
pendapat tersebut dalam bentuk tulisan (Suherman, 2001). Ibrahim (2000)
mengatakan bahwa “model pembelajaran kooperatif selain membantu siswa
memahami konsep-konsep yang sulit, juga berguna untuk membantu siswa
menumbuhkan keterampilan kerjasama, berfikir kritis, dan kemampuan membantu
teman”.
NHT (
Numbered Heads Together
) merupakan model pembelajaran
kooperatif. Model ini dapat dijadikan alternatif variasi strategi pembelajaran.
Dibentuk kelompok heterogen, setiap kelompok beranggotakan 3-5 siswa, setiap
anggota memiliki satu nomor, guru mengajukan pertanyaan untuk didiskusikan
bersama dalam kelompoknya. Menurut Nur (2005) model pembelajaran
kooperatif tipeNHT merupakan sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri
khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya
tersebut. Cara ini upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab
individual dalam diskusi kelompok. Sehingga cara ini menjamin keterlibatan total
semua siswa.
Perangkat pembelajaran tidak terpisahkan dalam penerapan model
pembelajaran. Perangkat pembelajaran harus disusun oleh guru agar pelaksanaan
dan evaluasi pembelajaran dapat dilakukan secara sistematis dan memperoleh
hasil seperti yang diharapkan (Nazarudin, 2007). Perangkat pembelajaran yang
dapat dikembangkan untuk membantu guru untuk proses belajar mengajar adalah
Rancangan Pembelajaran (RP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Mulyasa (2007)
menyatakan bahwa RP adalah suatu rencana yang berisi prosedur atau
langkah-langkah kegiatan guru dan peserta didik yang disusun secara sistematis untuk
digunakan sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran di kelas. RP pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka
(13)
3
pendek untuk memperkirakan dan memproyeksikan apa yang dilakukan dalam
pembelajaran. RPP perlu dikembangkan untuk mengkoordinasikan komponen
pembelajaran yakni, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, dan penilaian.
Sedangkan LKS dikembangkan sebagai panduan bagi siswa untuk belajar dengan
guru sebagai fasilitator serta latihan untuk memahami konsep-konsep.
Dalam rangka pelaksanaan kurikulum 2013, guru harus menyusun RP dengan
menyesuaikan beberapa komponen dengan dokumen kurikulum tersebut. Selain
itu didalam rencana pelaksanaan pembelajarannya harus menerapkan pendekatan
scientific
dan penilaian outentik. Dalam kurikulum 2013, pembelajaran
scientific
dikenal adanya kegiatan mengamati, menanya, menalar, mengasosiasi dan
mengkomunikasikan (membangun jejaring sosial). Dengan kombinasi NHT yang
melibatkan keaktifan siswa maka akan menjadi paduan yang tepat untuk
mengintegrasi aktivitas peserta didik dan memberi warna baru dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan beberapa alasan tersebut, peneliti memandang perlu
mengembangkan RP dan LKS yang disusun dengan pendekatan pembelajaran
Numbered Head Together
(NHT). Sesuai dengan makna pembelajaran kooperatif
dimana pembelajaran tersebut akan terbentuksuatudiskusi. Melalui diskusi
keterkaitan skema siswa akan menjadi lebih kuat sehingga pengertian siswa
tentang konsep yang mereka konstruksi sendiri menjadi kuat dan pembelajaran
tersebut akan lebih bermakna untuk siswa karena mereka ikut terlibat aktif dalam
proses pembelajaran tersebut jadibukan hanya sekedar pengalihan ilmu dari guru
ke siswa.Hal ini juga sesuai dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, yang antara lain
mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi
pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pembelajaran
pembelajaran (RP).
(14)
4
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul Pengembangan Perangkat Pembelajaran
dengan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Pada Siswa Kelas VII
SMPN 18 Malang. Oleh karena itu, rumusan masalah yang akan dikaji dalam
penelitian ini adalah : bagaimana pengembangan perangkat pembelajaran dengan
pendekatan pembelajaran kooperatif tipe NHT?
1.3
Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji lebih
mendalam maka diperlukan pembatasan masalah, dalam penelitian ini dibatasi
sebagai berikut :
a.
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa/Worksheet. Komponen RPP
yang terdiri identitas sekolah, identitas mata pelajaran yang meliputi satuan
pendidikan, kelas, semester, program studi, mata pelajaran atau tema pelajaran,
jumlah pertemuan, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, dan penilaian,
sedangkan worksheet merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap
atau sarana pendukung pelaksanaan RPP, dalam proses pembelajaran
matematika, worksheet bertujuan untuk menemukan konsep atau prinsip dan
aplikasi konsep atau prinsip.
b.
Model pengembangan perangkat pembelajaran yang disusun dalam penelitian
ini mengacu pada jenis pengembangan model 4-D (
four D model
), yang terdiri
dari 4 tahap. Keempat tahap 4-D adalah tahap pendefinisian (
define
), tahap
perancangan (
design
), tahap pengembangan (
development
), dan tahap
penyebaran (
disseminate
). Hasil pengembangan pada penelitian ini dibatasi
hingga tahap pengembangan saja, sehingga hanya menghasilkan naskah final
dari pengembangan perangkat pembelajaran NHT.
(15)
5
c.
Pengembangan perangkat pembelajaran dilakukan sampai tahap validasi ahli
oleh para pakar, yaitu guru matematika kelas VII SMP Negeri 18 Malangdan
dosen pendidikan matematika Universitas Muhammadiyah Malang dan
diakhiri dengan uji coba perangkat pembelajaran.
d.
Penelitian ini hanya terbatas pada materikonsep himpunan dan diargam Venn
dikarenakan sesuai dengan desain pembelajaran kooperatif tipe NHT dan pada
saat penelitian berlangsung materi ini yang diajarkan.
1.4
Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah, maka tujuan dari penulisan ini adalah untuk
menghasilkan perangkat pembelajaran dengan pendekatan kooperatif tipe NHT
untuk SMP kelas VII.
1.5
Manfaat Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti pada hakikatnya harus
memiliki manfaat bagi masyarakat. Baik manfaat secara teoritis maupun manfaat
secara praktis. Begitu pula dengan penelitian ini yang mempunyai beberapa
manfaat secara teoritis yaitu dapat menggambarkan pengembangan perangkat
pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran dalam kelas menjadi objektif dan
secara praktis, yaitu dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan oleh
guru matenatika dalam mengembangankan perangkat pembelajaran matematika
khususnya materi Himpunan.
1.6
Penegasan Istilah
Untuk
menghindari
kesalahpahaman,
maka
diberikan
penegasan
istilahsebagai berikut:
a.
Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Perangkat
pembelajaran
adalah
sekumpulan
sumber
belajar
yang
memungkinkan siswa dan guru melakukan kegiatan pembelajaran.
Pengembangan perangkat pembelajaran adalah suatu proses
untuk
mengembangakan atau menyempurnakan perangkat yang digunakan dalam
pembelajaran.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan
(16)
6
yang menggunakan modifikasi model 4-D (
Four D model
) dari Thiagarajan
menjadi 3-D dengan tahap-tahap:
Define, Design
, dan
Develop
. Jadi tidak
sampai pada tahap
Desseminate
.
b.
Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa
sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.
Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk pencapaian hasil belajar, penerimaan
terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan sosial.
c.
Numbered Head Together
(NHT)
NHT
merupakan tipe pembelajaran yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan
akademik.Struktur
NHT
sering disebut berpikir secara kelompok.
NHT
digunakan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaahmateri yang
tercakup dalam suatu pelajaran tersebut. Tahap-tahap dalam pembelajaran
kooperatif adalah sebagai berikut (a) Membagi siswa dalam
kelompok-kelompok kecil, (b) membagikan nomor kepada masing-masing siswa dalam
kelompok, (c) memberi pertanyaan kepada siswa sebagai bahan diskusi, dan
(d) memanggil salah satu nomor secara acak.
(1)
1 1.1 Latar Belakang
SMPN 18 Malang merupakan sekolah favorit di kota Malang. Siswa-siswa disekolah ini tergolong siswa yang pintar dan cepat dalam menerima materi pelajaran. Meskipun demikian, dipandang perlu adanya peningkatan aktivitas, pola berfikir kritis, dan hasil belajar matematika. Dari hasil penelitian awal, diperoleh data aktivitas siswa kelas VII tahun 2014 semester genap sebanyak 85%. Dari fakta ini terlihat bahwa masih ada 15 % siswa belum terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Meskipun guru sudah menerapkan kurikulum 2013, proses pembelajaran ini masih didominasi oleh guru dan masih minim akses bagi siswa untuk berkembang secara mandiri, serta kemampuan bekerjasama dengan siswa lain masih kurang. Hal itu mengingat substansi perubahan dari Kurikulum 2006 (KTSP) ke Kurikulum 2013 ini adalah perubahan proses pembelajaran, dari pola pembelajaran ala bank, menjadi proses pembelajaran yang lebih mengedepankan murid untuk melakukan pengamatan, bertanya, mengeksplorasi, mencoba, dan mengekspresikannya. Proses pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif tersebut hanya mungkin terwujud bila mindset guru telah berubah.
Guru mempunyai peranan yang penting dalam mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran matematika. Seorang guru bukan hanya memberikan pengetahuan kepada siswa, namun guru harus mampu menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan pembelajaran berlangsung secara aktif. Kondisi belajar yang diciptakan hendaknya disesuaikan dengan model pembelajaran yang dipilih. Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dapat menimbulkan kebosanan, kurang dipahami, dan monoton sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar. Pembelajaran matematika yang biasanya menggunakan metode ekspositori memang sudah membuat siswa aktif, namun kurang dapat mengembangkan keterampilan sosial siswa yang kelak dapat berguna dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu harus ada perbaikan untuk guru dalam memilih model pembelajaran, Model pembelajaran yang dipilih harus
(2)
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, bekerjasama antar siswa, membentuk hubungan positif, mengembangkan rasa percaya diri, serta meningkatkan kemampuan akademik secara kelompok.
Model pembelajaran yang menuntut keaktifan seluruh sense siswa adalah model pembelajaran kooperatif yaitu pambelajaran yang secara sengaja didesain untuk melatih siswa mendengarkan pendapat-pendapat orang lain dan merangkum pendapat tersebut dalam bentuk tulisan (Suherman, 2001). Ibrahim (2000) mengatakan bahwa “model pembelajaran kooperatif selain membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit, juga berguna untuk membantu siswa menumbuhkan keterampilan kerjasama, berfikir kritis, dan kemampuan membantu teman”.
NHT (Numbered Heads Together) merupakan model pembelajaran kooperatif. Model ini dapat dijadikan alternatif variasi strategi pembelajaran. Dibentuk kelompok heterogen, setiap kelompok beranggotakan 3-5 siswa, setiap anggota memiliki satu nomor, guru mengajukan pertanyaan untuk didiskusikan bersama dalam kelompoknya. Menurut Nur (2005) model pembelajaran kooperatif tipeNHT merupakan sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya tersebut. Cara ini upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok. Sehingga cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa.
Perangkat pembelajaran tidak terpisahkan dalam penerapan model pembelajaran. Perangkat pembelajaran harus disusun oleh guru agar pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran dapat dilakukan secara sistematis dan memperoleh hasil seperti yang diharapkan (Nazarudin, 2007). Perangkat pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk membantu guru untuk proses belajar mengajar adalah Rancangan Pembelajaran (RP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Mulyasa (2007) menyatakan bahwa RP adalah suatu rencana yang berisi prosedur atau langkah-langkah kegiatan guru dan peserta didik yang disusun secara sistematis untuk digunakan sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. RP pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka
(3)
pendek untuk memperkirakan dan memproyeksikan apa yang dilakukan dalam pembelajaran. RPP perlu dikembangkan untuk mengkoordinasikan komponen pembelajaran yakni, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, dan penilaian. Sedangkan LKS dikembangkan sebagai panduan bagi siswa untuk belajar dengan guru sebagai fasilitator serta latihan untuk memahami konsep-konsep.
Dalam rangka pelaksanaan kurikulum 2013, guru harus menyusun RP dengan menyesuaikan beberapa komponen dengan dokumen kurikulum tersebut. Selain itu didalam rencana pelaksanaan pembelajarannya harus menerapkan pendekatan scientific dan penilaian outentik. Dalam kurikulum 2013, pembelajaran scientific dikenal adanya kegiatan mengamati, menanya, menalar, mengasosiasi dan mengkomunikasikan (membangun jejaring sosial). Dengan kombinasi NHT yang melibatkan keaktifan siswa maka akan menjadi paduan yang tepat untuk mengintegrasi aktivitas peserta didik dan memberi warna baru dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan beberapa alasan tersebut, peneliti memandang perlu mengembangkan RP dan LKS yang disusun dengan pendekatan pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Sesuai dengan makna pembelajaran kooperatif dimana pembelajaran tersebut akan terbentuksuatudiskusi. Melalui diskusi keterkaitan skema siswa akan menjadi lebih kuat sehingga pengertian siswa tentang konsep yang mereka konstruksi sendiri menjadi kuat dan pembelajaran tersebut akan lebih bermakna untuk siswa karena mereka ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran tersebut jadibukan hanya sekedar pengalihan ilmu dari guru ke siswa.Hal ini juga sesuai dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pembelajaran pembelajaran (RP).
(4)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Pada Siswa Kelas VII SMPN 18 Malang. Oleh karena itu, rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : bagaimana pengembangan perangkat pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe NHT?
1.3 Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji lebih mendalam maka diperlukan pembatasan masalah, dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut :
a. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa/Worksheet. Komponen RPP yang terdiri identitas sekolah, identitas mata pelajaran yang meliputi satuan pendidikan, kelas, semester, program studi, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, dan penilaian, sedangkan worksheet merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan RPP, dalam proses pembelajaran matematika, worksheet bertujuan untuk menemukan konsep atau prinsip dan aplikasi konsep atau prinsip.
b. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang disusun dalam penelitian ini mengacu pada jenis pengembangan model 4-D (four D model), yang terdiri dari 4 tahap. Keempat tahap 4-D adalah tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (development), dan tahap penyebaran (disseminate). Hasil pengembangan pada penelitian ini dibatasi hingga tahap pengembangan saja, sehingga hanya menghasilkan naskah final dari pengembangan perangkat pembelajaran NHT.
(5)
c. Pengembangan perangkat pembelajaran dilakukan sampai tahap validasi ahli oleh para pakar, yaitu guru matematika kelas VII SMP Negeri 18 Malangdan dosen pendidikan matematika Universitas Muhammadiyah Malang dan diakhiri dengan uji coba perangkat pembelajaran.
d. Penelitian ini hanya terbatas pada materikonsep himpunan dan diargam Venn dikarenakan sesuai dengan desain pembelajaran kooperatif tipe NHT dan pada saat penelitian berlangsung materi ini yang diajarkan.
1.4 Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah, maka tujuan dari penulisan ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran dengan pendekatan kooperatif tipe NHT untuk SMP kelas VII.
1.5 Manfaat Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti pada hakikatnya harus memiliki manfaat bagi masyarakat. Baik manfaat secara teoritis maupun manfaat secara praktis. Begitu pula dengan penelitian ini yang mempunyai beberapa manfaat secara teoritis yaitu dapat menggambarkan pengembangan perangkat pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran dalam kelas menjadi objektif dan secara praktis, yaitu dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan oleh guru matenatika dalam mengembangankan perangkat pembelajaran matematika khususnya materi Himpunan.
1.6 Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman, maka diberikan penegasan istilahsebagai berikut:
a. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran adalah sekumpulan sumber belajar yang memungkinkan siswa dan guru melakukan kegiatan pembelajaran. Pengembangan perangkat pembelajaran adalah suatu proses untuk mengembangakan atau menyempurnakan perangkat yang digunakan dalam pembelajaran.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan
(6)
yang menggunakan modifikasi model 4-D (Four D model) dari Thiagarajan menjadi 3-D dengan tahap-tahap: Define, Design, dan Develop. Jadi tidak sampai pada tahap Desseminate.
b. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk pencapaian hasil belajar, penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan sosial.
c. Numbered Head Together (NHT)
NHT merupakan tipe pembelajaran yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik.Struktur NHT sering disebut berpikir secara kelompok. NHT digunakan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaahmateri yang tercakup dalam suatu pelajaran tersebut. Tahap-tahap dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut (a) Membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil, (b) membagikan nomor kepada masing-masing siswa dalam kelompok, (c) memberi pertanyaan kepada siswa sebagai bahan diskusi, dan (d) memanggil salah satu nomor secara acak.