93 perairan yang ditetapkan Ott 1978, memperlihatkan bahwa secara umum kondisi
perairan Danau Maninjau tergolong pada kondisi tercemar sedang. Hasil perhitungan nilai indeks mutu lingkungan perairan di Danau Maninjau pada setiap
stasiun penelitian secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 3.
67,75 70,47
68,4 69,96
68,19 68,29
10 20
30 40
50 60
70
N ilai IM
L P
SL. Sundai Bt. Maransi
Bd. Ligin SJ. Ampang
Bt. Kalarian ST. Asam
Stasiun
Gambar 29. Nilai indeks mutu lingkungan perairan di Danau Maninjau.
5.2. Sumber dan Jenis Pencemar Perairan Danau
Tujuan utama yang ingin dicapai dalam analisis beban pencemar adalah untuk mengidentifikasi sumber pencemar, jenis bahan pencemar dan besarnya
beban pencemaran yang masuk ke perairan Danau Maninjau. Secara garis besar, sumber pencemaran yang masuk ke perairan danau dapat diklasifikasikan menjadi
dua kelompok sumber limbah, yaitu limbah yang berasal dari kegiatan luar danau domestik, pertanian dan peternakan dan limbah dari dalam danau KJA. Hal ini
sesuai dengan pendapat Garno 2002 yang menyatakan bahwa sumber utama pencemaran waduk dan danau berasal dari limbah domestik dan kegiatan KJA.
Dari hasil pengamatan lapangan diketahui berbagai jenis kegiatan yang berlangsung di sekitar kawasan danau, yang merupakan sumber beban pencemar
yang masuk ke perairan danau. Kegiatan tersebut antara lain permukiman, pertanian dan peternakan, pariwisata, dan pasar. Sumber pencemar utama yang
masuk ke perairan danau berasal dari limbah domestik, limbah dari KJA dan limbah perhotelan atau restoran serta limbah peternakan. Sumber dan jenis bahan
pencemar yang potensial masuk ke perairan Danau Maninjau disajikan pada Tabel 24.
Sedang
Buruk
94 Tabel 24. Sumber dan jenis bahan pencemar potensial perairan Danau Maninjau
N0 Sumber Jenis Pencemar
Tinja Limbah cair
Limbah padat 1 Permukiman
√ √
√ 2 KJA
- √
√ 3 Pertanian
- √
- 4 Peternakan
√ √
- 5 Hotel
√ √
√ 6 Restoran
√ √
√ 7 Pasar
- -
√
Keterangan:
√
= jenis pencemar dari sumber pencemar
Dari hasil pengamatan bahan-bahan pencemar yang berasal dari sumber pencemar Tabel 24 masuk ke dalam perairan danau langsung tanpa pengolahan
terlebih dahulu. Dari limbah-limbah tersebut limbah KJA merupakan limbah yang masuk secara langsung ke perairan danau dalam jumlah yang banyak, sedangkan
yang lainnya masuk secara tidak langsung melalui limpasan dari sungai-sungai yang mengalir ke danau.
Masyarakat di sekitar perairan danau umumnya belum memiliki saluran pembuangan air limbah rumah tangga. Limbah cair rumah tangga dibuang
langsung ke danau atau ke sungai yang mengalir ke danau. Permukiman merupakan penyumbang beban pencemar, terutama bahan organik yang masuk ke
perairan danau. Selain itu, hingga saat ini masih banyak masyarakat sekitar danau yang belum memiliki tanki septik untuk pembuangan tinja, seperti disajikan pada
Tabel 25. Walaupun saat ini kadar coliform belum mencapai batas ambang, namum kondisi nilai coliform yang sudah mendekati nilai batas ambang dan
banyaknya masyarakat yang langsung membuang tinja ke dalam badan air perlu diwaspadai mengingat pada masa yang akan datang jumlah penduduk dan jumlah
kegiatan yang ada di sekitar danau akan semakin meningkat. Untuk kawasan Danau Maninjau telah disediakan tempat lokasi
pembuangan sampah sementara yang terletak di daerah Sungai Batang. Namun, dari pengamatan lapang, belum dimanfaatkan oleh masyarakat secara maksimal,
tumpukan sampah masih banyak terlihat di sekitar danau, terutama yang terdapat di pasar-pasar, seperti Pasar Pakan Rabaa, Sungai Batang dan Bayur.
95 Tabel 25. Keadaan pembuangan tinja penduduk kawasan Danau Maninjau
No Nagari Jumlah
penduduk Pembuangan tinja melalui
Tanki septik Lainnya
1 Bayur 4.255
97 3 2 Maninjau
3.341 96
4 3 Sungai
Batang 4.019 96
4 4 II
Koto 4.781
93 7
5 III Koto
4.667 97
3 6 Tanjung
Sani 5.592
91 9
7 Koto Kaciak
3.670 95
5
Sumber: Dinkes Puskesmas Kecamatan Tanjung Raya, 2006
Hasil wawancara dengan beberapa kepala keluarga diperoleh rata-rata produksi sampah per keluarga adalah 8 kghari. Dari jumlah tersebut sekitar 10
sampah ditangani sendiri, yaitu dengan jalan dibakar atau ditimbun. Di lain pihak produksi sampah di Pasar Maninjau, Pasar Rabaa dan Pasar Bayur serta Pasar
Sungai Batang diperkirakan 4 m
3
hari. Lokasi pasar tersebut terletak tidak begitu jauh ± 200 m dari danau. Diperkirakan 25 dari sampah tersebut masuk ke
perairan danau LPP-UMJ, 2006. Berdasarkan data tersebut, maka diperkirakan jumlah sampah yang masuk dari permukiman ke perairan danau sebesar 506,592
ton per tahun. Hal ini setara dengan yang dilaporkan LPPM UBH 2002 bahwa sampah yang masuk ke perairan danau sebanyak 700 ton per tahun berasal dari
sampah pertanian dan sampah rumah tangga. Perairan Danau Maninjau selain dipergunakan untuk mandi, cuci dan
kakus, air danau juga digunakan sebagai air baku air minum. Penggunaan deterjen untuk mencuci pakaian akan menambah beban pencemaran di perairan danau.
Peavy et al. 1986 menyatakan bahwa deterjen merupakan salah satu penyebab kekeruhan air dan mengandung pospat, sehingga dapat merangsang pertumbuhan
alga secara cepat. Selain itu, proses penguraian deterjen dalam air berlangsung lambat, menyebabkan deterjen akan terakumulasi di perairan. Hal ini dapat
meracuni kehidupan dalam air. Hotel dan restoran yang berada di sekitar danau telah membuat tanki
septik untuk pembuangan tinja. Namun, dari pengamatan lapangan masih banyak restoran yang membuang limbah cair secara langsung ke perairan danau. Hotel
yang tedapat di sekitar danau berjumlah 5 buah dengan rata-rata kamar 31 buah, sedangkan hotel melati berjumlah sebanyak 29 buah. Jumlah restoran atau rumah
96 makan yang terdapat di sekitar Danau Maninjau adalah 6 buah dengan rata-rata
luas ruangan makan 30 m
2
. Limbah cair dari hotel dan restoran umumnya dibuang melalui saluran
atau dibuang langsung ke danau. Rata-rata pemakaian air dari pengunjung hotel adalah 250 liter orang
-1
hari
-1
. Jumlah air limbah dari hotel diperkirakan sebesar 70 dari konsumsi air bersih Temenggung, 2004. Rata-rata kunjungan hotel di
Danau Maninjau sebanyak 19 orang setiap hari, maka dihasilkan limbah cair sebanyak 3.325 liter per harinya. Dengan demikian, kegiatan hotel diperkirakan
menyumbang limbah cair ke perairan danau sebesar 1.197 m
3
per tahun. Hal ini akan meningkatkan jumlah beban pencemaran di badan air danau.
Penduduk di Kecamatan Tanjung Raya, khususnya di daerah sempadan danau banyak yang memelihara berbagai jenis hewan ternak, yang meliputi sapi
potong, kerbau, kambing dan ayam. Limbah ternak berupa tinja sebagian langsung mengalir ke danau atau ke sungai menuju danau dan sebagian lagi ditimbun
sebagai pupuk. Pembuangan limbah ini dapat meningkatkan pengayaan unsur hara, sehingga dapat merangsang pertumbuhan secara pesat populasi organisme
air seperti eceng gondok Eichornia crassipes dan plankton. Gejala ini dapat terlihat dengan jelas pada seluruh tepian danau. Demikian juga halnya dengan
daerah yang padat dengan aktivitas keramba. Pada lokasi ini, terjadi peningkatan unsur hara yang berasal dari limbah domestik dan dari sisa pakan ikan. Hal ini
akan menstimulir bagi perkembangan gulma air. Oleh karena itu gulma air eceng gondok, saat ini telah menjadi gulma yang mendominasi perairan Danau
Maninjau. Dari sektor pertanian, konstribusi beban pencemar yang masuk ke perairan
danau diduga juga besar. Mengingat luas lahan sawah di sekitar Danau Maninjau menurut monografi kecamatan adalah 2.518 ha. Hasil pengamatan lapang dan
wawancara dengan petugas penyuluh pertanian Kecamatan Tanjung Raya, pemanfaatan lahan sawah oleh masyarakat, penggunaan pupuk dan pestisida dapat
dikategorikan sangat intensif. Rata-rata pemakaian pupuk kimia ZA, Urea, TSP, NPK dan KCl untuk pertanian dan perkebunan berkisar antara 334–450 kg per ha
per musim tanam. Setiap tahunnya perairan danau menerima masukan beban
97 pencemaran berupa fosfor P yang berasal dari lahan sawah sebesar 5.087,60
kgtahun LPPM-UMJ, 2006.
Selain itu, dari sektor pertanian juga terjadi erosi lahan. Dari hasil perhitungan PSDA Sumbar 2005, sedimentasi akibat erosi lahan di sekitar danau
yang masuk ke badan perairan danau mencapai 2.410 ton per tahun. Terjadinya erosi dan sedimentasi ini pada akhirnya juga akan meningkatkan transpor hara
dari penggunaan lahan yang terdapat di sekitar danau yang masuk ke perairan danau.
5.3. Beban Pencemaran Perairan Danau