Data diatas menggungkapkan bahwa warga miskin kota Semarang telah merata di berbagai kecamatan, baik kecamatan tersebut berada di tengah
kota dengan memiliki fasilitas yang tentunya tercukupi, maupun di ujung kota yang memiliki fasilitas seadanya.
4.1.2.2 Ciri-Ciri Kemiskinan di Kota Semarang
Kota Semarang sebagai salah satu Kota Besar dan metropolitan di Indonesia ternyata masih menyimpan permasalahan kemiskinan di
masyarakatnya. Ciri kemiskinan perkotaan yang ada di Kota Semarang sangat erat kaitannya dengan:
1
Masalah pertambahan jumlah penduduk disebabkan adanya urbanisasi dari daerah
di luar kota Semarang.
2
Masalah pemukiman
antara lain
disebabkan luas lahan yang terbatas dan jumlah penduduk bertambah menjadikan
pemukiman yang padat dan kondisi sanitasi yang tidak layak.
3
Penurunan kualitas lingkungan disebabkan karena kemampuan warga masyarakat
untuk meningkatkan kualitas lingkungan sangat terbatas serta penataan lingkungan
yang tidak terencana dengan baik terkait dengan sanitasi lingkungan.
sumber : BAPPEDA Kota Semarang: Rencana Strategi kemiskinan [Strategi
Penanggulangan
Kemiskinan Daerah]
Kota Semarang Tahun 2011-2015. Kutipan diatas menjelaskan bahwa kemiskinan di Kota Semarang
disebabkan oleh adanya pertambahan jumlah penduduk yang diakibatkan karena adanya urbanisasi dari daerah lain sebagai konsekuensi kota
metropolitan dengan berbagai fasilitas. Dengan adanya pertambahan jumlah penduduk tersebut maka akan memaksa penggunaan lahan yang awalnya
berupa pertanian, perkebunan, bahkan hutan sebagai tempat tinggal atau perkampungan. Hal ini pun berakibat buruk pada penataaan lingkungan.
4.1.2.3 Penyebab Kemiskinan di Kota Semarang
Penyebab kemiskinan di Kota Semarang tidak jauh berbeda dengan kota-kota metropolitan lain. Berikut adalah penyabab kemiskinan di Kota
Semarang yang penulis dapat dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Semarang BAPPEDA Kota Semarang :
1. Kemiskinan
fisikbiologis yaitu
kondisi seseorang yang secara fisik tidak mampu
mengatasi keadaan dirinya karena keterbatasan fisik seperti jompo atau cacat.
2. Kemiskinan kapasitas dasar yaitu kondisi
seseorang yang memiliki kondisi kesehatan yang rendah, ketrampilan rendah, keahlian
rendah dan pendidikan rendah.
3. Kemiskinan mentalitas yaitu kondisi seseorang
yang malas, putus asa, tergantung, tidak berdaya, tidak kreatif dan inovatif, pasrah.
4. Kemiskinan modal yaitu kondisi seseorang yang
tidak memiliki faktor-faktor produksi. sumber : BAPPEDA Kota Semarang: Rencana
Strategi kemiskinan [ Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah] Kota Semarang Tahun 2011-
2015
Pada kutipan di atas, yang dimaksud kemiskinan fisik adalah kemiskinan yang diakibatkan oleh ketidakmampuan seseorang menghadapi
dirinya yang mengalami kecacatan baik mental dan atau fisik. Contohnya
adalah banyaknya orang peminta-minta di persimpangan jalan dikarenakan tidak memiliki kaki, tangan, atau bagian tubuh lainya.
Yang dimaksudkan kemiskinan kapasitas dasar adalah suatu kemiskinan yang disebabkan karena keterbatasan keterampilan, pendidikan,
dan atau kesehatan. Hal ini biasanya dialami oleh manusia yang kurang berpendidikan, sehingga keperdulian akan kesehatanpun menipis. Contohnya
masyarakat yang mengalami kemiskinan kapasitas dasar adalah para pekerja nelayan, petani tanpa lahan.
Kemiskinan mentalis merupakan kemiskinan yang disebabkan oleh kemalasan, kepasrahan, ketidakberdayaan. Hal ini biasanya dialami oleh
masyarakat yang salah pergaulan dan akhirnya yang mereka lakukan adalah mencari nafkah dengan jalan kejahatan. Sebagai contoh adalah banyaknya
gelandangan, dan pengamen di persimpangan jalan. Kemiskinan modal adalah suatu keadaan miskin yang disebabkan
oleh tidak adanya modal untuk memulai usaha, orang yang mengalami kemiskinan modal merupakan orang dengan keinginan membuka suatu usaha
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sebagai contohnya adalah para ibu rumah tangga di sudut kota yang ingin membuka usaha, tetapi kehidupan mereka
tidak mendukung dikarenakan kekurangan dana, serta untuk makan saja masih diangggap berat.
Disamping penyebab
kemiskinan di
atas, adapula
faktor yangmenyebabkan kemiskinan dari luar, berikut yang penulis temukan setelah
melakukan penelitian di BAPPEDA :
Penyebab kemiskinan eksogen atau faktor dari luar diantara lain adalah sebagai berikut:
1. Kemiskinan Struktural adalah kemiskinan yang
muncul karena lebih banyak disebabkan oleh dampak
kebijakan yang
mengakibatkan ketidakberdayaan masyarakat.
2. Kemiskinan Kultural adalah kemiskinan yang
disebabkan nilai-nilai yang negatif atau kebiasaan yang tidak memberikan nilai positif terhadap
kemajuan individu maupun masyarakat.
3. Kemiskinan Alamiah adalah kemiskinan yang
disebabkan oleh kondisi alam dan geografis yang tidak mendukung terhadap peningkatan
kesejahteraan individu dan masyarakat.
sumber : BAPPEDA Kota Semarang: Rencana Strategi kemiskinan [Strategi Penanggulangan Kemiskinan
Daerah] Kota Semarang Tahun 2011-2015
Yang dimaksud kemiskinan struktural pada kutipan diatas adalah kemiskinan yang akibatkan oleh kebijakan pemerintah, contohnya adalah
kebijakan program Jamkesmas dilakukan dengan sistem pembatasan kuota, padahal seharusnya kebijakan ini ditunjukan untuk seluruh masyarakat
miskin. kemiskinan kultural dalam kutipan diatas mengandung arti kemiskinan yang disebabkan oleh kebiasaan yang membawa nilai negatif.
Contohnya adanya kebiasaan meminum-minuman keras pada saat ada pesta pernikahan.
Dan yang dimaksudkan kemiskinan alamiah adalah kemiskinan yang disebabkan oleh kondisi alam yang kurang mendukung, contohnya seringnya
banjir yang mengakibatkan gagal panen, dan menghanyutkan ikan-ikan di tambak petani nelayan.
4.2 Kebijakan Pemerintah Kota Semarang Dalam penanggulangan