Optimasi Waktu Pengadukan Kajian Interferensi CdII

maksimal. Sehingga, dengan adanya penambahan volume akan menyebabkan penurunan harga absorbansi.

4.3 Optimasi Waktu Pengadukan

Waktu pengadukan sangat mempengaruhi proses pembentukan kompleks yang terjadi dari suatu ion logam. Untuk meningkatkan proses kopresipitasi CrVI dengan CuPDC 2, optimasi waktu pengadukan divariasi dari 10 menit sampai 25 menit dengan kecepatan waktu pengadukan 2 rpm. Hasil optimasi waktu pengadukan diperoleh hasil seperti pada Gambar 4. Gambar 4. Kurva hasil optimasi waktu pengadukan Dari Gambar 4 menunjukkan bahwa absorbansi meningkat dengan bertambahnya waktu pengadukan. Pada waktu 20 menit baru memberikan hasil optimum. Hal ini berarti proses kopresipitasi CrVI dengan CuPDC 2 berlangsung cukup lama. 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 5 10 15 20 25 30 A b sor b an si Waktu Pengadukan menit Terjadinya peningkatan absorbansi CrVI disebabkan karena CrVI dan CuII sama-sama membentuk kompleks dengan APDC. Setelah mencapai keadaan optimum harga absorbansi mengalami penurunan. Hal ini disebabkan kompleks CrVI dan CuII dengan APDC mulai teruarai..

4.4. Kajian Interferensi CdII

Setelah diperoleh kondisi kopresipitasi CrVI dengan CuPDC 2 yang optimum yaitu: pH larutan 4, volume ligan APDC 2 sebanyak 6 mL, dan waktu pengadukan selama 20 menit, maka agar metode kopresipitasi tersebut dapat diterapkan dalam sampel, perlu dilakukan kajian tentang efek keberadaan ion lain yang memberikan interferensi yaitu CdII. CdII adalah unsur penyebab interferensi pada pengendapan CrVI. Tujuan uji interferensi CdII terhadap CrVI adalah untuk mempengaruhi pengaruh adanya ion CdII terhadap pengendapan CrVI. Kajian interferensi CdII dilakukan dengan cara penambahan 1 mL CdII dengan variasi konsentrasi dari 0 ppm - 50 ppm ke dalam sistem. Interferensi CdII terhadap CrVI diperoleh hasil seperti Gambar 5. Gambar 5. Kurva hasil kajian interferensi CdII terhadap CrVI Gambar 5 menunjukkan Interferensi atau gangguan dari logam CdII terhadap logam CrVI yang mulai mengganggu banyak pada titik ke- 3 yaitu pada penambahan 1 mL CdII 20 ppm atau 20 µg dengan absorbansi sebesar 0,055. Selisih absorbansi pada titik ke- 3 yaitu titik absorbansi CrVI dengan adanya CdII dengan titik absorbansi CrVI tanpa CdII adalah sebesar 0,012. Dengan adanya penambahan ion CdII maka akan mengganggu keberadaan CrVI, sehingga menaikkan harga absorbansi CrVI. Hal ini terjadi karena selain dapat membentuk kompleks dengan CrVI, ligan APDC juga dapat membentuk kompeks dengan CdII yang berupa larutan. Hal ini dikarenakan CrVI dan CdII memiliki sifat yang mirip, diantaranya yaitu: sifat logam krom dan kadmium yang mudah teroksidasi dengan udara, tidak larut dalam basa, larut dalam HCl, dan memiliki ketahanan korosi yang tinggi. 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09 20 40 60 A b sor b an si Jumlah CdII yang ditambahkan µg Absorbansi CrVI dengan adanya CdII Absorbansi CrVI tanpa adanya CdII

4.5 Pengaruh Variasi Konsentrasi CrVIDalam Kondisi Optimum