Analisis Ukuran Partikel dengan Surface Area Analyzer
permukaan sampel sudah ditutupi penuh oleh molekul gas. Tidak ada adsorpsi lebih lanjut sehingga tekanan di dalam chamber tidak berubah lagi dan menjadi P
tekanan keseimbangan Abdullah Khairurrijal, 2010:96. Perbedaan tekanan awal dan tekanan keseimbangan memberikan informasi
berat atom gas yang diadsorpsi permukaan sampel. Persamaan yang menghubungkan kedua tekanan tersebut adalah
= +
2.11
Dengan c adalah konstanta, W adalah berat atom yang diadsorpsi dalam satuan mol per gram sampel, dan Wm adalah berat atom yang menempel pada permukaan
sampel untuk membentuk satu lapisan penuh pada permukaan sampel dalam satuan mol per gram sampel. Nilai inilah yang sangat penting untuk menentukan
luas permukaan sampel Abdullah Khairurrijal, 2010:97. Nilai W dapat dihitung dari perubahan tekanan gas. Dari data Po dan P
serta harga W yang dihitung maka dapat digunakan untuk membuat kurva sebagai fungsi PPo. Perpotongan kurva dengan sumbu tegak i adalah
1WmC. Kemiringan kurva s tersebut adalah c-1WmC
.
Berdasarkan s dan i, Wm dapat ditentukan dengan persamaan:
Wm = 2.12
Konstanta BET C dapat ditentukan dari persamaan: C
=
2.13 Luas permukaan total dapat dihitung dari persamaan:
St = 2.14
dengan St adalah luas permukaan total, N
A
adalah bilangan Avogadro, dan σ adalah luas penampang atom adsorbate Lowell Shields, 1998:22.
Metode BET dapat digunakan untuk memprediksi diameter rata-rata partikel dalam serbuk jika dianggap ukuran partikel berbentuk bola. Cara
menentukannya sebagai berikut. Misalkan diameter rata-rata partikel adalah D. Luas permukaan satu partikel adalah
S
1
=πD
2
2.15 Jika terdapat N partikel maka luas total permukaan semua paertikel adalah
S= NS
1
2.16 Volum satu partikel adalah
V
1
= 2.17
Jika masa jenis partikel adalah ρ maka massa satu partikel adalah m
1
= ρV
1
2.18 Dan massa total semua partikel adalah
m=Nm
1
2.19 Luas permukaan spesifik sampel menjadi
s =
2.20 atau
D= 2.21
Nilai ρ diperoleh dari referensi sedangkan nilai s diperoleh dari pengukuran BET. Dari dua nilai tersebut maka diameter rata-rata pertikel dapat ditentukan
Abdullah Khairurrijal, 2010:100.