Konsep Kepribadian Penentuan Tipe Kepribadian Berbasis Android dengan Metode Case Based Reasoning (CBR)

2.6 Konsep Kepribadian

Kepribadian berasal dari kata personality yang berasal dari kata persona latin yang berarti topeng. Yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain panggung, yang maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak atau pribadi seseorang. Hal ini dilakukan oleh karena terdapat ciri-ciri yang khas yang hanya dimiliki oleh seseorang tersebut baik dalam arti kepribadian yang baik ataupun yang kurang baik Sujanto, 1984. Penggolongan manusia berdasarkan beberapa kriteria tertentu sangatlah sulit. Kendalanya terletak pada heterogenitas dan keunikan sifat manusia. Tidak ada satu manusia pun yang dapat dianggap memiliki sifat yang sama kemudian dikelompokkan berdasarkan suatu sifat. Selain itu manusia bersifat dinamis dan berubah-ubah sesuai hasil belajar dan kondisi lingkungan. Kepribadian adalah ciri, karakteristik, gaya atau sifat-sifat yang memang khas dikaitkan dengan diri kita. Dapat dikatakan bahwa kepribadian itu bersumber dari bentukan-bentukan yang kita terima dari lingkungan, misalnya bentukan dari keluarga pada masa kecil kita dan juga bawaan-bawaan yang dibawa sejak lahir. Jadi yang disebut kepribadian itu sebenarnya adalah campuran dari hal-hal yang bersifat psikologis, kejiwaan dan juga yang bersifat fisik Ahmadi, 2009. Galenus menyempurnakan ajaran Hippocrates, dan membeda-bedakan kepribadian manusia atas dasar keadaan proporsi campuran. Berdasarkan aspek biologis, Hippocrates-Galenus membagi kepribadian menjadi 4 kelompok besar dengan fokus pada cairan tubuh yang mendominasi dan memberikan pengaruh kepada individu tersebut. Adapun pembagiannya menurut Hippocrates dalam Lukas, et al., 2004 yaitu : 1. Sanguinis darah adalah kepribadian popular cocok untuk tipe ini. Orang berkepribadian Sanguinis adalah orang yang berenergi besar, suka bersenang- senang, supel, suka mencari perhatian, memerlukan kasih sayang, dukungan, dan perhatian dari lingkungan sekelilingnya. Individu yang suka hura-hura dan optimis ini akan membawa kegembiraan dalam situasi apapun. Namun mereka tidak biasa teratur, emosional, dan hipersensitif tentang apa kata orang terhadap mereka. Universitas Sumatera Utara 2. Flegmatis cairan lendir adalah kepribadian yang damai, yang tidak merasa harus mengubah dunia atau mengusiknya. Bagi orang yang mempunyai dorongan kuat, orang-orang Plegmatis tampaknya lebih lamban dari yang lain. Ini bukanlah karena mereka tidak secerdas yang lain, justru karena mereka lebih cerdas dari yang lain. Mereka tidak suka resiko, tantangan, dan kejutan, dan akan membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan. Kurangnya disiplin dan motivasi seringkali membuat mereka menunda-nunda kalau tidak ada pemimpin yang kuat. 3. Melankolis empedu hitam yaitu banyak yang menyebutnya perfeksionis orang sempurna. Biasanya mereka adalah orang yang pemikir, pendiam, teratur, berhati- hati, terorganisasi, dan mengejar kesempurnaan dalam segala yang penting bagi mereka. Karena kebutuhan akan kesempurnaan ini, orang Melankolis sering mengalami kekecewaan, membuat mereka kritispesimis, tertekan akan pemenuhan standar tinggi, dan bahkan depresi disebabkan oleh hasil yang kurang sempurna. Mereka membutuhkan ruang dan ketenangan di mana mereka dapat berpikir sebelum mereka berbicara, menulis, atau bertindak. 4. Koleris empedu kuning yaitu orang berkepribadian Koleris memiliki kepribadian yang kuat, yang secara alami berorientasi pada sasaran, yang hidupnya dicurahkan untuk berprestasi, dan cepat mengorganisasikannya. Kepribadian ini menuntut loyalitas dan penghargaan dari sesama atas diri mereka. Disiplin diri serta kemampuan mereka untuk fokus membuat mereka menjadi pemimpin-pemimpin yang kuat. Ajaran Hippocrates yang kemudian disempurnakan oleh Galenus ini tahan uji sampai berabad-abad, pendapatnya lama sekali diikuti oleh para ahli, hanya dengan variasi yang berbeda-beda. Bahkan sampai dewasa ini pun pengaruh itu masih sangat terasa Suryabrata, 2000. Universitas Sumatera Utara BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem