6. Workspace merupakan area dari sekumpulan memori kerja working memory. Workspace digunakan untuk merekam hasil-hasil antara dan kesimpulan yang
dicapai. 7. Fasilitas penjelasan adalah komponen tambahan yang akan meningkatkan
kemampuan sistem pakar. Komponen ini menggambarkan penalaran sistem kepada pemakai.
8. Antarmuka Interface, Sistem pakar haruslah user friendly dan berorientasi pada masalah dalam hal antarmukanya. Pada bagian ini terjadi dialog antara
program dan pemakai, yang memungkinkan sistem pakar menerima instruksi dan informasi input dari pemakai, juga memberikan informasi output
kepada pemakai. 9. Aksi yang direkomendasikan, merupakan saran atau solusi untuk
permasalahan yang sedang dihadapi oleh user. 10. Pemakai, umumnya pemakai yang dimaksud ini adalah:
a. Client yaitu bukan pakar yang menginginkan advice nasihat. Di sini sistem pakar bertindak seperti seorang konsultan atau penasehat.
b. Learner pelajar
untuk mempelajari
bagaimana sistem
pakar menyelesaikan permasalahan. Di sini sistem pakar bertindak sebagai
seorang instruktur. c. Pembangun sistem adalah seseorang yang dapat membuat antarmuka
pengguna user interface, merancang bentuk basis pengetahuan knowledge base secara deklaratif dan mengimplementasikan mesin
inferensi inference engine. d. Pakar adalah seseorang yang dapat menyelesaikan masalah yang sedang
diusahakan untuk dipecahkan oleh sistem.
2.4 Metode Case Based Reasoning CBR
Case Based Reasoning merupakan salah satu teknik dalam bidang kecerdasan buatan yang menggunakan analogi kasus dalam memecahkan suatu permasalahan. Dalam
CBR, pengetahuan pakar direpresentasikan dalam bentuk kasus-kasus dan untuk
mencari solusi terhadap kasus baru digunakan fungsi kemiripan Abdiansyah, 2014.
Universitas Sumatera Utara
Case Based Reasoning juga merupakan metode pemecahan masalah yang memberikan prioritas kepada pengalaman masa lalu untuk memecahkan masalah saat
ini. Solusi untuk masalah saat ini dapat ditemukan dengan menggunakan kembali atau mengadopsi solusi dari masalah yang telah berhasil diselesaikan Ahmed, et al.,
2008. Dalam terminologi Case Based Reasoning, sebuah kasus biasanya
menunjukkan situasi masalah sebelumnya, yang telah dipelajari dengan cara dapat digunakan kembali dalam pemecahan masalah masa depan, disebut sebagai kasus
masa lalu, kasus sebelumnya, kasus yang disimpan, atau kasus yang dipertahankan. Sejalan dengan itu, kasus baru atau kasus yang belum terpecahkan adalah deskripsi
masalah baru yang harus dipecahkan. Penalaran berbasis kasus berlaku proses siklus dan terintegrasi memecahkan masalah, pelajaran dari pengalaman ini, serta
memecahkan masalah baru Aamodt, et al., 1994.
2.4.1 Tipe Metode Case Based Reasoning
Paradigma Case Based Reasoning CBR mencakup berbagai metode yang berbeda untuk mengatur, mengambil, memanfaatkan dan mengindeks pengetahuan dalam
kasus-kasus masa lalu. Kasus dapat disimpan sebagai pengalaman nyata, atau bagian kasus serupa dapat membentuk kasus umum. Kasus dapat disimpan sebagai unit
pengetahuan yang terpisah, atau didistribusikan dalam struktur pengetahuan. Solusi dari kasus sebelumnya dapat langsung diterapkan pada masalah ini, atau dimodifikasi
sesuai dengan perbedaan antara dua kasus.
Pencocokan kasus, adaptasi solusi, dan belajar dari pengalaman dapat dipandu dan didukung oleh model yang mendalam pengetahuan domain umum. Beberapa
metode CBR menganggap jumlah yang cukup besar secara luas didistribusikan sebuah kasus dalam basis kasusnya, sementara yang lain didasarkan pada satu bagian
yang lebih terbatas. Kasus masa lalu dapat diambil dan dievaluasi secara berurutan atau paralel.
Istilah yang terkait dengan penalaran berbasis kasus Aamodt, et al.,
1994 yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Penalaran Berbasis Perusahaan. Ini adalah spesialisasi penalaran berbasis yang menjadi sintaks pendekatan Case
Based Reasoning. Representasi dari contoh sederhana biasanya misalnya vektor fitur, karena fokus utama adalah untuk mempelajari secara otomatis dalam
sebuah siklus. Penalaran berbasis perusahaan berfungsi untuk membedakan lebih dari metode berbasis yang ada contoh pendekatan pengetahuan intensif.
2. Penalaran Berbasis Memori. Pendekatan ini menekankan pada kasus dalam memori yang besar, dan penalaran
sebagai proses untuk mengakses dan mencari di dalam memori ini. Organisasi memori
dan akses
adalah fokus
dari metode
penalaran berbasis
kasus. Pemanfaatan teknik pemrosesan paralel merupakan karakteristik dari metode ini, dan membedakan pendekatan ini dari metode yang lain. Akses dan
penyimpanan metode dapat mengandalkan kriteria murni sintaksis. 3. Penalaran Berbasis Kasus.
Metode penalaran berbasis kasus memiliki beberapa karakteristik yang membedakan mereka dengan pendekatan lain. Pertama, kasus yang khas biasanya
diasumsikan memiliki tingkat tertentu kekayaan informasi yang terkandung di dalamnya, dan kompleksitas tertentu sehubungan dengan organisasi internalnya.
Artinya, vektor fitur memegang beberapa nilai dan kelas yang sesuai. Metode berbasis kasus yang khas juga memiliki properti karakteristik lain yaitu mereka
mampu memodifikasi, atau mengadaptasi, solusi diambil saat diterapkan dalam konteks pemecahan masalah yang berbeda. Metode berbasis kasus paradigmatik
juga menggunakan latar belakang pengetahuan umum meskipun tingkat representasi eksplisit, dan peran dalam proses Case Based Reasoning bervariasi.
4. Penalaran Berbasis Analogi. Istilah ini digunakan sebagai sinonim untuk kasus berbasis penalaran, untuk
menggambarkan khas berbasis kasus pendekatan yang baru saja dijelaskan. Namun, juga sering digunakan dalam mengkarakterisasi metode untuk
memecahkan masalah baru berdasarkan kasus-kasus masa lalu dari domain yang berbeda, sementara metode berbasis kasus fokus pada pencocokan strategi untuk
kasus tunggal domain.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2 Representasi Kasus
Sebuah berbasis kasus sangat tergantung pada struktur dan isi koleksi dari kasus yang sering disebut sebagai memori kasus. Karena masalah ini diselesaikan dengan
mengingat pengalaman sebelumnya, cocok untuk memecahkan masalah baru, pencarian kasus dan proses pencocokan harus baik efektif dan cukup efisien dalam
waktu. Selanjutnya, karena pengalaman dari masalah ini dipecahkan dalam beberapa cara, persyaratan tersebut juga berlaku untuk metode mengintegrasikan kasus baru ke
dalam memori. Perwakilan di Case Based Reasoning terutama dalam menyimpan kedalam sebuah kasus, depat menemukan sebuah struktur yang tepat untuk
menggambarkan isi kasus, dan memutuskan bagaimana memori kasus harus diatur dan diberi indeks untuk pengambilan dan penggunaan kembali yang efektif. Masalah
lainnya adalah bagaimana mengintegrasikan struktur memori kasus menjadi model pengetahuan domain umum, sejauh mana pengetahuan tersebut dimasukkan dapat
dilihat pada Gambar 2.2 Aamodt, et al., 1994. 2.4.3 Tahapan
Case Based Reasoning CBR
Pada case based reasoning yang menjadi basis pengetahuan adalah fakta-fakta berupa kasus-kasus sebelumnya yang pernah ada dan serangkaian alur untuk memeriksa,
menghitung, serta menyimpulkan suatu solusi dari permasalahan yang diberikan. Tahapan pada case-based reasoning ada 4 yaitu: retrieve, reuse, revise dan retain.
Pada saat terjadi permasalahan baru, pertama-tama sistem akan melakukan proses retrieve. Proses retrieve akan melakukan dua langkah pemrosesan, yaitu
pengenalan masalah dan pencarian persamaan masalah. Setelah proses retrieve selesai dilakukan, selanjutnya sistem akan melakukan proses reuse. Di dalam proses reuse,
sistem akan menggunakan informasi permasalahan sebelumnya yang memiliki kesamaan untuk menyelesaikan permasalahan yang baru. Selanjutnya pada proses
revise, informasi tersebut akan dievaluasi, dan diperbaiki kembali untuk mengatasi kesalahan-kesalahan yang terjadi pada permasalahan baru. Pada proses terakhir,
sistem akan melakukan proses retain. Proses retain akan mempertahankan solusi baru
Universitas Sumatera Utara
setelah di validasi, yang mungkin berguna untuk memecahkan masalah di masa yang akan datang.
Gambar 2.2 Siklus Case Based Reasoning Aamodt Plaza, 1994
2.4.3.1 Retrieve Memperoleh Kembali
Mendapatkanmemperoleh kembali kasus yang paling menyerupairelevan similar dengan kasus yang baru. Tahap retrieval ini dimulai dengan menggambarkan
menguraikan sebagian masalah, dan diakhiri jika ditemukannya kecocokan terhadap masalah sebelumnya yang tingkat kecocokannya paling tinggi. Bagian ini mengacu
pada segi identifikasi, kecocokan awal, pencarian dan pemilihan serta eksekusi. 2.4.3.2
Reuse Menggunakan Kembali
Pada tahap ini dilakukan perhitungan nilai similarity kemiripan setiap kasus tertinggi yang sebelumnya telah dilakukan pencocokan yang paling relevan dari kasus baru ke
dalam kasus yang lama, sehingga dari hasil perhitungan nilai persamaan similarity didapatkan usulan solusi dari kasus yang telah ada dimana mungkin diperlukan untuk
memecahkan masalah kasus baru atau dengan kata lain menggunakan ulang solusi kasus lama untuk menangani kasus baru yang serupa. Nilai similarity setiap kasus
diperoleh dari jumlah nilai gejala similar terpilih dikali dengan bobot dan dibagi dengan total nilai bobot Kusuma, et al., 2014.
Universitas Sumatera Utara
2.4.3.3 Revise Meninjau
Mengadaptasi solusi untuk menyelesaikan masalah baru. Terdapat dua tugas utama dari tahapan ini yaitu:
a. Evaluasi solusi, yaitu bagaimana hasil yang didapatkan setelah membandingkan solusi dengan keadaan yang sebenarnya.
b. Memperbaiki kesalahan suatu kasus meliputi pengenalan kesalahan dari solusi yang dibuat dan mengambil penjelasan tentang kesalahan tersebut.
2.4.3.4 Retain Mempertahankan
Proses retain yaitu mempertahankan solusi baru setelah di validasi, yang mungkin berguna untuk memecahkan masalah di kasus yang akan datang Ernawati, et al.,
2012.
2.5 Penerapan Algoritma