Analisa Fungsional pada Perpustakaan Braille

Perpustakaan Braille di Kota Semarang hapsoro adi 105 Berdasarkan jenis kegiatan yang yang mewadahi dari fasilitas ini, terdapat beberapa kelompok ruang yang saling terikat satu sama lain. Oleh sebab itu untuk menentukan konsep dari organsisasi ruang dapat di pertimbangkan hal-hal sebagai berikut. 1. Kebutuhan atas program bangunan, seperti hubungan fungsional, persyaratan ukuran, klasifikasi hirarki ruang, syarat-syarat pencapaian, pencahayaan atau view. 2. Kondisi tapak yang mungkin akan membatasi bentuk atau pengembangan organisasi ruang. Pada perpustakaan Braille pendekatan konsep hubungan dan organisasi ruang didasari oleh penelompakan kegiatan fungsional. Dengan mengelompokkan ruang menurut fungsi, diperoleh maka pendekatan hubungan antar kelompok ruang. Sekaligus memberikan alur sirkulasi yang diinginkan. Ruang Servics Ruang Aktivitas Ruang Pengelola Ruang Pengunjung ustakaan Braille di Kota Semarang 106 Karena mewadahi beberapa macam kegiatan dengan karakter yang berbeda, maka pola organisasi ruang yang drterapkan bisa merupakan gabungan dari beberapa jenis pola, misalnya : a. Pada area pengajaran dan area pengelola digunakan organisasi ruang linier untuk memberikan arah sirkulasi yang jelas dan langsung. b. Untuk organisasi ruang secara keseluruhan digunakan pola cluster karena adanya kelompok-kelompok kegiatan dengan sifat yang berbeda. 4.2.2 Analisa Sirkulasi Luar Analisa sirkulasi ruang luar pada Perpustakaan braille meliputi pergerakan pengunjung, pengelola, truck pengantar barang dan pengantar penjemput dalam mencapai bangunan. Perencanaan zona parkir perlu mempertimbangkan kepentingan pelaku yang bersangkutan agar sirkulasi kendaraan yang berjalan lancar : Gambar 4.1 Bagan analisa pencapaian ruang luar Sumber : analisa, 2015 Perpustakaan Braille di Kota Semarang hapsoro adi 107 4.2.3 Analisa Sirkulasi Dalam Analisa pada ruang dalam saling mempengaruhi dengan pola organisasi ruang yang dihubungkan. Terdapat beberapa konfigurasi jalur sebagai dasar untuk dikembangkan sesuai dengan pola pergerakan yang diinginkan. Menurut D.K.Ching jalur tersebut dibagi menjadi linier, radial, spiral, grid, jaringan, komposit gabungan. Analisa sirkulasi ruang dalam pada java traditional kids center mengacu pada perilaku dalam bangunan. Gambar 4.2 Bagan analisa Sirkulasi pengunjung tunanetra Sumber : analisa, 2015 Gambar 4.3 Bagan analisa Sirkulasi pengunjung normal Sumber : analisa, 2015 ustakaan Braille di Kota Semarang 108 Gambar 4.4 Bagan analisa Sirkulasi pengelola perpustakaan braille Sumber : analisa, 2015 Gambar 4.5 Bagan analisa Sirkulasi pengelola percetakan braille Sumber : analisa, 2015 Gambar 4.22 analisa Sirkulasi Barang masuk dan keluar Sumber : analisa, 2015

4.3 Analisa Pelaku, Aktivitas, dan Ruang

Analisa pelaku, aktivitas dan fasilitas yang dibutuhkan pada Perpustakaan braille di kota Semarang adalah sebagai berikut: No Pelaku Aktifitas Ruang 1 Pengelola  Pemimpin pengelolaan Perpustakaan Braille  Mengurusi segala betuk administrasi  R. Pimpinan  R. Menejement dan Administrasi Perpustakaan Braille di Kota Semarang hapsoro adi 109 pada Perpustakaan dan percetakan  Memantau dan mengelola Bag. Menejement dan Administrasi  Pengurusan administrasi dibidang keuangan  Memantau dan mengolah sarana dan prasarana yang ada pada perpustakaan dan percetakan braille  Memberikan services di bidang pelayanan sarana dan prasaarana  Mendiskusikan permasalahan atau hal baru.  R. Kepala Menejment dan Administrasi  R. Bag. Keuangan  R. Kepala Bag. Sarana dan Prasarana  R.Bag. Sarana dan Prasarana  R. rapat 2 Bagian Perpustakaan Braille  Memantau dan mengurus urusan perpustakaan serta bertanggung jawab dibagian perpustakaan  Memperbaiki dan menjaga buku dan T- Book  Pengarahan jalur perpustakaan untuk  R. Kepala Pelayanan Perpustakaan  R. Bag. Pelayanan Braille book T- book  R.Bag. Informasi dan OM