Teori Komodifikasi Landasan Konseptual
Dalam perspektif ilmu sosial komodifikasi terjadi karena masyarakat cenderung mengalami kemajuan pola pikir dengan orientasi pada uang, dengan
kata lain masyarakat sekarang telah mengalami matrealisasi. Manusia melihat dan memanfaatkan barbagai peluang ekonomi yang ada, termasuk menjadikan makam
sebagai komoditas. Masyarakat cenderung mencari tambahan nilai untuk memenuhi kebutuhannya dengan mendirikan komoditi-komoditi diberbagai
bidang. Baudrillard mengatakan bahwa masyarakat sekarang cenderung tidak
berdasar lagi pada pertukaran barang material dengan nilai guna yang maksimal, masyarakat sekarang cenderung mengubahnya sebagai suatu komoditas sebagai
tanda dan simbol yang bersifat sewenang-wenang Sutrisno dan Pranoto dalam Prasiwi, 2011. Komodifikasi membutuhkan konsumen yaitu pengguna komoditas
yang telah disediakan. Dalam pemikiran Baudrillard, konsumsi membutuhkan manipulasi simbol-simbol secara aktif, artinya yang dikonsumsi bukan lagi use
atau exchange value , melainkan “symbolic value”, maksudnya orang tidak lagi
mengkonsumsi objek berdasarkan kegunaan atau nilai tukarnya, melainkan karena nilai simbolis yang sifatnya abstrak dan terkonstruksi Baudrillard,2004. Maksud
dari pernyataan Baudrillard adalah komodifikasi terjadi dalam kehidupan sehari- hari yang melibatkan manipulasi tanda sehingga yang dikonsumsi bukanlah objek
melaikan sistem objek Abdullah dalam Prasiwi,2011 Dengan melihat secara mendalam dari teori dan konsep mengenai
komodifikasi, nantinya teori tersebut akan dijadikan alat atau cara ukur untuk mengkaji dan membandingkan antara teori para ahli dengan kenyataan dan
fenomena yang terjadi di lapangan
.
Teori komodifikasi dipilih dan dipertimbangkan dengan melihat kondisi masyarakat di sekitar Makam Sunan
Kalijaga yang telah merubah dan memanfaatkan sekitar makam menjadi arena komodifikasi dengan melakukan kegitan-kegiatan ekonomi di sekitar makam.
Masyarakat sekitar makam secara bersama-sama memanfaatkan keberadaan makam. Sekitar makam seharusnya menjadi lahan tidak produktif diubahnya
menjadi komoditas bernilai ekonomi tinggi sehingga yang dikonsumsi bukanlah objek lagi melainkan sistem objek karena masyarakat sekitar makam secara
bersama-sama memanfaatkan area sekitar makam hingga menjadi sebuah sistem objek.