ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN CABE BESAR (Capsicum annuum L.) DI DESA SARONGAN KECAMATAN PESANGGARAN KABUPATEN BANYUWANGIh =

(1)

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN CABE BESAR

(

Capsicum annuum L.

) DI DESA SARONGAN KECAMATAN

PESANGGARAN KABUPATEN BANYUWANGI

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Peternakan

Universitas Muhammadyah Malang

Oleh:

Anifatul Masruroh 201110210311054

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Nama

: Anifatul Masruroh

NIM

: 201110210311054

Jurusan

: Agribisnis

Fakultas

: Pertanian

Peternakan

Judul

: Analisis Usahtani dan Pemasaran Cabai Besar

(

Capsicum annuum L.)

di Desa Sarongan

Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi

Skripsi ini telah diterima sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian-Peternakan

Universitas Muhammadiyah Malang


(3)

iii

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

Judul

: Analisis Usahtani dan Pemasaran Cabai Besar

(

Capsicum annuum L.)

di Desa Sarongan

Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi

NIM

: 201110210311054

Nama

: Anifatul Masruroh

Jurusan

: Agribisnis

Fakultas

: Pertanian

Peternakan

Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Peternakan

Universitas Muhammadyah Malang


(4)

iv

SKRIPSI

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN CABAI BESAR

(

Capsicum annuum L

) DI DESA SARONGAN KECAMATAN

PESANGGARAN KABUPATEN BANYUWANGI

Oleh :

Anifatul Masruroh 201110210311054

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Pada Tanggal 04 Mei 2015

Dewan Penguji :

Malang 04 Mei 2015

Universitas Muhammadiyah Malang Fakultas Pertanian Peternakan


(5)

v

HALAMAN REVISI

JUDUL

: ANALISIS USAHATANI CABAI BESAR DAN

PEMASARAN CABAI BESAR (

Capsicum annuum

L)

di

DESA

SARONGAN

KECAMATAN

PESANGGARAN KABUPATEN BANYUWANGI

NIM

: 201110210311054

NAMA

: ANIFATUL MASRUROH

JURUSAN

: AGRIBISNIS

FAKULTAS : PERTANIAN

PETERNAKAN


(6)

vi

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : ANIFATUL MASRUROH NIM : 201110210311054

JURUSAN : AGRIBISNIS

FAKULTAS : PERTANIAN – PETERNAKAN

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ Analisis Usahatani dan Pemasaran Cabai Besar Capsicum Annuum L. di Desa Sarongan Kecamatan

Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi” adalah bukan karya orang lain baik

sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang diacu dalam naskah ini dan telah dituliskan sumbernya

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik.

Malang, 25 Mei 2015 Pembuat pernyataan,

Anifatul Masruroh 201110210311054


(7)

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Banyuwangi tepatnya di Desa Sarongan pada Tanggal 16 Juli 1992 dengan nama Anifatul Masruroh putri ke dua dari pasangan Alm. Bapak Surip dan Ibu Sumiati.

Penulis memulai pendidikan di Sekolah Dasar (SD) di SDN 3 Sarongan, SMP N 1 Pesanggaran dan SMA Muhammadiyah 3 Jember, hingga melanjutkan pendidikan Strata Satu (S1) di Universitas Muhammadiya Malang pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian – Peternakan (FPP) pada tahun 2011dan menyelesaikan pendidikan pada tahun 2015.

Semasa dalam pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang penulis aktif dalam kegiatan organisasi baik organisasi intra kampus atau organisasi ekstra kampus, pada intra kampus pernah menjadi Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Jurusan Agribisnis (HIMAGRI) pada tahun 2012 -2013, sebagai Sekretaris Umum Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMFA) pada tahun 2013-2014. Sedangkan pada organisasi ekstra kampus pernah menjadi Departemen Ketatausahaan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Pertanian periode 2013-2014, sebagai Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan (PP) periode 2014-2015 dan penulis juga pernah aktif dalam organisasi Profesi yaitu POPMASEPI.


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat, taufiq serta hidayahNya kepada penulis untuk menyusun skripsi dengan judul “ Analisis Usahatani dan Pemasaran Cabai Besar (Capsicum annuum. L) di Desa Sarongan Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi.

Tentunya Skripsi ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan hidayah NYA untuk dapat menyusun Skripsi ini

2. Kedua Orang tua saya dan kakaku Nur Hidayati beserta keluarga besar saya yang telah memberi dukungan baik moral maupun spiritual kepada penulis. 3. Prof. Dr. Ir. Jabal Tarik Ibrahim, MSi selaku dosen pembimbing I akan

ketulusan dan kesabarannya dalam membimbing, mendukung dan mengarahkan penulis untuk menyelesaikan Sekripsi ini.

4. Ibu Dr. Ir. Istis Baroh,MP selaku dosen pembimbing II selaku dosen pembimbing I akan ketulusan dan kesabarannya dalam membimbing, mendukung dan mengarahkan penulis untuk menyelesaikan Sekripsi ini.

5. Dr. Ir. Damat, MP selaku Dekan Fakultas Pertanian-Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang

6 Ir. Dyah Erni Widyastuti, MM selaku Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian - Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang.

7. Seluruh dosen pengajar dan dan staf dari Jurusan Agribisnis dan Fakultas Pertanian Peternakan yang telah banyak membantu semasa perkuliahan.

8. Seluruh Perangkat Desa , Ketua Kelompok Tani beserta petani – petani di Desa Sarongan Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi yang telah bersedia meluangkan waktunya dan memberikan informasinya terhadap penulis, untuk menyelesaikan Skripsi ini.

9. Bahrul Amiq yang telah banyak memberi dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.


(9)

ix

10. Semua teman – teman Agribisnis 2011 UMM yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi untuk tetap semangat dalam menyelesaikan Skripsi. 11. Kawan – Kawan HIMAGRI UMM, BEM FPP, POPMASEPI, dan HMI yang

telah banyak membantu menciptakan dinamika terbaik untuk perubahan. Hanya do’a yang selalu terpanjatkan agar Allah SWT berkenan membalas kebaikan Bapak, Ibu, Saudraa dan teman – teman lainnya.

Dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk penelitian lanjutan di masa yang akan datang. Akhir kata, semoga skripsi ini bisa memberikan manfaaat bagi pembangun ilmu pengetahuan

Malang, 07 April 2015


(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... iii

SKRIPSI ... iv

HALAMAN REVISI ... v

SURAT PERNYATAAN ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAKSI ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

1.5. Batasan Istilah ... 7

1.6. Pengukuran Variabel ... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Penelitian Terdahulu ... 9

2.2. Komoditas Cabai Besar ... 11

2.3. Pendapatan Usahatani ... 13

2.4. Teori Pemasaran ... 16

2.4.1. Lembaga dan Saluran Pemasaran ... 17

2.4.2. Fungsi- fungsi Pemasaran ... 19

2.4.3. Farmer’s Share ... 20

2.4.4. Perilaku Pasar ... 20

2.4.5. Margin Pemasaran ... 21


(11)

xi

2.6. Hipotesis ... 26

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

3.2. Jenis dan Sumber Data... 27

3.3. Subyek dan Obyek Penelitian ... 28

3.4. Populasi dan Sampel ... 28

3.5. Metode Pengambilan Data ... 29

3.6. Metode Pengolahan dan Analisi Data ... 30

3.7. Analisis Pendapatan Usahatani ... 31

3.8. Analisis Lembaga dan Saluran Pemasaran ... 32

3.9. Analisis Efisiensi Pemasaran ... 32

3.10. Farmer’s Share ... 32

3.11. Analisi Marjin Pemasaran ... 33

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Kondisi Geografis Tempat Penelitian ... 34

4.2. Usia dan Jenis Kelamin Penduduk ... 35

4.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Dusun ... 36

4.4. Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 37

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karasteristik Responden ... 41

5.2. Karakteristik Responden Menurut Faktor Sosial ... 41

5.2.1. Karasteristik Petani Menurut Umur ... 41

5.2.2. Karasteristik Petani Menurut Tingkat Pendidikan ... 42

5.2.3. Karasteristik Responden Menurut Jenis Kelamin ... 43

5.2.4. Karasteristik Menurut Jumlah Keluarga ... 44

5.3. Karasteristik Responden Menurut Faktor Ekonomi ... 45

5.3.1. Karasteristik Responden Menurut Luas Lahan ... 45

5.3.2. Karasteristik Responden Berdasarkan Modal Usaha ... 46

5.4. Karasteristik Berdasarkan Pendapatan Non Usahatani Cabai Besar ... 48

5.5. Analisis Usahatani Cabai Besar ... 49


(12)

xii

5.5.1.1. Biaya Variabel ... 50

5.5.1.2. Biaya Tetap (Fixed Cost) ... 53

5.5.1.3. Total Biaya (Total Cost) ... 54

5.5.2. Penerimaan ... 54

5.5.3. Pendapatan ... 55

5.5.4. Analisi Titik Impas (BEP) ... 56

5.5.5. R/C Ratio ... 57

5.6. Analisis Lembaga dan Saluran Pemasaran ... 57

5.6.1. Fungsi – fungsi Pemasaran ... 59

5.6.1.1. Petani ... 60

5.6.1.2. Pedagang Pengepul ... 61

5.6.1.3. Pedagang Besar ... 62

5.7. Famer’s Share ... 63

5.8. Marjin Pemasaran ... 65

5.9. Analisis Efisiensi Pemasaran ... 66

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 67

6.2. Saran ... 68 DAFTAR PUSTAKA


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1. Luas Panen dan Tanaman Sayuran Menurut Jenis Komoditas

tahun 2012 ... 4

Tabel 2. Penelitian Terdahulu ... 9

Tabel 3. Penelitian Terdahulu ... 10

Tabel 4. Jenis Cabai Besar ... 13

Tabel 5. Luas Daerah Desa Sarongan ... 35

Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin ... 36

Tabel 7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Dusun di Desa Sarongan ... 36

Tabel 8. Jenis Sarana Pendidikan dan Jumlah Siswa ... 37

Tabel 9. Status Pendidikan Penduduk Desa Sarongan ... 38

Tabel 10. Mata Pencaharian ... 38

Tabel 11. Sarana dan Fasilitas di Desa Sarongan ... 40

Tabel 12. Distribusi Petani Menurut Umur ... 42

Tabel 13. Distribusi Petani Menurut Pendidikan ... 43

Tabel 14. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin ... 44

Tabel 15. Distribusi Jumlah Keluarga ... 44

Tabel 16. Distribusi Berdasarkan Luas Lahan ... 45

Tabel 17. Distribusi Berdasarkan Modal Usaha ... 46

Tabel 18. Distribusi Berdasarakan Pendapatan Non Usahatani ... 48

Tabel 19. Distribusi Mengenai Varietas ... 50

Tabel 20. Komponen Biaya Usahatani Berdasarkan Obat- obatan Per 1 Hektar ... 52

Tabel 21. Jenis Obat – obatan Yang Digunakan Dalam Usahatani Cabai Besar di Desa Sarongan ... 52

Tabel 22. Rata – rata Biaya Tidak Tetap (Variable Cost) yang Dikeluarkan Dalam 1 Ha ... 53

Tabel 23. Komponen Biaya Tetap Usahatani Cabai Besar di Desa Sarongan per 1 Hektar ... 54


(14)

xiv

Tabel 24. Komponen biaya total usahatni cabai besar di

Desa Sarongan ... 55 Tabel 25. Pendapatan Usahatani Cabai Besar ... 56 Tabel 26. Fungsi Pemasaran Pada Lembaga Pemasaran Cabai Besar

di Desa Sarongan Kecamatan Pesanggaran Kabupaten

Banyuwangi ... 60 Tabel 27. Analisis distribusi dan share Pemasaran Cabai Besar di


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 1. Saluran Pemasaran ... 19

Gambar 2. Marjin Pemasaran ... 23

Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 25


(16)

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah,Thamrin dan francis Tantri. 2012. Manajemen Pemasaran. Depok. PT. Raja Grafindo Persada

Alex. 2012. Usahatani Cabai, Kiat Jitu Beratanam Cabai di Segala Musim. Yogyakarta: Pustaka Baru press.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

BPS. 2012. Bayuwangi dalam Angka. Dinas pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Banyuwangi

. 2014. Jawa Timur dalam Angka. Propinsi Jawa Timur Cravensi, David W. 1998. Pemasaran Strategi. Jakarta: Airlangga

Dahl C. D dan Hammond J. W., 1977. Market Place Analysis The Agryculture Industry. MC. Graw Hill Book Company. New York.

Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara, jakarta Hernanto, F. 1989. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Ibrahim, Jabal Tarik 1999. Diktat Metode Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Jurusan Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.

Lombong, Wilson H dan Pangabean Sitorus. 1985. Pengantar Tataniaga Pertanian. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Malcolm, R.L dan J.P Makeham. 1986. Manajemen Usahatani Daerah Tropis. Jakarta: LP3ES

Mubyarto, 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.

Rahim dan hastuti, 2007. Ekonomika pertanianpengantar Teori dan Kasus. Jakarta. Penebar Swadaya

Ramadan, W, 2009. Analisis Marjin Pemasaran Sapi Potong di Kecamatan singosari

Salim, Emil. 2013. Meraut Untung Bertanam Cabe Hibrida Unggul di Lahan dan Polybag.Yogyakarta: Lily Publisher


(17)

xvii

Sudiyono, Armand. 2002. Pemsaran Pertanian. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang

Tain, Anas. 2005. Buku Ajar Ilmu Usahatani. Jurusan Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang

Tim Penulis Agriflo. 2012. Cabai, Propek Bisnis dan Teknologi Mancanegara. Jakarta: Agriflo (Penebar Swadaya Grup)


(18)

1

I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara tradisional Indonesia adalah negara agraris yang banyak bergantung pada aktivitas dan hasil pertanian, dapat diartikan juga sebagai negara yang mengandalkan sektor pertanian baik sebagai mata pencaharian maupun sebagai penopang pembangunan. Sektor pertanian merupakan penopang perekonomian diindonesi karena pertanian membentuk proporsi yang sangat besar memberikan sumbangan untuk kas pemerintah.

Masyarakat yang adil dan makmur jauh dari kemiskinan dan ketertinggalan kita cita-citakan sejak kemerdekan 17 agustus 1945. Dalam Pembukaan UUD 1945, tersurat beberapa harapan, tujuan bangsa Indonesia dan memberi tugas kepada Pimpinan dan segenap rakyat Indonesia untuk, (a) Memajukan kesejahteraan umum (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Hingga saat ini petani kita masih belum menikmati hasil pembangunan, yang telah banyak dinikmati pihak lain. Untuk mencapai kesejahteraan umum dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia program pembangunan usaha tani dan kebijakan pemerintah yang mendukung amatlah strategis. Demikian pentingnya arti pembangunan usahatani ini karena (a) banyaknya manusia tani yang bekerja dan menggantungkan hidup dari hasil tani (b) banyaknya ragam komoditi yang diusahakan memberikan andil besar terhadap kelangsungan pembangunan nasional (Anas Tain, 2005).


(19)

2

Cabai merupakan salah satu komoditas yang tak pernah ditinggalkan masyarakat Indonesia. Bisa dibilang cabai sudah menjadi bagian dari budaya orang – orang Indonesia. Cabe merupakan bumbu dapur yang keberadaannya wajib ada. Karena, itu saat harga cabai melambung tinggi atau mahal, masyarakat tetap mengkonsumsi cabai meski dalam kuantitas lebih kecil. Saat mahal, harga cabai bisa mencapai 100 ribu per kilogramnya seperti terjadi diawal tahun 2011 lalu, dan pada saat harga cabai turun atau murah, harganya tidak anjlok hingga Rp 1000 per kilogramnya, ini membuktikan bahwa dari segi harga cabai relatif stabil, kebutuhan masyarakat akan cabai pun juga stabil (Alex S, 2012).

Cabai menjadi bahan baku penting bagi industry pangan. Cabai juga bermanfaat sebagai bahan baku produk dan memiliki peluang ekspor yang tinggi. Tentu kondisi ini dapat meningkatkan pendapatan petani Indonesia. Tidak heran jika cabai menjadi komoditas hortikultura dengan nilai ekonomi tinggi. Sayangnya, permintaan yang stabil tidak di imbangi dengan pasokan cabai yang stabil. Produk dari sentra penanaman cabai belum mampu memenuhi permintaan untuk sekala nasional, sehingga pemerintah indonesi akhirnya mengimpor cabai segar dari produsen cabai terbesar dunia, China. Keterbatasan informasi mengenai teknik budidaya secara tepat, harga yang sangat fluktuatif, serangan hama dan penyakit, serta produktivitas yang rendah, menjadi kendala utama rendahnya produksi cabai nasional (agri Flo, 2012).

Harga cabai umumnya meningkat pada musim penghujan karena pada saat itu baik kualitas maupun kuantitas produksi menurun akibat meningkatnya serangan


(20)

3

hama dan penyakit. Kenaikan harga cabai juga sering terjadi menjelang hari raya keagamaan seperti idhul Fitri, Natal, dan Tahun Baru.

Pada saat harga cabai melambung tinggi, umumnya para petani antusias untuk meningkatkan produksi dengan harapan akan dapat meraup keuntungan lebih banyak. Harga cabai yang tinggi juga sering kali memicu petani untuk beralih ke budidaya cabai, sehingga pada saat panen bersama, harga cabai berangsur- angsur turun. Hal ini merupakan salah satu faktor ketidak stabilan pasokan dan fluktuasi harga. Bagi para petani cabai yang sudah berpengalaman, fluktuasi harga cabai yang tidak menentu tersebut tidak membuat mereka surut untuk bertanam cabai. Petani perlu menyiasati kondisi itu dengan bertanam pada waktu yang tepat, dilakukan secara intensif, dan mampu membaca situasi pasar (Emil Salim, 2013)

Begitu pula yang dilakukan oleh petani Cabai besar di Desa Sarongan, dengan lahan rata-rata yang dimilikinya yaitu seperempat Hetar. Dengan melakukan Budidaya Cabai mereka mengharapkan untuk mendapatkan keuntungan lebih besar dimana harga Cabai saat ini bisa dikatakan melambung tinggi, sehingga pendapatan Petani Cabai besar di Desa Sarongan dapat meningkat. Petani yang biasanya tidak menanam cabai, saat ini beralih untuk budidaya cabai, dikarenakan tingkat harga cabai yang dinilai lebih menguntungkan.

Produksi cabai besar segar dengan tangkai tahun 2013 sebesar 101,69 ribu ton dengan luas panen sebesar 13,46 ribu hektar, dan rata-rata produktivitas 7,56 ton per hektar. Dibandingkan dengan tahun 2012, terjadi kenaikan produksi sebesar 2,02 ribu ton (2,02 persen). Kenaikan produksi di tahun 2013 ini disebabkan kenaikan produktivitas sebesar 0,48 ton per hektar (6,78 persen) sementara luas panen terjadi


(21)

4

penurunan sebesar 617 hektar (-4,38 persen) dibandingkan tahun 2012 (BPS Jatim, 2014).

Tabel 1. Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayuran Menurut Jenis Komoditas Tahun 2012 di Kabupaten Banyuwangi

Komoditas Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)

Bayam 64 147,50

Kangkung 83 724,00

Buncis 155 1.166,40

Tomat 285 2.425,90

Ketimun 128 1.600,40

Kembang Kol 66 831,30

Terung 189 1.976,20

Cabe Besar 1.180 10.877,20

Cabe kecil 2.787 18.909,80

Bawang Merah 83 790,70

Sawi/Petsai 155 1.780,50

Kubis 126 771,40

Lobak 4 32,00

Sumber: Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Banyuwangi Dilihat dari tabel 1. Mengenai luas panen dan produksi tanaman sayuran di kabupaten banyuwangi, cabai besar memiliki luas panen dengan urutan kedua setelah cabai kecil yaitu 1.180 hektar dengan dengan produksi sebesar 10.877,20 ton, dibandingkan dengan tanaman sayuran lainnya cabai besar di banyuwangi merupakan salah satu komoditas sayuran yang terbesar dalam luas panen dan produksi setelah cabai kecil.

Dalam meningkatkan produksi tanaman cabai , maka perlu diperhatikan juga proses pemasarannya, karena komoditi yang diproduksi dikatakan tidak efisien (biaya per unit tinggi), maka harga per unit juga tinggi sehingga akan sulit dipasarkan. Sebaliknya, kegiatan pemasaran yang tidak efisien menyebabkan bagian petani (farmer’s share) menjadi kecil, yang pada gilirannya tidak akan merangsang


(22)

5

peningkatan produksi lebih lanjut upaya pendistribusian hasil-hasil pertanian kepada konsumen diperlukan adanya lembaga pemasaran.

Lembaga pemasaran yang terkait dalam pemasaran cabai melakukan beberapa fungsi pemasaran baik penyimpanan, mengolah, mengangkut, dan lainnya, yang pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut memerlukan biaya dan setiap lembaga pemasaran akan mengambil keuntungan keseluruhan biaya dan keuntungan pemasaran akan berpengaruh terhadap harga di tingkat produsen dan konsumen. Dalam pemasaran tanaman sayuran, terutama cabai sebagai salah satu produk pertanian, masih kurang efisien, yaitu kurang adinya pembagian keuntungan. Hal ini tergambar dari sangat rendahnya harga produk sayuran Cabai di tingkat pengusaha produsen sayuran, terutama pengusaha sayuran sekala kecil atau besar.

Dalam kegitan berusaha tani aspek pemasaran memegang peran penting untuk melihat berhasil tidaknya usaha yang dikerjakan. Aspek pemasaran itu adalah kegiatan untuk mendistribusikan hasil produksi penjual (Winardi, 2001). Kegiatan pemasaran dimasyarakat mulai muncul setelah kegiatan produksi tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan keluarga, akan tetapi bertujuan untuk mencari keuntungan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai, Usahatani cabai, pendapatan petani serta kegiatan pemasaran komoditi cabai, dengan judul penelitian “Analisis Usahatani dan Pemasaran Cabai besar (Capsicum annuum L.) di Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi”.


(23)

6

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pendapatan Usahatani Cabai Besar yang berada di Desa Sarongan? 2. Bagaimana pola pemasaran hasil Usahatani Cabai Besar yang ada di Desa

Sarongan?

3. Apakah sistem pemasaran, saluran pemasaran mulai dari produsen hingga konsumen pada setiap lembaga sudah efisien?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menganalisis pendapatan Usahatani Cabai besar di desa Sarongan 2. Menganalisis pola Pemasaran Usahatani Cabai besar di desa Sarongan

3. Menganalisis efisiensi pemasaran Cabai besar melalui fungsi – fungsi pemasaran, lembaga pemasaran, saluran pemasaran , farmer’s Share dan Marjin pemasaran.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:

1. Bagi peneliti, dapat menambah serta memperluas wawasan tentang berbagai konsep atau teori mengenai Ilmu Usaha Tani, khususnya usahatani komoditi cabai besar, pendapatan petani Cabai besar dan pemasaran Cabai besar secara nyata.

2. Bagi pelaku pasar terutama petani, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagi pertimbangan dalam pengambilan keputusan usahatani serta untuk memilih saluran pemasaran.


(24)

7

3. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan dalam mengambil kebijakan yang berkenaan dalam pengembangan usahatani dan pemasaran cabai.

4. Bagi Mahasiswa, sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi peneliti selanjunya yang berkaitan dngan penelitian ini.

1.5 Batasan Istilah

Batasan istilah ini dibuat dengan tujuan agar masalah yang diteliti tidak semakin melebar dari yang sudah ditentukan dan dapat memberikan langkah yang tepat bagi pemecahan masalah. Oleh karena itu peneliti lebih difokuskan pada:

1. Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu (Soekarwati, 1995). 2. Cabai besar adalah cabai merah yang merupakan salah satu jenis cabai hibrida

yang sangat diminati oleh para petani untuk dibudidayakan karena memilki nilai ekonomis tinggi (Emil, 2013).

3. Pendapatan kotor usahtani (Gross Farm income) adalah total penerimaan (total revenue) dari pemakaian sumberdaya dalam usahatani sedangkan pendapatan bersih (net farm income) merupakan selisih antara pendapatan kotor usahatani dengan total biaya (Anas Tain, 2005).

4. Pemasaran adalah suatu proses penyamapai barang dari produsen kepada konsumen melalui saluran tertentu dan aktifitas – aktifitasnya yang sesuai dengan barang tersebut. Sasaran akhir setiap usaha dalam bidang pemasaran adalah untuk memuaskan kebutuhan pembeli dan penjual (Winardi, 2001).


(25)

8

5. Menurut Rahim dan Hastuti (2007) menyatakan, lembaga pemasaran merupakan badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran menyalurkan jasa dan komoditas dari produsen kepada konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya.

6. Ramadhan (2009), mengatakan bahwa margin pemasaran dapat didevinisikan dengan dua cara yaitu : 1) margin pemasaran merupakan perbedaan harga harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani, 2) margin pemasaran merupakan biaya dari jasa – jasa pemasaran yang dibutuhkan sebagai akibat permintaan dan penawaran dari jasa – jasa penawaran.

1.6 Pengukuran Variabel

Variabel-variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pendapatan bersih usahatani Cabai besar diukur dari perhitungan total

penerimaan dikurangi dengan total biaya produksi.

2. Marjin pemasaran diukur dari selisih harga ditingkat petani dengan harga ditingkat pengecer.


(1)

hama dan penyakit. Kenaikan harga cabai juga sering terjadi menjelang hari raya keagamaan seperti idhul Fitri, Natal, dan Tahun Baru.

Pada saat harga cabai melambung tinggi, umumnya para petani antusias untuk meningkatkan produksi dengan harapan akan dapat meraup keuntungan lebih banyak. Harga cabai yang tinggi juga sering kali memicu petani untuk beralih ke budidaya cabai, sehingga pada saat panen bersama, harga cabai berangsur- angsur turun. Hal ini merupakan salah satu faktor ketidak stabilan pasokan dan fluktuasi harga. Bagi para petani cabai yang sudah berpengalaman, fluktuasi harga cabai yang tidak menentu tersebut tidak membuat mereka surut untuk bertanam cabai. Petani perlu menyiasati kondisi itu dengan bertanam pada waktu yang tepat, dilakukan secara intensif, dan mampu membaca situasi pasar (Emil Salim, 2013)

Begitu pula yang dilakukan oleh petani Cabai besar di Desa Sarongan, dengan lahan rata-rata yang dimilikinya yaitu seperempat Hetar. Dengan melakukan Budidaya Cabai mereka mengharapkan untuk mendapatkan keuntungan lebih besar dimana harga Cabai saat ini bisa dikatakan melambung tinggi, sehingga pendapatan Petani Cabai besar di Desa Sarongan dapat meningkat. Petani yang biasanya tidak menanam cabai, saat ini beralih untuk budidaya cabai, dikarenakan tingkat harga cabai yang dinilai lebih menguntungkan.

Produksi cabai besar segar dengan tangkai tahun 2013 sebesar 101,69 ribu ton dengan luas panen sebesar 13,46 ribu hektar, dan rata-rata produktivitas 7,56 ton per hektar. Dibandingkan dengan tahun 2012, terjadi kenaikan produksi sebesar 2,02 ribu ton (2,02 persen). Kenaikan produksi di tahun 2013 ini disebabkan kenaikan produktivitas sebesar 0,48 ton per hektar (6,78 persen) sementara luas panen terjadi


(2)

penurunan sebesar 617 hektar (-4,38 persen) dibandingkan tahun 2012 (BPS Jatim, 2014).

Tabel 1. Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayuran Menurut Jenis Komoditas Tahun 2012 di Kabupaten Banyuwangi

Komoditas Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)

Bayam 64 147,50

Kangkung 83 724,00

Buncis 155 1.166,40

Tomat 285 2.425,90

Ketimun 128 1.600,40

Kembang Kol 66 831,30

Terung 189 1.976,20

Cabe Besar 1.180 10.877,20

Cabe kecil 2.787 18.909,80

Bawang Merah 83 790,70

Sawi/Petsai 155 1.780,50

Kubis 126 771,40

Lobak 4 32,00

Sumber: Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Banyuwangi Dilihat dari tabel 1. Mengenai luas panen dan produksi tanaman sayuran di kabupaten banyuwangi, cabai besar memiliki luas panen dengan urutan kedua setelah cabai kecil yaitu 1.180 hektar dengan dengan produksi sebesar 10.877,20 ton, dibandingkan dengan tanaman sayuran lainnya cabai besar di banyuwangi merupakan salah satu komoditas sayuran yang terbesar dalam luas panen dan produksi setelah cabai kecil.

Dalam meningkatkan produksi tanaman cabai , maka perlu diperhatikan juga proses pemasarannya, karena komoditi yang diproduksi dikatakan tidak efisien (biaya per unit tinggi), maka harga per unit juga tinggi sehingga akan sulit dipasarkan. Sebaliknya, kegiatan pemasaran yang tidak efisien menyebabkan bagian petani (farmer’s share) menjadi kecil, yang pada gilirannya tidak akan merangsang


(3)

peningkatan produksi lebih lanjut upaya pendistribusian hasil-hasil pertanian kepada konsumen diperlukan adanya lembaga pemasaran.

Lembaga pemasaran yang terkait dalam pemasaran cabai melakukan beberapa fungsi pemasaran baik penyimpanan, mengolah, mengangkut, dan lainnya, yang pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut memerlukan biaya dan setiap lembaga pemasaran akan mengambil keuntungan keseluruhan biaya dan keuntungan pemasaran akan berpengaruh terhadap harga di tingkat produsen dan konsumen. Dalam pemasaran tanaman sayuran, terutama cabai sebagai salah satu produk pertanian, masih kurang efisien, yaitu kurang adinya pembagian keuntungan. Hal ini tergambar dari sangat rendahnya harga produk sayuran Cabai di tingkat pengusaha produsen sayuran, terutama pengusaha sayuran sekala kecil atau besar.

Dalam kegitan berusaha tani aspek pemasaran memegang peran penting untuk melihat berhasil tidaknya usaha yang dikerjakan. Aspek pemasaran itu adalah kegiatan untuk mendistribusikan hasil produksi penjual (Winardi, 2001). Kegiatan pemasaran dimasyarakat mulai muncul setelah kegiatan produksi tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan keluarga, akan tetapi bertujuan untuk mencari keuntungan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai, Usahatani cabai, pendapatan petani serta kegiatan pemasaran komoditi cabai, dengan judul penelitian “Analisis Usahatani dan Pemasaran Cabai besar (Capsicum annuum L.) di Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi”.


(4)

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pendapatan Usahatani Cabai Besar yang berada di Desa Sarongan? 2. Bagaimana pola pemasaran hasil Usahatani Cabai Besar yang ada di Desa

Sarongan?

3. Apakah sistem pemasaran, saluran pemasaran mulai dari produsen hingga konsumen pada setiap lembaga sudah efisien?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menganalisis pendapatan Usahatani Cabai besar di desa Sarongan 2. Menganalisis pola Pemasaran Usahatani Cabai besar di desa Sarongan

3. Menganalisis efisiensi pemasaran Cabai besar melalui fungsi – fungsi pemasaran, lembaga pemasaran, saluran pemasaran , farmer’s Share dan Marjin pemasaran.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:

1. Bagi peneliti, dapat menambah serta memperluas wawasan tentang berbagai konsep atau teori mengenai Ilmu Usaha Tani, khususnya usahatani komoditi cabai besar, pendapatan petani Cabai besar dan pemasaran Cabai besar secara nyata.

2. Bagi pelaku pasar terutama petani, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagi pertimbangan dalam pengambilan keputusan usahatani serta untuk memilih saluran pemasaran.


(5)

3. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan dalam mengambil kebijakan yang berkenaan dalam pengembangan usahatani dan pemasaran cabai.

4. Bagi Mahasiswa, sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi peneliti selanjunya yang berkaitan dngan penelitian ini.

1.5 Batasan Istilah

Batasan istilah ini dibuat dengan tujuan agar masalah yang diteliti tidak semakin melebar dari yang sudah ditentukan dan dapat memberikan langkah yang tepat bagi pemecahan masalah. Oleh karena itu peneliti lebih difokuskan pada:

1. Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu (Soekarwati, 1995). 2. Cabai besar adalah cabai merah yang merupakan salah satu jenis cabai hibrida

yang sangat diminati oleh para petani untuk dibudidayakan karena memilki nilai ekonomis tinggi (Emil, 2013).

3. Pendapatan kotor usahtani (Gross Farm income) adalah total penerimaan (total revenue) dari pemakaian sumberdaya dalam usahatani sedangkan pendapatan bersih (net farm income) merupakan selisih antara pendapatan kotor usahatani dengan total biaya (Anas Tain, 2005).

4. Pemasaran adalah suatu proses penyamapai barang dari produsen kepada konsumen melalui saluran tertentu dan aktifitas – aktifitasnya yang sesuai dengan barang tersebut. Sasaran akhir setiap usaha dalam bidang pemasaran adalah untuk memuaskan kebutuhan pembeli dan penjual (Winardi, 2001).


(6)

5. Menurut Rahim dan Hastuti (2007) menyatakan, lembaga pemasaran merupakan badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran menyalurkan jasa dan komoditas dari produsen kepada konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya.

6. Ramadhan (2009), mengatakan bahwa margin pemasaran dapat didevinisikan dengan dua cara yaitu : 1) margin pemasaran merupakan perbedaan harga harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani, 2) margin pemasaran merupakan biaya dari jasa – jasa pemasaran yang dibutuhkan sebagai akibat permintaan dan penawaran dari jasa – jasa penawaran.

1.6 Pengukuran Variabel

Variabel-variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pendapatan bersih usahatani Cabai besar diukur dari perhitungan total

penerimaan dikurangi dengan total biaya produksi.

2. Marjin pemasaran diukur dari selisih harga ditingkat petani dengan harga ditingkat pengecer.