Rangkaian Power Supplay PSA Rangkaian Mikrokontroler AT89S51

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

4.1 Rangkaian Power Supplay PSA

Rangkaian power supplay berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian. Rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari satu keluaran, yaitu 5 volt, keluaran 5 volt ini digunakan untuk menghidupkan seluruh rangkaian. Rangkaian power supplay adaptor ditunjukkan oleh gambar 3.1 Sumber tegangan power supplay ini berasal dari baterei kering 9 volt.. Regulator tegangan 5 volt LM7805CT digunakan agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya. LED hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Dan capasitor 10mf berfungsi untku meratakan arus yang masuk dari baterai ke rangkaian. LED hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP TIP 32 disini berfungsi untuk mensupplay arus apabila terjadi kekurangan arus pada rangkaian, sehingga regulator tegangan LM7805CT tidak akan panas ketika rangkaian butuh arus yang cukup besar. Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari keluaran 2 buah dioda. Tegangan ini digunakan untuk mensupplay tegangan yang butuh tegangan 12 volt. Universitas Sumatera Utara P1.0 P1.1 P1.2 P1.3 P1.4 P1.5 P1.6 P1.7 RST P3.0RX0 P3.1TX0 P3.2INT0 P3.3INT1 P3.4T0 P3.5T1 P3.6WR P3.7RD XTAL2 XTAL1 GND P2.7A16 P2.6A14 P2.5A13 P2.4A12 P2.3A11 P2.2A10 P2.1A9 P2.0A8 PSEN ALEPROG EAVPP P0.7AD7 P0.6AD6 P0.5AD5 P0.4AD4 P0.3AD3 P0.2AD2 P0.1AD1 P0.0AD0 VCC AT89S51 40 39 38 37 36 35 34 33 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 1 Xtal 12 MHz 10kohm 10uF 4.7kohm 5V VCC 33pF 33pF

4.2 Rangkaian Mikrokontroler AT89S51

Rangkaian minimum mikrokontroller AT89S51 ditunjukkan pada gambar 4.1 berikut ini : Gambar 4.1 Rangkaian Mikrokontroler AT89S51 Pengujian rangkaian mikrokontroler dilakukan dengan menghubungkan rangkaian ini dengan sebuah transistor A733 yang dihubungkan dengan sebuah LED indikator, dimana transistor disini berfungsi sebagai saklar untuk mengendalikan hidupmati LED. Dengan demikian LED akan menyala jika transistor aktif dan sebaliknya LED akan mati jika transistor tidak aktif. Tipe transistor yang digunakan adalah PNP A733, dimana transistor ini akan aktif saturasi jika pada basis diberi tegangan 0 volt logika low dan transistor ini tidak akan aktif jika pada basis diberi Universitas Sumatera Utara tegangan 5 volt logika high. Basis transistor ini dihubungkan ke pin IO mikrokontroler yaitu pada kaki 28 P2.7. Langkah selanjutnya adalah mengisikan program sederhana ke mikrokontroler AT89S51. Programnya adalah sebagai berikut : Loop: Cpl P2.7 Acall tunda sjmp loop tunda: mov r7,255 tnd: mov r6,255 djnz r6, djnz r7,tnd ret Program di atas akan mengubah logika yang ada pada P2.7 selama selang waktu tunda. Jika logika pada P2.7 high maka akan diubah menjadi low, demikian jiga sebaliknya jika logika pada P2.7 low maka akan diubah ke high, demikian seterusnya. Logika low akan mengaktipkan transistor sehingga LED akan menyala dan logika high akan menonaktifkan transistor, sehingga LED padam. Dengan demikian program ini akan membuat LED berkedip terus-menerus. Jika LED telah berkedip terus menerus sesuai dengan program yang diinginkan, maka rangkaian mikrokontroler telah berfungsi dengan baik. Universitas Sumatera Utara Pada rangkaian di atas LED infra merah akan menyala jika basis pada transistor C945 diberi tegangan yang lebih besar dari 0,7 volt, ini akan sama artinya jika pada P3.7 AT89S51 diberi logika high 1, karena pin yang diberi logika high akan mempunyai tegangan 4 sd 5 volt, cukup untuk mengaktifkan transistor. Sedangkan untuk mematikan LED infra merah, maka P3.7 AT89S51 harus diberi logika low 0, karena dengan memberikan logika low pada P3.7, maka P3.7 akan memiliki tegangan 0 sd 0,009 volt, tegangan ini akan menyebabkan transistor tidak aktif. Ketika penerima infra merah menerima pancaran infra merah dengan frekuensi 38 KHz dari rangkaian pemancar, maka output dari penerima akan berlogika high 1, jika pancaran infra merah ini dihentikan, maka penerima akan mendapatkan logika low 0 sesaat ± 1200 μs kemudian berubah menjadi high 1 kembali walaupun tidak ada pancaran infra merah dengan frekuensi 38 KHz. Ini sudah merupakan Kesalahan pengambilan data oleh penerima disebabkan karena adanya penghalang atau karena kesalahan pengambilan data ketika alat pertama kali dihidupkan. Seharusnya penerima mengambil sinyal low dari data yang pertama, kemudian mengambil data pertama, setelah itu mengambil sinyal low dari data kedua, kemudian mengambil data kedua, dan demikian seterusnya, sehingga data tersebut sesuai dengan urutannya. Namun jika ada penghalang sesaat atau ketika pertama kali dihidupkan terjadi kesalahan pengambilan sinyal low, maka pengambilan data seterusnya akan salah. Misalnya jika ada penghalang sesaat, sehingga sinyal low yang diterima adalah sinyal low yang kedua, maka data kedua akan dianggap sebagai data Universitas Sumatera Utara pertama, dan data ketiga akan dianggap sebagai data kedua, demikian seterusnya, sehingga urutan data menjadi salah. Untuk menghindari kesalahan dalam pengambilan data, maka pada alat ini ditambahkan satu data yang berfungsi sebagai startbit atau data awal. Data awal ini mempunyai nilai tertentu, jadi ketika penerima mendapatkan sinyal low, penerima akan mengambil 1 data setelah sinyal low tersebut dan membandingkannya apakah sesuai dengan data awal atau tidak. Jika tidak sama, maka penerima akan mengambil data berikutnya , kemudian membandingkan lagi sesuai atau tidak dengan data awal. Langkah ini dilakukan terus sampai didapat data awal. Ketika penerima mendapatkan data yang sesuai dengan data awal, maka penerima akan mengambil data pertama setelah data awal sebagai data pertama, data kedua setelah data awal sebagai data kedua, dan seterusnya hingga data ketiga. Dengan demikian tidak akan terjadi kesalahan urutan data, walaupun ada penghalang sesaat. Setiap data mempunyai lebar pulsa high 1 tertentu. Untuk nilai data 0, maka lebar pulsa high yang dikirim adalah ± 1131 μ sekon. Programnya seperti berikut: Mov 70h,0 Inc 70h Kirim: Mov r0,70h Acall data Sjmp kirim data: loop1: acall pulsa djnz r0,loop1 ret pulsa: Clr P0.0 ; 1μs Mov r7,2 ; 1μs pls: Universitas Sumatera Utara mov r6,255 ; 1 μs djnz r6, ; 2 μs djnz r7,pls ; 2 μs =513x2=1026μs mov r7,50 ; 1 μs djnz r7, ; 2x50=100 μs ret ; 2μs Total 1131μs Demikian juga seterusnya jika yang dikirimkan data 1 sd data 9, maka data ini akan ditambah dengan nilai 1, dan kemudian hasil penjumlahannya digunakan sebagai banyaknya perulangan dalam pengiriman pulsa. Sebagai contoh jika data yang dikirimkan adalah data 1, maka data ini akan ditambahkan 1 sehingga hasilnya menjadi 2. 2 inilah yang merupakan banyaknya perulangan pengiriman pulsa. Jadi lebar pulsa untuk data satu ± 2 x 1.131 μs = 2.262 μs. Demikian pula untuk data-data yang lainnya.

4.3 Rangkaian Pemancar Infra Merah