BAB 4
PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN
4.1 Rangkaian Power Supplay PSA
Rangkaian power supplay berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian.
Rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari satu keluaran, yaitu 5 volt, keluaran 5 volt ini digunakan untuk menghidupkan seluruh rangkaian. Rangkaian power supplay
adaptor ditunjukkan oleh gambar 3.1
Sumber tegangan power supplay ini berasal dari baterei kering 9 volt.. Regulator tegangan 5 volt LM7805CT digunakan agar keluaran yang dihasilkan
tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya. LED hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Dan capasitor 10mf berfungsi untku
meratakan arus yang masuk dari baterai ke rangkaian.
LED hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP TIP 32 disini berfungsi untuk mensupplay arus apabila terjadi kekurangan arus pada
rangkaian, sehingga regulator tegangan LM7805CT tidak akan panas ketika rangkaian butuh arus yang cukup besar. Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari
keluaran 2 buah dioda. Tegangan ini digunakan untuk mensupplay tegangan yang butuh tegangan 12 volt.
Universitas Sumatera Utara
P1.0 P1.1
P1.2 P1.3
P1.4 P1.5
P1.6 P1.7
RST P3.0RX0
P3.1TX0 P3.2INT0
P3.3INT1 P3.4T0
P3.5T1 P3.6WR
P3.7RD XTAL2
XTAL1 GND
P2.7A16 P2.6A14
P2.5A13 P2.4A12
P2.3A11 P2.2A10
P2.1A9 P2.0A8
PSEN ALEPROG
EAVPP P0.7AD7
P0.6AD6 P0.5AD5
P0.4AD4 P0.3AD3
P0.2AD2 P0.1AD1
P0.0AD0 VCC
AT89S51
40 39
38 37
36 35
34 33
32 31
30 29
28 27
26 25
24 23
22 21
20 19
18 17
16 15
14 13
12 11
10 9
8 7
6 5
4 3
2 1
2 1
Xtal 12 MHz
10kohm 10uF
4.7kohm 5V
VCC
33pF 33pF
4.2 Rangkaian Mikrokontroler AT89S51
Rangkaian minimum mikrokontroller AT89S51 ditunjukkan pada gambar 4.1 berikut ini :
Gambar 4.1 Rangkaian Mikrokontroler AT89S51
Pengujian rangkaian mikrokontroler dilakukan dengan menghubungkan rangkaian ini dengan sebuah transistor A733 yang dihubungkan dengan sebuah LED
indikator, dimana transistor disini berfungsi sebagai saklar untuk mengendalikan hidupmati LED. Dengan demikian LED akan menyala jika transistor aktif dan
sebaliknya LED akan mati jika transistor tidak aktif. Tipe transistor yang digunakan adalah PNP A733, dimana transistor ini akan aktif saturasi jika pada basis diberi
tegangan 0 volt logika low dan transistor ini tidak akan aktif jika pada basis diberi
Universitas Sumatera Utara
tegangan 5 volt logika high. Basis transistor ini dihubungkan ke pin IO mikrokontroler yaitu pada kaki 28 P2.7.
Langkah selanjutnya adalah mengisikan program sederhana ke mikrokontroler AT89S51. Programnya adalah sebagai berikut :
Loop: Cpl P2.7
Acall tunda sjmp loop
tunda: mov r7,255
tnd: mov r6,255
djnz r6, djnz r7,tnd
ret
Program di atas akan mengubah logika yang ada pada P2.7 selama selang waktu tunda. Jika logika pada P2.7 high maka akan diubah menjadi low, demikian jiga
sebaliknya jika logika pada P2.7 low maka akan diubah ke high, demikian seterusnya.
Logika low akan mengaktipkan transistor sehingga LED akan menyala dan logika high akan menonaktifkan transistor, sehingga LED padam. Dengan demikian
program ini akan membuat LED berkedip terus-menerus. Jika LED telah berkedip terus menerus sesuai dengan program yang diinginkan, maka rangkaian
mikrokontroler telah berfungsi dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
Pada rangkaian di atas LED infra merah akan menyala jika basis pada transistor C945 diberi tegangan yang lebih besar dari 0,7 volt, ini akan sama artinya
jika pada P3.7 AT89S51 diberi logika high 1, karena pin yang diberi logika high akan mempunyai tegangan 4 sd 5 volt, cukup untuk mengaktifkan transistor.
Sedangkan untuk mematikan LED infra merah, maka P3.7 AT89S51 harus diberi logika low 0, karena dengan memberikan logika low pada P3.7, maka P3.7 akan
memiliki tegangan 0 sd 0,009 volt, tegangan ini akan menyebabkan transistor tidak aktif.
Ketika penerima infra merah menerima pancaran infra merah dengan frekuensi 38 KHz dari rangkaian pemancar, maka output dari penerima akan berlogika high 1,
jika pancaran infra merah ini dihentikan, maka penerima akan mendapatkan logika low 0 sesaat ± 1200
μs kemudian berubah menjadi high 1 kembali walaupun tidak ada pancaran infra merah dengan frekuensi 38 KHz. Ini sudah merupakan
Kesalahan pengambilan data oleh penerima disebabkan karena adanya penghalang atau karena kesalahan pengambilan data ketika alat pertama kali
dihidupkan. Seharusnya penerima mengambil sinyal low dari data yang pertama, kemudian mengambil data pertama, setelah itu mengambil sinyal low dari data kedua,
kemudian mengambil data kedua, dan demikian seterusnya, sehingga data tersebut sesuai dengan urutannya. Namun jika ada penghalang sesaat atau ketika pertama kali
dihidupkan terjadi kesalahan pengambilan sinyal low, maka pengambilan data seterusnya akan salah. Misalnya jika ada penghalang sesaat, sehingga sinyal low yang
diterima adalah sinyal low yang kedua, maka data kedua akan dianggap sebagai data
Universitas Sumatera Utara
pertama, dan data ketiga akan dianggap sebagai data kedua, demikian seterusnya, sehingga urutan data menjadi salah.
Untuk menghindari kesalahan dalam pengambilan data, maka pada alat ini ditambahkan satu data yang berfungsi sebagai startbit atau data awal. Data awal ini
mempunyai nilai tertentu, jadi ketika penerima mendapatkan sinyal low, penerima akan mengambil 1 data setelah sinyal low tersebut dan membandingkannya apakah
sesuai dengan data awal atau tidak. Jika tidak sama, maka penerima akan mengambil data berikutnya , kemudian membandingkan lagi sesuai atau tidak dengan data awal.
Langkah ini dilakukan terus sampai didapat data awal. Ketika penerima mendapatkan data yang sesuai dengan data awal, maka penerima akan mengambil data pertama
setelah data awal sebagai data pertama, data kedua setelah data awal sebagai data kedua, dan seterusnya hingga data ketiga. Dengan demikian tidak akan terjadi
kesalahan urutan data, walaupun ada penghalang sesaat.
Setiap data mempunyai lebar pulsa high 1 tertentu. Untuk nilai data 0, maka lebar pulsa high yang dikirim adalah ± 1131
μ sekon. Programnya seperti berikut:
Mov 70h,0 Inc 70h
Kirim: Mov r0,70h
Acall data Sjmp kirim
data: loop1:
acall pulsa djnz r0,loop1
ret pulsa:
Clr P0.0 ; 1μs
Mov r7,2 ; 1μs pls:
Universitas Sumatera Utara
mov r6,255 ; 1
μs
djnz r6, ; 2 μs
djnz r7,pls ; 2 μs =513x2=1026μs
mov r7,50 ; 1 μs
djnz r7, ; 2x50=100 μs
ret ; 2μs
Total 1131μs
Demikian juga seterusnya jika yang dikirimkan data 1 sd data 9, maka data ini akan ditambah dengan nilai 1, dan kemudian hasil penjumlahannya digunakan sebagai
banyaknya perulangan dalam pengiriman pulsa.
Sebagai contoh jika data yang dikirimkan adalah data 1, maka data ini akan ditambahkan 1 sehingga hasilnya menjadi 2. 2 inilah yang merupakan banyaknya
perulangan pengiriman pulsa. Jadi lebar pulsa untuk data satu ± 2 x 1.131 μs = 2.262
μs. Demikian pula untuk data-data yang lainnya.
4.3 Rangkaian Pemancar Infra Merah