Hasil Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN

commit to user

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pangan khususnya makanan dan minuman bayi. Proses produksi yang dilakukan untuk menghasilkan produk yang berkualitas, digunakan peralatan dan mesin-mesin produksi yang modern dan higienis. Dari situ dapat diketahui bahwa di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta terdapat potensi bahaya dan juga faktor bahaya yang dapat mempengaruhi kinerja serta produktivitas karyawan. Potensi bahaya yang ada berupa kebakaran, ledakan, tertabrak, terjepit, dan adanya bahan berbahaya. Sedangkan untuk faktor bahaya yang terdapat di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta antara lain karena adanya kebisingan, penerangan, iklim kerja, gas, dan getaran mekanis. Di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta potensi dan faktor bahaya menyebabkan timbulnya perilaku tidak aman dan kondisi tidak aman yang dikendalikan dengan penerapan HIRAC Hazard Identifications Risk Assessment and Control yang terdiri dari eliminasi, substitusi, engineering control, administrasi control dan Alat Pelindung Diri APD. Perilaku merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dupont company menunjukkan bahwa kecelakaan kerja 96 commit to user disebabkan oleh unsafe behavior perilaku tidak aman dan 4 disebabkan oleh unsafe condition. PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta juga selalu memperhatikan perilaku karyawan agar tidak timbul kecelakaan kerja, dengan cara merubah perilaku karyawan menjadi safety behavior perilaku aman melalui BBS Behavior Based Safety dan mempunyai semboyan Safety In My Soul. Untuk mencapai hal tersebut PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta menerapkan standar WISE Safety Danone. WISE Safety merupakan standar keselamatan dan kesehatan kerja yang mengutamakan perubahan perilaku safety, standar ini hanya berlaku dalam group Danone. Dalam prinsip WISE yang diterapkan di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta juga diadakan klasifikasi rating sebagai berikut : 1. 30 : unsatisfactory 2. 30-40 : satisfactory 3. 40-50 : excellent 4. 50 : world class PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta menerapakan standar WISE Safety Danone sejak tahun 2009. Pada tanggal 9 Oktober 2008 Sari Husada audit pertama kali oleh Dupont untuk menerapkan prinsip-prinsip WISE. Saat itu di tubuh Sari Husada tidak ada seorangpun yang mengetahui apa maksud dari standar WISE. Hasil audit yang dilakukan diperoleh hasil 6,3, yang merupakan skor terendah di antara kelompok Danone di dunia. Pada tahun 2009 setelah audit tersebut, PT. Sari Husada mengadakan pelatihan kepemimpinan WISE yang dilaksanakan selama satu hari untuk tim commit to user manajemen senior dan 2 hari pelatihan kepemimpinan WISE untuk keselamatan DBN Danone Baby Nutrition Asia Pasifik profesional di Yogyakarta. Pelatihan Kepemimpinan ini sangat membantu Sari Husada akan pentingnya penerapan keselamatan yaitu totalitas di area kerja. Untuk menyatukan langkah, PT. Sari Husada menerapkan sistem OHSAS, membuat komite keamanan sentral yang dipimpin oleh direktur operasi dengan anggota orang-orang penting, dan kemudian melakukan deklarasi keselamatan yang ikut oleh semua karyawan, semua direktur Sari Husada dan dihadiri oleh Mr Kay Gorgus, Direktur Operasional Asia Pasifik. Tahun 2010, PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta lebih intensif dalam kegiatan keselamatan. Dimulai dengan mengevaluasi kebijakan keselamatan dan prinsip keselamatan. Evaluasi tersebut seperti dalam DOR Daily Operation Review merupakan tinjauan operasi harian dalam hal SQCDME Safety, Quality, Cost, Delivery, Motivation, Environment atau dapat diartikan keamanan, kualitas, biaya, pengiriman, motivasi, dan lingkungan, kemudian IPM Indivudual Performance Manajement atau manajemen kinerja individu harus ada di seluruh aspek keselamatan bagi seluruh karyawan. Selain itu juga dengan membuat dan menerapkan dokumen Six Basic Rules Enam Aturan Dasar, penyelesaian lingkungan, dan keamanan terintegrasi. PT. Sari Husada membuat, mensosialisasi dan melaksanakan Cardinal Rules. Untuk memastikan semua karyawan mendapatkan pengetahuan yang baik tentang keselamatan dan lingkungan PT. Sari Husada melakukan WISE Academy. Selain itu KPK Komite Pencegahan commit to user Kecelakaan dikembangkan sebagai pelaksanaan keselamatan dalam kegiatan sehari-hari. Semua orang mengambil bagian dalam program ini, mulai dari manajemen senior sebagai pemberi contoh kepada karyawan sampai karyawan terendah yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku keselamatan dalam segala kegiatan. Superior harus melakukan audit perilaku keselamatan. Materi dari pelaksanaan WISE adalah pentingnya keamanan dan karyawan perlu menjaga perilaku dalam semua kegiatan, keamanan merupakan nilai dalam kehidupan. Menurut hasil audit WISE yang dilakukan oleh Dupont pada tanggal 12 Mei 2010, PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta mendapatkan nilai 41 yang berarti PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta memiliki jangkauan tahap Independen. Sejak menerapkan standar WISE Safety Danone, PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta telah mencapai zero accident. WISE terdiri dari 13 elemen seperti pada Gambar 2. Gambar 2. 13 Elemen WISE Sumber : Data Sekunder PT. Sari Husada, 2009 commit to user Penerapan 13 elemen standar WISE Safety PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta yaitu sebagai berikut : 1. Komitmen Manajemen yang Kuat. Di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta Komitmen manajemen ditandai dengan penerapan program keselamatan di segala bidang. Dalam menunjukkan komitmennya demi keunggulan Keselamatan dan Kesehatan kerja, Manajemen menerapkan komitmen : a. Mengintegrasikan pertimbangan keselamatan dan kesehatan kerja dalam semua evaluasi personil dan bisnis. b. Manajemen holding kontraktor dan pengawas bertanggung jawab menerapkan sistem keselamatan dan kinerja keselamatan mereka. c. Manajemen menjadi orang yang bersangkutan dalam penyelidikan insiden yang berpotensi tinggi dan serius. d. Manajemen menunjukkan perhatian yang sungguh-sungguh dalam masalah K3 selama kunjungan dan perjalanan. e. Pemimpin komite dalam hal K3, kehadirannya dalam pertemuan K3 dianggap menjadi prioritas tertinggi. f. Belajar memimpin audit keselamatan dan berpartisipasi secara teratur. 2. Kebijakan dan Prinsip Keselamatan. Di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta Kebijakan Keselamatan memuat prinsip-prinsip keselamatan, kebijakan tersebut dimuat dalam Kebijakan K3LH yang bertujuan bagi keselamatan dan kesehatan kerja semua orang secara individu. commit to user Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup K3LH PT. Sari Husada yaitu sebagai berikut : Segenap Direksi dan karyawan percaya bahwa K3LH merupakan hak dasar setiap orang dan meyakini zero accident bisa dicapai serta kecelakaan kerja bisa dicegah, dengan usaha aktif meniadakan pencemaran, insiden, kecelakaan kerja, dan penyakit akibat kerja. Dengan dasar kepercayaan dan keyakinan tersebut diatas, segenap Direksi dan karyawan berkomitmen dan bersikap proaktif dan kooperatif yang tinggi terhadap K3LH dengan : a. Memenuhi persyaratan hukum K3LH dan persyaratan terkait lain yang berlaku. b. Menjadikan K3LH sebagai tanggung jawab serta merupakan bagian dari pekerjaan seluruh karyawan beserta karyawan pihak ketiga yang masuk dan bekerja di lingkungan Sari Husada. c. Menetapkan dan meninjau tujuan dan sasaran K3LH, serta melakukan perbaikan berkesinambungan. d. Menempatkan K3LH sama pentingnya dengan kualitas, produktivitas dan kinerja yang lain. e. Menjadikan kebijakan K3LH ini sebagai prioritas dalam pengambilan keputusan. commit to user Prinsip-prinsip keselamatan di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta adalah sebagai berikut : a. Semua luka, penyakit kerja, keselamatan dan insiden lingkungan dapat dicegah. b. Manajemen bertanggung jawab untuk keamanan. c. Keselamatan adalah tanggung jawab individu dan kondisi kerja. d. Pelatihan merupakan elemen penting bagi tempat kerja yang aman. e. Audit harus dilakukan. f. Semua kekurangan harus diperbaiki segera. g. Prinsip safety penting untuk menyelidiki semua cedera dan insiden dengan potensi cedera. h. Off The Job safety merupakan bagian penting dari upaya pencegahan kecelakaan. i. Orang-orang adalah elemen yang paling penting dari Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 3. Standar Safety Tinggi Standar safety PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta mempunyai prinsip harus tertulis, dikomunikasikan, mudah dimengerti, bersifat mewajibkan dan harus selalu ditinjau ulang sesuai dengan situasi dan kondisi. 4. Tantangan pada Perencanaan dan Tujuan keselamatan. Tujuan keselamatan PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta yang utama adalah untuk mencapai zero accident dan mencapai skor nilai dari WISE audit lebih dari 50 atau yang disebut world class. commit to user 5. Dukungan atau Support Safety Professional Peran dari dukungan atau support dari safety Professional adalah untuk menasehati, meyakinkan dan memberi bantuan. Namun tidak bertanggung jawab atas pelaksanaan, mengontrol dan mengatur kerja standar dan prosedur. 6. Safety sebagai Tanggung Jawab Line Management. Di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta peran dari line management adalah menentukan peraturan keamanan, menerapkannya, mengaudit, menyelidiki semua insiden, berbicara tentang keselamatan, memberi motivasi dan latihan. 7. Organisasi Safety Terpadu. Struktur organisasi Pusat Komite Keselamatan di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta sebagai berikut : Gambar 3. Bagan Struktur Organisasi Komite Keselamatan Sumber : Data Sekunder PT. Sari Husada, 2009 commit to user Dalam organisasi safety di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta, keterlibatan karyawan sangatlah penting, karena karyawan berpartisipasi dalam setiap program keselamatan, mengikuti setiap pelatihan keselamatan, membantu investigasi kejadian dengan sekarela, dan karyawan ikut aktif dalam SBA Safety Behavior Audit. 8. Motivasi Progresif Seorang pemimpin harus mengenali dan mendukung perilaku yang konsisten dengan visi dan tujuan mencegah perilaku yang mengurangi atau tidak konsisten dengan visi. Untuk menumbuhkan motivasi PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta melaksanakan beberapa acara seperti : a. Contractor award, yang diselenggarakan pada tanggal 29 Januari 2011. b. Safety award 2011, yang diselenggarakan pada tanggal 29 Januari 2011. c. Safety competition d. SGIA Small Group Improvement Activity yang diselenggarakan pada tanggal 15 Januari 2011. e. Selain itu juga dengan Cardinal Rule. f. Safety Audit Mingguan diadakan dengan berbagi pengalaman dari Pemimpin Dupont Company. Sehingga dapat mendorong operator untuk menjadi pemimpin. Kesadaran dan kepemilikan menjadi berkembang. commit to user 9. Komunikasi Efektif Di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta dalam menciptakan komunikasi yang efektif dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah : a. Safety info, yang biasa berisi tentang SOP bekerja di ketinggian, safe action, unsafe action, dan APD yang harus digunakan. b. SEN Safety Environment News, misalnya berisi tentang keselamatan berkendara. Yang terbit setiap hari Rabu. c. DOR : Daily Operation Review DOR Daily Operation Review yaitu kegiatan yang membahas tentang rencana kerja selama sehari yang diikuti perwakilan dari masing-masing instansi yaitu diwakili oleh Pusat Tanggung Jawab PTJ. Yaitu membahas target-target yang telah maupun akan dicapai dan jumlah near miss. d. SIM Shift Interval Meeting e. Safety Desk f. Safety Campaign Kampanye Keselamatan Kerja Kampanye Keselamatan berupa lomba-lomba safety, poster, spanduk dan baliho tentang program dan kegiatan safety di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta. g. Safety Score Board Sebuah papan yang menggambarkan tentang data NLTI Non Lose Time Injuries atau Hari Kerja Tanpa Kecelakaan yang menunjukkan angka 484, ini membuktikan bahwa PT. Sari Husada Unit I commit to user Yogyakarta mempunyai komitmen yang tinggi terhadap safety yang harus sama-sama dipertahankan oleh seluruh komponen PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta. h. Safety Talk Contractor yang dilaksanakan setiap hari sebelum dilaksanakan kegiatan. i. Safety Contact Seorang pemimpin harus mempunyai perilaku keselamatan yang baik dalam artian harus dapat menjadi contoh dan panutan atau role model bagi seluruh karyawan PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta agar tercipta lingkungan kerja yang aman dan selamat. Hal ini sangat dipengaruhi oleh komitmen manajemen puncak yang mengelola segala bentuk kebijakan yang berkaitan dengan K3. Begitu pula sebaliknya, seorang karyawan juga harus mengikuti segala peraturan yang ada dan peduli terhadap keselamatan baik dirinya sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitarnya. 10. Pengembangan dan Pelatihan Keselamatan yang Berkelanjutan. Dalam pengembangan dan pelatihan di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta dilakukan dengan adanya Sari Husada WISE Academy yang dilakukan secara rutin. Materi yang diberikan pada saat WISE Academy adalah : a. Safety management Berisi tentang safety management yang diterapkan di PT. Sari Husada yaitu OHSAS 18001, SMK3 berdasarkan Permenaker No. commit to user Per-05MEN1996 dan diharapkan semua peserta mampu mengaplikasikan safety management dalam kehidupan sehari-hari. b. WISE Safety standard Berisi tentang standar WISE safety dan 13 elemen prinsip WISE. c. Basic Safety Rule Berisi tentang basic safety rule yang memberikan pengetahuan saat bekerja di ketinggian, Prosedur Loto, bekerja dengan third party atau kontraktor, bekerja di area terbatas, dan mengendarai kendaraan bermotor yang bertujuan agar peserta mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. d. HIRAC Bertujuan agar peserta dapat mengidentifikasi, mengklarifikasi, dan mengendalikan bahaya risiko dari setiap kegiatan operasional dan produksi perusahaan serta peserta dapat mengetahui dan memahami unsafe action dan unsafe condition di area kerja masing-masing. e. Behavior Audit Berisi tentang tata cara audit behavior. f. Environmental management. Berisi tentang Sistem Manajemen Lingkungan SML ISO 14001, Proper dan Green Danone. Selain itu juga diadakannya pelatihan-pelatihan lainnya seperti : a. Pelatihan pemadam kebakaran secara rutin dan reguler commit to user b. Safety Induction untuk pegawai baru atau kontraktor baru, setiap ada karyawan baru dan kontraktor yang akan melakukan pekerjaan. c. Pelatihan tim Tanggap Darurat. d. Fire Fighting Drill e. Pelatihan keselamatan berkendara untuk para karyawan. f. Pelatihan keahlian bagi tenaga kerja pelatihan operator forklift, operator pesawat uap, pelatihan dasar pencegahan kecelakaan 11. Laporan dan Investigasi Kejadian dan Kecelakaan. Dalam pelaporan dan investigasi kejadian dan kecelakaan yang bertanggung jawab adalah line manajement. Di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta pelaporan dan investigasi dilakukan adalah tentang a. Lost Time Injury LTI adalah hari hilang karena kecelakaan kerja yang menimpa karyawan Sari Husada. b. Non Lost Time Injury NLTI adalah hari yang tidak hilang karena kecelakaan kerja, yang menimpa karyawan Sari Husada serta karyawan kontraktor. Syarat NLTI yang pertama yaitu kecelakaan yang menimpa karyawan Sari Husada memerlukan perawatan dokter dan diberikan antibiotik akan tetapi masih bisa bekerja dan syarat kedua jika kecelakaan menimpa karyawan kontraktor. c. Off Job Incident adalah kecelakaan yang terjadi di luar pabrik saat berangkat dan pulang kerja atau dalam tugas perusahaan. commit to user d. First Aid adalah kecelakaan yang menyebabkan luka ringan dimana dalam perawatannya hanya memerlukan obat-obatan luar dan tidak memerlukan perawatan dokter. e. Near Miss adalah nyaris kecelakaan atau nyaris celaka. f. Property Damage merupakan kecelakaan yang menyebabkan kerusakan properti perusahaan misalnya kebakaran, peledakan, tertabrak forklift g. Unsafe Conditions merupakan potensi bahaya yang disebabkan karena kondisi tidak aman. Berikut merupakan data insiden yang terjadi di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta pada tahun 2010. Gambar 4. Puncak Gunung Es Insiden PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta 2010 Sumber : Data Sekunder PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta, 2010 commit to user Gambar tersebut menunjukkan pelaporan insiden di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta tahun 2010 tidak terjadi accident bahkan fatality. Hal tersebut menunjukkan bahwa komitmen PT. Sari Husada dalam menciptakan budaya safety telah diterapkan oleh semua karyawan. Setiap terjadi SBA baik positif maupun negatif selalu dibudayakan untuk dilaporkan oleh setiap karyawan, sehingga hal tersebut meminimalisir timbulnya unsafe condition, near miss bahkan first aid. Jika dalam pelaksanaanya terdapat SBA yang tidak dilaporkan maka dapat mengakibatkan timbulnya unsafe condition kemudian akan ada tindak lanjut agar tidak menimbulkan near miss dan first aid. Hal tersebut merupakan budaya safety yang tidak semua perusahaan mampu melakukannya. Gambar 5. Grafik Insiden saat Bekerja Sumber : Data Sekunder PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta, 2010 2 1 3 1 1 2 3 4 5 2008 YTD 2009 YTD 2010 YTD-Nov Unsafe Human Act Unsafe Condition commit to user Dari gambar tersebut, dapat dilihat, bahwa insiden di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta sangatlah kecil bahkan zero accident pada tahun 2010. Pelaporan dan investigasi dilakukan untuk menentukan penyebab kecelakaan dan menentukan cara perbaikan agar tidak timbul kecelakaan. Dalam proses investigasi kejadian dimulai dengan pembentukan tim investigasi oleh departemen keselamatan yang dipimpin oleh line management, selanjutnya tim investigasi mengumpulkan informasi dengan menginvestigasi tempat kejadian, mengisi formulir laporan investigasi kecelakaan dan menindaklanjutinya. Tujuan dari pelaporan dan investigasi ini adalah untuk mencegah kembali timbulnya kecelakaan, mengenali kelemahan sistem keselamatan yang ada di PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta, menunjukkan komitmen keselamatan dan melibatkan karyawan dalam semua kegiatan yang berkaitan dengan safety. 12. Audit dan Evaluasi Ulang yang Efektif. Audit yang dilakukan bernama SBA Safety Behavior Audit yaitu audit perilaku karyawan baik yang bersifat negatif maupun positif. Audit perilaku safety ini dilakukan oleh semua karyawan setiap hari di lingkungan PT. Sari Husada Unit I Yogyakarta. Langkah-langkah behavior audit adalah pengamatan, pendekatan, analisa, menyakinkan, dan mengkoordinasikan hasil audit. Dan hal-hal yang perlu diamati dalam behavior audit adalah reaksi, posisi, Alat Pelindung Diri APD, peralatan dan perlengkapan kerja dan prosedur kerja dan kebersihan commit to user tempat kerja. Ketika seseorang bekerja secara safety maka diberikan penghargaan dengan komentar yang positif, diskusi aspek safety lainnya di area kerja, dan ditutup dengan ucapan terima kasih. Namun sebaliknya ketika seseorang bekerja unsafe maka dilakukan observasi, disampaikan fakta budaya safety, didiskusikan konsekuensi dan cara bekerja yang aman, didiskusikan issue safety lainnya dan ditutup dengan ucapan terima kasih. Selain dari pada itu dilakukan internal dan eksternal audit yang mengacu kepada standar OHSAS dan SMK3 berdasarkan Permenaker No. Per-05MEN1996. 13. Kontraktor Sari Husada menerapkan CSMS Contractor Safety Manajement Standart dimana terdapat beberapa langkah dalam implementasinya yaitu: a. Tahap Kualifikasi 1 Penilaian risiko, yang bertujuan untuk menentukan langkah- langkah manual K3LH Kontraktor dan Subkontraktor selanjutnya sesuai dengan tingkat risiko pekerjaan yaitu risiko tinggi, sedang dan rendah. Pekerjaan yang risiko tinggi harus melalui proses prakualifikasi mutlak. 2 Pra-kualifikasi adalah suatu langkah untuk menyaring kontraktor- kontraktor maupun subkontraktor-subkontraktornya yang potensial untuk memastikan bahwa mereka mempunyai pengalaman dan kemampuan untuk melaksanakan kegiatan commit to user tertentu denan cara yang aman, peduli lingkungan dan mempunyai kesadaran akan dampak sosialnya terhadap masyarakat setempat. Hal ini termasuk inspeksi dan audit K3LH. 3 Seleksi adalah suatu langkah untuk menilai apakah program K3LH yang spesifik untuk tingkat risiko pekerjaan dan kriteria evaluasi lelalng sudah dipenuhi dan untuk memilih pemenang lelang, bila perlu dengan dasar rapat-rapat klarifikasi dan inspeksi. Tujuannya adalah untuk mengukur kinerja rencana peserta lelang yang akan diajukan untuk persyaratan lelang yang spesifik. b. Tahap pelaksanaan lapangan Tahap pelaksanaan di lapangan ditujukan untuk memastikan kepatuhan kontraktor terhadap standar-standar K3LH perusahaan sebelum, selama dan setelah pelaksanaan pekerjaan. Tahap ini terdiri dari langkah-langkah berikut ini : 1 Aktivitas Awal Pekerjaan, dimana semua aspek yang relevan dengan penilaian risiko kontrak dan semua aspek K3LH kontrak dikomunikasikan dan dipahami oleh semua pihak sebelum kontrak dilaksanakan. 2 Pekerjaan Sedang Berlangsung, dimana pelaksanaan pekerjaan yang sebenarnya diperiksa dan dinilai. Termasuk dalam tahap ini adalah persyaratan mutlak untuk Senior Manajemen, yang bertanggung jawab dalam pekerjaan untuk melakukan kunjungan- commit to user kunjungan ke lokasi-lokasi yang dikelola Kontrkator dan Subkontraktor dalam waktu tujuh hari setelah start-up. 3 Penilaian Akhir, adalah langkah untuk menyelesaikan keseluruhan penilaian kinerja K3LH Kontraktor dan Subkontraktor selama tahap pelaksanaan. Hasilnya akan digunakan sebagai pertimbangan untuk menggunakan Kontrkator dan Subkontraktor yang bersangkutan untuk proyek-proyek di masa datang.

B. Pembahasan