E. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Ahmad Tanzeh dalam bukunya, pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.
Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting diperoleh dalam metode ilmiah, karena pada umumnya, data yang dikumpulkan digunakan,
kecuali untuk penelitian eksploratif, untuk menguji hipotesa yang telah dirumuskan. Dengan demikian, data yang dikumpulkan harus cukup valid untuk
digunakan.
96
Sesuai dengan sumber data diatas, pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
1. Wawancara Mendalam
Menurut Sugiono wawancara mendalam yaitu wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan.
97
Dalam pelaksanaan pengumpulan data di lapangan, peneliti dapat menggunakan
metode wawancara
mendalam. Sesuai
dengan pengertiannya, wawancara mendalam bersifat terbuka. Pelaksanaan
wawancara tidak hanya sekali atau dua kali, malainkan berulang-ulang
96
Ahmad, Tanzeh, Metode Penelitian Praktis....., hal 83
97
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD, Bandung:Alafabeta, 2011, hal 140
dengan intensitas yang tinggi. Peneliti tidak hanya ”percaya dengan begitu saja” pada apa yang dikatakan informan, melainkan perlu mengecek dalam
kenyataan melalui pengamatan. Itulah sebabnya cek dan ricek dilakukan secara silih berganti dari hasil wawancara ke pengamatan di lapangan, atau
informan yang satu ke informan yang lain.
98
Peneliti harus memiliki konsep yang jelas mengenai hal yang dibutuhkan, kerangka tertulis, daftar pertanyaan, atau daftar check harus
tertuang dalam rencana wawancara untuk mencegah kemungkinan mengalami kegagalan memperoleh data. Metode ini digunakan peneliti
untuk mewawancarai guru-guru Pendidikan Agama Islam di SMP Wiyatama Bandar Lampung untuk mengetahui hal-hal yang terjadi di
dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, sehingga mudah memperoleh informasi untuk melengkapi data penelitian.
2. Observasi
Metode observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistemik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.
Dengan metode ini, peneliti akan dapat mengetahui secara jelas bagaimana upaya guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan hasil belajar
siswa pada pelajaran PAI melalui ekstrakulikuler keagamaan di SMP Wiyatama Bandar Lampung.
99
98
Ibid, hal.100
99
S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan Jakarta: Rineka Cipta, 2000, hal158
Alasan peneliti melakukan observasi adalah peneliti dapat mengamati secara langsung objek yang menjadi kajian penelitian yaitu upaya Guru
Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan hasil belajar siswa melalui ekstrakurikuler keagamaan.
Selain itu, dalam melakukan penelitian ini peneliti berterus terang kepada para informan. Hal itu dilakukan untuk menghindari kesalah
pahaman atas tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Dengan begitu, kegiatan peneliti di lapangan diketahui secara jelas oleh guru Pendidikan
Agama Islam di SMP Wiyatama Bandar Lampung. Adapun kegiatan yang diamati oleh peneliti adalah penggunaan bentuk kegiatan, strategi, dan
penilaian digunakan guru Pendidikan Agama Islam di SMP Wiyatama Bandar Lampung dalam meningkatan hasil belajar siswa.
c. Dokumentasi
Menurut Arikunto, Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.
100
Metode ini dipergunkan sebagai pelengkap dari metode lainnya dan diharapkan akan lebih luas dan
benar-benar dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Dalam metode ini penulis ingin memperoleh data tentang: sejarah berdirinya SMP
Wiyatama Bandar Lampung, visi dan misi SMP Wiyatama Bandar Lampung.
100
Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian Studi Pendekatan ,... hal 206