Pengaruh keaktifan siswa dalam ekstrakurikuler rohis terhadap prestasi belajar PAI di SMP Muhammadiyah Parakan Tahun ajaran 2013-2014

(1)

i

EKSTRAKURIKULER ROHIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI DI SMP MUHAMMADIYAH PARAKAN

TAHUN AJARAN 2013-2014

Diajukan untuk memenuhi prasyarat Pelaksanaan Tugas Akhir di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun Oleh :

RINTA S

NIM. : 1810011000095

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Oleh: Rinta S

NIM. 1810011000095

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keaktifan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Parakan tahun ajaran 2013/2014.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sebanyak 92 siswa dan sampelnya sebanyak 92 siswa. Data tentang keaktifan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler pada penelitian ini diambil dengan instrumen angket, sedangkan untuk data prestasi belajar diambil dengan menggunakan metode dokumentasi, yaitu dengan nilai rapor siswa.

Hasil analisis data menunjukan bahwa keaktifan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler termasuk dalam kategori sangat tinggi (40%), kategori tinggi (30,5%), kategori cukup (22,9%), kategori kurang (4,2%) dan kategori rendah (1,7%). Sedangkan untuk prestasi belajar siswa termasuk dalam kategori sangat tinggi (7,7%), kategori tinggi (26,2%), kategori cukup (33,9%), kategori kurang (23,7%), dan kategori rendah (8,5%). Hasil dari pengujian hipotesis menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara keaktifan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa dengan harga rhitung (0,761) > rtabel (0,195). Sedangkan nilai signifikansi (0,00) < taraf signifikansi (0,05). Persamaan regresi Y = 43,386+0,498 X menunjukan bahwa penerapan keaktifan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler bertambah satu, maka prestasi belajar bertambah 0,498. Nilai determinan R2 = 0,579 yang berarti sumbangan pengaruh keaktifan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa adalah sebesar 57,9%, sedangkan 42,1% ditentukan oleh faktor lain.


(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan yang sangat strategis dalam menentukan kualitas suatu bangsa. Karma proses pendidikan adalah membentuk, membina dan mengembangkan manusia, sehingga secara kualitatif memiliki kemampuan untuk membangun rakyat dan negara.

Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional, berdasarkan Undang-lindang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), Bab II Pasal 3, dinyatakan bahwa.

1. Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

2. Pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan sertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta sertanggung jawab.1

Anak adalah amanat yang dikaruniaka Allah kepada suami dan istri. Orang tua memiliki tanggung jawab yang besar terhadap terselenggaranya pendidikan anak dalam keluarga. Baik buruknya kepribadian anak tergantung pada kedua orang tuanya. Sebagaimana firman Allah SWT surat At-Tahrim 6 :



















































6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras,

1

Undang-Undang SISDIKNAS (UU RI No. 20 Tahun 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009),

Cet. II, h.7


(17)

dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Nabi mendorong kita agar selalu berdo’a untuk kebaikan anak,sebab do’a

akan menambah keberkahan dan kebaikan pada anak. Dan beliau melarang kita mendoakan buruk atas anak sebagaimana sabda beliau,

Artinya : “Janganlah kalian berdo’a buruk atas dirimu, jangan berdo’a buruk atas

anakmu, dan jangan berdoa buruk atas hartamu sebab bila kalian tepat pada saat dikabulkan Allah ketika kamu meminta suatu permintaan maka Allah akan mengabulkannya.”

Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan formal mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap berlangsungnnya proses pendidikan, Zurinal Z dan Wandi Sayuti membagi tanggung jawab sekolah kedalam tiga kategori, yaitu:

1. Tanggung jawab formal. Sesuai dengan fungsinya, lembaga pendidikan bertugas untuk mencapai tujuan pendidikan berdasarkan undang-undang yang sertaku.

2. Tanggung jawab keilmuan. Berdasar bentuk, isi, dan tujuan, Serta jenjang pendidikan yang dipercayakan kepadanya oleh masyarakat.

3. Tanggung jawab fungsional. Tanggung jawab yang Biter ma sebagat peligelola fungsional dalam melaksanakan pendidikan oleh para pendidik dan pelaksanaannya berdasarkan kurikulum.2

Dalam proses pendidikan diperlukan pembinaan secara terkoordinasi dan terarah. Dengan demikian siswa diharapkan dapat apat memiliki kemampuan, kecerdasan dan keterampilan, sehingga mencapai prestasi belajar yang maksimal.

Untuk mencapai prestasi belajar yang optimal, peserta didik tidak cukup diberikan materi pelajaran yang terdapat dalam kurikulum yang ada dan berlaku di sekolah, melainkan juga perlu adanya kegiatan-kegiatan tambahan di

2

Zurinal Z dan Wandi Sayuti, Ilmu Pendidikan: Pengantar dan Dasar -dasar Pelaksanaan Pendidikan (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet.-I, h. 77.


(18)

luat kurikulum pelajaran. Kegiatan tambahan di luar kurikulum pelajaran tersebut dikemas dalam sebuah wadah atau program yang ditujukan demi m.enutijang proses pendidikan yang kemudian dapat meningkatkan kemampuan keterampilan siswa ke arah yang lebih maju. Salah satu wadah pernbinaan siswa di sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler.

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dengan maksud untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olah raga, kesenian, berbagai macam keterampilan dan kepramukaan.3

SMP Muhammadiyah Parakan merupakan salah satu instansi pendidikan formal yang memegang peranan penting dalam mencetak generasi penerus yang berkualitas, baik secara fisik maupun mental.

Dalam upaya menumbuh kembangkan potensi somber daya anak didiknya, SMP Muhammadiyah Parakan memfasilitasi siswa/siswinya dengan berbagai bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler tersebut meliputi: KIR (Karya Ilmiah Remaja), Tapak Suci, Pramuka/Hizbul Whatan, Paskibra/Gerak Jalan, Marawis, UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), Futsal/Sepak Bola, Rohis, Komputer Club, dan English Club.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan ekstrakurikuler tidak lepas dari arahan/tuntunan para bembina yang menguasai atau ahli pada bidang kegiatan, sehingga waktu pelaksanaan berjalan dengan baik.

Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler didasari atas tujuan dari kurikulum sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang beragam, siswa dapat mengembangkan bakat, minas dan kemampuannya.

Dalam kegiatan ekstrakurikuler yang terdapat di SMP Muhammadiyah Paraakan sekarang, peserta didik selain diharapkan dilatih untuk berpikir, berani mengambil resiko dan disiplin, juga dirangsang untuk menemukan hal-hal bare

3

B. Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Ed. Rev. h. 287


(19)

untuk memperoleh keterampilan yang menjurus pada suatu tujuan yaitu menunjang prestasi belajar.

Dengan kata lain ekstrakurikuler menjadi salah satu unsur penting dalam membangun kepribadian murid. Seperti yang tersebut dalam tujuan pelaksanaan ekstrakurikuler di sekolah menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (1987) sebagai berikut:

1.Kegiatan ekstrakurikuler harus meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, afektif dan psikomotor.

2.Mengembangkan bakat dan. minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.

3.Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan pelajaran lainnya.4

Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat membantu mengembangkan kreatifitas, menambah wawasan pengetahuan dan pengalanian yang kcinungkinan besar tidak mereka dapatkan dari kegiatan kurikuler sehingga dapat dicapai prestasi seoptimal mungkin.

Dari tujuan ekstrakurikuler di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ekstrakurikuler erat hubungannya dengan prestasi belajar siswa. Melalui kegiatan ekstrakurikuler siswa diharapkan dapat sertambah wawasan mengenal materi yang erat kaitannya dengan pelajaran di ruang kelas. Melalui kegiatan ekstrakurikuler juga siswa dapat menyalurkan bakat, minat dan potensi yang dimiliki.

Akan tetapi, tidak seseluruh kegiatan ekstrakurikuler berjalan berbanding

lurus dengan tujuan awalnya, yaitu mengarahkan peserta didik untuk mencapai prestasi seoptimal mungkin. Karena pada kenyataannya pada beberapa kasus, kegiatan ekstrakurikuler justru inenjadi salah satu faktor yang menjadi penyebab turunnya prestasi dalam bidang akademik siswa.

Dari pemikiran di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan menuangkannya ke dalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi dengan judul "Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP Muhammadiyah Parakan".

4


(20)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah yang terkait dengan prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut:

1. Apakah siswa memiliki disiplin diri dalam mengatur waktu belajar untuk menuniang prestasi belajar?

2. Apakah lingkungan sekolah memiliki hubungan yang positif dengan pencapaian prestasi belajar siswa?

3. Apakah pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa?

4. Apakah siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk mencapai prestasi belajar yang baik?

5. Apakah siswa memiliki minat dan bakat yang tinggi untuk nithcavai. prestasi belajar?

6. Apakah profesionalitas mengajar guru berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa?

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berpijak pada identifikasi masalah yang telah dipaparkan diatas, dapat diketahui bahwa prestasi belajar siswa bukanlah masalah yang berdiri sendiri, banyak masalah lain yang berkorelasi atau diduga kuat berkorelasi secara timbal balik dengan prestasi belajar.

Penulis tidak mungkin menjelaskan dan membahas keseluruhan masalah, maka hanya dibatasi pada hubungan antara pelaksanaan program ekstrakurikuler dengan prestasi belajar siswa, yaitu:

a. Program ekstrakurikuler yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMP Muhammadiyah Parakan, meliputi: KIR (Karya Ilmiah Remaja), Tapak Suci, Pramuka/Hizbul


(21)

Whatan, Paskibra/Gerak Jalan, Marawis, UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), Futsal/Sepak Bola, Rohis, Komputer Club, dan English Club.

b. Adapun yang dimaksud dengan,.p*restasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa SMP Muhammadiyah Parakan yang berwujud nilai rata-rata mid semester pertama.

c. Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler pada SMP Muhammadiyah Parakan terhadap prestasi belajar siswa.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dipaparkan maka masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMP Muhammadiyah Parakan?

b. Bagaimana prestasi belajar siswa SMP Muhammadiyah Parakan? c. Bagaimana hubungan antara pelaksanaan program ekstrakurikuler

dengan prestasi belajar siswa SMP Muhammadiyah Parakan?

D. Tujuan dan Manfaat penelitian

1. Tujuan penelitian

Dan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMP Muhammadiyah Parakan.

b. Untuk mengetahui bagaimana prestasi belajas siswa SMP Muhammadiyah Parakan.

c. Untuk mengetahui apakah kegiatan ekstrakurikuler berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa SMP Muhammadiyah Parakan.

2. Manfaat penelitian


(22)

a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengemban pendidikan yaitu para guru khususnya dalam biding ekstrakurikuler disekolah.

b. Memberikan masukan bagi sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran, khususnya mengenai ekstrakurikuler din dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.


(23)

8

A.Kajian Teoritis

1. Kegiatan Ekstrakurikuler a. Pengertian ekstrakurikuler

Di setiap sekolah biasanya ada sederet daftar kegiatan tambahan yang biasa yang disebut dengan kegiatan ekstrakurikuler atau yang disingkat dengan sebutan ekskul. Pengertian ekstrakurikuler secara umum mengandung pengertian segala sesuatu yang mempunyai makna berbeda dan mempunyai nilai lebih dari yang biasa. Searah dengan pengertian tersebut, ekstrakurikuler di sekolah merupakan kegiatan yang bernilal tambah yang diberikan sebagai pendamping pelajaran kurikuler.

Dengan adanya kegiatan yang dilakukan di luar sekolah maka siswa dapat menyalurkan, memaksimalkan, dan mengembangkan kemampuan beserta bakatnya yang terpendam di dalam dirinya masing masing. Melalui kegiatan ekstrakurikuler siswa dapat benar-benar menjadi manusia yang intensif. Siswa dapat belajar untuk menghormati keberhasilan orang lain, bersikap sportif, dan berjuang intuk mencapai prestasi yang terbaik. Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pernbelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, baik berupa kegiatan pengayaan ataupun kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler. Ekstrakurikuler menurut Hadari Nawawi adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan di luar pelajaran (kegiatan kurikulum) sifat kegiatan pendidikan non formal digunakan untuk membantu siswa mengisi waktu senggang secara terarah disamping memberikan berbagai pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman langsung yang bersifat praktis.1

1

Uun Kurniasih, "Pelaksanaan Program Ekstrakurikuler dan Hubungannya dengan Prestasi Belajar Siswa MIN Kampung Tengah Kramat Jati (Skripsi S Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2006), h.16.


(24)

Ada pula yang mendefinisikan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk kegiatan pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah/madrasah ataupun di luar dengan tujuan antara lain untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan siswa serta melengkapi upaya pembinaan manusia Indonesia seutuhnya.2 Sedangkan menurut Suryosubroto, ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar struktur program, dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa.3

Dalam buku Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum dan Madrasah, dijelaskan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran (kurikulum) untuk menumbuh kembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki peserta didik baik berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing siswa dalam. mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan.4

Dalam buku Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar di Madrasah lbtidaiyah, kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan belajar yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di madrasah atau di luar madrasah untuk lebih, memperluas wawasan atau kemampuan, peningkatan dan penerapan nilai pengetahuan serta kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran.5

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler adalah kegiatan pengayaan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran agar dapat memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan

2

Departemen Agama RI. Panduan Pengembangan: UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) di. Madrasah (Jakarta: Direktorat Jendral Kelambagaan Agama Islam, 2005), h. 45.

3

B. Suryo Subroto, Proses Belqjar Mengajar di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), ed. Rev., h. 287.

4

Departemen Agama RI,. Ekstra Kurikuler Pendidikan Agamaa Islam pada Sekolah Umum dan Madrasah, (Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama Islam: 2004), h. 13 -14

5

Departemen Agama RI., Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar di Madrasah Ibtidaiyah (Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama


(25)

kemampuan yang telah dipelajari siswa dari berbagai mata pelajaran. Kegiatan ekstrakurikuler ini dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu atau beberapa bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa sesuai dengan minat, bakat, serta kreativitasnya masing-masing, misalnya olah raga, kesenian, berbagai macam keterampilan dan kepramukaan. Karena kebutuhan peserta didik bukan hanya pada kegiatan belajar saja, melainkan kegiatan-kegiatan yang yang ada di luar jam pelajaran seperti kegiatan ekstrakurikuler, agar minat, bakat serta kreativitasnya dapat berkembang dan tersalurkan dengan baik sesuai dengan potensinya masing-masing. Karena fungsi sekolah bukan hanya sebagai pelengkap suatu proses belajar mengajar saja, melainkan sebagai sarana, agar siswa memiliki nilai plus selain dari pelajaran akademis maupun non akademis yang bermanfaat bagi kehidupannya bermasyarakat.

b. Tujuan dan ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler

1). Tujuan kegiatan ekstrakurikuler

Berdasarkan uraian diatas sangatlah jelas bahwa kegiatan ekstrakurikuler

.di sekolah adalah. sebagai wadah untuk mengembangkan` potensi diri dan

memperluas wawasan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berbagai aspek, guna menghantarkan para pesertanya mencapai prestasi pembelajaran yang optimal. Hal ini sejalan dengan tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan adalah:

a) Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

b) Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.

c) Dapat mengetahui, mengenal, serta membedakan antara hubungan suatu pelajaran dengan pelajaran lainnya.6

Adapun tujuan ekstrakurikuler di sekolah umum dan madrasah adalah sebagai berikut:

a) Meningkatkan pemahaman terhadap agama sehingga mampu mengembangkan dirinya sejalan dengan norma-norma agama dan mampu

6


(26)

mengamalkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya;

b) Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam semesta;

c) Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat siswa agar dapat menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh karya;

d) Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggung .jawab dalam menjalankan tugas;

e) Menumbuh kembangkan akhlak Islami yang mengintegrasikan hubungan. dengan Allah, Rasul, manusia, alam semesta, bahkan diri sendiri;

f) Mengembangkan sensitifitas siswa dalam melihat persoalanpersoalan sosial keagamaan sehingga menjadi insan yang proaktif terhadap permasalahan-permasalahan sosial dan dakwah,

g) Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada siswa agar memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan, dan terampil;

h) Memberi peluang siswa agar memiliki kemampuan untuk berkomunikasi (human relation) dengan baik, secara verbal. dan non verbal;

i) Metatih kemampuan siswa untuk bekerja dengan sebaik-baiknya, secara mandiri maupun dalam kelompok, menumbuh kembangkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah sehari-hari.7

Dari tujuan ekstrakurikuler diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ekstrakurikuler erat hubungannya dengan prestasi belajar siswa, karena selain ditujukan mengembangkan bakat, minat, dan keterampilan siswa, kegiatan ekstrakurikuler juga harus mampu meningkatkan dan memantapkan pengetahuan siswa baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. 2). Ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler

Ruang lingkup kegiatan pembinaan kesiswaan jalur ekstrakurikuler adalah seluruh kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan di luar program kurikuler untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan.

Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan, ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler harus mencakup semua kegiatan yang dapat menunjang serta mendukung program dan kegiatan kurikuler, dengan ciri:

a) Lebih memperluas wawasan

b) Mengandung penerapan berbagai mata pelajaran yang pernah dipelajari,

7

Departemen Agama RI. Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam padd. Sekolah Umum dan Madrasah..., h. 15-16.


(27)

c) Memerlukan pengorganisasian tersendiri mengingat tugas dan kegiatan yang kompleks,

d) Dilakukan di luar jam pelajaran.8

Jadi, ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler adalah berupa kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang dan mendukung program intrakurikuler, yaitu mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan penataran siswa melalui penyaluran hobi, minat, serta pengembangan sikap. Contohnya dalam kegiatan pramuka. Dalam kegiatan pramuka, siswa dilatih agar mempunyai rasa disiplin, tanggung jawab, sopan dan santun. Kegiatan olah raga, dengan mengikuti kegiatan ini diharapkan memberikan dampak bagi fisik dan kesehatan bagi siswa, sehingga mampu menyerap pelajaran dengan baik tanpa adanya gangguan. kesehatan.

c. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler

Dalam melaksanakan atau menyelengarakan suatu kegiatan, alangkah baiknya memperhatikan fungsi dari suatu kegiatan tersebut, karena jika suatu kegiatan tidak mempunyai fungsi, maka kegiatan tersebut akan sia-sia. Seperti halnya dengan kegiatan ekstrakurikuler, sekolah sebagai lembaga penyelenggara kegiatan tersebut harus menyadari bahwa betapa besar fungsi dari kegiatan ekstrakurikuler. Adapun fungsi dari kegiatan ekstrakurikuler adalah:

1) Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas murid sesuai dengan potensi, bakat dan minas mereka.

2) Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial murid.

3) Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi murid yang menunjang proses perkembangan.

4) Persiapan karier, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir murid.9

8

Departemen Agama RI., Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar di Madrasah Ibtidaiyah..., h.6.

9

Kurikulum Ting/cat Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawilvah (Jakarta: PT. Binatama Raya, 2007), h. 1848.


(28)

Sedangkan menurut Millier, Mayer, dan Patrick seperti yang dikutip Site Memah dalam buku Adininistrasi Pendidikan, yang menunjukkan berbagai macam fungsi kegiatan ekstra kelas, yang didalamnya ialah kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan ko-kurikuler. Secara rinci mereka menyebutkan:

1) Sumbangan terhadap murid/siswa

a) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengernbangkan minat dan menemukan minat-minat baru.

b) Menanamkan rasa tanggung jawab warga negara melalui pengalaman-pengalaman dan pandangan-pandangan, terutama pengalaman kepernimpinan, kesetiakawanan, kerjasama, dan kegiatan-kegiatan mandiri.

c) Dalam kegiatan ekstra kelas dapat dikembangkan semangat dan moral sekolah,

d) Memberi kesempatan kepada anak-anak dan remaja untuk memperoleh kepuasan kerjasama dalam kelompok,

e) Meningkatkan kekuatan mental. dan jasmani, f) Mengenal lingkungan secara lebih baik, g) Memperluas hubungan dan pergaulan,

h) Memberi kesempatan kepada, mereka untuk berlatih mengembangkan

kemampuan kreatifitasnya secara lebih baik.

2) Sumbangan terhadap kurikulum

a) Untuk melengkapi dan memperkaya pengalaman kelas,

b) Untuk menggali pengalaman-pengalaman belajar baru yang mungkin dapat dipadukan secara tepat dalam kurikulum,

c) Untuk memberikan kesempatan tambahan bagi bimbingan individu atau bimbingan kelompok,

d) Untuk memotivasi pengajaran kelas.

3) Sumbangan terhadap efektifitas penyelenggaraan sekolah

a) Untuk meningkatkan efektivitas kerjasama antara para siswa, guru-guru (faculty), staf administrasi dan supervisi,

b) Untuk lebih mempersatupadukan berbagai bagian dalam sekolah, c) Untuk memberikan sedikit pengetahuan dalam rangka membantu para

remaja dalam menggunakan waktu senggangnya,

d) Untuk memberi kesempatan yang lebih baik kepada para guru agar lebih memahami kekuatan-kekuatan yang dapat memotivasi para siswa dalam memberikan respon terhadap berbagai situasi problematik yang mereka hadapi.

4) Sumbangan terhadap masyarakat

a) Untuk meningkatkan hubungan sekolah dengan masyarakat secara lebih baik.


(29)

b) Untuk mendorong perhatian yang lebih besar dari masyarakat dalam membantu sekolah. 10

Begitu banyak fungsi dan makna kegiatan ekstrakurikuler dalam menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Terutama manfaat ekstrakurikuler bagi siswa yang seyogyanya dapat memberikan berbagai pengalaman dalam segala hal, memperluas hubungan dan pergaulan, menguatkan kesehatan mental dan jasmani, dan yang terutama memberikan kesempatan kepada mereka untuk berlatih mengembangkan kemampuan kreatifitasnya secara baik sehingga secara tidak langsung memberikan dampak positif bagi prestasinya di dalam kelas.

d. Prinsip kegiatan.ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler secara umum dapat diartikan sebgai satu kegiatan di luar kelas dan di luar jam pelajaran yang bertujuan memperluas wawasan siswa, sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam berbagai aspek.

Untuk mencapai suatu tujuan kegiatan yang baik perlu didukung oleh prinsip-prinsip kegiatan yang mendasarinya. Yang dimaksud prinsip ekstrakurikuler disini adalah aturan-aturan dalam kegiatan ekstrakurikuler, adapun prinsip-prinsip kegiatan ekstrakurikuler tersebut adalah:

1) Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta didik secara individual.

2) Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan keinginan dan diikuti secara sukarela oleh peserta didik.

3) Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang menuntut keikut sertaan peserta didik secara penuh.

4) Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang menggembirakan dan menimbulkan kepuasan peserta didik.

5) Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.11

10

Siti Memah, "Minat Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler di MTs al-Jalfharotun-naqiyyah Jerang Barat Cilegon Banton " (Skripsi S I Fakultas 11mu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009), h.25.

11

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawivah.... h, 1849.


(30)

Berdasarkan prinsip-prinsip di atas jelaslah bahwa kegiatan ekstrakurikuler haruslah membuat pesertanya memiliki rasa gembira, menimbulkan kepuasan dan keaktifan secara penuh, sehingga mampu mengembangkan bakat, minat, dan keterampilan siswa, yang akan memberikan manfaat bagi dirinya, masyarakat, dan negara.

e. Materi dan jenis ekstrakurikuler

Begitu banyak kegiatan di luar kelas yang temasuk kedalam kegiatan ekstrakurikuler, adapun materi dan jenis jenis ekstrakurikuler adalah:

1) Kegiatan pembinaan ketaqwaan terhadap TuhanYang Maha Esa Jenis kegiatannya adalah : (a) melaksanakan peribadatan sesuai dengan agamanya masing-masing, (b) memperingati hari-hari besar agama, (c) membina kegiatan toleransi antar umat beragama, (d) mengadakan lomba yang bersifat keagamaan, (e) rnenyelenggarakan kegiatan seni yang bernafaskan keagamaan.

2) Kegiatan pembinaan kehidupan berbangsa dan bernegara

Jenis kegiatanya adalah (a) melaksanakan upacara bendera pada hari Senin, Berta hari-hari besar nasional, (b) melaksanakan bakti sosial, (c) melaksanakan lomba karya tulis, (d) melaksanakan pertukaran pelajar antar propinsi, (f) menghayati dan mampu menyanyikan lagu-lagu nasional. 3) Kegiatan pembinaan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara Jenis

kegiatannya adalah: (a) melaksanakan tata tertib sekolah, (b) melaksanakan baris-berbaris, (c) mempelajari dan menghayati sejarah pejuangan bangsa, (d) melaksanakan wisata siswa dan. kelestarian lingkungan alam, (e) mempelajari dan menghayati semangat perjuangn para pahlawan bangsa. 4) Kegiatan pembinaan kepribadian dan budi pekerti luhur

Jenis kegiatannya adalah: (a) melaksanakan Pedoman Penghayatan dan. Pengamalan Pancasila, (b) melaksanakan tats krama pergaulan, (c) menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran rela berkorban dengan perbuatan aural, (d) meningkatkan sikap honnat siswa terhadap orangtua, guru, dan sesama teman di lingkungan masyarakat.


(31)

5) Kegiatan pembinaan berorganisasi, pendidikan politik dan kepemimpinan Jenis kegiatannya adalah: (a) mengembangkan peran siswa dalam, Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), (b) melaksanakan latihan kepemimpinan siswa, (c) mengadakan forum diskusi ilmiah, (d) mengadakan media komunikasi OSIS, (e) mengorganisir suatu penientasan atau bazar.

6) Kegiatan pembinaan keterampilan dan kewiraswastaan

Jenis kegiatannya adalah: (a) meningkatkan keterampilan dalam menciptakan sesuatu lebih berguna, (b) meningkatkan keterampilan di bidang teknik, elektronik, pertanian dan peternakan, (c) meningkatkan usaha-usaha keterampilan tangan, (d) meningkatkan usaha koperasi sekolah, (e) meningkatkan penyelenggaraan perpustakaan sekolah.

7) Kegiatan pembinaan kesegaran jasmani dan daya kreasi

Jenis kegiatannya adalah : (a) meningkatkan usaha kesehatan sekolah, (b) meningkatkan kesehatan mental, (c) menyelenggarakan kantin sehat, (d) menyelenggarakan lomba berbagai macam olahraga.

8) Kegiatan pembinaan persepsi, apersepsi dan kreasi seni

Jenis kegiatanya adalah : (a) meningkatkan wawasan dan keterampilan siswa di bidang seni, (b) menyelenggarakan sanggar belajar semacam seni, (c) meningkatkan daya cipta seni, (d) mementaskan, memamerkan basil berbagai cabang seni.

f. Kegiatan ekstrakurikuler di SMP Muhammadiyah Parakan

Begitu banyaknya jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah, adapun jenis kegiatan ekstrakurikuler yang penulis angkat adalah kegiatan ekstrakurikuler yang ada pada sekolah SMP Muhammadiyah Parakan, yaitu: 1) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, terencana, terarah, dan bertanggung jawab.


(32)

Secara definitif, Usaha Kesehatan Sekolah adalah segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setup jalur, jenis, dan jenjang pendidikan mulai Bari TK/ RA sampai SMU/ SMK/ MA.12

Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat, menciptakan lingkungan yang sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal.

Sedangkan dalam buku Panduan Pengembangan: UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) di Sekolah secara khusus tujuan UKS adalah untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang didalamnya mencakup:

a) Memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, Berta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan usaha sekolah, madrasah dan diperguruan agarna lainnya, dirurnah tangga maupun di lingkungan masyarakat.

b) Sehat, baik dalam arti fisik, mental, sosial, maupun lingkungan; dan c) Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk,

penyalahgunaan narkoba, alkohol, dan kebiasaan merokok. Serta hal-hal yang berkaitan dengan masalah pornografi, pornoaksi, dan masalah-masalah sosial lainnya.13

2) Pramuka / Hizbul Whatan

Pramuka merupakan proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi pesertanya, kegiatan ini lebih difokuskan bagaimana berteman dengan alam. Sebagairnana yang dikutip M.Alimron dari buku BPS Out Look, karya Lord Baden Powell yang mendefinisikan bahwa

12

Departemen Agama RI., Panduan Pengembangan: UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) di Madrasah (Jakarta: Direktorat Jendral Kelambagaan Agama Islam, 2005) h. 7.

13

Departemen Agama Rl., Panduan Pengembangan: UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) di Madrasah..., h. 8.


(33)

kepramukaan, adalah: "Scouting is not Science to be solemly, not is it collection of doctrines and texs. No.It is a jolly game in the doors, and younger brothers picking uphealth and happines, handicrqft and fullness.14

Kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang dipelajari secara tekun, bukan pula merupakan suatu kumpulan dari ajaran-ajaran dan naskah buku. Bukan! Kepramukaan adalah suatu permainan menyenangkan di alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama mengadakan pengembaraan seperti kakak beradik, membina kesehatan dan kebahagiaan, keterampilan, dan kesediaan memberi petolongan.

Tujuan kegiatan pramuka menurut Muhaimin adalah:

a) Sebagai wahana bagi peserta didik untuk berlatih berorganisasi b) Melatih peserta didik untuk terampil dan mandiri. 15

Dengan demikian tujuan dari pramuka adalah sarana untuk melatih kepribadian manusia agar berwatak dan berbudi luhur, tinggi mental, moral, berbudi pekerti serta kuat keyakinan agamanya, tinggi kecerdasan keterampilannya, serta kuat dan sehat jasmaninya.

3) Pesantren Kilat

Pesantren kilat merupakan salah satu upaya "penggembangan" siswa untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam. Secara umum Pesantren Kilat terdiri dari dua kata kunci, yaitu Pesantren dan Kilat. Kata pertama disebut "pesantren", yang berasal dari asal kata "santri", yaitu istilah yang digunakan bagi orang-orang yang menuntut ilmu. Penggunaan istilah pesantren sistem yang dipakai cenderung menggunakan ciri khusus keIslaman, yaitu suatu lembaga pendidikan Islam yang didalamnya terdapat seorang pendidik atau yang disebut Kyai (guru).

14

M. Alimron, "Peran Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan dalam Pengembangan Bakat

Kepemimpinan Siswa SLIP Dahlia, (Skripsi SI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas

Islam Negeri Jakarta, 2008), h.17. 15

Muhaimin, dkk., Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KMP) pada Sekolah & Madrasah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 314.


(34)

Sedangkan "Kilat" mempunyai arti makna cepat atau singkat. Jadi kegiatan pesantren tersebut dilaksanakan dalam waktu yang relatif singkat. Kegiatan ini biasanya dapat dilakukan saat libur sekolah atau pada bulan suci Ramadhan.

Dengan demikian Pesantren Kilat adalah kegiatan pendidikan agama Islam yang diikuti oleh pelajar, mahasiswa, remaja, pemuda yang dilaksanakan oleh sekolah, madrasah, kampus, maupun masjid, TPA, majlis ta'lim, lembaga dakwah dalam waktu relatif singkat pada waktu libur atau pada saat Ramadhan.16

Pesantren kilat bertujuan untuk memberikan pengetahuan, pemahaman ajaran Islam pada peserta didik, sehingga mereka dapat menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Dalam buku Paduan Penyelenggaraan Pesantren Kilat dijelaskan bahwa tujuan dari diadakannya pesantren kilat yaitu:

a) Agar mampu meningkatkan, memperdalam dan memantapkan serta meningkatkan penghayatan siswa mengenai ajaran Islam, khususnya tentang keimanan, ibadah, akhlak, dan pemahaman isi al-Qur’an. b) Agar siswa mampu mengimplementasikan ajaran Islam dalam

kehidupan sehari-hari, sehingga perilakunya sesuai dengan ajaran Islam. Sinkronisasi antara pemahaman dan amalan yang seiring akan membentuk mental spiritual yang tangguh, memiliki kepribadian yang kokoh dan mampu mengadapi proses modernisasi dan globalisasi. 17 4) Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra)

Paskibra merupakan singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera. Kegiatan ekstrakurikuler Paskibra merupakan suatu kegiatan atau aktifitas di sekolah atau lembaga pendidikan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran yang bertugas sebagai pengibar bendera.

16

Departemen Agama RI, Panduan Penyelenggaraan Pesantren Kilat (Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Islam, 2005) h. 2.

17


(35)

5) Tapak Suci

Tapak Suci adalah ilmu bela diri asli Muhammadiyah. Tapak Suci merupakan salah satu seni budaya yang di wariskan oleh nenek moyang bangsa Indonesia khususnya warga Muhammadiyah. Olahraga Tapak Suci mengandung unsur keterampilan budi pekerti, pembentukan kepribadian yang kuat, dan semangat kebangsaan yang berguna untuk membentuk dan membina, manusia pembangunan yang diperlukan oleh masyarakat, bangsa dan negara.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Pendapat tentang pengertian belajar ada bermacam-macam, pendapat-pendapat tersebut lahir berdasarkan sudut pandang yang berbeda-beda. Menurut Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai basil pengalamanya sendiri datam interaksi dengan lingkunganya.18 Menurut Witting dalam bukunya Psychology qf' Learning mendefinisikan belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai basil pengalaman.19

Witherington mendefinisikan. belajar adalah suatu perubahan dalam

kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.20 Ada juga yang menafsirkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interkast dengan lingkungan.21

18

Slameto, Belajar dan Faktor-jbktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), ed. Revisi, cet-V, h.2.

19

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), cet. VI, h. 90.

20

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, t.1), h.84.

21

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembek aran (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet-IX,h. 37.


(36)

Menurut Alisuf Sabri, belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan.22 Dengan kata lain, seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat mewujudkan dalam bentuk tingkah lakunya.23 Uzer Usman mensyaratkan bahwa perubahan tingkah laku tersebut haruslah melalui interaksi antara individu dan individu dengan kelompoknya.24 Hal ini sejalan dengan pendapat Hilgard yang menyatakan bahwa belajar adalah proses yang melahirkkan atau merubah suatu kegiatan melalui jalan latihan baik dalam labolatorium ataupun dalam lingkungan alamiah.25

Rahman Abror yang dikutip Nashar berpendapat, bahwa belajar itu menimbulkan perubahan yang relatif tetap yang membedakan antara keadaan sebelwn individu berada dalam situasi belajar dan sesudah diperlakukan belajar.26

Syaiful Bahri Djamarah berpendapat bahwa belajar dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga. Gerak raga yang ditunjukan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan. Tentu saja perubahan yang didapatkan itu bukan perubahan fisik, tetapi perubahan jiwa dengan sebab masuknya kesan-kesan yang baru. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar adalah perubahan yang mempengaruhi tingkah laku. seseorang.27

Dari definisi-definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan perubahan dalam tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan prestasi belajar dapat disimpulkan sebagai hasil yang telah dicapai dari aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu, baik aktual maupun potensial.

22

M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), Cet4lf, h.55.

23

Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta: 2005), cet-I, h.20.

24

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Professional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), cet-XIII, h.5.

25

S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cct.I, h.35.

26

Nashar, Peranan Motivasi dan Kemamptian Awal dalam Kegiatan Pembelajaran

(Jakarta: Delia Press, 2004), cet-11, h. 50.

27


(37)

b. Prinsip-.prinsip belajar

Belajar secara umum. dapat diartikan sebagai satu proses perubahan tingkah laku akibat interaksi individu dengan lingkungannya. Belajar juga dapat diartikan sebagai suatu interaksi antara siswa dengan sumber belajar dalam bal ini guru, buku-buku maupun lingkungan. Untuk mencapai suatu tujuan pengajaran yang baik perlu didukung oleh prinsip-prinsip belajar yang mendasarinya. Yang dimaksud prinsip belajar disini adalah aturan-aturan tentang belajar. Prinsip-prinsip umum belajar dibedakan menjadi dua yaitu prinsip-prinsip umum yang memandang belajar sebagai suatu proses dan prinsip umumnya memandang belajar sebagai suatu hasil atau produk.

Adapun prinsip-prinsip umum belajar sebagai proses memandang bahwa: 1) Proses belajar adalah mengalami, berbuat, mengadakan reaksi, tujuan,

memperoleh pola yang dipelajari, dituntut partisipasi aktif para siswa, 2) Respon individu diubah selama belajar,

3) Situasi belajar ditentukan oleh tujuan belajar oleh siswa, 4) Proses belajar diawali oleh suatti kebutuhan dan tujuan,

5) Proses belaiar akan berlangsung efektif bila materi dan hasil yang diperoleh disesuaikan dengan pengalaman siswa,

6) Proses belajar akan baik dan efektif bila siswa dapat melihat hasil yang dicapainya dan memahami makna belajar,

7) Proses belajar dan hasilnya dipergunakan untuk tingkat aspirasi siswa 8) Siswa akan mengalami kesukaran, hambatan dan situasi yang tidak

menyenangkan dalam mencapai tujuan belajar,

9) Proses belajar akan berlangsung baik jika disertai bimbingan pengajaran, 10) Proses belajar dan basil individu ada kaitannya dengan perbedaan individu

kemampuan dan latar belakang siswa.

Sedangkan prinsip umum mengenai belajar sebagaimana hasil atau produk disebutkan bahwa hasil belajar berupa sikap dan tingkah laku dan perubahan langsung bagi diri siswa.


(38)

c. Prestasi Belajar

Secara etimologi, prestasi berarti; pencapaian, penampilan, dan kemampuan.28 Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata prestasi dikaitikan hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan).29

Arif Gunarso mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.30 Nana Sudjana, dalam bukunya yang berjudul Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, memberi pengertian tentang prestasi belajar sebagai kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.31

Dari pengertian basil belajar yang sebagaimana telah diuraikan di atas, maka dapat difahami bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah seseorang melakukan kegiatan-kegiatan belajar yang optimal berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berguna bagi perkembangan diri selanjutnya.

Prestasi belajar menurut Benyamin Bloom secara garis besar dibagi 3 ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotorik.32 Ketiga ranah tersebutlah yang menjadi objek penilain, Nana Sudjana merinci ketiga aspek tersebut:

1) Ranah kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu.

a) Pengetahuan (knowledge) b) Pemahaman (comprehension) c) Penerapan (application) d) Penguraian (analysis)

28

Mohamad Ngajenan, Kamus Etitnologi Bahasa Indonesia (Semarang: Dahara Prize, 1986), h. 143.

29

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Bala] Pustaka, 2007), ed-III, cet-IV, h. 895.

30

Sunarto, "pengertian Prestasi Belajar," Artikel diakses pada 06 Nopember 2010 dari http:Hstinartombs.wordpress.com/2009/01/'05/Pengertian-prestasi-belajar/

31

Nana Sudjana, Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), cet.-IV, h. 22.

32


(39)

e) Pemanduan (syntesis) f) Penilaian (evalualif)

Perubahan yang terjadi pada ranah kognitif ini tergantung pada tingkat kedalaman belajar yang dialami oleh siswa. Dengan pengertian bahwa, perubahan yang terjadi pada ranah diharapkan seorang siswa, mampu melakukan pemecahan terhadap masalah-masalah yang dihadapinya sesuai dengan bidang studi yang dihadapinya.

2) Ranah afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Menurut Nana Sudjana, tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah lake seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman kelas, kebiasaan belajar dan hubungan sosial.33

Adapun jenis katagori dalam ranah ini adalah sebagai hasil dari belajar yang mulai dari tingkat dasar sampai yang kompleks, yaitu

a) Menerima, rangsangan (receving) b) Merespon rangsangan (responding) c) Menilal sesuatu (valuing)

d) Mengorganisasi nilai (organization)

e) Mengintemalisasikan (mewujudkan) nilai-nilai (characteazion by value or value compleks)

Pada ranah afektif ini harapkan siswa mampu lebih peka terhadap nilai dan etika yang berlaku, dalam bidang ilmunya perubahan yang terjadi cukup mendasar, maka siswa tidak hanya menerimanya dan memperhatikan saja, melainkan mampu melakukan satu sistem nilai yang berlaku dalam bidang ilmunya.

3) Ranah Psikomotorik.

Ranah Psikomotorik ini erat sekali dengan ketrampitan yang bersifat konkret, walaupun demikian tidak terlepas dari kegiatan belajar yang

33


(40)

bersifat mental (pengetahuan dan sikap). Dalam hal ini belajar merupakan tingkah laku yang nyata dan dapat dialami.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar

Menurut Slameto, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi dapat digolongkan kedalarn dua golongan yaitu faktor intern yang bersumber pada diri siswa dan faktor ekstern yang bersumber dari luar diri siswa. Faktor intern terdiri dari kecerdasan atau intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi, kematangan, kesiapan dan kelelahan. Sedangkan faktor ekstern terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkung.an masyarakat.

Bahruddin merinci faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :34 1) Faktor intern (faktor dalam diri manusia)

Faktor ini meliputi:

a) Faktor fisiologi (yang bersifat fisik) yang meliputi: (1). Karena sakit

Seorang yang sakit akan mengalami kelemahan fisiknya, sehingga saraf sensoris dan motorisnya lemah. Akibatnya rangsangan yang diterima melalui inderanya lama, sarafnya akan bertambah lemah, sehingga ia tidak dapat masuk sekolah untuk beberapa hari, yang mengakibatkan ia tertinggal dalam pelajarannya. (2). Karena kurang sehat

Anak yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar, sebab ia mudah capek, mengantuk, pusing, daya konsentrasinya hilang, kurang semangat, dan pikirannya terganggu. Karena hal-hal tersebut penerimaan dan respon terhadap pdajaran berkurang, saraf otak tidak.mampu bekerja secara optimal dalam memproses, mengelola, menginterprestasi dan mengorganisasi materi pelajaran

34

Bahruddin dan Ersa Nur Wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009), cet-11, h. 19-28.


(41)

melalui inderanya sehingga ia tidak dapat memahami makna materi yang dipelajarinya.

(3). Karena cacat tubuh

Cacat tubuh dibedakan atas dua golongan, yaitu :

(a).Cacat tubuh yang ringan seperti kurang pendengaran, penglihatan, dan gangguan psikomotor.

(b).Cacat tubuh yang tetap (serius) seperti buta, tuli, bisu dan sebagainya. Bagi seseorang yang memiliki cacat tubuh ringan masih dapat mengikuti pendidikan umum, dengan syarat guru memperhatikan dan memperlakukan siswa dengan wajar. Sedangkan bagi orang . yang memiliki cacat tubuh serius hares mengikuti pendidikan di tempat khusus seperti Sekolah Luar Biasa (SLB).

b) Faktor psikologi (faktor yang bersifat rohani) Faktor psikologi meliputi:

(1). Intelegensi

Menurut Reber, intelegensi adalah kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang cepat.35 Sedangkan menurut Wechler, intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berfikir secara baik, dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. 36

Setiap orang merniliki tingkat IQ yang berbeda-beda. Seseorang yang memiliki IQ I 10-140 dapat digolongkan cerdas, dan yang memiliki 140 keatas tergolong jenius. Golongan ini mempunyai potensi untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi.

35

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.... h.133-134.

36

Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Cet. IV, h.245


(42)

Seseorang yang memiliki IQ kurang dari 90 tergolong lemah mental, mereka inilah, yang banyak mengalami kesulitan belajar.

(2). Bakat

Menurut Chaplin dan Reber, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.37 Dengan demikian bakat adalah potensi atau kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir.

Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Seseorang, akan lebih mudah mempelajari sesuatu yang sesuai dengan bakatnya. Apabila seseorang harus mempelajari sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya, ia akan cepat bosan, mudah putus asa dan tidak senang. Hal hal tersebut akan tampak pada anak sutra mengganggu kelas, berbuat gaduh, tidak mau pelajaran sehingga nilainya rendah.

(3). Minat

Menurut Muhibbin, minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. 38 Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidangbidang studi tertentu, tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak ' sesuai dengan kebutuhanya, tidak sesuai dengan kecakapan dan akan menimbulkan problema pada diri anak. Ada tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan dan aktif tidaknya dalam proses pembelajaran.

37

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru..., h135

38


(43)

(4). Motivasi

Motivasi adalah kekuatan-kekuatan dari dalam individu yang menggerakkan individu untuk berbuat.39 Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan, sehingga, semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih, tidak mau menyerah dan giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mullah putus asa, perhatianya tidak tertuju pada pelajaran, suka menggangu kelas dan wring meninggalkan pelajaran. Selanjutnya, mutu hasil belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus. Agar siswa memiliki motivasi yang kuat, pada tempatnya diciptakan susana belajar yang menggembirakan.

2) Faktor Ekstern

Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa, faktor ini meliputi

a) Lingkungan keluarga

Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama. Yang termasuk faktor ini antara lain :

(1). Perhatian orang tua

Dalam lingkungan keluarga setiap individu atau siswa memerlukan perhatian orang tua dalam mencapai prestasi belajarnya. Karena perhatian orang tua ini akan menentukan seseorang siswa dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi. Perhatian orang tua diwujudkan dalam hal kasih sayang, memberi nasihat-nasihat dan sebagainya.

39


(44)

(2). Keadaan ekonomi orang tua

Keadaan ekonomi keluarga juga mempengaruhi prestasi belajar siswa, kadang kala siswa merasa kurang percaya diri dengan keadaan ekonomi keluarganya. Akan tetapi ada juga siswa yang keadaan ekonominya baik, tetapi prestasi belajarnya rendah atau sebaliknya siswa yang keadaan ekonominya rendah malah mendapat prestasi belajar yang tinggi.

(3). Hubungan antara anggota keluarga

Dalam keluarga harus terjadi hubungan yang harmonis antar personil yang ada. Dengan adanya hubungan yang harmonis antara anggota keluarga akan mendapat kedamaian, ketenangan dan ketentranian. Hal ini dapat menciptakan kondisi belajar yang baik, sehingga prestasi ,belajar siswa dapat tercapai dengan baik pula.

b) Lingkungan sekolah

Yang dimaksud sekolah, antara lain (1). Guru, yang meliputi :

Guru merupakan salah situ faktor lingkungan sekolah yang berperan pcnting dalam mencapai prestasi belajar siswa. Guru sebagai subjek dalam pendidikan yang bertugas untuk mentransfer ilmu kepada siswa, maka seorang guru harus dapat menguasai bahan pelajaran yang akan ditransfer dan dapat menyampaikan dengan baik Berta dapat menguasai dan mengontrol kondisi kelas siswa.

(2). Faktor alat

Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian kurang efektif. Terutama pelajaran yang bersifat praktikum, kurangnya alat laboratotium akan banyak menimbulkan kesulitan siswa dalam belajar dan guru cenderung menggunakan metode ceramah yang menimbulkan kepasifan bagi siswa sehingga tidak menutup kemungkinan akan menghambat prestasi belajar siswa.


(45)

(3). Kondisi gedung

Kondisi gedung terutama ditunjukkan pada ruang kelas atau ruang tempat proses belajarmengajar. Ruang harus memenuhi syarat kesehatan seperti;

(a). Ruang harus berjendela, ventilasi cukup, udara segar dan sinar dapat masuk ruangan

(b). Dinding harus bersih, putih, tidak terlihat kotor (c). Lantai tidak becek, licin atau kotor

(d). Keadaan gedung yang jauh dari keramaian seperti pasar, bengkel, pabrik, dan lain-lain, sehingga siswa mudah konsentrasi dalam belajar.

Apabila beberapa hal di atas tidak terpenuhi maka situasi belajar akan kurang baik.

c) Faktor Mass Media dan Lingkungan Sosial (Masyarakat)

(1). Faktor mas media mdiputi; bioskop, tv, Surat kabar, majalah, buku-buku komik yang ada disekeliling kita. Hal-hal itu yang akan menghambat belajar apabila terlalu banyak waktu yang dipergunakan, hingga lupa tugas belajar.

(2). Lingkungan Sosial

(a). Teman bergaul berpengaruh sangat besar bagi anak-anak. Maka kewajiban orang tua adalah mengawasi dan memberi pengertian untuk mengurangi pergaulan yang dapat memberikan dampak negatif bagi anak tersebut.

(b). Lingkungan tetangga dapat memberi motivasi bagi anak untuk belajar apabila terdiri dari pelajar, mahasiswa, dokter. Begitu juga sebaliknya, apabila lingkungan tetangga adalah orang yang tidak sekolah, menganggur, akan sangat berpengaruh bagi anak.

(c). Aktivitas dalam masyarakat juga dapat berpengaruh dalam belajar anak. Peran orang tua disini adalah memberikan


(46)

pengarahan kepada anak agar kegiatan di luar belajar dapat diikuti tanpa mdupakan tugas belajarnya.

Berdasarkan teori-teori belajar diatas, begitu banyak faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Namur secara umum hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor yang datang dari dalain diri siswa sendiri (faktor internal) dan faktor dari luar diri siswa (faktor eksternal). Kedua faktor tersebut akan selalu berinteraksi, sehingga secara langsung maupun tidak langsung faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi berhasil atau tidaknya belajar seseorang. Diantara faktor eksternal yang sangat vital dalam menentukan berhasil atau tidaknya proses belajar seseorang ialah faktor lingkungan. 40 Faktor lingkungan tersebut ialah lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Pendidikan sekolah menjadi salah satu faktor penting dalam proses belajar seseorang. Fuad Hasan dalam bukunya Dasar-dasar Kependidikan, mendefinisikan pendidikan sekolah adalah pendidikan di sekolah, yang teratur, sistematis, mempunyai jenjang dan yang dibagi dalam waktuwaktu tertentu yang berlangsung dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. 41

Pada hakikatnya, sekolah adalah lingkungan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga. Dikarenakan keterbatasan orang tua dalam hal perkembangan ilmu dan teknologi, maka lingkungan keluarga tidak mampu lagi mendidik anaknya. Amir Daien mengutarakan bahwa tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam, keterampilan. 42 Untuk menjalankan togas-togas tersebut diperlukan orang-orang yang lebih ahli, sehingga sekolah-lah selaku lembaga pendidikan formal yang mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk menjalankan togas-togas tersebut.43

Tugas sekolah sangat penting dalam menyiapkan anak-anak untuk kehidupan masyarakat. Sekolah bukan semata-mata sebagai konsumen, tetapi juga

40

M. Alisuf Sabri, lintu Pendidikan (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1999), h. 52.

41

Fuad Hasan, Dasar-dasar Kependidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 42.

42

Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1973), h. 110.

43


(47)

sebagai produsen dan pemberi jasa yang sangat erat hubungannya dengan penibangunart. Pembangunan tidak mungkin berhasil dengan baik tanpa didukung oleh tenaga kerja yang memadai sebagai produk dari pendidikan. Karena itu sekolah perlu dirancang dan dikelola dengan baik.

Akhir dari proses pendidikan di sekolah adalah kemampuan anak yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, .kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, Berta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Atas dasar itu sekolah memerlukan strategi dan pendekatan dalam operasional pengajaran dan pendidikan. Adapun salah satu pendekatan yang besar kemungkinannya akan mendukung proses belajar siswa diantaranya adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler.

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) balk dilaksanakan di data rn maupun di luar kelas dengan maksud untuk lebih memperkaya dan meniperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai bidang studi.

Ekstrakurikuler di sekolah menipakan kegiatan yang bemilai tambah yang diberikan sebagai pendamping pelajaran yang diberikan secara intrakulikuler. Kegiatan ekstrakurikuler sangat besar manfaatnya bagi siswa dan guru diniana hat tersebut sebagai wujud manifestasi sarana penting dalam penunjang dan menopang tercapainya misi pembangunan yang dilakukan di luar jadwal akademis sekolah.

B. Kerangka Berfikir

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menampung dan inen-lbina peserta didik agar menjadi manusia seutuhnya. Melalui pendidikan di sekolah, siswa diharapkan mengalami perLibthaii-perubalian yang positif dalam tingkah-laku, dan sikap pada diri mereka.

Selain bertujuan menciptakan manusia-manusia berpendidikan dalam bidang teori dan praktek, pendidikan di sekolah juga bertujuan untuk menyiapkan peserta didik yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur,


(48)

bermoral, dan peka terhadap lingkungannya, sehingga menjadikan mereka manusia yang seutuhnya.

Untuk mengoptimalisasikan kegiatan belajar-mengajar, sekolah tidak hanya bertumpu pada kegiatan kurikuler dan intrakurikuler, tetapi sekolah memfasilitasi siswa-siswinya dengan kegiatan-kegiatan di luar kelas yang mengedepankan pengembangan-pengembangan kepribadian siswa yang matang, berkaitan dengan aspek-aspek rasionalitas, intelektualitas, dan emosi dalam dirinya. Karena kegiatan tersebut diselenggarakan di, luar program kurikuler maka dinamakan ekstrakurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah salah satu kegiatan penunjang proses pendidikan yang berada di luar kurikulum pelajaran sekolah. Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, siswa diharapkan mampu mengembangkan potensi yang mereka miliki, balk dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam diri mereka, maupun yang berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya- di dalam kelas, sehingga diharapkan dapat membantu siswa Untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal.

Dengan demikian diduga terdapat hubungan (korelasi) antara kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa. semakin intensif siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler maka akan semakin balk prastasi belajarnya. Sebaliknya semakin sedikit siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, semakin rendah prastasi belajarnya.

C. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap peiriiasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpl.44 Berdasarkan kerangka berfikir di atas maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :

Ha : Ada hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler dengan prestasi belajar siswa SMP Muhammadiyah Parakan.

44

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), Ed. Revisi, cet.-XIII, h. 65.


(49)

34

A. Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Karena penelitian ini banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran data, serta penampilan dari hasilnya. Analisis data dalam penelitian ini juga dilakukan sesudah semua data terkumpul dengan langkah-langkah penelitian yang jelas.

B. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek dalam perielitian.1 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Muhammadiyah Parakan Kota Tangerang Selatan tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 420 siswa. Peneliti mengambil sampel dari kelas VII sampai kelas IX yang berjumlah 420 orang yang tersebar pada 12 kelas.

Tabel 1

Rekapitulasi Data Kelas VIII dan IX Siswa SMP Muhammadiyah Parakan

No Kelas L P Jumlah

1 VII A 9 16 25

2 VII B 20 15 35

3 VII C 15 20 35

4 VIII A 14 20 34

5 VIII B 16 18 34

6 VIII C 16 18 34

7 IX A 15 9 24

8 IX B 25 14 39

9 IX C 22 18 40

10 IX D 22 18 40

11 IX E 22 18 40

12 IX F 20 20 40

Jumlah 420

Sumber : Tata Usaha SMP Muhammadiyah Parakan

1

SuharsimiArikunto, ProsediirPeneliticinSzicituPendekcitctnPrak-tik(Jakarta: PT. RinekaCipta, 2006), cet.-XIII, h.130.


(50)

Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa jumlah siswa kelas VII sampai siswa kelas IX adalah 420.

C. Teknik Sampling

Menurut Sukardi, sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data.2 Dalam menentukan sumber data, peneliti harus memutuskan siapa dan berapa jumlah orang. Teknik sampling yang digunakan adalah Stratified Random Sampling. Teknik im digunakan bila populasi yang menjadi anggota atau unsur terdiri atas tingkatan-tingakatan atau strata. Jumlah sampel yang diambil harus mewakili seluruh strata secara proporsional.3

Menurut Suharsimi, untuk menentukan sampel yang populasinya kurang dari 100,. lebih baik diambil semua sehingga penefitiannya menjadi penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah populasinya besar, dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 –25% atau lebih. 4 Populasi yang dit-Liju pada penelitian ini adalah kelas VII sampai IX yang bcrjumlah 420 orang siswa, atas dasar pertimbangan waktu, tenaga, dan dana, maka peneliti menetapkan jumlah sampel 15% dari populasi, yaitu 0, 15 x 420 = 63.

Karena teknik pengambilan sampel menggunakan Stratified Random Sampling, maka jumlah sampel harus proporsional sesuai dengan populasi. hka jumlah 63 responder tersebar di- dua belas kelas (kelas VII sampai kelasIX), maka dari dua belas kelas tersebut harus diambil sampel secara acak proporsional sesuai dengan populasi.

2

Sukardi,. MetodologiPenelitianPendidikan, KompetensidanPraktiknya(Jakarta: PT

BumiAksara, 2003), Cet.-I, h.54.

3

Consuelo G. Sevilla, dkk- PengantarMetodePenelitian.PeneriemahAlimuddinTuwu

(Jakarta: UI-Press,. 1993), h. 166.

4

SuharsimiArikunto, ProsedtirPenelitianSitatuPendekatanPraktik(Jakarta: PT. RinekaCipta, 2006), cet.-XIII, h.134.


(51)

Tabel 2 Sampel Penelitian

NO KELAS JUMLAH

RESPONDEN

KETERANGAN

1 VII A 6 Siswa SMP Muhammadiyah

2 VII B 5 Parakan Tangerang Selatan

3 VII C 5

4 VIII A 5

5 VIII B 5

6 VIII C 5

7 IX A 3

8 IX B 5

9 IX C 6

10 IX D .6

11 IX E 6

12 IX F 6

Jumlah 63

D. Variabel Penelitian

Menurut Direktorat Pendidikan Tinggi Depdikbud, variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. 5 Dalam penelitian ini, agar suatu teori dapat dioperasionalkan dan dapat diteliti secara empiris maka diubah menjadi Variabel, yakni "karakter dari unit observasi yang mempunyai variasi. Atau segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian.

Variabel-variabel penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena-fenomena yang diobservasi. Variabel bebas atau variable (x) dalam penelitian ini adalah kegiatan ekstrakurikuler.

5

Choi idNarbukodan Abu Achmadi, MetodologiPenelitian (Jakarta: PT BumiAksara, 1999), Cet.-II, h. 118


(52)

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang ang benibah atau muncul ketika peneliti mengintroduksi, mengubah, atau mengganti variabel bebas.Variabel terikat atau variabel (y) dalam penelitian ini prestasi siswa yang digambarkan dalam bentuk nilai mid semester pertama.

E. Metode Pengumpulan Data

Menurut Suharsimi, metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. 6 Untuk memperoleh data-data. yarig diperlukan dalam penelitian ini digunakan berbagai metode antara lain:

1. Observasi, observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnva dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti.7 Dalam hal iffip enulis mengunjungi langsung sekolah yang menjadi objek. penelitian, yaitu SMP Muhammadiyah Parakan Kota Tangerang Selatan, untuk mengamati kondisi sekolah, guru, karyawan, sarana, dan prasarana Berta prestasi belajar siswa.

2. Wawancara, wawancara atau interviu dapat diartikan sebagai teknik mengumpulkan data dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arch dan tujuan yang telah ditentukan.8 Wawancara dilakukan dalam bentuk dialog langsung dengan Kepala Madrasah Tsanawiyah untuk melengkapi data-data yang diperlukan dalam penelitian.

3. Studi dokumentasi, dalam melaksanakan metode dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda seperti buku, majalah, dokumen, peraturan, notulen, catatan harian dan lain-lain.9 Dokumen menipakan bahan tertulis

6

SuharsimiArikunto, ManajemenPenelitian(Jakarta: RinekaCipta, 2007) Cet. -IX, h.100.

7

WinaSanja ya, PenelitianTindakanKelas (Jakarta: Kencana: 2009), h. 86.

8

AnasSudijono, PengantarEvaluasiPendidikan, (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2008),h.82.

9


(53)

atau bahan yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Dalam penelitian ini dokumen yang diambil antara lain: daftar nama siswa yang menjadi populasi dalam penclitian, jadwal kegiatan ekstrakurikuler, daftar prestasi sekolah dalam biding ekstrakurikuler, dan foto-foto kegiatan yang mendukung, serta data tentang prestasi belajar siswa diperoleh dari nilai mid semester pertama tahun pelajaran 2013/2014. 4. Angket, angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara

tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut responden), dan cara menjawab dilakukan dengan tertulis.10 Jadi metode angket dapat dikatakan sebagai suatu metode pengumpulan data dengan cara memberikan pertanyaan secara tertulis kepada responden yang dikenai penelitian, Angket dalam penelitian ini adalah angket,,tertutup.yaitu berisi pertanyaan yang disertai jawaban-jawaban yang telah tersedia dan hauls dipilih oleh responden. Dalam penefitan ini data yang diambil melalui angket adalah melalui seperangkah instrumen pertanyaan yang akin diberikan kepada seluruh siswa yang menjadi sampel penelitian.

Di bawah ini pernbagian indikator dan sub indikator kegiatan ekstrakurikuler.

Tabel 3

Kisi-kisi Variabel Kegiatan Ekstrakurikuler

Variabel Indikator No Item Jumlah

Positif Negatif

Kegiatan 1. Perninatan siswa terhadap 1, dan 2 8, 13, dan 5 ekstra- kegiatan ekstrakurikuler 17

kurikuler 2. Waktu kegiatan ekstrakurikuler

18 3 2

3. Intensitas siswa mengikuti ekstrakurikuler

14 27 2

4. Peraturan dalam kegiatan ekstrakurikuler

4,15,24, dan 29

9, 19, dan 30

7 5. Arahan pembimbing dalam

kegiatan ekstrakurikuler

5, 20, dan 21

10, dan 25 5

10


(54)

6. Materi yang diberikan dalam ekstrakurikuler

6, 11, dan 22

16, dan 28 5 7. Manfaat mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler

7, dan 12, 26

23 6

Alat ukur yang digunakan berupa pertanyaan yang diajukan dalam skala sikap ada dua kategori yaitu pertanyaan positif dan pertanyaan negatif, model skala sikap yang dijadikan dalam penyusunan adalah skala sikap Likert. 11

Jumlah pertanyaan dalam angket ini dibuat tiga puluh pertanyaan dengan empat alternatif jawaban, selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Ketentuan yang digunakan dalam pemberian skor angket ini adalah

Tabel 4

Ketentuan Pemberian Skor

Alternatif jawaban Skor

Positif Negatif

Selalu 4 1

Sering 3 2

Kadang-kadang 2 3

Tidak pernah 1 4

F. Teknik Analisis Data

1. Untuk menganalisa, data-data yang berhasil dikumpulkan, penulis menggunakan rumus persentase sebagai berikut:

P = x 100 Keterangan:

P = Angka persentase

F = Frekuensi jawaban responden N = Jumlah responden 12

11

Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

12


(55)

Adapun Skala yang digunakan dalam prosentase ini adalah:

Tabel 5 Skala Persentase

NO Persentase % Penafsiran

1 100% Seluruhnya

2 90% - 99% Hampir seluruhnya

3 60% - 89% Sebagian besar

4 51%-,59% Lebih dari setengahnya

5 50% Setengahnya

6 40% - 49% Hampir setengahnya

7 10% - 39% Sebagian kecil

8 1% - 9% Sedikit sekali

9 0% Tidak ada sama sekali

2. Mencari angka korelasi

Dalam menguji pengaruh kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi siswa, digunakan statistik "r" korelasi product moment. Berikut rumus yang akan

digunakan: rxy =

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

X2 : Kuadrat dari Y2 : Kuadrat dari X

∑XT : Jumlah perkalian X dan Y N : Jumlah subjek 13

Setelah diperoleh nilai "r", kemudian dinterpretasikan dengan dua cara, yaitu:

13


(56)

1. Interpretasi kasar atau sederhana, yaitu dengan mencocokkan liasil perhitungan dengan an,-,ka indeks korelasi "i" product moment dibawah ini.

Tabel 6

Interpretasi Angka Indeks Korelasi "r" Product Moment 14

Besarnya "r" product moment (r) Interpretasi

0,00-0,20 Antara variable x dan variable y memang terdapat korelasi akan tetapi Korelasi tersebut sangat lemah/sangat Rendah

0,20-0,40 Antara variable x dan variable y terdapat korelasi yang lemah/rendah 0,40-0,70 Antara variable x dan variable y

Terdapat korelasi yang sedang ataucukup

0,70-0,90 Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi 0,90-1,00 Antara variabel x. dan variabel y

Terdapat korelasi yang sangat tinggi atau sangat kuat

2. Interpretasi nilai "r" dengan rumus:. Df =N - nr

Keterangan: Df = Derajat bebas

N = Banyaknya responden yang diteliti Nr = banyaknya variabel yang dikorelasikan

14 AnasSudijono, PengantarStatistiVendidikan (Jakarta: PT. Raja


(57)

Setelah itu hasilnya dicocokkan dengan tabel koefisiensi korelasi "r" product moment dari pearson untuk berbagai df, baik pada taraf signifikansi 1% maupun pada taraf signifikansi 5%.

Selanjutnya untuk mencari dan mengetahui seberapa besar kontribusi variabel x terhadap variabel y, dipergunakan rumus sebagai berikut:

KD = r2 x 100% Keterangan:

KD = Koefisien Determination (kontribusi variabel x terhadap variabel y) R = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y


(58)

43

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Muhammadiyah Parakan

Didirikan SMP Muhammadiyah Parakan Pondok Benda pada hari Sabtu, 01 Juli 2003 bermula dari jasa besar Hj. Arsa Bin Ritan yang mewakafkan tanahnya seluas 1000 m2 tahun 1989 yang lalu.

Kemudian berdasarkan musyawarah keluarga besar Hj. Arsa Bin Ritan pada tanggal 06 April 2002 di Musholla At-Taqwa jejak Hj. Arsa di ikuti oleh anak-anaknya bersama seperti Ny. Mulyati, Ny. Mulyanah, Syafrudin dan Supriyadi mewakafkan pula tanah mereka masing-masing 250 m2 dan luas seluruhnya tanah wakaf milik Muhammadiyah seluas 2000 m2. Selanjutnya tahun 2005 dibeli lagi 250 m2 oleh sekolah, dan ditambah lagi 336 m2, sehingga luasnya menjadi 2.586 m2.

Pendiri SMP Muhammadiyah Parakan Pondok Benda didasari kepada keadaan riil masyarakatnya yang masih tertinggal di bidang Pendidikan. Dan untuk mengejar ketertinggalan itu atas dorongan PDM Kab. Tangerang Majelis Dikdasmen bersama-sama dengan Kepala SMK Muhammadiyah 01 Ciputat Drs.Salman Tumanggor,M.Pd., Kepala SMP Muhammadiyah 22 Pamulang Moh.Badrus,S,Pd., dan Kepala SMP Muhammadiyah 17 Drs.Babay Sobari mengupayakan dan mewujudkan adanya bangunan SMP Muhammadiyah di Parakan tersebut.

Atas berkat rahmat Allah SWT. Untuk tahap pertama awal tahun 2003 telah berdiri dengan kokoh dan megah 4 (empat) ruang belajar baru yang permanen yang dilengkapi dengan fasilitas olah raga seperti volley ball, badminton, futsal dan tennis meja selanjutnya, tahun 2007 mendapat bantuan ruang kelas baru sebanyak 2 (dua) lokal dan 1 (satu) ruang untuk laboratorium IPA. Berturut-turut setiap tahun ada penambahan lokal,


(59)

sehingga total lokal dari Perguruan Muhammadiyah Parakan s.d. tahun 2010 sebanyak 18 (delapan belas) lokal ruang belajar.

Dan pada awal Juli 2003 telah menerima murid baru untuk pertama kalinya sebanyak 20 orang, dan setiap tahun rata-rata diterima 2 (dua) rombongan belajar.

SMP Muhammadiyah Parakan memperoleh izin operasional dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang No.421.0/584/Dis P&K/2005 tanggal 29 Desember 2005. dan berdasarkan hasil Akreditasi yang dilakukan oleh BAN Sekolah/Madrasah Prov.Banten yang ditetapkan tanggal 14 Desember 2007 SMP Muhammadiyah Parakan Terakreditasi B (80,86).

Saat ini, SMP Muhammadiyah Parakan menempati lantai 1 dan 2 dari bangunan Perguruan Muhammadiyah Parakan, berdampingan dengan sejumlah unit pendidikan lainnya, yaitu TK Islam, SMP dan SMK.

Fungsi pengembangan SMP Muhammadiyah Parakan adalah mengakses, menginterpretasi, mengkritik, mengkreasi dan mengembangkan kapasitas para peserta didiknya. Kelima fungsi tersebut dibingkai dalam suasana yang Islami, sehingga diharapkan setelah lulus dari SMP Muhammadiyah Parakan, para peserta didik tersebut bisa menghadapi tantangan zaman dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai luhur agama Islam.

Sistem pendidikan yang digunakan di SMP Muhammadiyah Parakan adalah sistem pendidikan dengan jenjang belajar tiga tahun. Dalam masa tersebut para siswa harus dapat mengikuti tats tertib yang berlaku di SMP Muhammadiyah Parakan, termasuk dalam hal ini mereka diharuskan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di sekolah, baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.

Pembelajaran di SMP Muhammadiyah Parakan dilaksanakan setiap hari Senin sampai Sabtu, dengan rincian sebagai berikut:

Hari Senin sampai Jum’at masuk pukul 06.30 WIB dan pulang pukul


(60)

Hari Sabtu masuk pukul 06.30 WIB dan pulang pukul 13.00 WIB.

Sementara itu, setiap siswa diwajibkan memakai seragam sekolah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, yaitu:

a. Hari Senin memakai celana panjang/rok panjang putih dan kemeja putih lengkap dasi berwarna biru berlogo Muhammadiyah Parakan. b. Hari Selasa memakai celana panjang/rok panjang bermotif hijau dan

kemeja putih lengkap dengan rompi bermotif serupa c. Hari Rabu memakai seragam Pramuka/Hizbul Whatan.

d. Hari Kamis memakai celana panjang/rok panjang putih dan pakaian batik.

e. Hari Jumat memakai celana panjang/rok panjang putih dan pakaian takwa/koko.

f. Hari Sabtu memakai seragam olah raga.

Selain kegiatan pembelajaran di kelas, SMP Muhammadiyah Parakan juga menyelenggarakan sejumlah kegiatan ekstrakurikuler yang, bisa diikuti siswa untuk mengembangkan minat dan bakat mereka, yaitu sebagai berikut:

a. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) b. Rohis

c. KIR (Kelompok Ilmiyah Remaja) d. Paskibra / Gerak Jalan

e. Futsal f. Tapak Suci g. Hizbul Wathan

h. DOSQ Computer Cerdas i. Tenis Meja

j. DOSQ English Dub k. Bulu Tangkis l. Marawis

2. Visi dan Misi SMP Muhammadiyah Parakan

Dalam upaya memfokuskan tujuan Berta mengembangkan gkan aspek-aspek yang termasuk dalam ruang lingkup pendidikan, maka SMP Muhammadiyah Parakan menetapkan visi dan misi sebagai berikut:


(61)

Visi: “Sumber daya manusia yang islami terampil dan handal serta

berwawasan”.

Misi:

Untuk mewujudkan visi sekolah SMP Muhammadiyah Parakan tersebut, diperlukan suatu misi berupa kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas. Misi sekolah SMP Muhammadiyah Parakan yang disusun berdasarkan visi di atas, antara lain sebagai berikut.

a. Mendorong sdm yang religius dan berwawasan b. Mendidik sdm yang memiliki kualifikasi uggulan c. Membentuk sdm yang memiliki keterampilan standar

Di setiap kerja komunitas pendidikan, kami selalu menumbuhkan disiplin sesuai aturan bidang kerja masing-masing, saling menghormati dan saling percaya dan tetap menjaga hubungan kerja yang harmonis dengan berdasarkan pelayanan prima, kerjasama, dan silaturahmi. Penjabaran misi di atas meliputi:

a) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.

b) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah.

c) Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya, sehingga dapat berkembang secara optimal.

d) Menumbuhkan dan mendorong keunggulan dalam penerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

e) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan budaya bangsa sehingga terbangun siswa yang kompeten dan berakhlak mulia.

f) Mendorong lulusan yang berkualitas, berprestasi, berakhlak tinggi, dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa.


(62)

Misi merupakan kegiatan jangka panjang yang masih perlu diuraikan menjadi beberapa kegiatan yang memiliki tujuan lebih detil dan lebih jelas. Berikut ini jabaran tujuan yang diuraikan dari visi dan misi di atas.

3. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan

a. Keadaan Guru

Guru merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu lembaga pendidikan. Karena figur seorang guru baik dalam ruang geraknya maupun aktivitasnya selalu diperhatikan oleh siswa. Oleh sebab itu, guru adalah salah satu faktor yang menunjang keberhasilan program pendidikan.

Adapun jumlah guru yang bertugas di SMP Muhammadiyah Parakan Pamulang Tangerang Selatan Selatan pada tahun pembelajaran 2013/2014 ini berjumlah 30 orang, dengan jumlah guru laki-laki sebanyak 14 orang dan guru perempuan sebanyak 16 orang. b. Keadaan Siswa-siswi

Jumlah siswa-siswi SMP Muhammadiyah Parakan Pamulang Tangerang Selatan Selatan pads tahun pembelajaran 2013/2014 ini adalah 287 orang yang terdiri dari tiga angkatan dengan masing-masing angkatan terdiri atas lima rombongan belajar.

c. Keadaan Karyawan

Keberadaan karyawan sangat diperlukan dalam suatu lembaga pendidikan, karena dapat membantu terlaksananya proses belajarmengajar yang baik dan kondusif. Bisa dibayangkan, seandainya tidak ada orang-orang yang menangani masalah di luar pengajaran yang khusus, maka kegiatan pendidikan di suatu sekolah tidak akan berjalan dengan baik dan terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan.

Jumlah karyawan di SMP Muhammadiyah Parakan berjumlah 6 orang, terdiri dari 2 orang sebagai karyawan tata usaha dan 3 orang lainnya sebagai officeboy.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler rohis dengan prestasi belajar PAI di SMA Muhammadiyah 3 Jakarta

4 22 109

PENGARUH KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Dan Perpustakaan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Bawah Sd Muhammadiyah 4 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016.

0 2 14

PENYELENGGARAAN EKSTRAKURIKULER ROHANI ISLAM (ROHIS) DALAM MENUMBUHKAN SIKAP KEBERAGAMAAN SISWA Penyelenggaraan Ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis) Dalam Menumbuhkan Sikap Keberagamaan Siswa Di SMA Negeri 1 Ampel Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 15

PENYELENGGARAAN EKSTRAKURIKULER ROHANI ISLAM (ROHIS) DALAM MENUMBUHKAN SIKAP KEBERAGAMAAN SISWA Penyelenggaraan Ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis) Dalam Menumbuhkan Sikap Keberagamaan Siswa Di SMA Negeri 1 Ampel Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 13

EFEKTIVITAS KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN (ROHIS) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI PADA SISWA DI SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG

2 17 126

PENGARUH KEAKTIFAN SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI MAN YOGYAKARTA II TAHUN AJARAN 2012/2013.

3 13 106

PENGARUH KEAKTIFAN SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH, LINGKUNGAN SEKOLAH DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PENGURUS ORGANISASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 176

PENGARUH KEAKTIFAN SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PENGURUS ORGANISASI EKSTRAKURIKULER SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012.

1 5 151

PENGARUH KEAKTIFAN SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 2 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 0 166

PENGARUH REWARD TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR REKORDER SISWA SMP NEGERI 2 WATES TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 0 98