Sistematika Penulisan Kesimpulan Tinjauan Yuridis Kedudukan Komisaris dalam Menjalankan Fungsi Pengawasan terhadap Direksi Dikaitkan dengan Prosedur Pemberhentian Direksi Ditinjau Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

18 Universitas Kristen Maranatha

6. Teknik Analisis Bahan Hukum

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif yaitu proses analisis kualitatif yang mendasarkan pada adanya hubungan semantis antar variabel yang sedang diteliti. Tujuan Analisis Data kualitatif yaitu agar peneliti mendapatkan makna hubungan variabel- variabel sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam penelitian. Hubungan antar semantis sangat penting karena dalam analisis kualitatif, peneliti tidak menggunakan angka-angka seperti pada analisis kuantitatif. Prinsip pokok teknik analisis data kualitatif ialah mengolah dan menganalisis data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur dan mempunyai makna. 18

G. Sistematika Penulisan

Penulisan hukum ini terdiri dari 5 lima bab, masing-masing perinciannya adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi uraian latar belakang pemilihan judul penulisan, rumusan masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, keaslian penulisan, metode penelitian, dan sistematika penulisan. 18 http:www.pengertianpakar.com201505teknik-pengumpulan-dan-analisis-data.html_ diakses pada 3 September 23.29 WIB. 19 Universitas Kristen Maranatha Ban II Tinjauan kewenangan dan intervensi Komisaris dalam melakukan pengawasan terhadap Direksi Perseroan Terbatas Bab ini dibahas mengenai tinjauan umum Perseroan Terbatas, organ-organ yang terdapat dalam Perseroan Terbatas, tugas dan wewenang yang dimiliki oleh setiap organ Perseroan Terbatas, dan kewenangan yang dimiliki oleh komisaris Perseroan Terbatas terutama kewenangan dalam melakukan fugsipengawasan. Bab III Tinjauan Yuridis kewenangan Komisaris dalam melakukan pemberhentian terhadap Direksi Perseroan Terbatas Bab ini membahas mengenai kewenangan yang dimiliki Komisaris dalam memberhentikan Direksi baik secara tetap maupun secara sementara serta prosedur dan tata cara pengambilan keputusan Komisaris dalam memberhentikan Direksi Perseroan Terbatas. Bab IV Analisa terhadap konsekuensi yuridis tindakan Komisaris dalam memberhentikan Direksi yang tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Di dalam bab ini penulis akan menjawab permasalahn serta menguraikan seluruh opininya mengenai kewenangan yang dimiliki Komisaris dalam memberhentikan Direksi Perseroan Terbatas. 20 Universitas Kristen Maranatha

Bab V Kesimpulan dan saran

Bab ini berisi mengenai kesimpulan dan saran terhadap identifikasi masalah yang dibahas secara jelas dan terperinci sehingga mampu merangkum seluruh isi dari skripsi ini. 134 Universitas Kristen Maranatha BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan: 1. Batasan Kewenangan dan Intervensi yang Dimiliki Komisaris Dalam Melakukan Pengawasan Terhadap Direksi Dewan Komisaris sebagai organ Perseroan Terbatas memiliki kewenangan-kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang dan Anggaran Dasar, yaitu: a. Melakukan pengawasan, yang terdiri atas tugas: 1 Melakukan audit keuangan 2 Pengawasan atas organisasi Perseroan Terbatas 3 Pengawasan atas personalia b. Memberikan nasihat kepada Direksi Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dewan Komisaris harus bertindak sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya. Apabila tindakan Dewan Komisaris melebihi kewenangan, maka tindakan tersebut disebut ultra vires. Akibat hukum bagi tindakan Dewan Komisaris yang ultra vires yaitu tindakan tersebut menjadi tidak sah dan Dewan Komisaris bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian yang timbul dari tindakan tersebut atau jika dilakukan bersama-sama dengan anggota Dewan Komisaris lainnya maka tanggung jawab 135 Universitas Kristen Maranatha tersebut menjadi tanggung jawab renteng sebagaimana yang diatur dalam Pasal 114 ayat 3 dan ayat 4 Undang-Undang Perseroan Terbatas. Komisaris harus melakukan kewenangannya dengan itikad baik, kehati-hatian, dan bertanggung jawab sebagaimana diatur dalam Pasal 114 ayat 2 Undang-Undang Perseroan Terbatas. Pengaturan mengenai tugas, wewenang, dan hak Komisaris diatur didalam Anggaran Dasar masing-masing Perseroan Terbatas sehingga seringkali terjadi perbedaan tugas, wewenang, dan hak Komisaris antara satu Perseroan Terbatas dengan Perseroan Terbatas lain sehingga dibutuhkan acuan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan tugas, wewenang,dan hak Komisaris yaitu asas itikad baik, Fiduciary Duty, dan Business Judgment Principle. Selama tindakan yang dilakukan Dewan Komisaris sesuai dengan batasan- batasan yang ada baik batasan menurut undang-undang maupun batasan yang berupa asas, maka Dewan Komisaris tidak dapat dimintai pertanggung jawaban secara pribadi atas kerugian yang mungkin timbul sebagai resiko dari tindakan Dewan Komisaris tersebut. 2. Kewenangan Dewan Komisaris dalam Melakukan Pemberhentian Baik yang Bersifat Sementara Ataupun yang Bersifat Tetap Terhadap Direksi Berdasarkan Undang-Undang Perseroan Terbatas 136 Universitas Kristen Maranatha Dewan Komisaris memiliki kewenangan untuk memberhentikan sementara Direksi sebagaimana diatur dalam Pasal 106 Undang-Undang Perseroan Terbatas. Karena pemberhentian yang dilakukan Dewan Komisaris terhadap Direksi bersifat sementara, maka untuk menjamin kepastian hukum perlu diadakan RUPS untuk melakukan penetapan atau pembatalan pemberhentian sementara Direksi. RUPS memiliki kewenangan untuk memberhentikan Direksi secara tetappermanent sebagaimana diatur dalam Pasal 105 Undang- Undang Perseroan Terbatas. Dewan Komisaris dalam mengambil keputusan untuk melakukan pemberhentian semnetara Direksi harus berdasarkan keputusan seluruh anggota Dewan Komisaris dengan suara bulat yang dikeluarkan dalam bentuk Surat Keputusan Dewan Komisaris. Namun dalam kenyataannya di masyarakat seringkali terdapat keputusan Dewan Komisaris yang tidak melibatkan seluruh anggota Dewan Komisaris. Keputusan Dewan Komisaris yang tidak melibatkan seluruh anggota Dewan Komisaris mengakibatkan keputusan tersebut menjadi tidak sah dan Dewan Komisaris yang mengambil keputusan tersebut dapat disebut melakukan tindakan ultra vires. 137 Universitas Kristen Maranatha 3. Konsekuensi Yuridis Tindakan Komisaris Dalam Memberhentikan Direksi Yang Tidak Sesuai Dengan Undang- Undang Perseroan Terbatas Pemberhentian sementara Direksi yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 106 Undang-Undang Perseroan Terbatas akan memberikan akibat pemberhentian tersebut menjadi tidak sah dan Direksi yang bersangkutan diangkat kembali. Selain itu, Komisaris yang melakukan pemberhentian sementara yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 106 Undang-undang Perseroan Terbatas dapat diberi sanksi sesuai keputusan RUPS atau anggaran dasar dan Komisaris tersebut dapat digugat oleh Direksi yang bersangkutan maupun oleh pemegang saham. Pemberhentian sementara Direksi tentu memberikan dampak terhadap jalannya perseroan yang mungkin dapat menimbulkan kerugian terhadap pihak ketiga. Oleh karena itu, Undang-Undang perlu untuk memberi perlindungan hukum terhadap pihak ketiga baik atas pemberhentian sementara Direksi, maupun atas tindakan ultra vires yang dilakukan oleh Dewan Komisaris. Namun, berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, Undang-Undang Perseroan Terbatas dirasa kurang mampu memberikan perlindungan hukum terhadap pihak ketiga karena didalam Undang-Undang Perseroan Terbatas tidak mencantumkan perlindungan hukum untuk pihak ketiga secara jelas. 138 Universitas Kristen Maranatha Undang-Undang hanya memberikan perlindungan berupa hak pihak ketiga untuk mengajukan gugatan ke pengadilan negeri.

B. Saran

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Pembubaran Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

1 54 141

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN HUKUM DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI PERSEROAN TERBATAS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 5 16

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN HUKUM DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI PERSEROAN TERBATAS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 2 16

TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM PENGURUSAN PERSEROAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 6 36

BAB II PENGATURAN PEMBERIAN KUASA DIREKSI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 3 33

PENGUNDURAN DIRI DIREKSI PERSEROAN TERBATAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGUASAAN ASET DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS.

0 1 2

TINJAUAN YURIDIS PENGANGKATAN DIREKSI TANPA MELALUI RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO.40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS.

1 1 1

Tanggung Jawab Direksi Perseroan Terbatas Dalam Akuisisi Suatu Perusahaan Yang Merugikan Pemegang Saham Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

0 0 1

KEDUDUKAN HUKUM PRAKTIK VIRTUAL OFFICE DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS.

0 0 2

PERTANGGUNGJAWABAN KOMISARIS TERHADAP TINDAKAN DIREKSI YANG MERUGIKAN INVESTOR PADA PT. CSM BINTANG INDONESIA DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO.40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS.

0 0 2