1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang M asalah
Kondisi dunia saat ini yang bert ipikal borderless w orld dan global village
sert a informat ion and communicat ions flow yang cepat dan mudah, t elah m em baw a dunia kit a ke masa globalisasi. Globalisasi yang t erjadi ini,
t elah menyebabkan pergeseran sendi-sendi kehidupan w orld societ y yang m eliput i ekonomi, polit ik dan budaya. Globalisasi, bagaim anapun juga t elah
m em baw a dunia saat ini ke arah pergaulan dunia t anpa bat as dan persaingan dunia yang sem akin keras. Bangsa Indonesia sendiri sebagai
bagian dari w arga dunia dalam rangka mem pert ahankan eksist ensi dan keberadaannya di m asyarakat dunia dituntut unt uk mam pu mengikuti
kem ajuan t ersebut . Hal ini sejalan dengan konsep yang dicanangkan oleh UNESCO, bahw a pendidikan pada abad ini harus diorient asikan t erhadap
pencapaian empat pilar pem belajaran, yaitu; 1 leaming t o know belajar unt uk t ahu, 2 leaming t o do belajar untuk melakukan, 3 leaming t o be
belajar untuk m enjadi diri sendiri, dan 4 leaming t o live t oget her belajar unt uk bersama dengan orang lain Kunandar, 2007: 287.
Untuk m engant isipasi dan m enghadapi kondisi saat ini, bangsa Indonesia perlu m eningkat kan kualit as sumber daya manusia SDM yang
ada. Ham zah, 2006: 14. Peningkat an kualit as SDM ini harus dilakukan secara t erencana, t erarah, int ensif, efekt if, dan efisien dalam rancangan dan
2
proses pem bangunan nasional. Pem bangunan nasional sendiri m erupakan m anifest asi t anggungjaw ab kebangsaan dalam mew ujudkan cit a-cit a
kem erdekaan bangsa Indonesia. Pem bangunan bidang pendidikan yang dilaksanakan oleh pem erint ah bersam a m asyarakat merupakan upaya
m ew ujudkan cita-cit a nasional, yaitu m encerdaskan kehidupan bangsa. Berpijak pada cit a-cit a nasional t ersebut , upaya m ew ujudkan pendidikan
m enjadi basicneed bagi rakyat Indonesia dan upaya m encipt akan educat ion for all
bagi segenap rakyat Indonesia m enjadi suatu keharusan. Dalam kont eks kekinian yang berke-Indonesiaan, sist em pendidikan
nasional berkewajiban m em persiapkan set iap w arga negara agar dapat m enjadi produkt if yang mana t erlihat dalam kemampuannya berperan akt if
dalam seluruh lapangan kehidupan yang cerdas, akt if, kreat if, t erampil, jujur, berdisiplin, dan berm oral t inggi, demokrat is dan t oleran dengan
m engut am akan persat uan bangsa. Komponen int em al pendidikan t idak m ungkin lepas dari pengaruh lingkungan ekst em al baik pada skala regional
m aupun int em asional. Kont ribusi dari subsistem Nasional m erupakan lingkungan
ekst em al pendidikan,
turut m enent ukan
keberhasilan pem berdayaan SDM Nasional melalui pendidikan yang berm ut u, yang pada
akhim ya bem uara pada kinerja guru. M utu pendidikan m em egang peran yang sangat penting dalam
proses peningkat an kualit as sum berdaya manusia. Peningkat an m utu pendidikan merupakan suatu proses yang t erint egrasi dengan proses
3
peningkat an kualit as SDM itu sendiri. Upaya peningkat an mutu pendidikan ini harus dilakukan secara m enyeluruh yang mencakup pengembangan
dim ensi m anusia lndonesia seut uhnya, yakni aspek moral, akhlak, budi pekert i, penget ahuan, ket erampilan, seni, olahraga dan perilaku.
Upaya peningkat an mut u SDM qualit y of human resources m elalui peningkat an mut u pendidikan improvem ent ofeducat ion qualit y, secara
nyat a t elah melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan. Langkah awal dan bersilat fundam ent al t ercermin dalam Pem bukaan UUD 45 yang
m erupakan cit a- cit a bangsa Indonesia, yait u mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Produk legal form al dan policy pendukung sebagai
pengjaw antahan cit a-cita bangsa Indonesia di at as t erlihat pada UUD 1945, UU, RPJM maupun RPJP.
Berbagai lulusan pendidikan m enengah dan pendidikan t inggi t elah berkiprah dengan baik pula di berbagai profesi at au jabat an,
w alaupun tidak t erkait dengan keahlian bidang pendidikannya. Ini m enunjukkan, bahw a selam a pendidikan m ereka t idak hanya
m emperoleh ilmu, melainkan juga m em peroleh kearifan, mem iliki sikap dan m enyerap nilai-nilai yang ditumbuhkan selam a belajar, baik
m elalui hakikat ilmu penget ahuan yang dipelajarinya, maupun m elalui proses belajar at au kehidupan yang bermakna yang mereka
alami dalam m asyarakat kam pus at au sekolah mereka. BSNP, Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI
Kondisi nyat a dari usaha perbaikan mutu sum berdaya manusia m elalui peningkat an m ut u pendidikan dapat dilihat dalam bent uk program
w ajar 9 t ahun dan program w ajib belajar 12 t ahun sebagai kelanjut annya. Upaya ini lebih jauh dilakukan m elalui berbagai cara sepert i peningkat an
4
sarpras, perbaikan
kualit as t enaga
kep endidikan, penyempum aan
m anajem en pemberharuan kurikulum, peningkat an anggaran dan lain-lain. Nam un hingga saat ini mutu pendidikan sendiri pada dasamya dapat di lihat
dari aspek proses pendidikan, out com e pendidikan, dan isi at au kont en pendidikan Hamyah 2006:14. Ket iganya dapat dibedakan t et api tidak dapat
dipisahkan, bila proses pendidikan berkait an dengan bagai mana pendidikan itu berlangsung dengan mengikut sert akan segenap pot ensi dan sumber
daya yang t ersedia maka out came pendidikan lebih m encerm inkan apa yang sudah dicapai oleh proses t ersebut .
Proses pendidikan menentukan kualit as hasil pendidikan yang akan diperoleh, sedangkan kualit as hasil pendidikan menjadi indikat or at au
feedback bagi perbaikan mutu proses perbaikan yang akan dilaksanakan
selanjutnya. Usaha untuk meningkat kan kinerja guru pada sekolah -sekolah perlu memperhat ikan fakt or-fakt or yang m empengaruhinya. Fakt or-fakt or
t ersebut yait u kepem im pinan, pendidikan dan pelat ihan, budaya iklim organisasi fokus pelanggan, met ode ilm iah dan alat -alatnya, dat a-dat a yang
berm akna, sert a t im penyelesaian m asalah Syafarudin, 2002 :57 Sekolah dasar sebagai bagian dari sekolah -sekolah t ersebut
m erupakan bentuk sat uan pendidikan yang diselenggarakan untuk m em berikan pondasi at au dasar m endasari proses pendidikan selanjutnya.
Sebagai dasar at au pondasi, m aka perlusekali di bangun dengan proses yang
5
baik, kuat dan berm ut u sehingga kualit asnya sebagai out put dapat serap dan dit erima disekolah yang berkualit as baik juga.
Guru merupakan t iang t embok at au pelaksana t erd epan bidang pendidikan mem punyai peranan yang pent ing dan st rat egis dan m erupakan
salah sat u fakt or penentu keberhasilan tujuan pendidikan yang langsung bersinggungan dengan pesert a didik, untuk m emberikan bim bingan maupun
pem belajaran yang akan m enghasilkan lulusan yang diharapkan. Guru m erupakan sum ber daya manusia yang m enjadi perencana, pelaku dan
penent u t ercapainya t ujuan organisasi sekaligus merupakan t ulang punggung dalam kegiat an proses belajar mengajar. Tanpa kehadiran guru
kegiat an belajar m engajar kem ungkinannya sangat kecil akan berlangsum g dengan baik, bahkan mungkin boleh dibilang m engalami kegagalan.
Sebagaimana pem yat aan Jam es, l998 dalam NASS Bulet in Juni 2006 bahw a m asa depan pendidikan para sisw a t ergant ung pada para guru yang
m em punyai daya cipt a dan kreat if yang t inggi t he educat ional fut ure of t he st udent depended on t he invent ive minds of t he t eacher.
Oleh sebab itu dalam manajemen at au pengelolaan pendidikan, peranan guru dalam usaha
m eningkat kan mutu pendidikan selalu dan harus ditingkat kan. Kinerja guru at au prest asi kerja guru harus selalu ditingkat kan m engingat persaingan dan
t ant angan akademik bahw a pendidikan harus m enghasilkan kualit as sum ber daya manusia yang sanggup dan m ampu bersaing di era globlalisasi.
6
Berkait an dengan perm asalahan-permasalahan tersebut yang perlu dikaji adalah sisi-sisi kerja. Kinerja m erupakan permasalahan yang cukup
kom plek bila dilihat dari ruang lingkup masalahnya. Depdiknas 2004 kinerja adalah bent uk hasil kerja at au hasil usaha berupa t ampilan fisik maupun
gagasan. Kinerja seringkali dihubungkan dengan kom pet ensi maupun prest asi kerja pada diri pelaksananya. Kinerja guru pada dasamya
m erupakan hasil kerja seseorang pada kurun w akt u t ert ent u.Untuk m engukur prest asi kerja perlu adanya penilaian dengan dengan alat at au
sist em yang t elah dit ent ukan at au digunakan sehingga dapat diket ahui apakah seorang karyaw an t elah m elaksanakan t ugas pekerjaan yang m enjadi
t anggung jaw abnya secara tunt as dan m enyeluruh sehingga penilaian prest asi kerja dapat dijadikan pedom an oleh pimpinan untuk m enget ahui
dan m enilai prest asi kerja anak buah selam a periode t ert ent u. Dem ikian halnya guru dalam mengerjakan t ugasnya dengan baik,
seringkali dit ent ukan oleh penilaian t erhadap kinerjanya. Penilaian tidak hanya untuk mengawasi sumber daya organisasi namun juga digunakan
unt uk mengukur efisiensi penggunaan sumber daya yang ada dan m engident ifikasi hal-hal yang perlu diperbaiki. Penilaian t erhadap kinerja
m erupakan hal yang penting untuk meningkat kan kinerja dan kepuasan kerja guru.
Kepala sekolah sebagai pem im pin dalam pendidikan formal perlu m em iliki w aw asan ke depan Sallis, 2006:174. Kepem im pinan dalam
7
pendidikan adalah m em pert inggi m utu, mendukung sem ua st af yang m enjalankan roda m ut u, m em berdayakan guru dan m em berikan w ew enang
yang luas
untuk m eningkat kan
pembelajaran para
sisw a, tanpa
kepem im pinan proses peningkat an m ut u tidak dapat dijalankan dan diw ujudkan.
Berdasarkan pendapat di at as m enunjukkan bet apa pent ingnya peranan kepala sekolah. Kepala sekolah dituntut unt uk m enyiapkan dan
m ew ujudkan sumber daya manusia yang berkualit as. Karenanya dibut uhkan seorang sosok kepala sekolah yang berw aw asan kedepan dan kem am puan
m em adai dalam menggerakkan orgasisasi sekolah Wahjosum ijo, 2007: 125, kepala sekolah dalam peranannya sebagai educat or pendidik, kepala
sekolah harus m ampu menanamkan, mem ajukan dan m eningkat kan nilai m ent al, fisik dan est it ika kepada guru at au t enaga fungsional lainnya, t enaga
adm inist rasi dan kelompok sisw a. Unt uk menanamkan peranannya tidak dapat
dipaksakan begit u
saja m elainkan
kepala sekolah
harus m enununjukkan sikap presuasif dan ket eladanan. Dijelaskan lebih lanjut oleh
W ahjosumijo 2007: 125 sikap presuasif dalam art i kepala sekolah mam pu m enyakinkan secara halus. Sedangkan ket eladanan adalah hal-hal yang
patut, baik dan perlu dicontoh. Sikap inilah yang akan m enjadi w am a kepem im pinan t erm asuk didalamnya pembinaan yang dilaksanakan oleh
kepala sekolah t erhadap para guru yang ada dalam organisasi sekolah t ersebut . Kepala sekolah sebagai edukat or, supervisor, m ot ivat or harus
8
harus melaksanakan pem binaan kepada para karyaw an dan guru di sekolah yang dipimpinnya karena fakt or m anusia adalah fakt or ut am a at au sent ral
yang menent ukan seluruh gerak akt ifit as suat u organisasi, karena secanggih apapun alat at au t eknologi yang dipakai t et api fakt or manusia yang
m enent ukan. Bekerja t anpa motivasi akan cepat bosan karena t idak adanya unsure pendorong. M ot ivasi mem persoalkan bagaim ana caranya gairah
kerja guru agar guru mau bekerja keras. Para guru mem punyai cadangan energi pot ensial, bagaimana energi t ersebut akan dilepaskan at au digunakan
t ergant ung pada kekuat an dorongan motivasi seseorang dan situasi sert a peluang yang t ersedia. M enurut M c. Clelland energi yang dilepaskan karena
dorongan oleh : kekuat an mot if dan kebutuhan dasar yang t erlihat , harapan keberhasilannya, dan nilai int ensif yang m elekat pada tujuan. Selanjutnya
M c. Clelland dalam Sudrajat 2007 m enjelaskan bahw a hal-hal yang m em ot ivasi seseorang adalah : l kebutuhan akan prest asi, 2 kebutuhan
akan afiliasi, dan kebutuhan akan kekuasaan. Bam et 2000: ll dalam jum al berjudul Leadership Behaviour of
Secondary School Principals, Teacher Out comes and School Cult ure m enyat akan bahwa kepem im pinan memberikan dampak posit if t erhadap
kinerja guru, m em bant u berbagai variasi kinerja guru dalam m encapai t ujuan pengajaran dan mem percepat proses hubungan ant ara guru, murid
dan orang t ua.
9
ln conclucion, t his st udy suggest s t hat t ransformat ional leadership is more posit ive t eacher out comes, t ask focus goals and excellence in
t eaching. How ever, bot h const ruct s of t ransformacional and t ransact ional leadership help t o explain variat ion in t eachers
out comes, t ask focus goals and excellence in t eaching. It is also apparent t hat leadership is a crit ical process in school t hat involves
one t o one relat ionship t eachers. St udent s, and parent s must consent t o being led by a principal.
Dem ikian halnya apabila penampilan kepem im pinan kepala sekolah kurang baik dapat m engakibat kan melemahnya gairah kerja guru
sebagaim ana pendapat Headley dalam jumal art ikelnya yang berjudul Administ rat ors Challenge Encouraging Teachers t o Be Leader
yang dimuat pada Nat ional Associat ion of Secondary School Principals. NASSP Bulet in Juni
2006, 90,2 m enjelaskan bahw a a principals st yle and act ions have great influence over t eacher leader mot ivat ion for performing t eacher leadership
roles effect ively , yait u kepemim pinan dan t indakan-t indakan dari para
kepala sekolah akan sangat berpengaruh t erhadap m otivasi para guru untuk m elakukan dan m enerapkan peranan kepemimpinan m ereka secara efekt if
dan baik. lni berart i kurang baiknya penampilan kepala sekolah akan berakibat m elemahnya kinerja w arga sekolah khususnya bagi para guru.
Hal ini dapat kit a jum pai gejala-gejala guru sering mem bolos, guru m asuk kelas tidak t epat w akt u, guru m asuk kelas mengajar t anpa persiapan
m engajar, guru m engajar hanya t ugas rutinit as t anpa ada inovasi dan pengembangan lebih lanjut , apatis t erhadap pem baharuan pendidikan
m isalnya t ent ang pembaharuan konsep-konsep m et ode belajar yang baru,
10
pem belajaran yang akt if, akan t et api yang t erjadi sisw a hanya duduk, dengar, cat at lebih parah lagi duduk, cat at . Guru m engajar hanya sekedar
m em enuhi job dan jam m engajar. Guru dalam m enjalankan t ugas pembelajaran hanya sebagai pengajar
saja, kem udian mendapat gaji honor t anpa mem perhat ikan fakt or-lakt or pendidikan yang lain sepert i m elakukan bim bingan t erhadap sisw a,
m elaksanakan progam pengajaran dan perbaikan hasil belajar sisw a,lebih- lebih dalam m elaksanakan evaluasi hanya asal-asalan yang penting sisw a
dapat nilai. Gejala-gejala it u t erjadi bisa dimungkinkan kepala sekolah belum m elaksanakan kepemim pinan dengan baik dimana kepala sekolah belum
bisa m emperhat ikan karat erist ik para guru at au st af dalam situasi t ert ent u. Kepala sekolah kurang melakukan kom unikasi timbal balik atau t erbuka
t erhadap guru m aupun st af yang m engakibat kan fungsi kepemimpinan kepala sekolah kurang m endapat perhat ian at au kurang dihargai oleh para
guru dan st af, m asih banyak yang berkont ribusi yang menyebabkan m enurunnya kinerja para guru, namun penulis hanya akan m elihat dari segi
at au fakt or penam pilan kepem im pinan t ransformasional kepala sekolah, budaya organisasi t erhadap kinerja guru.
Kondisi akt ual di lapangan, SD di UPT Dinas Pendidikan Kecam at an Sukorejo, m enunjukkan bahw a tingkat keberhasilan kinerja guru dipengaruhi
oleh kont ribusi kepemim pinan pada sekolahnya, kondisi budaya organisasi dan ket erampilan guru sekolah t ersebut . Tingkat keb erhasilan kinerja guru
11
SD di UPT Dinas Pendidikan Kecamat an Sukorejo cenderung m eningkat seiring dengan sem akin efektif kepem im pinan kepala sekolah, sem akin
baiknya budaya organisasi dan ket eram pilan guru di sekolah t ersebut . Hal ini bisa t erlihat pada perolehan rat a-rat a nilai UASBN yang m enempat i
peringkat kedua kabupat en dua t ahun bert urut -turut yaitu t ahun 2010 jum lah 3 m at a pelaiaran yang di UASBN-kan yait u M at emat ika, Bahasa
lndonesia dan IPA jum lahnya 26,00 dengan rat a-rat a 8,6. Tahun 2011 jumlah nilai 26,35 dengan rat a-rat a 8,78. Hal ini juga dikarenakan kinerja guru
sangat baik hasil dari kenaikan PAK penilaian angka kredit guru yang dit empuh selam a 2 sam pai 3 t ahun m asa penilaian. Hal ini berart i bahw a
inst rum en dari penilaian PAK t elah bet ul-bet ul dilaksanakan oleh guru secara profesional.
Budaya organisasi school cult ure adalah hal pent ing bagi organisasi, t ermasuk dalam kinerja guru t ersebut . Hal ini selaras dengan pendapat
Syafarudin 2002: 57 yang m em andang budaya organisasi sebagai elem ent pent ing yang m empengaruhi dan perlu dan perlu diperhat ikan dalam
m eningkat kan kinerja guru. Budaya organisasi m em berikan identit as organisasi unt uk para pegaw ai, sum ber untuk st abilit as dan kontinyuit as
organisasi yang mana menjaga sebuah perasaan am an bagi anggot anya dan m em bantu anggot a baru m engint erpret asikan apa yang harus dilakukan di
dalam organisasi sert a m em bant u menst imulasi antusiasm e anggot a untuk m elaksanakan t ugasnya. Budaya organisasi m erupakan sist em pengert ian
12
yang dipegang olah anggot a-anggot a suatu organisasi dan yang m em bedakan suat u organisasi dengan organisasi lain sert a m erupakan
serangkaian karakt er pent ing yang menjadi nilai bagi suatu organisasi. Budaya organisasi bisa dalam kondisi kuat dan bias dalam kondisi
lem ah. Budaya organisasi dikat akan kuat jika budaya t ersebut nilai-nilai int inya di pegang secara int ensif dan dianut bersam a secara m eluas budaya
kuat m em punyai dampak kepada perilaku pegaw ai karena t ingginya t ingkat kebersamaan shareness dan int ensit as m enciptakan suat u budaya int em al
dari kendali perilaku yang t inggi, artinya budaya kuat dapat bert indak sebagai suat u penggant i unt uk formulasi.
M em perhat ikan pentingnya kepemimpinan kepala sekolah dan budaya organisasi dalam m eningkat kan kinerja guru yang m ana memiliki
t ujuan untuk m ew ujudkan pendidikan yang berm ut u yang pada kelanjut annya ditujukan untuk mencipt akan sumber daya m anusia yang
berm ut u at au berkualitas, m aka dalam penelitian ini akan dit elit i t ent ang “ Kont ribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Budaya
organisasi, dan Ket erampilan Guru Terhadap Kinerja Guru SD di UPT Dinas Pendidikan Kecam at an Sukorejo.
Fokus penelitian adalah guru -guru SD di UPT Dinas Pendidikan Kecamat an Sukorejo. Sekolah dasar m erupakan bent uk sat uan pendidikan
yang diselenggarakan untuk m enyiapkan pesert a didik yang siap diserap at au dit erima di sekolah-sekolah lanjut an yang berkualit as.
13
Dengan penelit ian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi kepala sekolah, guru, st akeholder, sisw a dan elem en-elem en lain yang
t erkait dengan pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam upaya m ew ujudkan pendidikan berm utu dan menghasilkan sumber
daya manusia yang berkualit as sehingga kinerja guru m eningkat .
B. Identifikasi M asalah