KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN JOMBANG BANTEN.

(1)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU

TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN JOMBANG BANTEN

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh

RENY NOVIANTI 1102622

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

ii Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

HALAMAN PENGESAHAN

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU

TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN JOMBANG BANTEN

RENY NOVIANTI S.Pd 1102622

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH Pembimbing I

Prof. Dr. H. Johar Permana, M.A. NIP. 195908141985031004

Pembimbing II

Dr. H. Endang Herawan, M.Pd NIP. 196008101986031001

Mengetahui

Ketua Jurusan/Program Studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

iii Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Prof. H. Udin Syaefudin Sa’ud. Ph.D NIP. 195306121981031003

Kontribusi Kepemimpinan

Transformasional Kepala Sekolah dan

Kinerja Mengajar Guru Terhadap

Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan

Jombang Banten

Oleh Reny Novianti

S. Pd Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang. 2009

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasajarna Prodi

Administrasi Pendidikan

© Reny Novianti, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia


(4)

iv Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(5)

v Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten


(6)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN JOMBANG BANTEN

Reny Novianti (1102622) ABSTRAK

Kualitas sekolah sangat tergantung pada kepala sekolah dalam mengelola, menata, mengatur serta memberdayakan segala sumber daya yang ada. Selain itu guru juga memiliki peran yang sangat vital sebagai pendidik sebagai pelayan peserta didiknya. Permasalahan penelitian adalah sejauhmana kontribusi kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap mutu sekolah. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai untuk medeskripsikan, mengukur dan menguji kebermaknaan kontribusi kepemimpinan transformasional dan kinerja mengajar guru terhadap mutu sekolah.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dengan pendekatan kuantitatif melalui teknik analisis deskriptif korelasional dengan menggunakan statistik parametrik. Data diambil menggunakan kuesioner. Sampel yang diambil dari penelitian ini berdasarkan perhitungan berjumlah 84 orang guru dengan menggunakan teknik random sampling.

Dari hasil analisis diperoleh hasil penelitian yakni: 1) kepemimpinan transformasional kepala sekolah berada dalam kategori baik, kinerja mengajar berada dalam kategori baik dan mutu sekolah berada dalam kategori baik; (2) kontribusi kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dalam kategori sedang ; (3) kontribusi kinerja mengajar guru terhadap mutu sekolah berada dalam kategori sedang; (4) kontribusi kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja guru secara bersama-sama berkontribusi terhadap mutu sekolah berada dalam kategori kuat.

Berdasarkan hasil penelitian ini, direkomendasikan perlu dilakukan upaya-upaya untuk lebih memperkuat kepemimpinan transformasionalnya terutama pada dimensi intellectual stimulation. Dalam hal memberikan kesempatan untuk guru dalam pengembangan kinerja mengajar dengan mendorong guru untuk mempelajari dan mempraktikkan pendekatan baru dalam mengajar, serta mewadahi kegiatan guru untuk melakukan inovasi secara kontinyu dan bersama-sama. Selanjutnya kepala sekolah terus berupaya meningkatkan kerjasama baik dengan guru, orang tua, maupun pemerintah daerah khususnya agar dapat meningkatkan mutu sekolah dengan dialog-dialog non formal terkait permasalahan yang dihadapi dan mengupayakan untuk melakukan pemecahan masalah dengan cepat guna meningkatkan kualitas sekolah.


(7)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten


(8)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii iv v vii xii xiv BAB I BAB II PENDAHULUAN... A. Latar Belakang Penelitian... B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... C. Tujuan Penelitian... D. Manfaat Penelitian... E. Struktur Organisasi Tesis...

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS PENELITIAN... A. Kajian Pustaka... 1. Mutu Sekolah dalam Konteks Administrasi Pendidikan... a. Pengertian Mutu menurut Ahli... b. Mutu dan Dimensi Mutu dalam Pendidikan... c. Perbedaan Mutu Barang dan Mutu Jasa Pendidikan... d. Faktor-faktor Peningkatan Mutu di Sekolah... e. Indikator Sekolah Bermutu... 1. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dalam Konteks Administrasi Pendidikan... a. Pengertian Kepemimpinan...

1 1 11 13 14 15 17 17 17 23 24 26 29 29 34 34


(9)

ii Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

.

b. Teori Kepemimpinan... c. Kepemimpinan Kepala Sekolah... d. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah... 2. Kinerja Mengajar Guru dalam Konteks Administrasi Pendidikan... a. Pengertian Kinerja... b. Kinerja Mengajar Guru... c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Mengajar Guru... d. Aspek-aspek Kinerja Mengajar Guru... B. Kerangka Pemikiran...

C. Hipotesis...

METODE PENELITIAN... A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian... 1. Lokasi Penelitian... 2. Populasi Pnelitian... 3. Sampel Penelitian... B. Metode Penelitian... C. Definisi Operasional... 1. Kepemimpinan Transformasional (XΌ)... 2. Kinerja Mengajar Guru (X΍)…... 3. Mutu Sekolah (Y)... D. Instrumen Penelitian... E. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen... 1. Uji Validitas Instrumen... a. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah... b. Kinerja Mengajar Guru...

38 39 41 48 48 49 56 57 60 63 64 64 64 64 65 68 69 70 70 71 71 79 79 81 82


(10)

iii Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB IV

c. Mutu Sekolah... 2. Uji Reliabilitas Instrumen... a. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah... b. Kinerja Mengajar Guru... c Mutu Sekolah... 3. Tahap Penyebaran dan Pengumpulan Angket... 4. Teknik Analisis Data... a. Uji Normalitas... b. Uji Linieritas... c. Uji Analisis Korelasi Sederhana dan Ganda...

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... A. Hasil Penelitian...

1. Deskripsi Kecenderungan Umum Skor Responden... a. Kecenderungan Umum Skor Respon Variabel

Kepemimpinan Transformasional... b. Kecenderungan Umum Skor Respon Variabel Kinerja

Mengajar Guru... c. Kecenderungan Umum Skor Respon Variabel Mutu Sekolah...

2. Analisis Korelasi... 1) Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1) terhadap Mutu Sekolah (Y)... 2) Kinerja Mengajar Guru (X2) terhadap Mutu

Sekolah (Y)... 3) Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1) dan Kinerja Mengajar Guru (X2)... 4) Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah

84 85 85 86 87 88 88 88 91 90 92 92 92 93 98 103 110 111 113 115


(11)

iv Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

(X1) dan Kinerja Mengajar Guru (X2) terhadap Mutu Sekolah (Y)... 3. Interpretasi Hasil Pengujian Hipotesis... B. Pembahasan Hasil Penelitian...

1. Gambaran Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kecamatan Jombang ... 2. Gambaran Kinerja Mengajar Guru pada SD Negeri dan Swasta di Kecamatan Jombang... 3. Gambaran Mutu Sekolah pada SD Negeri dan Swasta di

Kecamatan Jombang... 4. Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap Mutu Sekolah pada SD Negeri dan Swasta di Kecamatan Jombang... 5. Kontribusi Kinerja Mengajar Guru terhadap Mutu Sekolah

pada SD Negeri dan Swasta di Kecamatan Jombang... 6. Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala

Sekolah dan Kinerja Guru secara bersama-sama berkontribusi terhadap Mutu Sekolah pada SD Negeri dan Swasta di Kecamatan Jombang...

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... A. Kesimpulan... B. Rekomendasi... DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN-LAMPIRAN...

117 119 120

121

124

125

126

126

130

139 139 140 143 147


(12)

v Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 2.1 2.2 2.3 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 3.10

Rekapitulasi Nilai UN SD... Konsep Mutu... Sifat-sifat yang membedakan Mutu Barang dan Jasa... Indikator Sekolah Bermutu dan Sekolah tidak Bermutu... Populasi Penelitian... Sampel Penelitian... Kisi-kisi Instrumen Variabel X1, X2, dan Y... Kriteria Penskoran alternatif Jawaban dari Likert Variabel X1, X2, dan Y... Uji Validitas Item Variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1)... Uji Validitas Item Variabel Kinerja Mengajar Guru (X2)... Uji Validitas Item Variabel Mutu sekolah (Y)... Uji Reliabilitas Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1)... Uji Reliabilitas Kinerja Mengajar Guru (X2)... Uji Reliabilitas Mutu sekolah (Y)...

9 23 28 30 64 67 72 77 81 83 84 86 86 87


(13)

vi Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3.11 3.12 3.13 3.14 3.15 3.16 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas... Interpretasi Koefisien Korelasi... Hasil Uji Normalitas Data... Hasil Uji Linieritas Variabel X1 atas Y... Hasil Uji Linieritas Variabel X2 atas Y... Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r... Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS... Skor Rata-rata Variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah... Skor Rata-rata Variabel Kinerja Mengajar Guru... Skor Rata-rata Variabel Mutu Sekolah... Skor Rata-rata Perhitungan WMS Variabel Penelitian... Korelasi Antar Variabel X1 dan Y... Korelasi Antar Variabel X2, dan Y... Korelasi Antar Variabel X1 dan X2... Hasil Uji Korelasi Ganda (X1,X₂ ke Y)... Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis...

88 90 91 92 92 93 96 96 101 106 110 111 113 115 117 119


(14)

vii Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 4.1

4.2 4.3 4.4

Faktor yang Mempengaruhi Mutu Sekolah... Matriks Pola Dasar Administrasi Pendidikan... Hirarki Konsep Mutu... Kepemimpinan dalam Konteks Administrasi Pendidikan... Proses Pembelajaran di Kelas... Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja... Kerangka Pemikiran... Desain Penelitian X1, X2, dan Y... Diagram Batang Kriteria Skor Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1)... Diagram Batang Kriteria Skor Kinerja Mengajar Guru (X2)... Diagram Batang Kriteria Skor Mutu Sekolah (Y)... Gambar Kontribusi (X1, X2, terhadap Y)...

11 22 25 52 53 57 62 63

97 102 107 120


(15)

viii Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten


(16)

1 Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal dalam pencapaian tujuan pendidikan karena sekolah merupakan tempat dimana proses belajar mengajar berlangsung dan sekolah merupakan sarana dalam membangun masyarakat kearah lebih baik dan menjadi manusia yang seutuhnya. Hal tersebut dirumuskan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang Menyatakan bahwa :

Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Terkait dengan UU SPN, dalam perkembangan zaman pada era globalisasi sangat diperlukan sumber daya manusia suatu sekolah yang terampil dan memiliki kinerja tinggi untuk dapat bersaing agar tetap hadir serta berkembang dalam persaingan global dengan meningkatkan kualitas sekolah. Dan organisasi pendidikan di masa sekarang harus memiliki kesadaran bahwa kualitas serta kinerja yang baik merupakan aset utama untuk mencapai tujuan organisasi. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu dengan melakukan upaya perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana prasarana, perbaikan akuntabilitas pembiayaan, pengadaan dan pengembangan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan.


(17)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Masyarakat menyadari bahwa penyelenggaraan pendidikan bermutu bisa memberikan sumbangan nyata bagi pertumbuhan ekonomi melalui penyediaan tenaga kerja berpengetahuan, penguasaan teknologi, serta memiliki keahlian dan ketrampilan. Berbagai studi di bidang pembangunan ekonomi memperlihatkan adanya korelasi positif antara tingkat pendidikan suatu masyarakat dan kemajuan ekonomi (Depdiknas, 2007).

Tetapi kenyataannya upaya pemerintah belum juga mendapatkan hasil yang maksimal. Menurut Sagala (2005:6) bahwa ada beberapa problematika pendidikan nasional: (1) kebijakan pendidikan masih cenderung sebagai alat kekuasaaan; (2) paradigma keberhasilan baru dikatakan berhasil jika memenuhi kepentingan kekuasaan; (3) tugas utama pendidikan dirumuskan berada pada ruang kegiatan realita belaka dan mewariskan masa laku (Status Quo); (4) anggaran pendidikan khususnya untuk kebutuhan pembelajaran belum pernah menembus angka 7,5% baik yang bersumber dari APBD maupun APBN dari anggaran yang telah ditentukan sebesar 20%; (5) kebijakan perubahan kurikulum tidak diuji atas dasar kebutuhan (need assessment); (6) rendahnya kualitas kesejahteraan dan perlindungan terhadap profesi guru; (7) hubungan pengelolaan yang kompleks dan birokratis; (8) biaya pendidikan yang cukup mahal terutama bagi sekolah-sekolah yang favorit; (9) pengangguran pada lulusan sekolah menengah terus bertambah dikarenakan fase kerja bagi lulusan sekolah labil; (10) tekanan ekonomi yang kuat.

Lebih lanjut lagi, Sagala (2005:8) mengemukakan bahwa problematika pendidikan berimplikasi pada beberapa hal, yaitu: (1) sekolah pada semua jenjang dan level diurus seadanya, kreativitas dan inovatif tidak mendapat tempat yang layak karena bertentangan dengan pandangan pemegang kekuasaan; (2) pihak


(18)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sekolah menerima sarana dan prasarana pendidikan di sekolah seadanya, tidak dapat memberikan masukan atau komentar; (3) guru bekerja tidak maksimal.; (4) ruang gerak lulusan sekolah jadi sempit karena kualitas sekolah seadanya.

Pada era globalisasi, mutu atau kualitas dinilai sebagai salah satu alat dalam mencapai keunggulan yang kompetitif, hal ini disebabkan karena mutu merupakan salah satu faktor utama dalam memenuhi keinginan/tuntutan serta kebutuhan masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, Sagala (2009:276) menyatakan bahwa untuk menghadapi persaingan global yang cukup kompetitif, maka desain organisasi pendidikan yang perlu dikembangkan adalah organisasi yang memiliki komitmen tinggi terhadap visi dan misi. Lebih kanjut lagi Hasbullah (2006:61) mengemukakan bahwa dalam era persaingan seperti sekarang yang dapat bertahan hanyalah yang mempunyai kualitas, sehingga lembaga-lembaga pendidikan yang tidak berkualitas akan ditinggalkan dan tersingkir dengan sendirinya karena tidak bisa survive dengan perkembangan zaman.

Mutu merupakan keunggulan sebuah produk atau jasa. Produk atau jasa yang unggul merupakan produk atau jasa yang bermutu. Pengertian mutu sendiri menurut Danim (2007:145) mutu mengandung derajat keunggulan suatu produk atau hasil kerja, baik berupa barang maupun jasa. Ia menambahkan, bahwa barang dan jasa (pendidikan) bermakna dapat dilihat dan tidak dapat dilihat namun dapat dirasakan.

Mutu suatu sekolah merupakan esensi dari pengelolaan sekolah dengan mengetahui kebutuhan pelanggan, dan melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tersebut disertai dengan kesadaran yang terus meningkat bahwa mutu merupakan kunci keberhasilan suatu sekolah dalam mencapai keunggulan yang kompetitif.


(19)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Oleh karena itu, mutu merupakan sesuatu yang sangat penting karena mutu selalu dituntut oleh masyarakat dalam upaya pencapaian keberhasilan pendidikan yang perlu terus ditingkatkan, mengingat tantangan dari dunia pendidikan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Kedudukan mutu sekolah dalam administrasi pendidikan tidak dapat dipisahkan karena bidang garapan ini merupakan suatu sistem kegiatan dari keseluruhan bidang garapan pengelolaan pendidikan yang meliputi personil, kurikulum, peserta didik, sarana dan prasarana dan sebagainya. Untuk dapat mencapai mutu sekolah yang berkualitas secara efektif dan efisien, maka diperlukan administrasi. Artinya jika tanpa adanya administrasi yang baik tentunya tujuan pendidikan tidak akan tercapai maksimal.

Untuk memberikan gambaran tentang sekolah bermutu, disajikan beberapa hasil penelitian dari para pakar tentang sekolah bermutu yang memiliki kriteria tertentu. Danim (2007:56) dalam meningkatkan mutu sekolah perlu melibatkan faktor dominan, yaitu diantaranya: (1) Kepemimpinan Kepala sekolah; (2) Siswa; (3) Guru; (4) Kurikulum; (5) Jaringan Kerjasama.

Lezotte 1983 dalam Sunendar (2013:5) bahwa sekolah-sekolah yang bermutu itu memiliki karakteristik-karakteristik, yaitu: (1) lingkungan sekolah yang aman dan tertib; (2) iklim serta harapan yang tinggi; (3) kepemimpinan instruksional yang logis; (4) misi yang jelas dan terfokuskan; (5) kesempatan untuk belajar dan mengerjakan tugas bagi siswa; dan (6) pemantauan yang sering dilakukan terhadap kemajuan siswa, dan hubungan antara rumah dan sekolah yang bersifat mendukung.

Selanjutnya untuk meningkatkan mutu sekolah khususnya sekolah dasar, harus dilakukan program penguatan dari pendidikan dasar. Karena mutu hasil dari sekolah dasar ini pasti akan berpengaruh terhadap pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Dalam hal ini penguatan kualitas setiap sekolah perlu terus dilakukan serta keberadaan kepala sekolah dan guru dalam setiap sekolah


(20)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sangatlah penting, karena memiliki peran yang sangat vital untuk kemajuan sekolah tersebut serta mencapai tujuan pendidikan. Sesuai dengan pendapat Mulyasa (2007: 181) bahwa tugas kepala sekolah adalah menjadi agen perubahan (Change Agent) yang mendorong dan mengelola agar semua pihak termotivasi dan berperan aktif dalam perubahan tersebut.

Seorang kepala sekolah atau pemimpin dituntut untuk dapat menguasai bidangnya, dan juga memiliki karakter unggul. Dalam hal ini karakter unggul dari kepala sekolah merupakan perwujudan dari adanya keharmonisan antara pikiran, kata-kata, serta tindakannya. Dengan demikian, kemampuan yang dimiliki atau ditunjukkan oleh seorang pemimpin sangat menentukan mutu organisasi atau sekolah yang ia pimpin. Menurut Yukl (2010:345) kepemimpinan (Leadership) merupakan proses mempengaruhi orang lain agar bekerja untuk pencapaian tujuan organisasi.

Kepemimpinan merupakan faktor penggerak organisasi melalui penanganan perubahan dan manajemen yang dilakukannya sehingga keberadaan pemimpin bukan hanya sebagai simbol yang ada atau tidaknya tidak menjadi masalah tetapi keberadaannya memberi dampak positif bagi perkembangan organisasi (Komariah dan Triatna, 2008:40).

Kepemimpinan yang berorientasi pada tugas (initiating structure) dan bawahan (consideration), merupakan suatu proses di mana seorang pemimpin tidak hanya memperhatikan faktor-faktor kebutuhan pemenuhan tugas dan target yang telah ditentukan, tetapi juga memperhatikan faktor moral dan manusiawi dari para anggotanya. Hal tersebut terlihat bahwa peran kepala sekolah dasar di Kecamatan Jombang hanya melihat pembelajaran yang baik serta lancar mencerminkan mutu sekolah yang baik pula. Tetapi selain itu tentunya perlu diperhatikan kebutuhan para bawahan atau guru untuk mengembangkan diri. Jadi tugas guru di sekolah bukan hanya mengajar saja. Seharusnya kepala sekolah dapat menerapkan gaya kepemimpinan transformasional yang merupakan proses


(21)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

di mana seorang pemimpin menaikkan moral dan memotivasi bawahan ke tingkat yang lebih tinggi.

Disamping itu, kedudukan guru dalam kegiatan proses pembelajaran juga sangat strategis dan menentukan. Strategis, karena guru yang akan menentukan kedalaman dan keluasan materi pelajaran, sedangkan bersifat menentukan karena guru yang memilah dan memilih bahan pelajaran yang akan disajikan kepada peserta didik. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan tugas guru ialah kinerjanya didalam merencanakan atau merancang, melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajaran. Selain itu guru juga harus memiliki idealisme dan daya juang yang tinggi dalam melaksanakan proses pembelajaran agar dapat memberikan “layanan ahli” dalam bidang tugasnya sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan dan harapan masyarakat.

Dalam kegiatan pendidikan disekolah guru memiliki peran pokok dan strategis dalam membentuk potensi peserta didik dalam proses pembelajaran serta mampu mendayagunakan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan di tingkat operasional. Dan guru adalah salah satu personil yang dominan dalam pengelolaan organisasi sekolah:

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dengan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah (UU No 14 Pasal 1 Ayat 1 Tahun 2003).

Demikian juga guru merupakan komponen paling menentukan, karena ditangan gurulah kurikulum, sumber belajar, sarana dan prasarana dan iklim pembelajaran menjadi sesuatu yang berarti bagi kehidupan peserta didik (Mulyasa, 2007:5).

Berdasarkan penelitian terdahulu, Bush dan Glover (2003:8) berpendapat bahwa kepemimpinan memiliki hubungan dengan kinerja terhadap mutu sekolah.


(22)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Leadership is a process of influence leading to the achievement of desire purposes. Successful leaders develop a vision for their schools based on their personal and professional values. They articulate this vision at every opprtunity and influence their staff and other stakeholders to share the vision. The philosophy, structure, and activies of the school are geared towards the achievement of this shared vision.

Kualitas kepala sekolah sebagai manajer sangat dipengaruhi oleh kinerja yang dimiliki dalam upaya memberdayakan guru sehingga terwujud guru yang profesional yaitu selalu ingin mengaktualisasi dalam bentuk peningkatan mutu sekolah. Jika sekolah tidak mampu meningkatkan kinerja serta mengembangkan keunggulannya, merespon tuntutan masyarakat dan perubahan, cepat atau lambat akan tertinggal karena arus persaingan di waktu yang akan datang.

Terkait dengan mutu tersebut, berdasarkan hasil wawancara dengan Kasie Pembelajaran Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Cilegon Bapak Humaedi, menyatakan bahwa mutu sekolah dasar itu begitu variatif, karena Kecamatan Jombang adalah salah satu kecamatan yang ada di tengah-tengah bagian dari Kota Cilegon yang termasuk kota industri yang kemudian diikuti dengan fasilitas lainnya yang menjadikan Kota Cilegon sebagai kota mandiri. Lalu akibat dari kehadiran industri-industri yang berkembang di Kota Cilegon ini menyebabkan migrasi serta urbanisasi. Dengan adanya aktivitas tersebut munculah pemikiran baik dari pribumi maupun pendatang membangun sarana pendidikan yang berkualitas.

Peningkatan mutu suatu sekolah merupakan suatu proses yang terintegrasi, meliputi perbaikan sarana sekolah, peningkatan kepemimpinan, peningkatan pengelolaan pendidikan, akuntabilitas pembiayaan sekolah, budaya serta iklim yang kondusif, pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan, supervisi sekolah (akademik dan manajerial), serta pengembangan materi ajar. Upaya meningkatkan mutu sekolah perlu diatur, ditata, dikelola serta diberdayakan agar sekolah mampu mencetak lulusan yang berkualitas.


(23)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Mutu sekolah dapat dipetakan melalui penilaian hasil belajar oleh sekolah sendiri maupun oleh pemerintah dengan melihat hasil Ujian Nasional (UN), seperti yang tercantum dalam PP No.19 Tahun 2005 Pasal 68 bahwa hasil Ujian Nasional dapat dijadikan pertimbangan untuk pemetaan mutu program satuan pendidikan; dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; penentuan kelulusan peserta didik dari program dan atau satuan pendidikan; pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya meningkatkan mutu pendidikan.

Hanya saja mutu sekolah bukan saja dilihat dari hasil belajar siswa semata, tentunya harus didukung oleh personel yang profesional, akan tetapi harus ada usaha-usaha untuk membuat mereka menjadi profesional tidak semata-mata hanya meningkatkan kompetensinya pada kegiatan pendidikan dan pelatihan maupun kesempatan untuk memperoleh pendidikan lagi, tetapi juga harus ada peningkatan dari segi profesionalitas, kepemimpinan yang baik, pemberian motivasi, pemberian bimbingan melalui supervisi dengan keprofesionalan sehingga memungkinkan guru maksimal dalam mengembangkan profesinya sebagai pendidik.

Berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan, pemerintah menetapkan kebijakan melalui Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Pemerintah menetapkan delapan kriteria minimal yang harus dipenuhi dalam proses pendidikan, dan kedelapan standar itu diantaranya: 1. Standar Kompetensi Lulusan yaitu kualifikasi lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan; 2. Standar isi yaitu ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu; 3. Standar proses, yaitu standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk


(24)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mencapai kompetensi lulusan; 4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan, yaitu kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan; 5. Standar sarana dan prasarana, yaitu berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat olahraga, tempat ibadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat rekreasi serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk tempat penggunaan teknologi informasi dan komunikasi; 6. Standar pengelolaan, yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efesiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan; 7. Standar pembiayaan, yang mengatur besarnya biaya operasional satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun; 8. Standar penilaian pendidikan yaitu standar yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

Dari delapan Standar Nasional Pendidikan yang disebutkan diatas yang dapat dijadikan dasar apakah suatu sekolah sudah mencapai standar minimum dari standar tersebut.

Dalam meningkatkan mutu sekolah tidak dapat dilepaskan dari hasil data yang tersedia ataupun penelitian yang berhubungan dengan mutu sekolah yang telah dilakukan. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini progres dari rata-rata hasil Ujian Nasional pada dua tahun terakhir untuk sekolah di Kecamatan Jombang bahwa terlihat peningkatan yang tidak terlalu banyak selama 2 tahun terakhir.

Tabel 1.2

Rekapitulasi Nilai Ujian Nasional SD Tahun Pelajaran 2010/2011 dan 2011/2012

No

Nama

Kecamatan Tahun

Bahasa

Indonesia MTK IPA Jumlah

Rata-rata


(25)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1 Cilegon 2010/2011 8.09 8.37 8.65 25.1 24.83

2011/2012 8.34 8.12 8.11 24.56

2 Purwakarta 2010/2011 8.28 8.1 8.52 24.91 24.78

2011/2012 8.16 8.16 8.34 24.66

3 Grogol 2010/2011 8.11 7.88 8.39 24.38 24.63

2011/2012 8.25 8.37 8.25 24.88

4 Jombang 2010/2011 8.03 7.95 8.32 24.3 24.3

2011/2012 8.16 8.17 7.98 24.31

5 Pulomerak 2010/2011 7.95 7.85 8.16 23.97 23.92

2011/2012 7.99 7.96 7.92 23.87

6 Citangkil 2010/2011 8.02 7.36 8.12 23.5 23.64

2011/2012 7.75 7.76 8.12 23.78

7 Cibeber 2010/2011 7.89 7.29 8.1 23.28 23.33

2011/2012 7.97 7.72 7.69 23.38

8 Ciwandan 2010/2011 7.67 7.08 7.79 22.54 23.15

2011/2012 7.9 7.76 8.12 23.78

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cilegon tahun 2010-2012

Data tersebut menunjukkan, bahwa nilai rata-rata Ujian Nasional siswa SD di Kecamatan Jombang masih perlu ditingkatkan. Jika dibandingkan dengan kecamatan lain, kecamatan jombang ini masih belum dapat meningkatkan rangking pada urutan pertama dari delapan kecamatan yang ada di Kota Cilegon. Terlihat sekali persaingan yang cukup ketat antara satu kecamatan dengan kecamatan lainnya jika dilihat dari hasil Ujian Nasional diatas. Tetapi dari indikator-indikator nilai tersebut belum cukup mewakili dan menggambarkan bahwa pendidikan berkualitas tinggi. Karena kualitas sekolah hanya dapat diukur dengan tingkatan ketercapaian tujuan pendidikan sebagaimana yang disebutkan dalam pasal 3 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Arah dan Kebijakan Pendidikan di Kota Cilegon tertuang dalam Agenda Cilegon sehat dan Cerdas, tentunya kebijakan yang di peruntukkan semua kecamatan yang ada di Kota Cilegon termasuk Kecamatan Jombang yang


(26)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bertolak pada pemikiran bahwa Kota Cilegon memerlukan sumberdaya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan adalah pendidikan (13 Tahun Kota Cilegon Membangun dan Terus Berkarya untuk Kesejahteraan Rakyat dengan Daya Dukung Industri Perdagangan dan Jasa, 2012:32).

Banyak program peningkatan mutu pendidikan sekolah dasar ditetapkan dan diupayakan secara sentralistik oleh pemerintah pusat. Dan juga banyak program pelatihan guru dirancang dan dilaksanakan secara terpusat dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar. Hasilnya peningkatan mutu di sekolah dasar tetap tidak banyak peningkatan, karena tidak dibarengi upaya internal sekolah untuk meningkatkan mutu (Bafadal, 2009:35).

Untuk membangun mutu, kepala sekolah tentunya harus memiliki visi terhadap mutu. Dalam penciptaan visi yang jelas pasti akan membangun komitmen guru terhadap mutu agar senantiasa ditingkatkan dengan membangun kerjasama dalam kehidupan kerja disekolah. Sukses tidaknya mutu disekolah ditentukan oleh kesiapan dan kompetensi dari kepala sekolah dan guru serta staf lainnya. Dengan demikian, untuk mencapai kualitas sekolah dapat dicapai dengan menjalankan suatu sistem pengelolaan yang profesional dari kepala sekolah maupun guru dalam menghasilkan mutu sekolah yang baik.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berangkat dari latar belakang, banyak hal yang memberikan kontribusi terhadap mutu sekolah. Berdasarkan hasil penelitian para pakar bahwa faktor-faktor yang penting dalam meningkatkan mutu sekolah diantaranya menurut


(27)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Danim (2007:56) yaitu diantaranya: kepemimpinan kepala sekolah, siswa, guru, kurikulum dan jaringan kerjasama.

Dalam bentuk lain faktor-faktor yang mempengaruhi mutu sekolah dapat dilihat pada gambar 1.3 berikut ini:

Gambar 1.1: Faktor yang Mempengaruhi Mutu Sekolah Sumber: Danim, Sudarwan. (2007). Visi Baru Manajemen Sekolah.

Jakarta: Bumi Aksara

Kepala sekolah memiliki tanggung jawab yang besar dalam peningkatan mutu sekolah. Karena selain kepala sekolah harus memiliki kemampuan dalam melaksanakan proses manajemen, juga dituntut untuk mampu menerapkan substansi seluruh kegiatan pendidikan. Dengan memberdayakan kapasitas

Mutu Sekolah

Kepemimpinan

Guru Siswa


(28)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kepemimpinan kepala sekolah, dipastikan dapat pula mendorong seluruh sumber daya sekolah dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah melalui program-pogram yang dilaksanakan secara terprogram.

Menurut Wahjosumidjo (2002:82) bahwa keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah. Satu diantara peran kepala sekolah terkait dengan kinerja guru adalah sebagai seorang manajer.

Faktor dominan selanjutnya adalah guru yang berperan penting dalam keberhasilan pendidikan karena guru adalah sosok yang berinteraksi secara langsung dengan peserta didik untuk menghasilkan tamatan seperti yang diharapkan. Dan semua komponen lain seperti sarana-prasarana, kurikulum, biaya dan sebagainya tentu tidak akan berarti apabila esensi dari pembelajaran yaitu interaksi guru dengan peserta didik tidak berkualitas. Penulis berkeyakinan bahwa faktor kinerja mengajar guru ini akan berkontribusi terhadap kualitas sekolah. Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu bahwa kualitas lulusan siswa itu tergantung pada kemampuan guru dalam aktivitas mengajar. Selanjutnya bahwa keberhasilan pendidikan sesungguhnya akan terjadi bila ada interaksi antara pendidik dengan peserta didik. dalam kondisi inilan guru yang memegang peranan strategis (Karweti, 2010:77).

Sebagai organisasi pendidikan, sekolah memiliki unsur yang berfungsi dan saling berhubungan dalam rangka untuk mencapai tujuan sekolah. Dan keberhasilan tujuan pendidikan disekolah tergantung pada sumber daya didalamnya yang sering disebut unsur-unsur sekolah. Unsur-unsur tersebut diantaranya yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru-guru, siswa, pegawai tata usaha dan pegawai tenaga kependidikan lainnya. Dan kesemua unsur-unsur itu tentunya didukung oleh unsur lain yaitu sarana dan prasarana, manajemen serta kurikulum.


(29)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan ruang lingkup dan pembatasan masalah tersebut, maka masalah utama yaitu “Bagaimana kontribusi kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap mutu sekolah dasar di Kecamatan Jombang, Banten?”. Secara rinci masalah dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran umum kepemimpinan transformasional kepala sekolah dasar di Kecamatan Jombang, Banten?

2. Bagaimana gambaran umum kinerja mengajar guru sekolah dasar di Kecamatan Jombang, Banten?

3. Bagaimana gambaran umum mutu sekolah dasar di Kecamatan Jombang, Banten?

4. Berapa besar kontribusi kepemimpinan transformasional terhadap mutu sekolah dasar di Kecamatan Jombang, Banten?

5. Berapa besar kontribusi kinerja guru terhadap mutu sekolah dasar di Kecamatan Jombang, Banten?

6. Berapa besar kontribusi kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja guru secara bersama-sama berkontribusi terhadap mutu sekolah dasar di Kecamatan Jombang, Banten?

C. Tujuan Penelitian

Penulis mencoba menulis dua macam tujuan penelitian, yakni tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendapatkan data empirik, menganalisa data, menemukan model hasil analisis kebermaknaan kontribusi kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap mutu sekolah dasar Kecamatan Jombang Banten.


(30)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan penelitian secara khusus sebagai berikut:

a. Mengetahui gambaran umum kepemimpinan transformasional kepala sekolah dasar di Kecamatan Jombang Banten.

b. Mengetahui gambaran umum kinerja mengajar guru sekolah dasar di Kecamatan Jombang Banten.

c. Mengetahui gambaran mutu sekolah dasar di Kecamatan Jombang Banten.

d. Kontribusi kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah dasar di Kecamatan Jombang Banten.

e. Kontribusi kinerja mengajar guru terhadap mutu sekolah dasar di Kecamatan Jombang Banten.

f. Kontribusi kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja guru secara bersama-sama berkontribusi terhadap mutu sekolah dasar di Kecamatan Jombang Banten.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis untuk medongkrak kualitas pendidikan ditanah air umumnya, dan khususnya peningkatan mutu sekolah pada SD di Kecamatan Jombang.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk pengembangan keilmuan administrasi pendidikan, dimana cakupan administrasi pendidikan semakin luas dengan mengaplikasikan kajian dalam penelitian ini terhadap dunia pendidikan. Hal lain yang dapat digali dari penelitian ini adalah kemungkinan munculnya pengembangan yang berkenaan dengan interdepensi antara kepemimpinan


(31)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

transformasional kepala sekolah dan kinerja mengajar guru yang memberikan kontribusi peningkatan mutu sekolah serta akhirnya mengarah pada peningkatan kualitas sekolah.

2. Manfaat Praktis

Hasil atau temuan penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memberikan manfaat atau kontribusi nyata untuk upaya berikut:

a. Memahami secara utuh konsep kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja mengajar guru sehingga dapat memberikan dampak yang positif bagi hasil belajar siswa serta mutu lulusan yang berkualitas.

b. Hasil penelitian dapat menjadi masukan untuk kepentingan sekolah dalam mengetahui serta mengevaluasi lebih jauh implementasi pencapaian mutu sekolah yang telah ditetapkan sebelumnya.

c. Untuk kepentingan masyarakat sebagai pelanggan jasa pendidikan dalam upaya dalam mengawasi serta mengukur perbaikan dan peningkatan mutu sekolah

d. Memberikan keterampilan bagi khalayak dalam menganalisis serta menghadapi masalah pengelolaan sekolah, terkait dengan kepemimpinan transformasional, kinerja mengajar guru dan mutu sekolah.

E. Struktur Organisasi Tesis

Struktur organisasi dalam Tesis ini memaparkan dalam Lima (5) Bab sesuai dengan Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah UPI (2012), penelitian ini ditulis dengan struktur penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang garis-garis besar keseluruhan permasalahan yang terdiri dari beberapa sub bab, antara lain : latar belakang penelitian, identifikasi


(32)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

masalah dan perumusan masalah, tujuan penelitian. metode penelitian manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Bab ini dikemukakan teori-teori dan konsep-konsep yang digunakan untuk pembahasan masalah yang dikaji. Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoritik, tujuan serta hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini akan diterangkan secara rinci mengenai lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan dibahas mengenai pengolahan data atau analisis data, untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian, pembahasan dan analisa temuan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini, menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.


(33)

64 Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi atau tempat dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar yang ada di Kecamatan Jombang, Banten berjumlah 31 sekolah.

2. Populasi Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti memerlukan sejumlah data yang memadai dan relevan dengan tujuan informasi tersebut dapat digunakan untuk menjawab kesimpulan.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono: 2010:117).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang yaitu dengan jumlah 31 sekolah.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Nama Sekolah Populasi

Kepala

Sekolah Guru Jumlah

1. SDN Cilegon I 1 17

508

2. SDN Cilegon II 1 29

3. SDN Cilegon III 1 15

4. SDN Cilegon IV 1 22

5. SDN Cilegon V 1 11

6. SDN Cilegon VII 1 12

7. SDN Cilegon VIII 1 10


(34)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.1 (Lanjutan) Populasi Penelitian

9. SDN Masigit I 1 14

10. SDN Panggung Rawi 1 10

11. SDN Gedong Dalem I 1 11

12. SDN Blok C 1 13

13. SDN Cilegon IX 1 14

14. SDN Gedong Dalem II 1 13

15. SDN Cilegon X 1 9

16. SDN Cilegon XI 1 19

17. SDN Cilegon XII 1 14

18. SDN Gedong Dalem III 1 14

19. SDN Masigit II 1 11

20. SDN Kubang Laban 1 12

21. SDN Masigit III 1 12

22. SDN Sukmajaya I 1 10

23. SDN Sukmajaya II 1 12

24. SDN Kranggot 1 13

25. SDS Islam Alkhaeriyah 1 14

26. SDS Mardiyuana 1 29

27. SDS Rendhawa English School 1 9

28. SDS Az-Zahra 1 13

29. SDS Mutiara Bunda 1 35

30. SDS Insantama 1 15

31. SDS Al-Azhar SBC 1 33

Jumlah 31 477

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Cilegon

3. Sampel Penelitian

Untuk mempermudah melakukan penelitian, peneliti memerlukan sampel penelitian yang merupakan bagian dari populasi. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil berdasarkan data yang dapat mewakili populasi secara keseluruhan (representatif). Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono


(35)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(2010:118) “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan rumus Taro Yamane yang dikutip oleh Akdon dan Hadi (2005:107):

Keterangan:

n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi d² = Presisi yang ditetapkan

Berdasarkan pendapat tersebut, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengambil dari jumlah seluruh SD di Kecamatan Jombang, adapun tingkat presisi yang ditetapkan sesuai dengan Akdon dan Hadi (2005:107) sebesar 10%. Dengan menggunakan rumus diatas, maka jumlah dengan rincian perhitungan sebagai berikut:

Untuk menentukan banyaknya guru yang diambil sebagai sampel setiap sekolah, peneliti pun menggunakan proportional random sampling. Proporsi


(36)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sampel untuk tiap-tiap sekolah dihitung dengan mengikuti formula sebagai berikut:

Keterangan :

n = Ukuran sampel yang harus diambil dari Stratum ke-i Nᵢ = Ukuran Stratum ke-i

N = Ukuran populasi

n = Ukuran sampel keseluruhan yang di alokasikan

Secara rinci alokasi proporsional pengambilan sampel untuk masing-masing sekolah dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.2

Sampel Penelitian

No Nama Sekolah

Sampel

Jumlah

1. SDN Cilegon I 2,97 3

2. SDN Cilegon II 4,96 5

3. SDN Cilegon III 2,48 3

4. SDN Cilegon IV 3,63 4

5. SDN Cilegon V 1,98 2

6. SDN Cilegon VII 2,14 2

7. SDN Cilegon VIII 1,81 2

8. SDN Kependilan 2,14 2

9. SDN Masigit I 2,48 3

10. SDN Panggung Rawi 1,81 2


(37)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

12. SDN Blok C 2,31 2

13. SDN Cilegon IX 2,48 2

14. SDN Gedong Dalem II 2,31 2

15. SDN Cilegon X 1,65 2

16. SDN Cilegon XI 3,30 3

17. SDN Cilegon XII 2,48 2

18. SDN Gedong Dalem III 2,48 2

19. SDN Masigit II 1,98 2

20. SDN Kubang Laban 2,14 2

21. SDN Masigit III 2,14 2

22. SDN Sukmajaya I 1,81 2

23. SDN Sukmajaya II 2,14 2

.Tabel 3.2 (Lanjutan) Sampel Penelitian

24. SDN Kranggot 2,31 2

25. SDS Islam Alkhaeriyah 2,48 3

26. SDS Mardiyuana 4,79 5

27. SDS Rendhawa English School 1,65 2

28. SDS Az-Zahra 2,31 2

29. SDS Mutiara Bunda 5,78 6

30. SDS Insantama 2,64 3

31. SDS Al-Azhar SBC 5,62 6

Jumlah 84.00 84

Jadi, jumlah responden penelitian adalah 84

B. Metode Penelitian

Penelitian adalah upaya sistimatis dalam menemukan, menganalisis dan menafsirkan bukti-bukti empiris untuk memahami gejala-gejala atau untuk menemukan jawaban terhadap suatu permasalahan yang terkait dengan gejala itu (McMillan dan Schumacer, 2001:9) mendefinisikan penelitian sebagai proses yang sistematis dalam pengumpulan dan analisis logis terhadap informasi atau data untuk beberapa tujuan tertentu.


(38)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Menurut Sugiyono (2009:2) metode penelitian pada dasarnya merupakan:

“Cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey deskriptif. Riduwan (2010:217) mengungkapkan bahwa “Metode survey deskriptif adalah suatu metode penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data.

Melalui penerapan metode penelitian deskriptif yang meneliti keadaan masalah yang sedang berlangsung atas objek penelitian, diharapkan dapat diperoleh informasi yang tepat dan gambaran yang lengkap mengenai permasalahan yang diteliti.

2. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Dengan metode ini diharapkan dapat mengungkapkan keterkaitan kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja mengajar guru sejauh mana kontribusinya terhadap kinerja mengajar guru pada Sekolah Dasar Kecamatan, Banten.

Oleh karena itu data yang digunakan harus jelas sumber data, populasi, dan sampel, homogenitas dan volume penyebarannya. Karena data hasil penelitian berupa angka-angka yang harus diolah secara statistik. Maka antar variabel yang dijadikan objek penelitian harus jelas korelasinya. Sehingga dapat ditentukan pendekatan statistik yang akan digunakan dalam mengolah data.

3. Studi Kepustakaan

Studi Bibliografi sering disebut juga studi kepustakaan, digunakan untuk melengkapi metode deskriptif. Studi bibliografi merupakan proses penelusuran sumber-sumber tertulis berupa buku-buku, laporan-laporan penelitian, jurnal, dan sejenisnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.


(39)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Melalui studi bibliografi ini, penulis akan memperoleh tambahan informasi dan pengetahuan dalam bentuk teori-teori yang dapat dijadikan landasan berfikir dalam mengkaji, menganalisis, dan memecahkan permasalahan yang diteliti.

C. Definisi Operasional

Variabel bebas (independent variables) dalam penelitian ini adalah: Kepemimpinan Transformasional (X ) dan Kinerja Mengajar Guru (X ), sedangkan variabel terikat (dependent variable) adalah Mutu Sekolah (Y).

1. Kepemimpinan Transformasional (X )

Kepemimpinan transformasional yang di definisikan Bass dan Riggio (2006:4), sebagai kemampuan pemimpin mengubah lingkungan kerja, motivasi kerja, dan pola kerja, dan nilai-nilai kerja yang dipersepsikan bawahan sehingga mereka lebih mampu mengoptimalkan kinerja untuk mencapai tujuan organisasi. Lalu terdapat empat dimensi kepemimpinan transformasional, diantaranya: Idealized Influence (kharismatik), Inspirational Motivation (motivasi), Intelectual Stimulation (stimulasi intelektual), dan Individualized Consideration (konsiderasi individu).

Yang dimaksud kepemimpinan transformasional dalam penelitian ini kemampuan dari seorang kepala sekolah dalam mengubah lingkungan kerja, motivasi kerja, dan pola kerja, dan nilai-nilai kerja yang mendorong bawahan atau guru untuk lebih mampu mengoptimalkan kinerja dalam mencapai tujuan sekolah. Dan kepemimpinan transformasional ini memiliki empat dimensi, yaitu: Idealized


(40)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Influence,Insi\pirational Motivation, Intellectual Motivation, dan Individual Consideration.

2. Kinerja Mengajar Guru (X )

Kinerja mengajar guru menurut Rahman dkk (2005:73) merupakan seperangkat perilaku nyata ditunjukkan guru pada waktu dia memberikan pelajaran kepada siswanya. Kinerja mengajar guru juga dapat dilihat saat melaksanakan interaksi belajar mengajar di kelas termasuk bagaimana ia mempersiapkannya.

Dengan demikian kinerja mengajar guru dalam penelitian ini merupakan sejauh mana kemampuan kerja yang ditunjukkan oleh guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran serta interaksi guru dengan peserta didik pada saat pembelajaran sebagai tugas dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

3. Mutu Sekolah (Y)

Komariah dan Triatna (2008:8) mutu sekolah merupakan kualitas siswa yang mencerminkan kepuasan pelanggan, adanya partisipasi aktif manajemen dalam proses peningkatan kualitas secara terus-menerus, pemahaman setiap orang terhadap tanggung jawab yang spesifik terhadap kualitas, setiap individu dalam sekolah dan stakeholders menyadari serta merealisasi prinsip “mencegah

terjadinya kerusakan”, dan melaksanakan pandangan bahwa kualitas adalah cara

hidup (way of life).

Dan sekolah bermutu menurut Engkoswara (2010:310) memiliki indikator diantaranya yaitu adanya masukan yang tepat, semangat kerja tinggi, gairah motivasi belajar tinggi, penggunaan biaya, waktu, fasilitas, tenaga yang


(41)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

profesional, kepercayaan berbagai pihak, tamatan bermutu, keluaran yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Mutu sekolah dalam penelitian ini yaitu tingkat kualitas sekolah dalam melakukan proses pelayanan terhadap siswa, orang tua siswa atau masyarakat sebagai pelanggan dengan menunjukkan adanya masukan yang tepat, semangat kerja tinggi (kepala sekolah, guru, staf administrasi, dan staf keamananan dan kebersihan), gairah motivasi belajar siswa tinggi, penggunaan biaya, waktu, fasilitas, tenaga guru yang profesional, kepercayaan dari berbagai pihak, tamatan bermutu, keluaran yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dirancang dengan sesuai dengan dimensi dan indikator setiap variabel. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2010:148). Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui butir-butir pertanyaan atau pernyataan yang dapat dipakai, yang harus diperbaiki atau yang tidak dipakai, untuk itu perlu diuji cobakan kepada sebagian responden.

Instrumen penelitian dirancang sesuai dengan sub-sub variabel dan indikator untuk setiap variabel. Alat pengumpul data yang dikembangkan adalah kuesioner tertutup, yaitu responden diberi sejumlah permintaan yang menggambarkan hal-hal yang ingin diungkapkan dari ketiga variabel disertai alternatif jawaban. Lalu responden diminta untuk merespon setiap item sesuai dengan keadaan dirinya dan keadaan yang diketahui serta dirasakan dengan cara membubuhkan tanda silang pada alternatif jawaban. Dan kuesioner dikembangkan dengan mengacu pada teori yang mendasarinya.

Tabel 3.3


(42)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Variabel Dimensi Indikator No Item

Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (XІ)

1.Idealized Influence

2.Inspirational Motivation

3.Intellectual Stimulation

.

1.1 Menunjukkan sikap hormat kepada bawahan

1.2 Membangun rasa percaya diri bawahan 1.3 Menunjukkan kinerja

secara profesional dalam melaksanakan tugas

2.1Memberikan pengakuan atas kerja guru dalam bentuk pujian secara personal

2.2Mengkomunikasikan harapan yang tinggi kepada bawahan

2.3Menjadi motivator bagi bawahan

3.1Mengajak bawahan melakukan inovasi secara kontinyu

1,2

3 4,5

6,7

8,9

10

11,12

Tabel 3.3 (Lanjutan)

Kisi-kisi InstrumenVariabel XІ, X2, dan Y


(43)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Kepemimpinan

Transformasional Kepala Sekolah (XІ)

Kinerja

Mengajar (X2)

4. Individual Consideration 1.Kegiatan Pendahuluan 3.2Memberikan

kesempatan pada guru mengikuti pelatihan atau pendidikan pada tingkat selanjutnya

3.3Mendorong bawahan untuk mempelajari dan mempraktikkan

pendekatan baru dalam mengajar

4.1Merefleksikan diri untuk memperhatikan serta menindaklanjuti keluhan bawahan, siswa atau orang tua

4.2Memperlakukan bawahan secara adil 4.3Memperhatikan

kebutuhan bawahan 4.4Melibatkan bawahan

dalam pengambilan

keputusan guna

meningkatkan mutu sekolah

1.1Menyiapkan peserta didik

1.2Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dicapai

1.3Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai 13 14,15,16 17,18,19 20,21,22 23,24 25 1,2,3 4 5


(44)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kisi-kisi InstrumenVariabel XІ, X2, dan Y

Variabel Dimensi Indikator No Item

Kinerja

Mengajar Guru (X2)

2.Kegiatan Inti

1.4Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus

2.1Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari

2.2Menggunakan beragam pendekatan

pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain 2.3Memfasilitasi terjadinya

interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya

2.4Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran 2.5Memfasilitasi peserta

didik melakukan percobaan

2.6Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas

2.7Memfasilitasi peserta didik untuk melakukan kegiatan menumbuhkan kebanggaan dan percaya diri peserta didik

2.8Memberikan umpan balik positif

2.9Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi

6 7 8,9,10,11 12 13 14 15 16,17 18 19


(45)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.3 (Lanjutan)

Kisi-kisi InstrumenVariabel XІ, X2, dan Y

Variabel Dimensi Indikator No Item

Mutu Sekolah

3. Penutup

1. Masukan

(Input) yang tepat

3.1Bersama-sama dengan peserta didik membuat kesimpulan pelajaran 3.2Melakukan

penilaian/refleksi

terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan 3.3Memberikan umpan

balik terhada proses dan hasil pembelajaran 3.4Merencanakan kegiatan

tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik

3.5Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya 1.1Kepala sekolah, guru, siswa, dan staf lainnya 1.2kurikulum, prasarana,

20

21,22

23

24

25

1,2,3 4,5,6,7,8,9


(46)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu (Y)

2. Semangat kerja tinggi

sarana sekolah 1.3Visi sekolah 2.1Kerjasama 2.2Disiplin

2.3Tanggung jawab

10 11 12 13

Tabel 3.3 (Lanjutan)

Kisi-kisi InstrumenVariabel XІ, X2, dan Y

Variabel Dimensi Indikator No Item

Mutu Sekolah (Y)

3. Gairah motivasi belajar tinggi 4. Penggunaan

biaya, waktu, fasilitas, dan tenaga yang profesional 5.Kepercayaan

berbagai pihak

6.Tamatan (output) bermutu

7. Keluaran

relevan dengan kebutuhan

3.1Motivasi kerja komponen sekolah 3.2Motivasi belajar siswa 4.1 Pengelolaan biaya 4.2 Pengelolaan waktu 4.3 Penggunaan fasilitas 4.4 Pemberdayaan guru

5.1 Dukungan orang tua 5.1 Dukungan masyarakat sekitar

5.3 Dukungan pemerintah 6.1 Membuat standar kelulusan

6.2 Keunggulan akademik dan non akademik 7.1 Tingkat kepuasan dari konsumen

7.2 Mampu bersaing dengan

14 15,16 17,18 19,20 21 22,23 24 25 26 27,28 29,30 31 32


(47)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

masyarakat dengan lulusan lainnya dalam melanjutkan studi ketingkat selanjutnya

Berdasarkan teori di atas, maka untuk memperoleh data tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah, kinerja mengajar guru dan mutu sekolah maka digunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner (angket) dengan terlebih dahulu membuat kisi-kisi instrumen berdasarkan definisi operasional dari masing-masing variabel penelitian. Angket yang telah disusun, diuji coba untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya.

1. Skala Pengukuran

Dalam menyusun kuesioner peneliti menggunakan skala interval. Jadi dengan menggunakan skala ini penulis ingin mengetahui bagaimana gambaran kepemimpinan transformasional kepala sekolah, kinerja mengajar guru dan mutu sekolah pada Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang, Banten. Teknik pengumpulan data dalam pe1nelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik pengumpulan data tidak langsung dengan mengadakan komunikasi dengan subjek penelitian melalui penyebaran angket. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala (1-4). Berikut skala Interval dalam bentuk daftar checklist (√) :


(48)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.4

Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban dari Skala Interval Variabel XІ, XЇ dan Y

Alternatif Jawaban Skor Pernyataan

SL : Selalu 4

SR : Sering 3

KD : Kadang-kadang 2

TP : Tidak Pernah 1

2. Penyusunan Instrumen

Instrumen penelitian ini di susun berdasarkan indikator-indikator masing-masing variabel, lalu untuk mendapatkan keshahihan dilakukan melalui pendefinisian dan studi kepustakaan serta diskusi dengan pembimbing. Instrumen pada setiap indikator di susun dengan menggunanakan langkah sebagai berikut: (1) membuat kisi-kisi berdasarkan indikator variabel, (2) menyusun pernyataan sesuai dengan indikator variabel, (3) melakukan analisis rasional untuk melihat kesesuaian dengan indikator serta ketepatan dalam menyusun angket dari aspek yang diukur.

3. Tahap Uji Coba Angket

Instrumen penelitian yang telah disusun kemudian diuji cobakan untuk mengetahui sejauh mana validitas keshahihan atau kehandalan melalui jalur prosedur berikut:

a. Uji coba angket

Instrumen penelitian ini diuji cobakan melalui responden yang tidak termasuk sampel penelitian. Jumlah responden uji coba sebanyak 10 (sepuluh) orang guru. Jumlah ini dianggap sudah cukup memenuhi syarat untuk di uji cobakan.


(49)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu b. Pelaksanaan uji coba

Uji coba instrumen dilakukan dengan melalui langkah berikut: a) membagikan angket terhadap responden (guru), b) memberikan keterangan/penjelasan bagaimana cara pengisian angket c) para responden melakukan pengisian sesuai prosedur yang telah disebutkan atau ditulis oleh peneliti, d) responden mengumpulkan kembali angket. c. Tujuan pelaksanaan uji coba

Pelaksanaan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan serta kekurangan yang kemungkinan besar dapat terjadi pada item-item angket baik dalam hal redaksi, alternatif jawaban yang tersedia maupun dalam setiap jawaban dan pernyataan yang ada. Uji coba ini juga dilakukan untuk menganalisis terhadap intrumen sehingga bisa diketahui sumbangan butir-butir pernyataan terhadap indikator yang telah ditetapkan pada masing masing variabel selanjutnya untuk mengetahui butir pertanyaan dan pernyataan yang valid dan reliabel maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

E. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen

1. Uji Validitas Instrumen

Arikunto (2010:167) yang dimaksud uji validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur.


(50)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Adapun rumus yang dipergunakan dalam pengujian validitas instrumen ini adalah rumus yang ditetapkan oleh person yang dikenal dengan korelasi Product Moment. Berikut merupakan langkah-langkah uji validitas dalam penelitian ini.

Menghitung koefisien korelasi Product Moment ( ), dengan rumus sebagai berikut:

(Arikunto,2010:162) Keterangan:

n = Jumlah responden

∑ XY = Jumlah perkalian X dan Y

∑ X = Jumlah skor tiap butir

∑ Y = Jumlah skor total

∑ X² = Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan

∑ Y² = Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

1) Untuk mengetahui nilai signifikasi validitas tiap butir item yaitu dengan membandingkan nilai korelasi rhitung dengan nilai rtabel. Apabila rhitung lebih kecil dari rtabel (rhitung < rtabel ) maka diambil kesimpulan bahwa butir item tersebut tidak valid. Sebaliknya apabila rhitung lebih besar dari rtabel

 

 

2 2

 

2  2

)

)( (

  

    

 

y y N x N

y x xy N x rxy


(1)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Jombang perlu mempertimbangkan beberapa upaya dalam meningkatkan mutu sekolah, perlu dilakukan upaya-upaya yang lebih memperkuat kinerja mengajar guru dan meningkatkan kepemimpinan transformasionalnya terutama pada dimensi intellectual stimulation. Selanjutnya, ada upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kerjasama baik dengan guru, orang tua, maupun pemerintah daerah khususnya agar dapat meningkatkan mutu sekolah dengan dialog-dialog non formal terkait permasalahan yang dihadapi dan menguoayakan untuk melakukan pemecahan masalah dengan cepat guna meningkatkan kualitas sekolah.

2. Bagi guru, diharapkan guru untuk dapat meningkatkan kinerjanya khususnya dalam mengajar khususnya untuk dimensi kegiatan inti yang menurut hasil dari perhitungan bahwa kecenderungan guru pada sub variabel melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari ini dinilai masih kurang. Hal ini tentunya harus menjadi perhatian bagi kepala sekolah yang seharusnya dapat memberikan tanggung jawab dan kewenangan pada guru dalam mengelola proses belajar mengajar, mempelajari dan mempraktikkan pendekatan baru dalam mengajar, serta mewadahi kegiatan guru untuk melakukan inovasi secara kontinyu dan bersama-sama, dan guru harus memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi. Hal ini dilakukan agar persepsi masyarakat terhadap guru tidak pernah surut bahwa guru adalah profesi yang menuntut keprofesionalan yang tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang. Dan tentunya guru selalu menunjukkan perilaku yang positif dalam mendukung segala aktivitas kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah. 3. Bagi UPTD Kecamatan Jombang diharapkan lebih intensif terhadap


(2)

142

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

cepat tanggap dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi kepala sekolah khususnya, karena kontribusi kepemimpinan kepala sekolah yang sebaik-baiknya harus sesuai dengan ketentuan merupakan salah satu poin penting dalam peningkatan mutu sekolah.

4. Kepada para peneliti untuk melakukan penelitian lanjutan dengan mengkaji faktor-faktor lain yang mempengaruhi mutu sekolah dengan menggunakan literatur yang lebih lengkap, waktu yang lebih lama, sampel yang lebih luas serta kajian yang lebih mendalam sehingga menghasilkan penelitian yang lebih baik dan menambah wawasan lebih luas.


(3)

143

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Daftar Pustaka

Akdon dan Sahlan, Hadi. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi

Alma, Buchari. (2008). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta

Arcaro, Jerome S. (2007). Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-prinsip Perumusan dan Tata Langkah Penerapan. Yoyakarta: Pustaka Pelajar

Bahri, Syaiful. (2010). Optimalisasi Kinerja Kepala Sekolah. Jakarta: Gibon Balyer, Aydin. (2012). “Transformational Leadership Behaviors of School

Principals: A Qualitative Research Based on Teachers’ Perceptions”. International Online Journal of Educational Sciences, 4 (3), 581-591 Bass, M. Bernard dan Riggio, Ronald E. (2006). Transformational Leadership.

Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publisher

Bappenas. (2013). Perencanaan Pembangunan Pendidikan Nasional. Jakarta: Bappenas

Bradford, Shalonda K. (2011). International Journal of Web-Based Learning and Teaching Technologies. Gale Art, Engineering & Social Lite Package, p35 Bush, Tony. (2008). Leadership and Management Development in Education.

London EC1Y 1SP: Sage Publications Ltd

Bush, Tony dan Glover, Derek. (2003). School Leadership: Concept and Evidence. London EC1Y 1SP: Sage Publications Ltd

Danim, Sudarwan . (2007). Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara Davis, K. (2007). Human Behavior at Work Organizational Behavior. 12end ed.

New Delhi: McGraw Hill Publishing Company.

Dumiyati. (2010). Penerapan Strategi Manajemen Kelas Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. .[Online]. Tersedia: http://ejournal.unirow.ac.id/ojs/files/journals/2/articles/4/public/1.%20Du miyati.pdf [1 April 2013]

Duze, Chinelo O. (2012). “The Changing Role of School Leadership and Teacher Capacity Building in Teaching and Learning”. Journal of Emerging Trends in Educational Research and Policy Studies (JETERAPS) 3 (1), 111-117

Engkoswara dan Komariah, Aan. (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Engkoswara. (2001). Paradigma Manajemen Pendidikan. Bandung: Yayasan Amal Keluarga

Fullan, M.G. (2001). The New Meaning of Educational Change. New York: Teachers College Press.

Gibson, James L, et.al. (2012). Organization: Behavior, Structure, Processes, 14th


(4)

144

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Glickman, C. D. (2002). Leadership for Learning: How to Help for Teacher Succeed. Washingthon: Association for Supervission and Curriculum Development

Goetsch, Davis D L; Davis, Stanley B. (2006). Quality Management; Instroduction Total Quality Management for Production, Processing, and Service; Fift Edition; Pearson, Prentice Hall.

Hadis, Abdul dan Nurhayati. (2010). Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta

Hamalik, O. (2002). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: PT Bumi Aksara

Handoko, T. Hani. (2003). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua. Yogyakarta. BPFE

Hasbullah. (2006). Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya terhadap Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Hasibuan, M. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara Karweti, E (2010). Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Faktor

yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SLB Di Kabupaten Subang. [Online]. Tersedia: http://jurnal.upi.edu/file/7-Engkay.pdf. [3 Maret 2013]

Komariah dan Triatna (2008). Visionary Leadership: Menuju Sekolah Efektif. Bandung : PT Bumi Aksara

Majid, A. (2005). Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mangkunegara, Anwar P. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya

__________, (2010). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama

Mantja, Willem. (2000). Manajemen Pendidikan dalam Era Reformasi. Junal Ilmu Pendidikan 7 (2):95.

Marks, Helen M dan Printy, Susan M. (2003). “Principal Leadership and School Performance: An Integration of Transformational and Instructional Leadership”. Educational Administration Quarterly.Vol. 39 (3), 370-397 McMillan, James H dan Schumacher, Sally (2001). Research in Education: A

Conceptual Introduction. United States: Addison Wesley Longman Inc. Mukhtar, dan Iskandar. (2009). Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta:

Gaung Persada

Mulyasa, E. (2007). Menjadi Kepala Sekolah Pofesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset

______, (2011). Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset


(5)

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Nasution, M, N. (2008). Manajemen Mutu Terpadu : Total Quality Management. Jakarta: Ghalia Indonesia

Nawawi, Hadari. (2008). Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan dengn Ilustrasi di Bidang Pendidikan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Northouse, P.G (2003). Leadership: Theory and Practice, Third Edition. New Delhi: Response Book

Ogbodo, C. M. and A. I. Ekpo. (2005). “Principals’ managerial effectiveness and

teachers’ work performance in Akwa- Ibom state secondary schools”.

Delsu Journal of Educational Research and Development, 4 (1), 62-73

Pidarta, M. (2007). Manajemen Pendidikan Indonesia. Cetakan ke 3. Jakarta: PT Bumi Aksara

Purwanto, M. Ngalim. (2007). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Rahman, dkk. (2005). Peran Strategis Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Bandung: Alqaprint Jatinangor

Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta

Rochaety dkk. (2008). Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara

Rosmiati dan Kurniady. (2009). Manajemen Pendidikan. Tim Dosesn Jurusan Administrasi Pendidikan UPI. Bandung : Alfabeta

Sadili, Syamsudin. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV Pustaka Setia

Sagala, Syaiful. (2008). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta

_________. (2010). Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sallis, Edward. (2012). Total Quality Management in Education: Manajemen Mutu Pendidikan (Alih Bahasa Ahmad Ali Riyadi). Yogyakarta: IRCiSoD Schacter, Jason. (2009). Teacher Performance-Based Accountability: Why, What

and How. Santa Monica: Milken Family Foundation

Sedarmayanti. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT Refika Aditama

Siagian, Sondang P. (2008). Filsafat Administrasi, Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Suhardan. (2010). Supervisi Profesional: Layanan dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Era Otonomi Daerah. Bandung: Alfabeta

Suharsimi, Arikunto. (2001). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta


(6)

146

Reny Novianti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Jombang Banten

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Supriana, Yana. (2009). Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi terhadap Mutu Sekolah di SMPN Kota Bandung. Tesis. Bandung : UPI

Suryosubroto, B. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan. (2004). Pengantar Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan

Tjiptono, Fandy dan Diana, Anastasia. (2002). Total Quality Management. Yogyakarta: Andi Offset.

Umiarso, dan Wahab. Abd. (2011). Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung :UPI

Usman, Husaini. (2010). Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan Edisi 3. Jakarta: Bumi Aksara

Wahjosumidjo. (2002). Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Wibowo, SE. (2008). Manajemen Kinerja. Jakarta : PT Raya Grafindo Persada Widodo, Joko. (2007). Learning Organization: Piranti Pemimpin Visioner.

Malang: Bayumedia

Yamin, Martinis. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Yogaswara, A. (2010). Kontribusi Manajerial kepala Sekolah dan Sistem

Informasi kepegawaian terhadap Kinerja Mengajar Guru. [Online]. Tersedia:http://jurnal.upi.edu/file/6-Atep_Yogaswara.pdf . [18 Oktober 2012]

Yukl, G.A. (2002) Leadership in Organizations. 5th edn. Upper Saddle River, NJ: Prentice-Hall.


Dokumen yang terkait

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, DAN KETERAMPILAN GURU Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Dan Ketrampilan Guru Terhadap Kinerja Guru SD Di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan

0 1 14

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, DAN KETERAMPILAN GURU Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Dan Ketrampilan Guru Terhadap Kinerja Guru SD Di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan

0 1 16

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DASAR DAN BUDAYA MUTU TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN BANJARSARI.

0 0 9

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN UNGARAN.

0 1 6

Kontribusi Kinerja Manajerial Kepala Sekolah Dan Kinerja Komite Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Jatiwangi.

0 1 11

PENGARUH KUALITAS LAYANAN GURU DAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KOTA CILEGON.

0 3 54

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU LAYANAN AKADEMIK PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN CICALENGKA.

0 6 12

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU LAYANAN AKADEMIK SMA DI KABUPATEN SERANG-BANTEN.

1 7 43

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN CIKARANG UTARA KABUPATEN BEKASI.

0 0 66

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP MUTU SEKOLAH DI SMPN KOTA BANDUNG.

0 0 62