2.8. Perbandingan Rasio 29
2.9.KerangkaKonseptual 33
2.10. HipotesisPenelitian 34
BAB III METODE PENELITIAN 35
3.1. JenisPenelitian 35
3.2. TempatdanWaktuPenelitian 35
3.3. PopulasidanSampelPenelitian 35
3.3.1.Populasi 35
3.3.2. Sampel 35
3.4. VariabeldanInstrumenPenelitian 36
3.4.1.VariabelPeneletian 36
3.4.2. InstrumenPenelitian 36
3.5. DesainPenelitian 39
3.6. ProsedurPenelitian 40
3.6.1. TahapPersiapan 40
3.6.2. Tahappelaksanaan 40
3.7.TehnikAnalisis Data 41
3.7.1. UjiNormalitas 41
3.7.2. UjiHomogenitas 41
3.7.3. UjiHipotesis 42
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 45
4.1. DeskripsiHasilPenelitian 45
4.1.1. SkorPretesKelasEksperimendanKelasKontrol 45
4.1.2.SkorPostesKelasEksperimendanKelasKontrol 48
4.2. AnalisisHasilObservasi 50
4.2.1. KelasEksperimen 50
4.2.2. KelasKontrol 53
4.3. Analisis Data Penelitian 54
4.3.1. UjiNormalitas 54
4.3.2. UjiHomogenitas 55
4.3.3. UjiHipotesis 55
4.4. PembahasanHasilPenelitian 57
BAB VHASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 59
5.1. Kesimpulan 59
5.2. Saran 59
DAFTAR PUSTAKA 60
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1
Penempatan Siswa dalam Kelompok pada Meja Pertandingan
22 Gambar 2.2.
Cara Memainkan Pertandingan 23
Gambar 4.1. Histogram Hasil Pemberian Pretest pada Kelas
Eksperimen dan Kontrol 47
Gambar 4.2. Histogram hasil pemberian postest pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol 49
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
62 Lampiran2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol 75
Lampiran3 Lembar Kerja Siswa I
81 Lampiran4
Lembar Kerja Siswa II 83
Lampiran5 Lembar Kerja Siswa III
85 Lampiran6
Daftar Validator Soal Pretes dan Postes 87
Lampiran7 Lembar Validasi Pretest
88 Lampiran 8
Lembar Validasi Postest 89
Lampiran9 Lembar Validasi Postest 90
Lampiran 10 Kisi-kisi Pretest-Postes 91
Lampiran 11 Soal Pretest 92
Lampiran 12 Soal Postest 94
Lampiran 13 Alternatif Penilaian Pretest 96
Lampiran 14 Alternatif Penilaian Postest 97
Lampiran 15 Lembar Observasi 98
Lampiran 16 Data Pretes dan Postes untuk Kelas Eksperimen 108
Lampiran 17 Perhitungan Rata-rata, Standart Deviasi, dan Varians Data Pretes Kelas Eksperimen
109 Lampiran18 Perhitungan Rata-rata, Standart Deviasi, dan Varians
Data Postes Kelas Eksperimen 110
Lampiran19 Perhitungan Rata-rata, Standart Deviasi, dan Varians Data Selisih Postes-Pretes Kelas Eksperimen
111 Lampiran 20 Data Pretes-Postes untuk Kelas Kontol
112 Lampiran 21 Perhitungan Rata-rata, Standart Deviasi, danVarians
Data Pretes Kelas Kontrol 113
Lampiran 22 Perhitungan Rata-rata, Standart Deviasi, danVarians Data Postes Kelas Kontrol
114
Lampiran 23 Perhitungan Rata-rata, Standart Deviasi, danVarians Data Selisih Postes-Pretes Kelas Eksperimen
115
Lampiran 24 Uji Normalitas Data Pretes-Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
116 Lampiran 25 Uji Homogenitas
121 Lampiran 26 Uji Hipotesis
123 Lampiran 27 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0
– z 125
Lampiran 28 Tabel Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 128
Lampiran 29 Tabel Distribusi Nilai F 129
Lampiran 30 Tabel Uji t 139
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia demi kemajuan suatu bangsa. Oleh karena
itu, kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan kualitas sumber daya manusia dan kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikannya. Undang-
undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan suatu bangsa. Pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Menurut Yuwono Hadi, 2008, mengemukakan bahwa “Sudah banyak
usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya kualitas pendidikan matematika di sekolah, namun belum
menampakkan hasil yang memuaskan, baik ditinjau dari proses pembelajarannya maupun dari hasil prestasi belajar siswanya”. Hal ini disebabkan masih banyaknya
guru dalam menyampaikan materi pelajaran hanya menjelaskan tanpa melibatkan siswa, kemudian memberikan contoh soal dan pekerjaan rumah sehingga model
pembelajarannya masih konvensional atau sering dikatakan bersifat “teacher- centered”. Pendekatan pembelajaran ini mengakibatkan rendahnya kemampuam
pemecahan masalah siswa. Padahal salah satu tujuan pembelajaran matematika yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan pemecahan masalah dan dapat
mengkomunikasikannya.
Kemampuan pemecahan masalah merupakan proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum
dikenal. Metode pemecahan masalah adalah suatu cara pembelajaran dengan menghadapkan siswa kepada suatu masalah untuk dipecahkan atau diselesaikan.
Pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika merupakan pendekatan dan tujuan yang harus dicapai. Pemecahan masalah sebagai pendekatan digunakan
untuk menemukan dan memahami materi atau konsep matematika. Sedangkan pemecahan
masalah sebagai
tujuan diharapkan
agar siswa
dapat mengidentifikasikan unsur yang diketahui, ditanya serta kecukupan unsur yang
diperlukan, merumuskan masalah dan menjelaskan hasil sesuai dengan permasalahan asal. Dalam pemecahan masalah siswa didorong dan diberi
kesempatan seluaas-luasnya untuk berinisisatif dan berpikir sistematis dalam menghadapi suatu masalah dengan menerapkan pengetahuan yang didapat
sebelumnya. Polya menggambarkan kemampuan pemecahan masalah yang harus dibangun siswa meliputi kemampuan siswa memahami masalah, merencanakan
penyelesaian, menyelesaikan masalah sesuai rencana dan memeriksa kembali prosedur hasil penyelesaian.
Hal lain yang berkontribusi menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika adalah masih banyak siswa beranggapan bahwa matematika
merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan. Hal ini didukung dari hasil tes yang diberikan peneliti pada saat observasi di kelas VII SMP Negeri 17 Medan
untuk mengukur kemampuan awal komunikasi matematika siswa, antara lain : “1. Diketahui 75 kg terhadap 1 kuintal.Nyatakandalambentuk yang paling
sederhana. 2. DiketahuiPerbandingan 6 kg terhadap 100 gram, makaditulis 6 kg :
100 gram. Biladiubahkedalamsatuan gram.” Terdapat masalah komunikasi matematika siswa yang ditemukan peneliti
di kelas VII SMP Negeri 17 Medan, yaitu 1 siswa tidak mampu membuat hubungan ide situasi matematika ke dalam bentuk yang paling sederhana.