Pengembangan Instrumen Penelitian PROGRAM BIMBINGAN KARIR UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas XI SMK Nasional Depok Tahun Ajaran 2009/2010.

Ira Kartika Suryani, 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Kompetensi. Aspek ini meliputi: a. Penilaian diri. Penilaian dari sifat-sifat dan kecenderungan- kecenderungan hipotesis seseorang dalam hubungan dengan keberhasilan dan kepuasan karir. b. Informasi. Pengetahuan tentang syarat-syarat pekerjaan, pendidikan latihan, dan pengetahuan praktis tentang pekerjaan. c. Seleksi Tujuan. Nilai-nilai pribadi yang dikejar dalam pekerjaan. d. Perencanaan. Langkah-langkah logis dalam proses pengambilan keputusan karir. e. Pemecahan. Pemecahan masalah dalam proses pengambilan keputusan karir. Aspek-aspek kematangan karir tersebut akan menjadi indikator dasar dalam pembuatan instrumen penelitian untuk mengukur kematangan karir career maturity. Adapun kematangan karir yang dimaksud dalam penelitian ini hanya terbatas pada tahap perkembangan masa remaja sekolah menengah dengan rentang usia 15-18 tahun dimana siswa SMK sebagai subjek penelitian ini berada pada tahap perkembangan tersebut.

D. Pengembangan Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan merupakan modifikasi dari inventori kematangan karir Crites, adapun alasannya adalah; 1 dimensi-dimensi yang diukur jelas dan mudah diadaptasi, 2 tes ini tepat untuk mengukur Ira Kartika Suryani, 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu kematangan karir remaja pada usia antara 15-18 tahun, 3 variabel atau komponen-komponennya terperinci. Jenis instrumen pengungkap data penelitian ini adalah skala psikologi yang diaplikasikan dengan format rating scales skala-penilaian dengan alternatif respons pernyataan subjek skala 5 lima. Kelima alternatif respons tersebut diurutkan dari kemungkinan kesesuaian tertinggi sampai dengan kemungkinan kesesuaian terendah, yaitu: 1 sangat sesuai SS; 2 sesuai S; 3 cukup sesuai CS; 4 kurang sesuai KS; dan 5 tidak sesuai TS. Secara sederhana, tiap opsi alternatif respons mengandung arti dan nilai skor seperti yang tertera pada tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1 Pola Skor Opsi Alternatif Respons Model Summated Ratings Likert Pada Instrumen Penelitian Pernyataan Skor Lima Opsi Alternatif Respons SS S CS KS TS Favorabel +} 5 4 3 2 1 Dalam metode interval, jarak interval dan kategori yang satu ke kategori berikutnya adalah sama. Hal ini tidak semata-mata untuk menjelaskan pernyataan sesuai atau tidak sesuai kepada isi pernyataan, melainkan memberikan penilaian terhadap letak tingkat fovarabel pernyataan pada kontinium psikologis dan nilai skala yang diinginkan dan nilai skala yang diperoleh adalah independen. Ira Kartika Suryani, 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Pengembangan instrumen ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen Kisi-kisi Instrumen dikembangkan dari definisi operasional dan variabel penelitian yang di dalamnya mengandung aspek-aspek dan indikator untuk kemudian dijabarkan dalam bentuk pernyataan skala. Adapun kisi-kisi instrumen penelitian adalah sebagai berikut tabel 3.2: Tabel 3.2 KISI-KISI KEMATANGAN KARIR Aspek Indikator No. Item Jumlah + - Sikap a. Keterlibatan. Keterlibatan individu dalam proses pengambilan keputusan karir. 1-3 4-5 5 b. Independensi. Tingkat ketidakterikatan dalam proses pengambilan keputusan karir. 6 7-12 7 c. Orientasi. Tingkat orientasi dalam proses pengambilan keputusan karir. 13-14 15-17 5 d. Ketegasan. Tingkat ketegasan dalam proses pengambilan keputusan karir. 18-21 22-23 6 e. Kompromi. Tingkat kompromi dalam proses pengambilan keputusan karir. 24-28 29 6 Kompetensi a. Penilaian diri. Penilaian dari sifat-sifat dan kecenderungan-kecenderungan hipotesis seseorang dalam hubungan dengan keberhasilan dan kepuasan karir. 30-31 32-33 4 b. Informasi. Pengetahuan tentang syarat-syarat pekerjaan, pendidikanlatihan, dan pengetahuan praktis tentang pekerjaan. 34-41 42-45 12 c. Seleksi Tujuan. Nilai-nilai pribadi yang dikejar dalam pekerjaan. 46-48 49-50 5 d. Perencanaan. Langkah-langkah logis dalam proses pengambilan keputusan karir. 51-58 59 9 e. Pemecahan. Pemecahan masalah dalam proses pengambilan keputusan karir. 60-64 65 6 JUMLAH 41 24 65 Ira Kartika Suryani, 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Uji Validitas Instrumen Instrumen yang valid adalah sebuah alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur Sugiyono, 2007:267. Untuk memperoleh data yang baik, maka alat untuk mengevaluasinya harus valid. Pada tahap pengujian validitas konstruk berdasarkan teori tentang aspek-aspek yang akan diukur. Instrumen penelitian ini dikonsultasikan kepada beberapa orang ahli, yaitu kepada pembimbing dan 2 orang ahli lainnya di luar pembimbing untuk dimohon pendapat dan koreksinya Judgement experts. Setelah instrumen direvisi berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka instrumen diuji keterbacaannya kepada 5 orang siswa SMK dan kemudian direvisi kembali, baik dalam penggunaan kata-kata ataupun struktur kalimatnya sehingga seluruh pernyataan dalam instrumen tidak mengandung ambiguitas dan cukup dapat dimengerti oleh reponden. Setelah itu, instrumen kemudian diujicobakan kepada seluruh sampel responden penelitian. Setelah data ditabulasikan, maka pengujian konstruksi dilakukan dengan analisis faktor dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen dengan menggunakan bantuan program SPSS 17.0 dan program Microsoft excel 2007. Sebelum uji validitas, item pernyataan pada instrumen berjumlah 67 item. Setelah item diujicobakan, jumlah item pernyataan berubah menjadi 65 item. Item pernyataan yang tidak valid yaitu item pada nomor 30 dan 34. Ira Kartika Suryani, 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3. Uji Reliabilitas Instrumen Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran Syaodih, 2005: 229. Satu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadai apabila instrumen yang digunakan untuk mengukur aspek yang diukur dalam beberapa kali uji memiliki hasil yang sama atau relatif sama. Instrumen yang dapat dipercaya akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabilitas instrumen merupakan penunjuk sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan instrumen tersebut dapat dipercaya. Reliabilitas intrumen ditunjukkan sebagai derajat keajegan konsistensi skor yang diperoleh oleh subjek penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang berbeda. Pada penelitian ini uji reliabilitas menggunakan rumus Spearman- Brown split-half yang kemudian dihitung dengan bantuan program SPSS Statistic 17.0. Namun demikian, berikut ini adalah langkah-langkah yang ditempuh dalam penghitungan manual. Langkah-langkah rumus tersebut yaitu: 1. Pertama, mengelompokkan skor butir bernomor ganjii sebagai belahan pertama dan kelompok bernomor genap sebagai belahan kedua, cara ini biasa disebut dengan tehnik belah dua ganjil-genap. 2. Kedua, mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dan akan diperofeh harga r xy 3. Ketiga, indeks korelasi yang diperoleh baru menunjukkan hubungan antara dua belahan instrumen. Ira Kartika Suryani, 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 4. Keempat, indeks reliabilitas soal akan diperoleh dengan rumus Spearman- Brown yang dikutip dari Arikunto 2002: 156 sebagai berikut: �₁₁ = 2 × r½½ [1 + r½½] Keterangan: r 11 = reliabilitas instrumen r ½ ½ = r xy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen. Semakin tinggi harga reliabilitas instrumen, kemungkinan kesalahan yang terjadi akan semakin kecil. Berikut adalah kriteria koefisien reliabilitasnya. Tabel 3.3 Kriteria Koefisien Reliabilitas Nilai Reliabilitas Kriteria 0,20 0,21-0,40 0,41-0,70 0,71-0,90 0,91-1,00 Derajat keterandalannya sangat rendah. Derajat keterandalannya rendah. Derajat keterandalannya sedang. Derajat keterandalannya tinggi. Derajat keterandalannya sangat tinggi Ira Kartika Suryani, 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Hasil penghitungan menggunakan program SPSS Statistics 17.0 nilai reliabilitas indeks korelasi antara dua belahan instrumen penelitian ini adalah sebesar 0,98. Berdasarkan kriteria reliabilitas yang dirumuskan oleh Guilford, maka reliabilitas instrumen ini berada pada derajat keterandalan yang sangat tinggi. lampiran 4.

E. Analisis dan Penafsiran Data