KEMATANGAN KARIR PADA ANGKATAN KERJA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan lapangan kerja menjadi suatu fenomena yang umum
terjadi di Indonesia. Tidak terkecuali para sarjana baru yang diharapkan dapat
berkiprah sesuai dengan bidang pendidikan yang ditempuhnya. Sebuah data
yang didapat pada tahun 2006 dari Biro Pelayanan dan Inovasi Psikologi
Universitas Padjadjaran yang menangani proses recrutment calon pegawai
PT. Pertamina (Persero) menunjukan bahwa jumlah pelamar mencapai 60.000
pelamar dari berbagai jurusan di seluruh Indonesia untuk memperebutkan 350
pegawai yang diterima di perusahaan tersebut. Angka ini menunjukan bahwa
tingkat kebutuhan untuk bekerja di Indonesia yang sangat tinggi dan lapangan
pekerjaan yang memungkinkannya untuk dapat bekerja sesuai dengan latar
belakang pendidikannya masih kurang memadai. Hal ini pula tampaknya
yang dapat mendorong para calon tenaga kerja untuk memilih bidang kerja
yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Bahkan kesan asal
mendapatkan pekerjaan menjadi trend pemikiran bagi calon tenaga kerja saat
ini.
Masalah ketenagakerjaan ini merupakan masalah yang mendesak dan
perlu secepatnya ditangani untuk saat ini. Berbagai masalah yang berkaitan
dengan ketenagakerjaan selalu menarik perhatian ditambah dengan adanya

krisis ini, persoalan ketenagakerjaan menjadi menggurita dan semakin sulit
untuk ditangani sedangkan setiap tahunnya jumlah orang yang mencari kerja
terus meningkat. Keadaan seperti ini membuat pemerintah berpikir keras
untuk mengatasinya, karena setiap tahun jumlah tenaga kerja semakin
meningkat dan jumlah pengangguran semakin meningkat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Februari 2011, 8,12
juta (6,8 persen) angkatan kerja kita adalah pengangguran terbuka (sama
sekali tidak memiliki pekerjaan) dan sekitar 600 ribu (7,6 persen) orang
diantaranya adalah mereka yang telah lulus universitas alias sarjana. Jumlah
penganggur sarjana ini dipastikan akan lebih banyak lagi jika defenisi
pengangguran

diperluas

hingga

mencakup

1


mereka

yang

setengah

2

menganggur (jumlah jam kerja kurang dari jam kerja normal) dan mereka
yang bekerja pada lapangan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kualifikasi
pendidikan yang dimiliki atau lebih rendah dari kualifikasi kemampuan yang
dimiliki.
Di Riau, seorang sarjana ilmu politik dengan predikat cum laude
bekerja sebagai tukang sapu di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan dan
dipaksa untuk menandatangani surat pernyataan tidak akan menuntut
besarnya gaji sesuai yang sesuai dengan jenjang pendidikan yang ditempuh
(Kompas, 28 April 2010). Hal ini menunjukkan tidak adanya persiapan yang
matang dalam merencanakan karir, sehingga saat ini banyak sekali karyawan
atau bahkan Pegawai Negeri Sipil yang bekerja tidak sesuai dengan latar
belakang pendidikannya.

Bahkan di Jepang, mahasiswa rela menunda kelulusannya karena takut
menjadi pengangguran. Menurut Hiroki, satu dari mahasiswa yang memilih
memperlama kelulusan, telah mencoba melamar ke 40 perusahaan dan belum
mendapatkan hasil. "Kalau Anda menjadi furita (pekerja paruh waktu) tidak
akan ada keamanan," ujar pemuda 23 tahun itu. (Republika, 9 agustus 2011).
Hal ini pun diperkuat dengan wawancara singkat yang telah dilakukan
oleh peneliti dengan para mahasiswa. Mereka mengaku belum mengetahui
bidang pekerjaan yang akan dijalaninya sebagai karir terkait dengan
pendidikan yang ditempuhnya. Bekerja di bank menjadi pilihan yang sering
disebutkan oleh para calon sarjana tersebut. Mereka sendiri belum memahami
mengenai bidang – bidang pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang
pendidikannya. Bahkan ketika pertama kali memutuskan untuk memilih
jurusan di perguruan tinggi pun tanpa didasari oleh pertimbangan yang
matang mengenai prospek dan bidang-bidang pekerjaan yang mungkin akan
dijalaninya sesuai dengan latar belakang pendidikan yang ditempuh.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Azhar (2006) tentang gambaran
kematangan karir pada mahasiswa Universitas Padjadjaran diperoleh hasil
bahwa 52,8% dari responden berada pada kategori belum matang dan 47,2%
berada pada taraf matang. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar
mahasiswa secara umum masih berada belum siap untuk menentukan arah


3

karirnya dengan berdasarkan kemampuannya untuk melakukan eksplorasi
karir, membuat perencanaan, mengambil keputusan dan juga wawasannya
mengenai dunia kerja. Pada penelitian ini juga didapatkan hasil didapatkan
bahwa 52,8% dari responden masih lemah dalam aspek perencanaan karir.
Hal ini menunjukan bahwa ternyata para responden masih merasa bahwa
aktivitas yang dilakukannya untuk mendapatkan sumber informasi masih
dirasakan kurang guna menunjang bagi perencanaan karirnya dan 41,5% dari
responden yang memiliki tingkat pengetahuan tentang dunia kerja yang
tinggi. Bandingkan dengan 72 dari 123 responden atau sekitar 58,5%
responden yang kurang memiliki pengetahuan tentang dunia kerja.
Menurut Wakil Mendiknas Fasli Jalal munculnya pengangguran
terdidik terebut, tidak melulu disebabkan karena mereka tidak mampu secara
keilmuan. Banyak hal yang menyebabkan lulusan perguruan tinggi ataupun
tingkat kebawahnya tidak terserap dunia kerja. Salah satu faktor yang paling
besar ialah karena ketidaksesuaian kualifikasi yang diminta oleh dunia kerja
dengan lulusan dunia kampus. "Ini lebih kepada tidak mix and match, antara
lulusan kampus dengan permintaan dunia kerja," papar Fasli Jalal. Bahkan

hampir 30 persen lulusan terdidik di Indonesia, baik dari tingkat SD hingga
lulusan kampus yang paling dominan tidak terserap lapangan kerja adalah
lulusan perguruan tinggi. (Republika,15 feb 2011).
Diberbagai daerah juga tidak sedikit PNS yang bukan lulusan akuntansi
harus mengelola keuangan sehingga mengakibatkan administrasi keuangan
tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Permasalahan seperti ini hampir
terjadi di seluruh kabupatan dan kota maupun provinsi di Indonesia. Banyak
daerah sangat minim lulusan pendidikan akuntansinya, sehingga terpaksa
memanfaatkan PNS yang kemampuan maupun disiplin ilmunya di luar
masalah keuangan. Kondisi tersebut bisa mengganggu kinerja administrasi
keuangan daerah, sehingga menimbulkan berbagai catatan pada saat
dilakukan pemeriksanaan oleh badan pemeriksa keuangan. (Republika, 11
Agustus 2011).
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Timur, H
Agussalim, di Kabupaten Aceh Timur banyak guru yang mengajar mata

4

pelajaran yang tidak sesuai dengan disiplin ilmunya. “Ada guru yang
seharusnya mengajarkan bidang studi sesuai dengan pendidikannya, namun

harus mengajarkan bidang studi lain seperti guru bidang studi matematika
tetapi harus juga mengajarkan pelajaran geografi dan lainnya,” ungkap
Agussalim. (Harian Aceh, 14 Juni 2011).
Kota Ternate yang mendapatkan predikat kota sejuta ojek banyak
Sarjana baru lulus pun tak malu mengojek sambil menunggu pendaftaran
pegawai negeri. Hasilnya lumayan bagus daripada menganggur. Di kota
berpenduduk sekitar 176.000 jiwa itu, tukang ojek digeluti sebagai profesi
tetap atau sambilan. Bahkan, banyak orang yang datang dari Jawa dan
Sulawesi untuk menjadi tukang ojek (Kompas, 1 November 2011).
Pertumbuhan jumlah angkatan kerja yang terus meningkat tidak
diimbangi dengan tersedianya lapangan kerja. Jika hal semacam ini terus
terjadi akan memicu terjadinya lonjakan jumlah pengangguran. Sulitnya
mencari pekerjaan saat ini tidak hanya dirasakan oleh orang-orang yang
berpendidikan rendah tetapi hampir semua kalangan ikut merasakan dampak
sulitnya memperoleh pekerjaan. Bahkan lulusan perguruan tinggi pun belum
bisa dijadikan jaminan akan mendapatkan pekerjaan yang layak. Menurut
data Badan Pusat Statistik (BPS), sampai februari 2011 jumlah angkatan kerja
yang belum terserap lapangan kerja sebesar 42,31 jta orang, jumlah ini sudah
termasuk angkatan kerja yang hanya bekerja paruh waktu (jam kerja kurang
dari 36 jam perminggu). Jumlah ini dipastikan akan bertambah besar jika

angkatan kerja yang bekerja tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki.
Hingga kini, tercatat hanya 35 persen pekerja di Indonesia yang
statusnya permanen. Hal ini disampaikan oleh Presiden Konfiderasi Serikat
Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI). Selain mengancam kesejahteraan
karyawan hal ini juga dapat mengancam jumlah pengangguran di Indonesia.
Jika 65 persen jumlah karyawan masih berstatus kontrak artinya pada waktu
tertentu jumlah pengangguran bisa bertambah jika kontraknya tidak
diperpanjang. (republika, 31 oktober 2011).
Menurut Agung laksono yang saat itu menjabat sebagai Menkokesra
kesempatan kerja di Indonesia masih terbatas dan tidak sebanding dengan

5

angkatan kerja baru yang setiap tahunnya 2 hingga 3 juta orang. Tingginya
angkatan kerja membuat jumlah pengangguran terus meningkat, meski secara
prosentase turun dari 8,46 persen pada 2008 menjadi 8,14 persen (9,26 juta
orang) pada 2009 (SDM PLUS, edisi 108).
Disnaker Pekanbaru mencatat sekitar 12.500 legalisir Kartu Kuning
untuk kota Pekanbaru dari Januari hingga Oktober 2008 silam. Disnaker
Pekanbaru juga mencatat 48 perusahaan melaporkan lowongan pekerjaan

dengan jumlah lowongan tidak lebih dari 1.739 sejak Januari hingga Oktober
tersebut (Riau Info, 12 november 2008).
Senada dengan Disnaker kota pekanbaru, Disnaker kota Jambi juga
mencatat Laju pertumbuhan tenaga kerja terus mengalami peningkatan dan
ini tidak sebanding dengan pasar kerja yang ada. Dari data tahun 2010 Dinas
Sosial Tenaga Kerja (Disosnaker) Kota Jambi tercatat, angka pencari kerja
yang mengurus kartu kuning mencapai 7625 orang terdiri dari laki-laki
sebanyak 4.151 dan perempuan 3.474 orang. Jumlah ini dipastikan akan terus
meningkat setiap tahunnya karena ketersediaan kesempatan kerja yang minim
dan angkatan kerja yang tidak memenuhi kualifikasi pasar. (vetonews, 3
maret 2011).
Kondisi semacam ini tidak hanya dirasakan oleh angkatan kerja yang
memiliki pendidikan umum. Bahkan angkatan kerja yang memiliki
pendidikan khusus pun juga ikut merasakan kondisi di atas. Di Jawa Tengah
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah menilai
penyerapan lulusan perawat dari berbagai perguruan tinggi pada pasar kerja
di dalam negeri selama ini cenderung minim. Menurut Ketua PPNI Jateng,
Edy Wuryanto, Setiap tahun perguruan tinggi se-Jateng menghasilkan
setidaknya 5.000 lulusan perawat, namun yang terserap pasar dalam negeri
hanya sekitar 1.000 orang. Ia mengakui, minimnya penyerapan lulusan

perawat itu disebabkan sudah banyaknya lulusan yang dihasilkan selama ini
(Antara News, 14 september 2011).
Menurut laporan badan pusat statistik tentang perkembangan beberapa
indikator utama sosial-ekonomi indonesia (BPS, februari 2011) jumlah
pengangguran terbuka menurut kelompok usia mencapai 8.117.631 orang dan

6

hampir 75 persen dari seluruh jumlah pengangguran di Indonesia merupakan
pengangguran usia muda kelompok usia 15-29 tahun. Kelompok umur 20-24
tahun menduduki peringkat pertama dengan jumlah 2.555.581 orang
kemudian disusul oleh kelompok umur 15-19 tahun dengan jumlah 2.366.694
orang dan yang terakhir kelompok umur 25-29 tahun dengan jumlah
1.287.449 orang. Tiga kelompok umur diatas merupakan jumlah terbanyak
dari tiap kelompok umur.
Crites (dalam Agustin,

2008)

berpendapat


bahwa

tingkat

kematangan vokasional mempengaruhi individu dalam proses pemilihan
pekerjaan

yang di dalamnya mengandung beberapa kemapanan yaitu

kebutuhan untuk bekerja, pemilihan pekerjaan, aktivitas perencanaan sikap
dalam pengambilan keputusan serta kemampuan untuk bekerja.
Sulitnya mendapatkan kesempatan kerja khususnya di Bantul membuat
angkatan kerja di kota itu harus keluar dari daerahnya untuk mendapatkan
kesempatan kerja. Di kantor transmigrasi Bantul setidaknya terdapat 5 persen
pendaftar berlatar belakang sarjana yang mengantre. Ada yang bergelar
sarjana pendidikan maupun sarjana ekonomi. Sampai dengan akhir Juli
jumlah pendaftar sudah tercatat 274 keluarga. Tahun lalu jumlah pendaftar
mencapai 300 KK, sementara yang diberangkatkan hanya 62 KK. Jadi total
pendaftar yang mengantre 512 KK (Kompas, 2 agustus 2009).

Dari beberapa data di atas, menunjukkan jumlah pengangguran yang
semakin meningkat bukan hanya dikarenakan ketidaktersediaan lapangan
kerja tetapi juga kualifikasi angkatan kerja yang tidak sesuai dengan
kebutuhan pasar. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui
gambaran kematangan karir pada angkatan kerja.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran latar belakang di atas, dapat ditarik rumusan
masalah, yaitu: Bagaimana tingkat kematangan karir pada angkatan kerja?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari peneliti ini adalah untuk mengetahui tingkat
kematangan karir pada angkatan kerja.

7

D. Manfaat Penelitian
a.

Manfaat Teoritis
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat mengenai
kematangan karir pada angkatan kerja. Dan diharapkan dapat menambah
wawasan ilmu pengetahuan Psikologi Industri Organisasi khususnya
mengenai psikologi sumber daya manusia yang berhubungan dengan
kematangan karir pada angkatan kerja.

b.

Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan berupa
gambaran yang terkait dengan kematangan karir pada angkatan kerja,
sehingga nantinya diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan
informasi tentang

pentingnya perencanaan karir yang matang bagi

lembaga pendidikan khususnya universitas dan dinas tenaga kerja dan
transmigrasi sebagai pihak yang berhubungan langsung dengan masalah
ketenagakerjaan.

KEMATANGAN KARIR PADA ANGKATAN KERJA

SKRIPSI

Oleh :
Fathur Rozi
NIM : 06810262

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

KEMATANGAN KARIR PADA ANGKATAN KERJA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Psikologi (S-1)

Oleh :
Fathur Rozi
NIM : 06810262

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

KEMATANGAN KARIR PADA ANGKATAN KERJA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Psikologi

Oleh :
Fathur Rozi
NIM : 06810262

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi

:

Kematangan Karir Pada Angkatan Kerja

2. Nama Peneliti

:

Fathur Rozi

3. No.Induk Mahasiswa

:

06810262

4. Fakultas

:

Psikologi

5. Perguruan Tinggi

:

Universitas Muhammadiyah Malang

6. Tanggal Seminar

:

12 Oktober 2010

7. Waktu Penelitian

:

9-21 januari 2012

Disetujui,

Pembimbing I

Pembimbing II

Dra. Djudiyah, M.Si

M. Shohib, M.Si

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama

: Fathur Rozi

NIM

: 06810262

Fakultas / Jurusan

: Psikologi

Perguruan Tinggi

: Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi / karya ilmiah yang berjudul :

Gambaran Kematangan Karir Pada Angkatan Kerja
1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali
penulisan dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah dan telah
disebutkan sumbernya.
2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan
merupakan hak bebas royalti non-ekseklusif, apabila digunakan sebagai
sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
apabila tidak benar, maka saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan undangundang yang berlaku.

Mengetahui,

Malang, 17 Maret 2011

Ketua Program Studi

Yang menyatakan,

M. Salis Yuniardi, M.Psi

Fathur Rozi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT pemilik dan penguasa alam
semesta beserta isinya, kasih sayang, kemudahan serta nikmat-nikmat lain yang tak
dapat terhitung jumlahnya. Hanya seizin-Nya lah akhirnya penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, beserta orang-orang yang
senantiasa berada di jalan-Nya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini memperoleh banyak
bantuan, dukungan serta dorongan semangat dari berbagai pihak. Maka patut kiranya
penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Ibu Djudiyah, M.Si selaku Dosen Pembimbing I. Terima kasih atas waktu
yang telah diberikan, bimbingan, dan kritik kepada penulis untuk
menyelesaikan tugas akhir ini.
3. Bapak M. Shohib, M.si selaku Dosen Pembimbing II yang selalu
memberikan masukan dan pencerahan bagi penulis.
4. Ibu Tri Muji Ingarianti, M.Psi selaku dosen wali yang memberikan semangat
dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Abi dan Umi yang selalu mendoakan kelancaran dan kesuksesan bagi
kehidupan penulis. Penulis merasa terdorong untuk menyelesaikan cita-cita
dan memenuhi harapan keluarga. Maaf terlambat menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh keluarga, Mbak Hanif, Mas Rusman, Om amat terima kasih telah
mendengarkan curhatan dan memberikan pengertian pada penulis mengenai
skripsi ini.
7. Dyah Rizana yang selalu ada dalam setiap langkah penyelesaian. Terima
kasih atas masukan, harapan, kesabaran, dan motivasinya kepada penulis.

i

8. Kepada semua pihak yang membantu dalam mencari subjek dalam penelitian
(mas Aris, mas Yoni, mas Lukman), Zizi yang bersedia repot demi penulis.
Terima kasih banyak.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, tidak
bermaksud mengecilkan arti bantuan kalian.
Semoga Allah SWT berkenan memberikan balasan yang berlipat
ganda atas bantuan yang telah diberikan kepada penulis dan penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan karena keterbatasan pada diri
penulis, maka dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya
penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
pada pembaca pada umumnya.

Malang,17 Maret 2012

Fathur Rozi

ii

INTISARI
Rozi, Fathur.(2012). Kematangan Karir pada Angkatan Kerja. Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing (1) Dra. Djudiyah, M.Si (2)
M. Shohib, M.si.
Kata kunci : Kematangan Karir, Angkatan Kerja
Masalah ketenagakerjaan merupakan masalah yang mendesak dan perlu
secepatnya ditangani untuk saat ini. Berbagai masalah yang berkaitan dengan
ketenagakerjaan selalu menarik perhatian ditambah dengan adanya krisis ini,
persoalan ketenagakerjaan menjadi menggurita dan semakin sulit untuk ditangani
sedangkan setiap tahunnya jumlah orang yang mencari kerja terus meningkat. Jumlah
pengangguran yang semakin meningkat bukan hanya dikarenakan ketidaktersediaan
lapangan kerja tetapi juga kualifikasi angkatan kerja yang tidak sesuai dengan
kebutuhan pasar tapi ketidaksiapan angkatan kerja menghadapi dunia kerja juga
menjadi salah satu penyebab terus melambungnya angka pengangguran di Indonesia.
Salah satu bentuk ketidaksiapan menghadapi dunia kerja adalah rendahnya tingkat
kematangan karir yang dimiliki oleh angkatan kerja. Kematangan karir adalah
keberhasilan individu menyelesaikan tugas perkembangan karir yang khas pada
tahap perkembangan karir baik komponen pengetahuan maupun sikap sehingga
mampu membuat pilihan karir yang tepat termasuk kesadaran tentang hal yang
dibutuhkan untuk membuat keputusan karir. Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kematangan karir pada angkatan
kerja.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif, Populasi dalam
penelitian ini adalah angkatan kerja lulusan strata-1 yang sedang mencari kerja
sedangkan sampelnya adalah angkatan kerja di daerah kota Malang yang berjumlah
80 orang. Cara pengambilan sampel dengan purposive sampling. Alat pengumpulan
data menggunakan skala kematangan karir. Pengambilan data dilakukan pada tanggal
9-21 Januari 2012. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis Z-Score yang
dibantu dengan program SPSS 13.0 for windows.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa 62 orang atau 77,5% memiliki
kematangan karir sedang, 8 orang atau 10% subjek penelitian memiliki kematangan
karir yang tinggi, 4 orang atau 5 % subjek penelitian memiliki kematangan karir
sangat tinggi, 4 orang atau 5 % subjek penelitian memiliki kematangan karir yang
rendah dan subjek penelitian yang memiliki kematangan karir yang sangat rendah
berjumlah 2 orang atau 2,5%.

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i
INTISARI .................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kematangan Karir
1. Pengertian Kematangan Karir ................................................. 8
2. Dimensi Kematangan Karir ................................................... 9
3. Tahap Perkembangan Karir .................................................... 10
4. Faktor-Faktor Mempengaruhi Kematangan Karir ................... 13
5. Konsep Kematangan Karir .....................................................14
B. Angkatan Kerja ............................................................................15
C. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 17

BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan penelitian ................................................................... 18
B. Variabel Penelitian ....................................................................... 18
C. Definisi Operasional ................................................................... 19
D. Populasi dan Sampel .................................................................... 19
E. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................... 21

iv

F. Prosedur penelitian ...................................................................... 21
G. Jenis Data dan Instrumen Penelitian ............................................. 22
H. Validitas dan Reliabilitas.............................................................. 25
I. Metode Analisa Data .................................................................... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ............................................................................. 30
B. Analisa Data ................................................................................ 31
C. Pembahasan ................................................................................. 37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................. 41
B. Saran ............................................................................................ 42

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 43
LAMPIRAN................................................................................................. 45

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1

Skor untuk jawaban pernyataan pada Skala Likert ............................. 24

Tabel 2

Blue Print Skala Kematangan Karir ................................................... 25

Tabel 3

Uji Validitas Skala Kematangan Karir ............................................... 27

Tabel 4

Rangkuman Reliabilitas Skala Kematangan Karir ............................. 28

Tabel 5

Kelompok Usia Subjek Penelitian ..................................................... 30

Tabel 6

Tingkat Pendidikan Subjek Penelitian ............................................... 31

Tabel 7

Jenis Kelamin Subjek Penelitian........................................................ 31

Tabel 8

Sebaran Z-Score Kematangan Karir .................................................. 32

Tabel 9

Sebaran Z-Score Aspek Career Planing ............................................. 33

Tabel 10

Sebaran Z-Score Aspek Career Exploration....................................... 33

Tabel 11

Sebaran Z-Score Aspek Career Decision Making .............................. 34

Tabel 12

Sebaran Z-Score Aspek Career World of Word Information .............. 34

Tabel 13

Kematangan Karir Berdasarkan Jenis Kelamin ..................................35

Tabel 14

Kematangan Karir Berdasarkan Kelompok Usia................................ 36

Tabel 15

Kematangan Karir Berdasarkan Tingkat Pendidikan.......................... 37

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Item Skala kematangan karir

Lampiran 2

Skala Kematangan Karir

Lampiran 3

Data skala kematangan karir

Lampiran 4

Hasil Analisis Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 5

Hasil Analisa

vii

DAFTAR PUSTAKA

Azhar, (2006). gambaran kematangan karir pada mahasiswa Universitas
Padjadjaran. Laporan penelitian. Bandung.
Azwar, S. (2007). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2004). Metode penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2008). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Badan Pusat Statistik. (2011). Perkembangan beberapa indikator utama sosialekonomi Indonesia. Jakarta : BPS.
Brown, (2005). Career development and conunseling putting theory and research
to work. America: McGraw Hill, Inc.
Fouad, N., Cotter, E.W., & Kantamneni, N. (2009). The Effectiveness of a Career
Decision-Making Course. Journal of Career Assessment, 17 (3).
Kompas, 28 April 2010. “70% pengangguran tanpa kompetensi kerja” (diakses
januari 2012).
Mayasari, I. (2010). Hubungan antara kematangan vokasional dengan minat
berwirausaha pada mahasiswa (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta)
Naidoo, A.V. (1998). Career Maturity: A Review of Four Decades of Research.
Bellville, South Africa: University of The Western Cape. [On-Line].
Tanggal Akses: desember 2011.
Patton, W., & Creed, P. 2003. Predicting two Components of career Maturity in
School Based Adolescents. Journal of Career Development, 29 (4).
Prahasti, D.R. (2011). hubungan antara motivasi berprestasi dengan fear of
success pada wanita karir (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang).
Purwandari, A. (2009). kematangan vokasional pada siswa kelas xii di sma negeri
1 klaten ditinjau dari keyakinan diri akademik dan jenis kelas (Skripsi,
Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang).
Republika, 9 agustus 2011. “mahasiswa jepang rela menunda kelulusannya
karena takut menjadi pengangguran”(diakses februari 2012).
Republika, 11 agustus 2011. “lulusan akuntansi masih sangat diperlukan”
(diakses februari 2012).

44

45

Republika, 15 februari 2011, “kualifikasi lulusan tidak sesuai dengan kebutuhan
pasar” (diakses januari 2012).
Santrock, J.W. (2003). Adolescence perkembangan remaja. Jakarta : Erlangga.
Savickas, (2002). Understanding career counseling theory research and practice.
New Jersey: Pearson Education
Seligman, L. 1994. A Developmental Perspective on Vocational Behavior: Career
Pattern, Salience, and Themes. International Journal for Educational and
Vocational Guidance, 1.
Sugiyono. (2008). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta
Suryabrata, S.(2005). Pengembangan alat ukur psikologis.Yogyakarta : ANDI
Winarsunu, T. (2002). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan.
Malang : UMM Press.
Winkel, W.S., & Hastuti, S. 2004. Bimbingan Karir di Institusi Pendidikan.
Jakarta: Media Abadi.