HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KEYAKINAN DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH 2 ANDONG BOYOLALI SKRIPSI

DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH 2 ANDONG BOYOLALI SKRIPSI

Dalam rangka penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata I Psikologi

Oleh: Sandi Prasetyaning Tyas

G 0107084

Pembimbing:

1. Dra. Sri Wiyanti, M.Si.

2. Nugraha Arif Karyanta, S.Psi., M.Psi. PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Skripsi dengan judul : Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri

dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali

Nama Peneliti

: Sandi Prasetyaning Tyas

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Pembimbing dan Penguji Skripsi Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada Hari

Pembimbing Utama

Dra. Sri Wiyanti, M.Si. NIP. 195208141984032001

Pembimbing Pendamping

Nugraha Arif Karyanta, S.Psi., M.Psi. NIP. 197603232005011002

Koordinator Skripsi

Rin Widya Agustin, M.Psi

Skripsi dengan judul:

Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali

Sandi Prasetyaning Tyas, G 0107084, Tahun 2012

Telah diuji dan disahkan oleh pembimbing dan penguji skripsi Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada Hari

Tanggal

1. Ketua Sidang Dra. Sri Wiyanti, M.Si. NIP. 195208141984032001

2. Sekretaris Sidang Nugraha Arif Karyanta, S.Psi., M.Psi. NIP. 197603232005011002

3. Penguji I Drs. Thulus Hidayat, SU., MA.

NIP. 130250480

4. Penguji II Tri Rejeki Andayani, S.Psi., M.Si. NIP. 197401091998022001

Surakarta, __________________

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapatp karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan isi pernyataan ini, maka saya bersedia derajat kesarjanaan saya dicabut.

Surakarta, Juni 2012

Sandi Prasetyaning Tyas

Tanpa kita sadari, keterbatasan kita adalah batasan yang kita ciptakan sendiri. (Ralph Marstone)

Kita tidak akan bisa melompat melebihi apa yang kita pikirkan tentang diri kita. (Orison Swett Marden)

Jika kamu gagal mempersiapkan kesuksesan, maka kamu sedang mempersiapkan kegagalan. (Joe Paterno)

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada: Ibu dan Bapak tercinta atas doa, kasih sayang, dan pengorbanan yang tiada henti

Kakak, adik, dan keluarga besar yang selalu mendukungku Sahabat-sahabatku yang selalu ada dalam suka dan duka Teman teristimewa yang selalu mengisi hatiku Seluruh guru dan pembimbing yang telah memberikan ilmunya Almamaterku tercinta

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang diberikan sehingga peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, bantuan, dan bimbingan dari beberapa pihak, oleh karenanya dengan penuh rasa hormat, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp PD-KR-FINASIM selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang memberikan kebijakan kepada peneliti untuk menyelesaikan studi.

2. Bapak Drs. Hardjono, M.Si. selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian skripsi.

3. Ibu Rin Widya Agustin, M.Psi. selaku Koordinator Skripsi Program Studi Psikologi atas segala waktu dan bantuan yang diberikan pada awal pembuatan skripsi.

4. Ibu Dra. Sri Wiyanti, M.Si. selaku pembimbing utama dan Bapak Nugraha Arif Karyanta, S.Psi., M.Psi.

selaku pembimbing pendamping atas segala bimbingan, nasehat, dan kesabaran dalam mengarahkan dan membimbing peneliti selama penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Thulus Hidayat, SU., MA. dan Ibu Tri Rejeki Andayani, S.Psi., M.Si. selaku penguji yang telah memberikan waktu, saran, masukan, serta nasehat yang berarti kepada peneliti.

atas segala arahan, masukan, dukungan dan semangat yang diberikan selama studi dan penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh staf pengajar di Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta atas segala ilmu yang sangat berharga selama peneliti menempuh studi.

8. Staf tata usaha, staf perpustakaan, dan seluruh pegawai di Program Studi Psikologi atas segala dukungan dan bantuannya selama ini.

9. Bapak M. Agus Sriyono, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah

2 Andong, Ibu Sutartiningsih, S.Pd. selaku Waka Kesiswaan SMK Muhammadiyah 2 Andong, Ibu Ari, S.Psi selaku guru BK SMK Muhammadiyah 2 Andong, serta Bapak Parjo selaku pengurus Bursa Kerja Khusus (BKK) SMK Muhammadiyah 2 Andong atas izin, informasi, dan bantuan yang telah diberikan sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.

10. Seluruh siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Andong atas bantuan, kesediaan, dan kerjasamanya untuk membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.

11. Bapak dan Ibuku (Bapak Suharno, S.Pd dan Ibu Surtiyah, S.Pd) atas segala cinta kasih, doa, dukungan, dan pengorbanan yan tiada henti. Semoga karya ini bisa membuat Bapak dan Ibu bangga.

12. Kakakku Wahyu dan adikku Tyas atas segala bantuan, dorongan dan semangat yang berarti.

pengorbanan dan kebahagiaan yang kudapatkan. Akan datang waktu bagi kita jika kita berusaha.

14. Rifa Kurnia, Noor Fitriana, dan Retno Dewi atas segala tawa, tangis, canda, bantuan, dukungan, dan semangatnya selama ini. Semoga persahabatan yang indah ini tidak akan pernah berakhir.

15. Yashinta, Yuli, Septi, Nike, Ullum, berlian, Annisa Rahmawati, Tegar Novarida, Rarat, Afif, Hertin, dewi intan, Halim dan seluruh teman-teman angkatan 2007 atas semangat dan kebersamaannya selama ini.

16. Kakak tingkat 2005 dan 2006, serta adik tingkat 2008 atas bantuan selama ini secara langsung maupun tidak langsung. Peneliti berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi remaja khususnya remaja Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang terkait dengan kematangan karir.

Surakarta, Juni 2012

Peneliti

DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH 2 ANDONG BOYOLALI

Sandi Prasetyaning Tyas

G 0107084 Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Remaja dalam pertumbuhannya menjadi dewasa memiliki beberapa tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik diantaranya yaitu memilih dan mempersiapkan karir atau pekerjaan. Remaja dalam memilih dan menentukan karirnya di masa depan diperlukan suatu kematangan karir dalam dirinya. Motivasi belajar dan keyakinan diri merupakan hal-hal yang diduga terkait dengan kematangan karir remaja. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui: (1) Hubungan positif antara motivasi belajar dengan kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali;

(2) Hubungan positif antara

keyakinan diri dengan kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali; (3) Hubungan positif antara motivasi belajar dan keyakinan diri dengan kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Muhammadiyah

2 Andong yang terdiri dari sembilan kelas. Sampling menggunakan cluster random sampling , sehingga dari sembilan kelas didapatkan empat kelas untuk sampel penelitian. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Kematangan Karir, Skala Motivasi Belajar, dan Skala Keyakinan Diri. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis pertama dan kedua adalah analisis korelasi parsial, dan selanjutnya untuk menguji hipotesis ketiga menggunakan analisis regresi ganda.

Secara parsial hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dengan kematangan karir pada siswa SMK

Muhammadiyah 2 Andong Boyolali dengan koefisien korelasi (rx 1 y) sebesar

0,279, p<0,05; serta tidak ada hubungan yang signifikan antara keyakinan diri dengan kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali

yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi (rx 2 y) sebesar 0,115, p>0,05.

Berdasarkan hasil analisis regresi ganda diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,538, p<0,05 dan F hitung 23.587 > F tabel 3,07. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dan keyakinan diri dengan kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali.

Nilai R 2 dalam penelitian ini sebesar 0,289 atau 28,9% yang artinya masih terdapat 71,1% variabel lain yang mempengaruhi kematangan karir.

SELF EFFICACY WITH CAREER MATURITY ON THE STUDENTS OF SMK MUHAMMADIYAH 2 ANDONG BOYOLALI

Sandi Prasetyaning Tyas

G 0107084 Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRACT

Adolescence is a transition period from children to adult. In the process of growing to adult, adolescents have developmental tasks that must be completed properly, such as job and career preparation. Adolescents need career maturity in making decision of career in their future. Learning motivation and self efficacy are both supposed having interrelatedness with adolescent career maturity. The purpose of this research is to find out: (1) Positive relationship between learning motivation and career maturity on the students of SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali;

(2) Positive relationship between self efficacy and career

maturity on the students of SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali; (3) Positive relationship between learning motivation and self efficacy with career maturity on the students of SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali.

The population in this research is students of Class XI SMK Muhamadiyah 2 Andong, consisting of 9 classes. Cluster Random Sampling is used as a sampling so that 4 classes are obtained from 9 classes all together as the sample. Data collection instrument in this research consists of Career Maturity Scale, Learning Motivation Scale, and Self Efficacy Scale. Data analysis technique in this research consists of partial correlation analysis for examining the first and the second hypotesis, and multiple regression analysis for examining the third hypothesis.

Partially the result shows the significant positive relationship between learning motivation and career maturity on the students of SMK Muhammadiyah

2 Andong Boyolali with the coefficient of correlation (rx 1 y) 0,279, p<0,05; no

significant relationship between self efficacy and career maturity on the students of SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali indicated by the coefficient of

correlation (rx 2 y) 0,115, p>0,05. Based on the result of multiple regression

analysis, it obtains the value of correlation coefficient (R) 0,538, p<0,05 and F count 23,587 > F table 3,07. The result shows significant positive relationship between learning motivation and self efficacy with career maturity on the students of SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali.

The value of R 2 in this research is 0,289 or 28,9%. It indicates that there is 71,1% of another variables more influential toward career maturity.

3. Analisis Deskriptif ................................................................... 138

4. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ............................ 142

D. Pembahasan .................................................................................. 144

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................... 152

B. Saran ............................................................................................. 153 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 155 LAMPIRAN ........................................................................................................ 161

Tabel 1. Tabel Distribusi Skor Skala .................................................................. 109 Tabel 2. Blue Print Skala Kematangan Karir Sebelum Uji Coba ...................... 110 Tabel 3. Blue Print Skala Motivasi Belajar Sebelum Uji Coba ......................... 111 Tabel 4. Blue Print Skala Keyakinan Diri Sebelum Uji Coba ........................... 112 Tabel 5. Jumlah Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong

Tahun Pelajaran 2011/2012 ................................................................. 116 Tabel 6. Distribusi Aitem Skala Kematangan Karir yang Valid dan Gugur ...... 123 Tabel 7. Distribusi Aitem Skala Motivasi Belajar yang Valid dan Gugur ......... 125 Tabel 8. Distribusi Aitem Skala Keyakinan Diri yang Valid dan Gugur .......... 127 Tabel 9. Distribusi Aitem Skala Kematangan Karir untuk Penelitian ............... 128 Tabel 10. Distribusi Aitem Skala Motivasi Belajar untuk Penelitian .................. 129 Tabel 11. Distribusi Aitem Skala Keyakinan Diri untuk Penelitian .................... 130 Tabel 12. Jumlah Responden Penelitian .............................................................. 131 Tabel 13. Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 133 Tabel 14. Hasil Uji Linearitas Motivasi Belajar dengan Kematangan Karir ....... 134 Tabel 15. Hasil Uji Linearitas Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir ......... 134 Tabel 16. Hasil Analisis Regresi Ganda .............................................................. 135 Tabel 17. Hasil Uji F-Test ................................................................................... 136 Tabel 18. Hasil Analisis Korelasi Parsial antara Motivasi Belajar dengan

Kematangan Karir ................................................................................ 137

Kematangan Karir ................................................................................ 138 Tabel 20. Deskripsi Data Penelitian .................................................................... 139 Tabel 21. Kriteria Kategorisasi Responden Penelitian ........................................ 140

Bagan 1. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 104

Lampiran A. Skala Uji Coba ............................................................................... 162 Lampiran B. Distribusi Nilai Uji Coba Skala ..................................................... 179 Lampiran C. Validitas dan Reliabilitas Skala ..................................................... 204 Lampiran D. Skala untuk Penelitian ................................................................... 223 Lampiran E. Distribusi Nilai Skala Penelitian .................................................... 237 Lampiran F. Analisis Data Penelitian .................................................................. 280 Lampiran G. Surat Ijin Penelitian dan Surat Tanda Bukti Penelitian .................. 299

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Remaja merupakan calon penerus bangsa yang artinya remaja dituntut untuk mampu mengembangkan diri dan mencapai cita-cita demi kehidupan yang lebih baik di masa depan. Remaja dalam hidupnya akan berusaha mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbagai potensi yang dimiliki remaja merupakan bekal bagi dirinya dalam menghadapi masa depan. Kehidupan remaja di masa depan merupakan salah satu sumber perhatian remaja khususnya remaja usia sekolah menengah atas. Hurlock (2002) mengemukakan bahwa remaja pada sekolah menengah atas mulai memikirkan masa depannya secara bersungguh-sungguh. Hal tersebut berarti bahwa remaja usia sekolah menengah atas sudah mulai memikirkan berbagai hal yang akan dihadapi di masa depan. Oleh karena itu, remaja akan berusaha mempersiapkan dirinya dengan baik demi tercapainya kehidupan yang dicita-citakan. Salah satu hal yang menjadi pusat perhatian remaja mengenai kehidupannya di masa depan yaitu berkaitan dengan karir atau pekerjaan yang nantinya ingin ditekuni. Pada masa ini, remaja akan mulai mencoba karir yang sesuai dengan dirinya, kemudian memfokuskan diri pada satu bidang tertentu, dan akhirnya memilih pekerjaan tertentu sebagai karirnya (Ginzberg dalam Santrock, 2003). Hal tersebut berarti remaja sudah mulai mempersiapkan diri untuk masa depannya Remaja merupakan calon penerus bangsa yang artinya remaja dituntut untuk mampu mengembangkan diri dan mencapai cita-cita demi kehidupan yang lebih baik di masa depan. Remaja dalam hidupnya akan berusaha mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbagai potensi yang dimiliki remaja merupakan bekal bagi dirinya dalam menghadapi masa depan. Kehidupan remaja di masa depan merupakan salah satu sumber perhatian remaja khususnya remaja usia sekolah menengah atas. Hurlock (2002) mengemukakan bahwa remaja pada sekolah menengah atas mulai memikirkan masa depannya secara bersungguh-sungguh. Hal tersebut berarti bahwa remaja usia sekolah menengah atas sudah mulai memikirkan berbagai hal yang akan dihadapi di masa depan. Oleh karena itu, remaja akan berusaha mempersiapkan dirinya dengan baik demi tercapainya kehidupan yang dicita-citakan. Salah satu hal yang menjadi pusat perhatian remaja mengenai kehidupannya di masa depan yaitu berkaitan dengan karir atau pekerjaan yang nantinya ingin ditekuni. Pada masa ini, remaja akan mulai mencoba karir yang sesuai dengan dirinya, kemudian memfokuskan diri pada satu bidang tertentu, dan akhirnya memilih pekerjaan tertentu sebagai karirnya (Ginzberg dalam Santrock, 2003). Hal tersebut berarti remaja sudah mulai mempersiapkan diri untuk masa depannya

Sebagian remaja telah memiliki cita-cita mengenai pekerjaan atau profesi yang nantinya akan ditekuni. Santrock (2003) menyatakan bahwa sebagian remaja telah membuat keputusan yang matang untuk karirnya sendiri dan bertahan dengan karirnya tersebut. Karir bagi remaja merupakan hal yang sangat penting, terutama bagi kehidupannya di masa depan. Setiap remaja harus dapat memilih dan merencanakan karirnya dengan baik sehingga sesuai dengan minat dan kemampuannya. Meskipun demikian, tidak sedikit remaja yang belum memiliki gambaran tentang masa depan yang akan dicapai. Sebagian remaja belum memiliki kesiapan dalam memilih karir yang sesuai dengan dirinya. Oleh karena itu, remaja harus dapat mempersiapkan dirinya dengan baik sehingga akan dicapai suatu kematangan karir dalam dirinya yang dapat bermanfaat dalam pemilihan dan perencanaan karir bagi masa depannya.

Menurut Havighurst (1984) memilih dan mempersiapkan karir atau pekerjaan merupakan salah satu tugas perkembangan yang harus dilakukan oleh setiap remaja. Pada masa remaja, memilih dan mempersiapkan pekerjaan sudah menjadi salah satu pusat perhatiannya. Tugas perkembangan tersebut harus dilakukan oleh setiap remaja dengan baik agar dapat melanjutkan ke tahap perkembangan berikutnya. Ali dan Asrori (2008) menjelaskan bahwa setiap fase perkembangan mempunyai serangkaian tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh setiap individu. Kegagalan menyelesaikan Menurut Havighurst (1984) memilih dan mempersiapkan karir atau pekerjaan merupakan salah satu tugas perkembangan yang harus dilakukan oleh setiap remaja. Pada masa remaja, memilih dan mempersiapkan pekerjaan sudah menjadi salah satu pusat perhatiannya. Tugas perkembangan tersebut harus dilakukan oleh setiap remaja dengan baik agar dapat melanjutkan ke tahap perkembangan berikutnya. Ali dan Asrori (2008) menjelaskan bahwa setiap fase perkembangan mempunyai serangkaian tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh setiap individu. Kegagalan menyelesaikan

Menurut Havighurst (1984), merencanakan kerja dan mempersiapkan pekerjaan merupakan perhatian utama dari anak laki-laki dan anak perempuan dari periode umur 15 sampai 21 tahun. Remaja sekolah menengah atas termasuk dalam kategori tersebut, sehingga banyak remaja yang mulai mengumpulkan informasi mengenai pekerjaan yang menjadi perhatiannya serta sesuai dengan minat dan kemampuannya. Thomas (dalam Hurlock, 2002) mengemukakan bahwa pada akhir masa remaja, minat pada karir seringkali menjadi sumber pikiran. Hal tersebut dikarenakan remaja sudah mulai memikirkan tentang pekerjaan yang akan dilakukan dan pekerjaan yang mampu untuk dilakukan bagi masa depannya. Thomas (dalam Hurlock, 2002) lebih lanjut menjelaskan bahwa pada saat tersebut, remaja mulai belajar membedakan antara pilihan pekerjaan yang lebih disukai dengan pekerjaan yang dicita-citakan. Remaja tidak lagi memilih pekerjaan berdasarkan rasa suka semata, namun sudah mempertimbangkan berbagai faktor lain yang dapat mempengaruhi pilihan pekerjaannya.

Winkel (1997) mengemukakan beberapa faktor yang terkait dengan diri remaja yang dapat mempengaruhi perkembangan karirnya yaitu nilai Winkel (1997) mengemukakan beberapa faktor yang terkait dengan diri remaja yang dapat mempengaruhi perkembangan karirnya yaitu nilai

Karir bagi remaja merupakan tanggung jawabnya sendiri terkait dengan kehidupannya di masa depan. Remaja dalam masa perkembangannya akan mempersiapkan dirinya sebaik mungkin untuk dapat mencapai pekerjaan yang diinginkan. Salah satu hal yang menjadi pertimbangan remaja dalam memilih karirnya di masa depan yaitu terkait dengan minat yang ada pada dirinya. Syah (2005) mengemukakan bahwa minat adalah keinginan yang besar terhadap sesuatu. Remaja yang memiliki minat terhadap sesuatu akan terdorong untuk dapat berhubungan dengan hal tersebut, begitu juga dalam hal karir atau pekerjaan. Remaja akan terdorong untuk dapat mencapai karir atau pekerjaan, jika remaja memiliki minat yang besar pada karir atau pekerjaan tersebut. Minat remaja terhadap suatu pekerjaan akan mampu mendorong dirinya untuk melakukan berbagai upaya demi tercapainya pekerjaan yang dicita-citakan tersebut, diantaranya yaitu dengan belajar secara sungguh-sungguh.

Belajar merupakan kegiatan utama remaja khususnya remaja usia sekolah menengah atas. Melalui kegiatan belajar, remaja akan memperoleh gambaran mengenai berbagai bidang pekerjaan. Crow dan Crow (1984) mengemukakan Belajar merupakan kegiatan utama remaja khususnya remaja usia sekolah menengah atas. Melalui kegiatan belajar, remaja akan memperoleh gambaran mengenai berbagai bidang pekerjaan. Crow dan Crow (1984) mengemukakan

Manrihu (1988) menjelaskan bahwa keterampilan-keterampilan dalam merencanakan dan mengambil keputusan khususnya dalam hal pekerjaan perlu dipelajari oleh setiap individu ketika masih duduk di bangku sekolah. Hal tersebut berarti bahwa sekolah hendaknya mengajarkan keterampilan- keterampilan khusus dalam mengambil keputusan mengenai pilihan karir dengan berdasar pada informasi-informasi yang relevan khususnya informasi mengenai dunia kerja. Melalui kegiatan belajar mengajar akan disampaikan kepada remaja mengenai berbagai bidang pekerjaan yang tercermin dari berbagai mata pelajaran yang diberikan di sekolah. Berbagai mata pelajaran yang diberikan di sekolah akan mengarahkan remaja pada berbagai bidang karir yang sesuai dengan pokok-pokok materi pelajaran yang disampaikan. Hal tersebut terutama tercermin pada pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Remaja di SMK akan mendapatkan pendidikan kejuruan yang sesuai dengan jurusan yang telah dipilih. Melalui berbagai pelajaran atau kompetensi kejuruan yang diberikan di sekolah, remaja dapat memperkaya pengetahuan dan mengasah keterampilannya sesuai dengan bidang kejuruan yang diikuti. Misalnya remaja jurusan teknik mekanik otomotif akan dapat memahami

mempraktikannya di lapangan. Manrihu (1988) menjelaskan bahwa sekolah lanjutan merupakan tempat dimulainya pengembangan kompetensi-kompetensi dalam membuat keputusan karir. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa siswa-siswa atau remaja pada sekolah lanjutan khususnya SMK telah dibekali dengan informasi-informasi mengenai berbagai bidang karir beserta keterampilan untuk memilih suatu karir tertentu agar sesuai dengan minat dan kemampuannya. Evans dan Herr (dalam Manrihu, 1988) mengemukakan bahwa pendidikan kejuruan merupakan jembatan antara individu dengan pekerjaannya. Hal tersebut berarti bahwa pendidikan di sekolah kejuruan merupakan salah satu sarana yang menjembatani individu dengan pekerjaannya melalui suatu proses pembelajaran secara teoretik dan praktik yang mengantarkan remaja pada pengenalan dan pemilihan karir bagi masa depannya.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan remaja untuk dapat merencanakan dan memilih karirnya dengan baik yaitu melalui kegiatan belajar di sekolah. Slameto (1995) mengemukakan bahwa remaja terutama di sekolah menengah atas akan berprestasi dengan baik jika dirinya melihat kegunaan praktis suatu subjek sehubungan dengan karirnya. Remaja akan terdorong untuk belajar khususnya mengenai subjek atau mata pelajaran yang berhubungan dengan karir yang diinginkan. Remaja yang memiliki dorongan yang tinggi dalam melakukan kegiatan belajar akan dapat memilih karirnya dengan lebih matang Salah satu upaya yang dapat dilakukan remaja untuk dapat merencanakan dan memilih karirnya dengan baik yaitu melalui kegiatan belajar di sekolah. Slameto (1995) mengemukakan bahwa remaja terutama di sekolah menengah atas akan berprestasi dengan baik jika dirinya melihat kegunaan praktis suatu subjek sehubungan dengan karirnya. Remaja akan terdorong untuk belajar khususnya mengenai subjek atau mata pelajaran yang berhubungan dengan karir yang diinginkan. Remaja yang memiliki dorongan yang tinggi dalam melakukan kegiatan belajar akan dapat memilih karirnya dengan lebih matang

Dorongan dalam belajar dapat disebut sebagai motivasi belajar. Menurut Santrock (2003) motivasi merupakan alasan individu bertingkah laku, berpikir, dan memiliki perasaan, sehingga mampu mendorong dan mengarahkan perilaku dan aktivitasnya untuk mencapai cita-cita yang diharapkan. Remaja dengan motivasi belajar tinggi, di dalam kegiatannya di sekolah akan memiliki dorongan yang tinggi untuk melakukan aktivitas belajar secara sungguh- sungguh dan mampu mengarahkan dirinya pada tujuan yang akan dicapai. Dorongan tersebut dapat direalisasikan sebagai bentuk motivasi yang tinggi untuk mencapai sesuatu yang diharapkan. Motivasi belajar mampu menumbuhkan kesungguhan dalam diri siswa untuk dapat mencapai keberhasilan dalam belajar di sekolah yang dapat berdampak pada prestasi atau hasil belajarnya yang selanjutnya dapat menjadi bekal bagi karirnya di masa depan, mengingat akhir dari proses belajar di sekolah adalah capaian suatu pekerjaan.

Crow dan Crow (1984) mengemukakan bahwa siswa di sekolah perlu diberi pengalaman yang bermutu serta perhatiannya diarahkan sebagai kunci untuk menggapai cita-cita. Seorang siswa yang mengetahui kegunaan praktis dari suatu pelajaran di sekolah akan memberikan perhatian yang khusus pada pelajaran tersebut dan menjadikannya bernilai. Pelajaran yang ada di sekolah diberikan sebagai bekal bagi para siswa untuk mampu menggapai cita-citanya bagi kehidupan yang lebih baik. Motivasi sebagai pemberi semangat dalam

dalam diri siswa untuk dapat mempersiapkan diri dalam memilih dan merencanakan karir dengan baik. Motivasi siswa dalam belajar akan dapat mempengaruhi hasil belajarnya yang selanjutnya akan dapat menjadi pertimbangan bagi dirinya dalam memilih pekerjaannya di masa depan agar benar-benar sesuai dengan kemampuannya. Wlodkowski dan Jaynes (2004) mengungkapkan bahwa sesungguhnya setiap anak yang lahir memiliki motivasi belajar, artinya setiap siswa pada dasarnya sudah memiliki motivasi belajar dalam dirinya, sehingga sekolah sebagai lembaga pendidikan berperan penting untuk selalu menjaga dan mengembangkan motivasi belajar para siswa.

Santrock (2003) mengemukakan bahwa sekolah memberikan pengaruh yang sangat kuat dalam perkembangan karir bagi siswa, melalui berbagai mata pelajaran akan diberikan suatu pemahaman tentang pekerjaan atau karir dan secara teoretik siswa akan mampu mengembangkan sebagai suatu bentuk kematangan karir. Melalui belajar yang baik dan sungguh-sungguh remaja akan dapat menggapai gambaran dunia kerja yang diminatinya. Remaja akan banyak belajar terutama tentang hal-hal yang berhubungan dengan bidang yang nantinya ingin ditekuni dengan bertumpu pada berbagai mata pelajaran pendukung yang diterima di sekolah. Crow dan Crow (1984) mengungkapkan bahwa motivasi merupakan faktor yang sangat penting di dalam belajar. Motivasi belajar siswa dapat tumbuh melalui adanya stimulus. Siswa dapat termotivasi untuk belajar jika siswa mengetahui bahwa yang dipelajarinya tersebut dapat bermanfaat bagi karirnya di masa depan.

(2011) mengenai hubungan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mata diklat akuntansi siswa jurusan akuntansi SMK Batik 2 Surakarta tahun diklat 2010/2011. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa jurusan akuntansi SMK Batik 2 Surakarta tahun diklat 2010/2011. Hal tersebut berarti bahwa semakin tinggi motivasi belajar siswa, maka semakin tinggi prestasi belajarnya. Tiga studi yang dilakukan oleh DeFleur dan Menke, Tseng dan Rhodes, serta Wehrly (dalam Brown dan Lent, 1984) ditemukan bahwa prestasi akademik berhubungan secara signifikan dengan pengetahuan individu akan karir atau pekerjaan. Pengetahuan mengenai berbagai bidang pekerjaan atau karir merupakan hal yang sangat penting bagi individu dalam memilih karirnya di masa depan yang selanjutnya dapat berpengaruh pada kematangan karirnya. Hal tersebut senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Partino (2006) mengenai kematangan karir siswa SMA. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa prestasi akademik berpengaruh positif terhadap kematangan karir siswa. Individu yang mencapai prestasi akademik tinggi cenderung mempunyai wawasan luas terutama mata pelajaran sekolah, sehingga individu dengan prestasi belajar yang tinggi akan lebih realistik dalam membuat rencana masa depannya. Hal tersebut berarti bahwa motivasi belajar siswa akan mempengaruhi hasil belajar atau prestasi belajarnya yang selanjutnya dapat berpengaruh pada kematangan karirnya.

berhubungan secara tidak langsung dengan kematangan karir siswa.

Remaja dalam menentukan karir atau pekerjaannya di masa depan tidak hanya dipengaruhi oleh motivasi belajar saja, tetapi juga dipengaruhi oleh sifat- sifat kepribadian yang dimiliki. Winkel (1997) mengemukakan bahwa remaja akan melakukan refleksi terhadap sifat-sifat kepribadian yang dimiliki sehingga lebih mengenal diri dan memperoleh pemahaman diri. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa remaja akan mulai melihat sifat-sifat yang ada pada dirinya melalui evaluasi terhadap diri sendiri, sehingga remaja akan lebih memahami mengenai dirinya dan dapat merencanakan pekerjaannya di masa depan yang sesuai dengan sifat-sifat kepribadian yang dimiliki. Hal tersebut berarti bahwa remaja akan merencanakan pekerjaannya di masa depan dengan melihat kesesuaian antara dirinya dengan pekerjaan yang nantinya akan ditekuni.

Pemahaman akan sifat-sifat yang ada pada diri remaja dilakukan remaja melalui evaluasi terhadap dirinya sendiri. Evaluasi diri merupakan gambaran keyakinan diri yang ada pada diri remaja. Bandura (dalam Baron dan Byrne, 2004) menjelaskan bahwa keyakinan diri merupakan evaluasi individu terhadap kemampuan atau kompetensinya untuk melakukan sebuah tugas, mencapai tujuan, atau mengatasi hambatan. Pada awalnya remaja mulai memilih pekerjaan yang disukai untuk masa depan. Remaja mulai menentukan pilihan pada pekerjaan yang menurutnya baik dan dapat menunjang kehidupannya di masa depan. Lambat laun remaja mulai melakukan evaluasi Pemahaman akan sifat-sifat yang ada pada diri remaja dilakukan remaja melalui evaluasi terhadap dirinya sendiri. Evaluasi diri merupakan gambaran keyakinan diri yang ada pada diri remaja. Bandura (dalam Baron dan Byrne, 2004) menjelaskan bahwa keyakinan diri merupakan evaluasi individu terhadap kemampuan atau kompetensinya untuk melakukan sebuah tugas, mencapai tujuan, atau mengatasi hambatan. Pada awalnya remaja mulai memilih pekerjaan yang disukai untuk masa depan. Remaja mulai menentukan pilihan pada pekerjaan yang menurutnya baik dan dapat menunjang kehidupannya di masa depan. Lambat laun remaja mulai melakukan evaluasi

Remaja akan bertindak atau melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu, jika tindakan tersebut dirasa akan dapat memberikan hasil (Baron dan Byrne, 2004). Remaja sebelum melakukan suatu tindakan tertentu akan melakukan evaluasi terhadap kemampuannya sehingga remaja akan melakukan suatu tindakan jika dirinya yakin bahwa tindakannya tersebut akan dapat memberikan hasil. Hal tersebut berarti bahwa remaja yang merasa yakin dengan kemampuannya dalam melakukan sesuatu akan memiliki keyakinan diri yang tinggi dalam dirinya. Remaja akan melakukan sesuatu berdasarkan atas keyakinan pada dirinya dan pada tindakan yang dilakukannya. Hal itu juga dimungkinkan terjadi dalam proses pemilihan karir remaja. Remaja akan memilih karirnya di masa depan yang dirasa mampu untuk dicapai. Remaja yang memiliki keyakinan diri yang tinggi akan memiliki keyakinan yang tinggi pula pada pilihan karirnya. Keyakinan remaja dalam pemilihan karir tersebut dapat mempengaruhi kematangan remaja dalam membuat keputusan karirnya di masa depan.

Komandyahrini dan Hawadi (2008) mengenai hubungan self efficacy dengan kematangan dalam memilih karir siswa program percepatan belajar di SMAN

81 Jakarta dan SMA labschool Jakarta. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara self efficacy atau keyakinan diri dengan kematangan karir pada siswa program percepatan. Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tersebut pada siswa SMK.

Berbagai hal diatas merupakan hal-hal yang banyak dialami oleh remaja usia sekolah menengah atas, khususnya siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Siswa SMK sudah memiliki suatu arah yang jelas tentang pilihan karirnya yang tercermin dari jurusan yang ditekuni di sekolah. Sardiman (2009) mengemukakan bahwa tujuan institusional pendidikan di SMK adalah mendidik siswa untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan pendidikan kejuruan yang diikuti. Siswa SMK telah dipersiapkan untuk dapat memasuki dunia kerja dengan mengandalkan keahlian yang telah dimiliki setelah dinyatakan lulus sekolah. Siswa SMK banyak melakukan praktik di luar sekolah sebagai salah satu bentuk persiapan untuk menghadapi dunia kerja yang sebenarnya sebagai suatu rencana karir. Karir siswa di SMK sudah dipeta-petakan menurut jurusannya masing-masing, sehingga siswa dapat memperdalam dan mengasah kemampuan serta keterampilannya sesuai dengan bidang atau jurusan yang dipilih.

Kenyataan di lapangan menunjukkan masih banyaknya lulusan SMK yang belum bekerja, seperti yang tercatat di Badan Pusat Statistik (2010) pada

13,81% dari total pengangguran sebanyak 8,59 juta orang. Hal tersebut berarti jumlah pengangguran lulusan SMK pada bulan Februari 2010 sebanyak 1,18 juta orang. Kenyataan tersebut menunjukkan masih diperlukannya bimbingan karir yang lebih memadai bagi siswa SMK sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja setelah lulus sekolah, sehingga jumlah pengangguran akan terus menurun.

Salah satu SMK swasta yang terdapat di Kabupaten Boyolali adalah SMK Muhammadiyah 2 Andong. SMK Muhammadiyah 2 Andong memiliki dua jurusan antara lain Teknik Mekanik Otomotif (TMO) dan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ). Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali (2010) mengenai hasil UN SMK Muhammadiyah 2 Andong tahun pelajaran 2009/2010 menunjukkan tingkat kelulusan 86,88% yang berarti dari 282 peserta yang ikut UN yang dinyatakan lulus sebanyak 245 peserta. Hasil tersebut menggambarkan keberhasilan yang sedang mengingat dari 31 SMK baik negeri maupun swasta yang ada di Kabupaten Boyolali hanya 6 SMK yang dinyatakan lulus 100%.

Hasil survei yang dilakukan terhadap 37 siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong pada bulan Februari 2012 menunjukkan bahwa terdapat 15 siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong yang memilih sekolah di SMK Muhammadiyah 2 Andong atas dasar keinginan orang tua, dan memilih jurusan yang sekarang ditekuni atas dasar peluang yang besar untuk diterima di jurusan tersebut serta ikut-ikutan teman, sedangkan sebanyak 22 siswa SMK Muhammadiyah 2

keinginan sendiri dan memilih jurusan didasarkan pada bakat dan minatnya (Data Primer, 2012). Berdasarkan hasil survei tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 40,54% siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong belum mempunyai perencanaan karir dan belum mampu mengambil keputusan karir untuk masa depannya. Hal tersebut dapat diketahui dari sejumlah siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong yang memilih untuk sekolah di SMK Muhammadiyah 2 Andong dan memilih jurusan yang sekarang ditekuni dengan tidak didasarkan pada keinginannya sendiri melainkan atas keinginan orang tua atau ikut-ikutan teman.

Data dari sekolah menunjukkan bahwa sebanyak 85% siswa yang sudah dinyatakan lulus telah mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang atau jurusan yang dipilih ketika di sekolah, dan sebanyak 15% mendapatkan pekerjaan yang tidak sesuai dengan jurusan yang dipilih ketika di sekolah. Siswa lulusan SMK Muhammadiyah 2 Andong yang mengambil jurusan TMO pada umumnya bekerja di bengkel atau di perusahaan yang bergerak di bidang otomotif, sedangkan yang mengambil jurusan TKJ pada umumnya bekerja sebagai teknisi komputer, teknisi jaringan, atau bidang-bidang lain yang berhubungan dengan komputer. Ada juga siswa lulusan SMK Muhammadiyah

2 Andong yang bekerja tidak sesuai dengan jurusan yang ditekuni sebelumnya diantaranya menjadi seorang guru. Sebagian dari lulusan SMK Muhammadiyah 2 Andong tersebut yang telah bekerja pada umumnya akan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi atas permintaan dari perusahaan 2 Andong yang bekerja tidak sesuai dengan jurusan yang ditekuni sebelumnya diantaranya menjadi seorang guru. Sebagian dari lulusan SMK Muhammadiyah 2 Andong tersebut yang telah bekerja pada umumnya akan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi atas permintaan dari perusahaan

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui beberapa hal yang diduga terkait dengan kematangan karir pada remaja khusunya pada siswa SMK yang antara lain berupa motivasi belajar di sekolah dan keyakinan diri yang ada pada diri siswa. Kematangan dalam memilih karir merupakan hal yang penting bagi remaja sebagai salah satu tugas perkembangannya, sehingga harus dilakukan sebaik mungkin untuk dapat mencapai kebahagiaan dan demi kelancaran tugas perkembangan berikutnya. Melihat kenyataan yang ada di lapangan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hal tersebut pada siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Andong. Siswa kelas XI dipilih sebagai responden penelitian karena siswa kelas XI sudah melewati satu tahun pembelajaran di SMK sehingga sudah beradaptasi dengan jurusan dan sekolah tempat dirinya belajar, sedangkan siswa kelas X pada umumnya sedang berada pada tahap penyesuaian dengan jurusan dan sekolah yang baru. Jika meggunakan kelas

XII dikhawatirkan akan mengganggu proses belajar siswa dalam persiapannya menghadapi ujian nasional. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian tersebut pada siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Andong dengan judul

“Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali”.

1. Apakah ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan kematangan

karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali?

2. Apakah ada hubungan positif antara keyakinan diri dengan kematangan

karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali?

3. Apakah ada hubungan positif antara motivasi belajar dan keyakinan diri dengan kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hubungan positif antara motivasi belajar dengan kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali.

2. Untuk mengetahui hubungan positif antara keyakinan diri dengan kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali.

3. Untuk mengetahui hubungan positif antara motivasi belajar dan keyakinan diri dengan kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi disiplin ilmu Psikologi Pendidikan terutama yang 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi disiplin ilmu Psikologi Pendidikan terutama yang

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam meningkatkan kematangan karir melalui motivasi belajar dan keyakinan diri yang tinggi, sehingga siswa mampu merencanakan, mempersiapkan, dan menentukan pilihan karir untuk masa depannya.

b. Bagi orang tua, guru, dan konselor sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi, sehingga lebih memahami tugas perkembangan karir yang dihadapi oleh siswa dalam setiap tahap perkembangan karirnya terutama untuk mencapai kematangan karir, sehingga dapat mempersiapkan siswa dalam memasuki dunia kerja.

c. Memberikan gambaran mengenai kematangan karir siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kematangan Karir

1. Pengertian Kematangan Karir Karir merupakan pilihan pekerjaan yang diyakini oleh individu untuk mencapai kesuksesan di masa depan. Pilihan karir bagi individu didasarkan pada suatu keputusan yang diambil berdasarkan kemampuan dan dukungan pengetahuan yang dimiliki untuk mencapai kesuksesannya. Beaumont, dkk (dalam Manrihu, 1988) mendefinisikan karir sebagai totalitas pekerjaan yang dikerjakan individu selama hidupnya. Pendapat tersebut berarti bahwa karir merupakan pilihan pekerjaan yang ditekuni individu secara sungguh-sungguh selama hidupnya. Individu akan menekuni suatu pekerjaan tertentu dalam hidupnya secara optimal sebagai suatu bentuk pilihan karir. Individu akan mencurahkan segenap usahanya untuk dapat terus meningkatkan dan mengembangkan karir yang telah dipilih. Pilihan karir individu harus didasarkan pada pengetahuan akan diri sendiri dan informasi yang relevan mengenai pilihan karir tersebut. Oleh karena itu, individu diharapkan benar-benar siap dalam membuat keputusan mengenai pilihan karirnya sebagai bentuk kematangannya.

Super (dalam Walsh dan Osipow, 1988) mengemukakan konsep kematangan karir sebagai kehidupan karir individu yang terdiri dari satu atau lebih tugas yang harus diselesaikan dengan baik sesuai urutan dalam Super (dalam Walsh dan Osipow, 1988) mengemukakan konsep kematangan karir sebagai kehidupan karir individu yang terdiri dari satu atau lebih tugas yang harus diselesaikan dengan baik sesuai urutan dalam

Super (dalam Savickas, 2001) menjelaskan kematangan karir sebagai kesiapan individu dalam membuat keputusan mengenai karirnya. Pendapat Yost dan Corbishly (dalam Safitri dkk, 2009) juga mendukung Super bahwa kematangan karir adalah kemampuan individu untuk berhasil menyelesaikan tugas-tugas dan transisi dalam proses perkembangan karir serta kesiapan individu untuk membuat keputusan karir yang sesuai dengan usia dan tahapan perkembangannya. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa kematangan karir merupakan kesiapan individu untuk membuat keputusan mengenai karirnya sesuai dengan usia dan tahap perkembangannya.

Super (dalam Manrihu, 1988) mendefinisikan kematangan karir sebagai bentuk-bentuk perilaku individu yang berupa mengidentifikasi, memilih, merencanakan, dan melaksanakan tujuan-tujuan karir yang tersedia bagi individu tertentu sesuai dengan tingkat usianya atau kelompok sebayanya. Hal tersebut berarti bahwa individu dapat dikatakan memiliki kematangan karir jika perilaku individu tersebut menunjukkan kematangan untuk setiap tahap perkembangan karirnya sesuai dengan kelompok sebayanya. Super (dalam Manrihu, 1988) lebih lanjut menjelaskan bahwa kematangan karir dapat dipandang sebagai perkembangan karir individu dalam taraf rata-rata bagi usianya. Hal Super (dalam Manrihu, 1988) mendefinisikan kematangan karir sebagai bentuk-bentuk perilaku individu yang berupa mengidentifikasi, memilih, merencanakan, dan melaksanakan tujuan-tujuan karir yang tersedia bagi individu tertentu sesuai dengan tingkat usianya atau kelompok sebayanya. Hal tersebut berarti bahwa individu dapat dikatakan memiliki kematangan karir jika perilaku individu tersebut menunjukkan kematangan untuk setiap tahap perkembangan karirnya sesuai dengan kelompok sebayanya. Super (dalam Manrihu, 1988) lebih lanjut menjelaskan bahwa kematangan karir dapat dipandang sebagai perkembangan karir individu dalam taraf rata-rata bagi usianya. Hal

Remaja pada usia sekolah menengah atas secara tidak langsung sudah memiliki suatu tujuan karir yang tercermin dari program studi maupun kursus yang diikuti selama menempuh jenjang pendidikan di sekolah. Fatimah (2006) menjelaskan bahwa remaja secara sadar telah mengetahui bahwa suatu pekerjaan tertentu memerlukan dukungan pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa remaja akan mulai mempersiapkan dirinya untuk suatu pekerjaan yang diminati diantaranya dengan mengandalkan ilmu pengetahuan yang didapat selama di sekolah maupun dengan mengikuti pelatihan atau kursus yang mendukung dirinya untuk dapat terjun ke lapangan pekerjaan yang diminati.

Crites (dalam Walsh dan Osipow, 1988) mendeskripsikan kematangan karir sebagai derajat dan kecepatan perkembangan karir individu. Pendapat tersebut berarti kematangan karir individu dapat dilihat dari derajat dan kecepatan perkembangan karir individu yang mengacu pada tahap-tahap perkembangan karirnya. Crites (dalam Brown dan Associates, 2002) selanjutnya mengemukakan bahwa kematangan karir merupakan tingkat yang menunjukkan individu telah menguasai tugas perkembangan karirnya, baik komponen pengetahuan maupun sikap yang sesuai dengan tahap perkembangan karir. Pendapat tersebut menunjukkan Crites (dalam Walsh dan Osipow, 1988) mendeskripsikan kematangan karir sebagai derajat dan kecepatan perkembangan karir individu. Pendapat tersebut berarti kematangan karir individu dapat dilihat dari derajat dan kecepatan perkembangan karir individu yang mengacu pada tahap-tahap perkembangan karirnya. Crites (dalam Brown dan Associates, 2002) selanjutnya mengemukakan bahwa kematangan karir merupakan tingkat yang menunjukkan individu telah menguasai tugas perkembangan karirnya, baik komponen pengetahuan maupun sikap yang sesuai dengan tahap perkembangan karir. Pendapat tersebut menunjukkan