Analisis Atas Due Professional Care Dan Pengalaman Kerja Yang Mempengaruhi Kualitas Audit (Survey pada KAP Yang ada Di Kota Bandung)

(1)

1

(Survey On KAP Existing In Bandung)

Oleh : JULIAN SLAMET

21111130

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

ABSTRACT

Due professional care and work experience are the most important to be have by auditor. The auditor must have due professional care and work experience to produce a good financial report. If auditor have a good due professional care and work experience, then the quality of audit will be good. Due professional care and work experience will affect the quality of audit. But in fact, the quality of audit produced bay auditor is not good enough. The purpose of this research is the effect of due professional care and work experienceto quality of audit survey on KAP existing in Bandung.

The method used in this research is descriptive method, verification with quantitative approach. Descriptive method used to determine due professional care and work experience to quality of audit. The test statistic used is the calculation of validity and relibility testing using software SPSS 18.0 for windows. For verification method using SEM PLS, evaluation results outer model by value loading factor and discrimination validity. All the indicators used in this research is valid and able to measure latent variables.

The result from this research indicate that due professional care has a significant impact on the quality of audit that if due professional care great then the resulting quality of audit would be great, while work experience has a significant impact on the quality of audit that if work experience is good then the quality of audit would be good.

Keywords : Due Professional Care, Work Experience, and The Quality of Audit

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini persaingan dunia usaha semakin ketat, termasuk persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik. Untuk dapat bertahan di tengah persaingan yang ketat, masing-masing kantor akuntan publik harus dapat menghimpun klien sebanyak mungkin, namun kantor akuntan publik tersebut juga harus memperhatikan kualitas kerjanya, sehingga selain dapat menghimpun klien sebanyak mungkin, kantor akuntan publik tersebut juga harus semakin meningkatkan kualitas auditnya. Jika kualitas audit terus ditingkatkan oleh kantor akuntan publik, maka jasa yang dihasilkan juga akan semakin dipercaya oleh masyarakat luas. Untuk meningkatkan mutu dari kualitas audit tersebut, maka akuntan publik harus mematuhi syarat dasar agar hasil dari audit suatu laporan keuangan dapat dipercaya dan berkualitas (Komang, 2012).

Jasa akuntan publik digunakan oleh pihak luar untuk memberikan penilaian atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan yang disajikan. Laporan keuangan tersebut memberikan gambaran dan informasi atas kinerja perusahaan yang diperlukan oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan (William dkk, 2015).

Menurut Financial Accounting Standards Board (FASB), laporan keuangan perusahaan harus memiliki dua karakteristik penting yaitu relevan dan dapat diandalkan. Untuk itu dibutuhkan


(2)

2

terkait perusahaan tersebut.

Profesi akuntan publik adalah profesi yang sangat penting. Namun, saat ini integritas dan objektivitas para akuntan publik sudah mulai diragukan oleh pihak yang berkepentingan atas laporan akuntan publik akibat dari maraknya skandal keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Bawono dan Singgih (2010) menyebutkan bahwa makin banyaknya skandal keuangan yang terjadi di luar maupun di dalam negeri sangat mempengaruhi kepercayaan pangguna laporan kuangan auditan pada profesi akuntan publik.

Dengan ditemukannya kasus-kasus kecurangan yang dilakukan oleh akuntan publik, hal tersebut membuktikan bahwa kualitas audit di Indonesia masih belum baik. Pernyataan ini didukung oleh Sri Mulyani Indrawati (2009) yang mengatakan bahwa masih banyak laporan audit yang dihasilkan akuntan publik yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP).

Untuk menghasilkan kualitas audit yang baik, persyaratan-persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang auditor seperti dinyatakan dalam Pernyataan Standar Auditing (SPAP, 2001 : 150.1) salah satunya adalah due professional care. Due professional care merupakan kemahiran professional yang cermat dan seksama, yang menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme professional yaitu suatu sikap auditor yang berfikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti audit tersebut (Negoro, 2011). Dengan adanya kecermatan dan keseksamaan yang dimiliki seorang auditor, diharapkan auditor dapat meminimalisir kesalahan dan membuat kualitas audit menjadi semakin baik.

Selain itu, paragraf ketiga SA seksi 210 menyebutkan: “Dalam melaksanakan audit untuk sampai pada suatu pernyataan pendapat, auditor harus senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi dan bidang auditing”. Keahlian dalam bidang akuntansi dan auditing ini dapat dicapai melalui pendidikan formal yang dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman dalam tugas pengauditan (SPAP:2001). Tingkat pendidikan sangat diperlukan dalam menentukan kualitas audit. Semakin banyak pengetahuan yang didapat maka akan memudahkan auditor dalam memecahkan masalah dalam melaksanakan tugas audit.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Kurangnya kecermatan dan kehati-hatian auditor yang menyatakan opini wajar tanpa pengecualian pada laporan keuangan padahal laporan keuangan tersebut telah dimanipulasi.

2. Kurangnya pengalaman kerja membuat kesalahan dalam mereview penyajian dan pemilihan bukti informasi auditan.

3. Kualitas audit yang dihasilkan auditor di akuntan publik belum cukup baik, setelah adanya auditor di KAP yang melanggar standar audit dan tidak melaporkan adanya temuan pelanggaran dalam laporan keuangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 1.3 Rumusan Masalah

1. Seberapa besar pengaruh due professional care terhadap kualitas audit. 2. Seberapa besar pengaruh pengalaman kerja terhadap kualitas audit 1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh due professional care terhadap kualitas audit 2. Untuk menguji dan menganalisis seberapa besar pengalaman kerja terhadap kualitas

audit

1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Praktis

Melalui model kerangka pemikiran yang peneliti akan ajukan dapat memberikan solusi dalam mengatasi masalah pada kualitas audit. Fiskus harus dapat memperhatikan due professioanl care dan pengalaman kerja sebagai dasar dari kualitas audit yang dihasilkan. Selain itu organisasi juga harus meningkatkan due professioanl care dan pengalaman kerja agar kualitas audit yang dihasilkan auditor dapat berkualitas. due professioanl care dan pengalaman kerja yang baik akan menghasilkan kualitas audit yang baik pula, sehingga pada saat pemeriksaan pun yang dihasilkan akan berkualitas. Fenomena pada kualitas audit


(3)

3

mengenai pengaruh due professional care dan pengalaman kerja terhadap kualitas audit masihrelevan. Verifikasi dilakukan dengan cara pembuktian secara empiris ke lapangan. Hasil penelitian sebagai pembuktian empiris dari konsep-konsep yang telah dikaji diharapkan dapat menunjukkan bahwa kualitas audit yang baik dipengaruhi oleh due professional care dan pengalaman kerja yang berkualitas. Hasil pembuktian empiris ini merupakan pengembangan ilmu yang telah ada sebelumnya, yang menunjukkan bahwa teori-teori yang telah dikumpulkan sebagai konsep penelitian konsep penelitian ini merupakan bentuk pengetahuan penulis. Untuk menjadi ilmu maka semua konsep tersebut dibuktikan dengan pembuktian empiris sehingga dihasilkan kesimpulan bahwa hasil penelitian mendukung konsep. Hasil penelitian ini dapat digunakan pula untuk menambah referensi bagi penelitilain sebagai tambahan teori untuk melakukan penelitian mengenai kualitas audit.

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Due Professional Care

Due professional care menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2010:42) merupakan kemahiran profesioanal yang cermat dan seksama dalam menjalankan tanggung jawabnya dilapangan.

Beberapa indikator untuk menentukan due professional care menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2010:42) :

1) Skeptisme Professional

merupakan sikap yang mencangkup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis bukti audit.

2) Keyakinan yang memadai

Merupakan persepsi auditor atas simpulan bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik karena kekeliruan maupun kecurangan.

Sedangkan Elisha (2010:10) menyebutkan bahwa due professional care menyangkut dua aspek, diantaranya:

1) Skeptisme Professional

Skeptisme profesional yaitu suatu sikap auditor yang berpikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti audit tersebut. 2) Keyakinan Yang Memadai

Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama memungkinkan auditor untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan.

Berdasarkan indikator diatas dalam penelitian ini penulis menggunakan indikator sebagai berikut : skpetisme professional dan keyakinan yang memadai (Siti Kurnia Rahayu, Ely Suhayati, dan Elisha 2010).

2.1.2 Pengalaman Kerja

Menurut Mulyadi (2002:24) menyatakan bahwa pengalaman kerja merupakan akumulasi gabungan dari semua yang diperoleh melalui interaksi dan mempunyai keahlian di bidang audit yang senantiasa melakukan pembelajaran dari kejadian-kejadian di masa yang lalu.

Pengalaman kerja merupakan keahlian yang dimiliki auditor yang dipengaruhi oleh pendidikan formal dan banyaknya pengalaman kerja dalam melakukan audit (Ririn Choiriyah 2010).

Indikator pengalaman kerja menurut Saripudin dkk (2012), yaitu : 1) Lamanya bekerja


(4)

4

atau semakin baik kualitas hasil pemeriksaan yang dilakukannya. 2) Banyaknya penugasan audit

Secara teknis, semakin banyak tugas yang dia kerjakan, akan semakin mengasah keahliannya dalam mendeteksi suatu hal yang memerlukan treatment atau perlakuan khusus yang banyak dijumpai dalam pekerjaannya dan sangat bervariasi karakteristiknya. Jadi dapat dikatakan bahwa seseorang jika melakukan pekerjaan yang sama secara terus menerus, maka akan menjadi lebih cepat dan lebih baik dalam menyelesaikannya. Hal ini dikarenakan dia telah benar-benar memahami teknik atau cara menyelesaikannya, serta telah banyak mengalami berbagai hambatan-hambatan atau kesalahan-kesalahan dalam pekerjaannya tersebut, sehingga dapat lebih cermat dan berhati-hati menyelesaikannya.

3) Banyaknya pelatihan yang telah diikutinya.

Semakin banyak pelatihan yang telah dikuti maka akan membuat pengalaman auditor bertambah dan dapat memnghasilkan kualitas audit yang baik.

2.1.3 Kualitas Audit

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2011:20) kualitas audit merupakan laporan yang dihasilkan oleh seorang auditor dengan memenuhi standar-standar auditing. Laporan tersebut akan dikatakan berkualitas jika auditor memenuhi standar-standar dalam auditnya.

Kualitas audit merupakan hal penting yang harus dipertahankan oleh para auditor dalam proses pengauditan (Dea Arisanti, Dwi Fitri Puspa, Herawati 2011).

Menurut SPAP (2011: 150.2) terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas audit, diantaranya :

1) Standar Umum.

a. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

2) Standar Pekerjaan Lapangan

a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

b. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

3) Standar Pelaporan.

a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

b. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

d. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus.


(5)

5

29) menyatakan bahwa kemahiran profesional auditor yang cermat dan seksama menunjukkan kepada pertimbangan professional (professional judgment) yang dilakukan auditor selama pemeriksaan. Hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan kemahiran professional auditor yang cermat dan seksama (due professional care) akan berdampak terhadap baik atau tidaknya kualitas audit yang dilaporkan.

Hal ini diperkuat dengan adanya hasil penelitian (William dan Ketut : 2015) yang menyebutkan bahwa penggunaan due professional care dengan seksama dan cermat akan memberikan keyakinan yang memadai pada auditor untuk memberikan opini bahwa laporan keuangan terbebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kecuranganataupunkekeliruan.Semakin baik penggunaan due professional care auditor memungkinkan hasil audit yang lebih baik.

Saripudin, Netty Herawaty, dan Rahayu (2013) dalam penelitian nya menyebutkan bahwa due profesional care mempengaruhi kualitas audit secara berkelanjutan. Kemudian William Jefferson Wiratama dan Ketut Budiartha (2015) mengatakan bahwa due professional care secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit.

2.2.2. Pengaruh Pengalaman Kerja dan Kualitas Audit

Pengalaman dalam pemeriksaan laporan keuangan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas audit. Betapapun tingginya kemampuan seseorang dalam bidang-bidang lain termasuk dalam bidang bisnis dan keuangan, ia tidak dapat memenuhi persyaratan yang dimaksudkan dalam standar auditing, jika tidak memiliki pendidikan serta pengalaman kerja auditor yang memadai dalam bidang auditing karena hal tersebut akan berdampak pada kualitas audit yang akan dihasilkan (Sukrisno Agoes 2012:32).

Auditor yang berpengalaman cenderung lebih ahli dan memiliki pemahaman yang lebih baik dalam pemeriksaan laporan keuangan. Auditor harus mempelajari, memahami, dan menerapkan ketentuan baru dalam prinsip akuntansi dan standar yang ditetapkan oleh IAI. Auditor juga selalu dituntut memenuhi kualifikasi teknis dan berpengalaman dalam bidang auditing dalam mengahasilkan informasi dan kualitas audit yang dihasilkan (Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati 2010:41).

Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ririn Choiriyah (2012) menyatakan bahwa pengalaman kerja auditor berpengaruh positif secara parsial terhadap kualitas audit. Sedangkan penelitan yang dilakukan oleh Mulyadi (2015) menyebutkan bahwa pengalaman kerja mempengaruhi kualitas audit. Selain itu Mabruri Winarna (2010), Carolita (2012), Elisha dan Bawono (2010) menyatakan bahwa variabel pengalaman kerja secara simultan berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.

2.3 Hipotesis

Berdasarkan pada latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian serta tinjauan pustaka seperti yang telah diuraikan tersebut diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H1 : Due professional care berpengaruh terhadap kualitas audit. H2 : Pengalaman kerja berpengaruh terhadap kualitas audit. III. METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Metode verifikatif digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat uji statistik yaitu Model Persamaan Struktural (Structural Equation Modeling/SEM) berbasis variance

atau yang lebih kenal dengan Partial Least Square (PLS). Pertimbangan menggunakan model ini, karena kemampuannya untuk mengukur konstruk melalui indikator-indikatornya serta menganalisis variabel indikator, varaibel laten dan kekeliruan pengukurannya.


(6)

6

di Kota Bandung. Populasi sasaran yang diambil dalam penelitian ini adalah auditor junior dan auditor senior pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung yaitu sebanyak 100 orang. Maka sampel yang akan diteliti yaitu 50 auditor yang terdiri dari auditor junior maupun senior.

Analisis deskriptif menggunakan persentase skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan. Analisis verifikatif dalam penelitian ini dengan menggunakan alat uji statistik yaitu dengan uji persamaan struktural.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Analisis Deskriptif

Tanggapan responden pada variabel Due Professional Care diukur dengan dua indikator, yaitu skeptisme professional dan keyakinan memadai. Hasil tanggapan responden menunjukkan bahwa Due Professional Care pada KAP yang berada di Kota Bandung berada pada kategori cukup baik, artinya penelitian di lapangan menunjukkan bahwa Account Representative pada KAP yang ada di Kota Bandung sudah cukup baik dalam hal kecermatan dan kehati-hatian auditor. Tanggapan responden untuk kedua indikator termasuk ke dalam kriteria cukup baik.

Tanggapan responden untuk variabel Pengalaman Kerja diukur dengan tiga indikator, yaitu lamanya bekerja, banyaknya penugasan audit, dan banyaknya pelatihan yang telah diikuti. Hasil tanggapan responden menunjukkan bahwa Pengalam Kerja auditor yang bekerja di KAP yang ada di Kota Bandung berada pada kategori cukup baik. Tanggapan responden untuk indikator pertama yaitu lamanya bekerja berada dalam kategori cukup baik, sedangkan untuk indikator banyaknya penugasan audit dan banyaknya pelatihan yang telah diikuti berada dalam kategori baik.

Tanggapan responden pada variabel Kualitas Audit diukur dengan tiga indikator, yaitu standar umum, standar pekerja lapangan, dan standar pelaporan. Hasil tanggapan responden menunjukkan bahwa Pemanfaatan Teknologi Informasi pada KPP Pratama di Wilayah Bandung berada pada kategori cukup baik. Tanggapan responden untuk indikator standar umum dan standar pekerja lapangan berada dalam kategori baik, sedangkan indikator standar pelaporan berada dalam kategori baik.

4.1.2 Hasil Analisis Verifikatif

4.1.2.1 Hasil Pegujian Model Pengukuran

Keempat indikator variable Due Professional care sudah valid dan reliabel dalam merefleksikan variabel laten Due Professional Care. Hasil bobot loading factor menunjukkan bahwa indikator kewaspadaan auditor paling kuat dalam mereflektifkan variabel laten Due Professional Care, sebaliknya kehati-hatian dalam mengaudit paling lemah dalam mereflektifkan variabel laten Due Professional Care (Gambar 4.1).

Keempat indikator Pengalaman Kerja sudah valid dan reliabel dalam merefleksikan variabel laten Pengalaman Kerja. Hasil bobot loading factor menunjukkan bahwa indikator semangat auditor dalam menyelesaikan tugas paling kuat dalam mereflesikan variabel laten Pengalaman Kerja, sebaliknya indikator lamanya auditor bekerja paling lemah dalam merefleksikan variabel Pengalaman Kerja (Gambar 4.1).

Kelima indikator Kualitas Audit sudah valid dan reliabel dalam mereflesikan variabel laten Kualitas Audit. Hasil bobot loading factor menunjukkan bahwa indikator kepatuhan auditor paling kuat dalam mereflesikan variabel laten Kualitas Audit, sebaliknya indikator keahlian auditor paling lemah dalam mereflesikan variabel laten Kualitas Audit (Gambar 4.1).

4.1.2.2 Hasil Pengujian Kecocokan Model (Inner Model)

Diperoleh nilai koefisien jalur untuk Due Professional Care terhadap Kualitas Audit adalah sebesar 0.647 dengan arah positif. Artinya semakin tinggi tingkat Due Professional Care

akan menyebabkan Kualitas Audit juga meningkat. Besarnya pengaruh langsung Due Professional Care terhadap Kualitas Audit adalah sebesar . Artinya besar


(7)

7

Dan diperoleh nilai koefisien jalur untuk Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Audit adalah sebesar 0.228 dengan arah positif. Artinya semakin tinggi tingkat Pengalaman Kerja akan menyebabkan Kualitas Audit juga meningkat. Besarnya pengaruh langsung Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Audit adalah sebesar . Artinya besar pengaruh langsung Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Audit adalah sebesar 5.2 %. Sedangkan besar pengaruh tidak langsung Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Audit adalah sebesar (0.647 x 0.228 x 0.604) = 0.089, dengan nilai 0.604 merupakan varians kovarians antara variabel laten Due Professional Care dan Pengalaman Kerja. Artinya besar pengaruh tidak langsung Pengalaman Kerja adalah sebesar 8.9 %. Total pengaruh variabel laten Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Audit adalah sebesar 14.11 %.

4.1.2.3 Hasil Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis Due Professional Care terhadap Kualitas Audit dilakukan melalui uji hipotesis statistik sebagai berikut:

H0 : ( tidak ada pengaruh variabel laten Due Professional Care terhadap Kualitas Audit)

H1 : (ada pengaruh variabel laten Due Professional Care terhadap Kualitas Audit) Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai thitung= 6.310 berada didaerah penolakan Ho yaitu thitung (6.310) >ttabel (2.0106) atau p-value (0.000) <  (0.05) sehingga sesuai dengan kriteria

pengujian hipotesis adalah menolak Ho dan menerima H1. Artinya ada pengaruh variabel laten

Due Professional Care terhadap Kualitas Audit.

Untuk menguji hipotesis Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Audit dilakukan melalui uji hipotesis statistik sebagai berikut:

H0 : ( tidak ada pengaruh variabel laten Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Audit)

H1 : (ada pengaruh variabel laten Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Audit) Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai thitung= 2.295 berada didaerah penolakan Ho yaitu thitung (2.295) >ttabel (2.0106) atau p-value (0.022) <  (0.05) sehingga sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis adalah menolak Ho dan menerima H1. Artinya ada pengaruh variabel laten Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Audit.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh Due Professional Care terhadap Kualitas Audit

Penelitian dilapangan diperoleh dari hasil perhitungan korelasi antar variabel laten 0,647 dan termasuk dalam kategori hubungan kuat dan arah hubungan positif. Hal ini menunjukan bahwa due professional care yang baik akan diikuti dengan kualitas audit yang baik pula. Besarnya pengaruh langsung Due Professional Care terhadap Kualitas Audit adalah sebesar 41,86% Sedangkan besar pengaruh tidak langsung Due Professional Care terhadap Kualitas Audit adalah sebesar 8,9%. Total pengaruh variabel laten Due Professional Care terhadap Kualitas Audit adalah sebesar 50.77 %, sisanya 49,23% merupakan pengaruh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti seperti pengendalian intern, dan teknologi informasi.

Dalam uji hipotesis dapat dilihat bahwa nilai (thitung) 6.310 > 2.0106 (ttabel) yang menunjukan bahwa model yang dibentuk oleh hipotesis 1 signifikan. Artinya due profesisional care berpengaruh terhadap kualitas audit. Fenomena mengenai kualitas audit yang belum baik terjadi karena due professional care yang belum maksimal.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Siti kurnia dan Ely Suhayati (2010 : 42) yang menyatakan bahwa penggunaan kemahiran professional dengan cermat dan seksama memungkinkan auditor untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan yang dihasilkan


(8)

8

dan Ketut Budiartha (2015) mengatakan bahwa due professional care secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit.

4.2.2 Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Audit

Penelitian dilapangan diperoleh dari hasil perhitungan korelasi antar variabel laten pengalaman kerja terhadap kualitas audit sebesar 0,228 dan termasuk dalam kategori hubungan kuat dan arah hubungan positif. Hal ini menunjukan bahwa pengalaman kerja yang baik akan diikuti dengan kualitas audit yang baik pula. Besarnya pengaruh langsung Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Audit adalah sebesar . Artinya besar pengaruh langsung Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Audit adalah sebesar 5.2 %. Sedangkan besar pengaruh tidak langsung Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Audit adalah sebesar 0.089. Artinya besar pengaruh tidak langsung Pengalaman Kerja adalah sebesar 8.9 %. Total pengaruh variabel laten Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Audit adalah sebesar 14.11 %.

Dalam uji hipotesis dapat dilihat bahwa nilai thitung (2.295) >ttabel (2.0106) yang menunjukan bahwa model yang dibentuk oleh hipotesis 1 signifikan. Artinya pengalaman kerja berpengaruh terhadap kualitas audit. Fenomena mengenai kualitas audit yang belum baik terjadi karena pengalaman kerja yang belum maksimal.

Hal tersebut sesuai dengan teori Sukrisno Agoes (2012:32) yang mengungkapkan bahwa betapapun tingginya kemampuan seseorang dalam bidang-bidang lain termasuk dalam bidang bisnis dan keuangan, ia tidak dapat memenuhi persyaratan yang dimaksudkan dalam standar auditing, jika tidak memiliki pendidikan serta pengalaman kerja auditor yang memadai dalam bidang auditing karena hal tersebut akan berdampak pada kualitas audit yang akan dihasilkan (Sukrisno Agoes 2012:32)

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit, dimana pengalaman kerja yang bagus dan baik akan meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan KAP yang berada di Kota Bandung menjadi baik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ririn Choiriyah (2012) yang menyatakan bahwa pengalaman kerja auditor berpengaruh positif secara parsial terhadap kualitas audit. Sedangkan penelitan yang dilakukan oleh Mulyadi (2015) menyebutkan bahwa pengalaman kerja mempengaruhi kualitas audit.

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Kesimpulan berdasarkan fenomena yang dikemukakan di latar belakang, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian dan hasil penelitian serta pembahasan maka dapat disimpulkan :

1) Terdapat pengaruh yang signifikan antara due professional care terhadap kualitas audit . Masalah kualitas audit yang belum maksimal terjadi karena due professional care yang dilakukan auditor dalam mengaudit laporan keuangan belum maksimal. Belum maksimalnya due professional care ditandai dengan :

a) Auditor yang kurang cermat dalam melakukan pemeriksaan b) Auditor yang kurang mereview kembali hasil auditan

c) Kurangnya kehati-hatian dalam melakukan audit laporan keuangan.

2) Terdapat pengaruh yang signifikan antara pengalaman kerja (x2) terhadap kualitas audit (y). Masalah kualitas audit yang belum maksimal terjadi karena kurangnya pengalaman kerja yang belum cukup memadai. Belum cukupnya pengalaman kerja ditandai dengan : a) Pengalaman kerja yang belum lama dan baik

b) Kurangnya wawasan dalam dunia auditing

c) Keterampilan dalam melakukan pemeriksaan yang belum maksimal 5.2 Saran

5.2.1 Saran Operasional

1) Skeptisme professional yang dilakukan auditor dalam melakukan audit masih belum maksimal, maka seharusnya auditor yang kurang cermat dan kurang berhati-hati lebih meningkatkan kinerjanya dan melakukan review kembali terhadap hasil auditnya. Sebagai Auditor harus mengikuti pelatihan-pelatihan tentang pekerjaan yang digelutinya


(9)

9

kesalahan dalam mereview penyajian dan pemilihan bukti informasi audit. Masalah tersebut dapat diselesaikan dengan cara meningkatkan mutu dan kinerja auditor dalam menghasilkan laporan auditan. Sebagai Auditor harus mengikuti pelatihan-pelatihan tentang pekerjaan yang digelutinya agar keterampilan yang dimiliki akan maksimal. Dan melanjutkan pendidikan yang sesuai dengan pekerjaan agar ilmu yang didapat bermanfaat dalam menjalankan pekerjaannya. Melakukan konsultasi-konsultasi pada seseorang yang ahli dibidangnya seperti auditing dan akuntansi.

3) Standar Pelaporan yang dihasilkan oleh auditor di Kantor Akuntan Publik Kota Bandung masih belum maksimal, karena masih terdapat auditor yang melanggar standar dan tidak melaporkan hasil temuannya, masalah tersebut dapat diselesaikan dengan memberikan sanksi kepada auditor dan membekukan izin pada KAP tersebut, agar auditor tersebut jera dan tidak mengulangi kesalahan nya. Kualitas audit akan menghasilkan laporan yang berkualitas jika indikator-indikatornya terpenuhi dengan baik. Melakukan pemeriksaan dengan baik dan menyajikannya tanpa adanya salah saji material, serta mengungkapkan apabila terdapat temuan yang salah tanpa adanya rekayasa.

5.2.2 Saran Akademik

Penelitian yang dilakukan penulis tentang analisis atas pengaruh due professional care dan pengalaman kerja yang mempengaruhi kualitas audit di Kantor Akuntan Publik Kota Bandung bisa dijadikan sebagai referensi peneliti berikutnya jika dilakukan di tempat yang sama pastikan untuk menggunakan sampel diatas 50 agar mengetahui hasil dengan sampel yang berbeda. Peneliti lain bisa meneliti dengan judul yang sama dengan membuktikan di tempat yang berbeda selain di KAP Kota Bandung untuk mengetahui perbedaan besar pengaruhnya. Bisa menggunkan indikator yang berbeda yang belum diteliti dalam penelitian ini. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode verivikatif yang sama yaitu SEM PLS tetapi dengan unit analisis yang berbeda agar diperoleh kesimpulan yang mendukung dan memperkuat teori dan konsep yang telah dibangun sebelumnya oleh peneliti dan peneliti-peneliti sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Prasetyo dan Nina Miftahul Jannah. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif : Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Boy Loen dan Sonny Ericson. 2008. Manajemen Aktiva Dan Pasiva Bank Devisa. Jakarta: PT Grafindo.

Chatarine Alvita dan Putu Vivi Lestari. 2012. Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif, BOPO Terhadap ROA Dan CAR Pada BPR Kabupaten Badung . Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia.

Edhi Wibowo Satriyo, dan Muhammad Syachu. 2013. Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR, BOPO, NPF Terhadap Profitabilitas Bank Syariah. Diponegoro Journal Of Management . (Volume 2, Nomor 2, ISSN (Online): 2337-3792).

Hasibuan, Pandia, dan Frianto. 2012. Manajemen Dana dan Kesehatan Bank. Rineka Cipta : Jakarta.

Hiras Pasaribu Dan Rosa Luxita Sari. 2011. Analisis Tingkat Kecukupan Modal Dan Loan To Deposit Ratio Terhadap Profitabilitas. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi Vol. 4. No.2 Juli 2011 Hal. 114 – 125.

Hussein Umar. 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Thesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers. http://www.bi.co.id


(10)

10

Alfabet.

Ismail. 2013. Manajemen Perbankan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group

Iswi Hariyani. 2010. Restrukturisasi Dan Penghapusan Kredit Macet. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kompas Gramedia.

Jahja Setiaatmadja. 2013. Laba Bersih BCA Capai Rp 11,7 Triliun. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/03/27/16385643/Laba.Bersih.BCA. Capai.Rp.11.7.Triliun. 27 Maret 2013.

Lukman Dendawijaya. 2009. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Malayu S. P. Hasibuan. 2011. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara.

Millatina Arimi Dan Moh. Kholiq Mahfud. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Perbankan (Studi Pada Bank Umum yang Listed di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010). Diponegoro Journal Of Management. (Vol. 1, No. 2; 80-91).

Mohammad Iqbal. 2010. Mendirikan Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Muh. Sabir Dkk. 2012. Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Dan Bank Konvensional Di Indonesia. Jurnal Analisis Manajemen dan Keuangan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas Makassar. (Vol.1 No.1 : 79 – 86 ISSN 2303-1001).

Nur Aini. 2013. Pengaruh Car, Nim, Ldr, Npl, Bopo,Dan Kualitas Aktiva Produktifterhadap Perubahan Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI) Tahun 2009–2011. Jurnal Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan. (Vol. 2, No. 1 ISSN :1979-4878 Hal: 14 – 25).

Pompong B. Setiadi. 2010. Analisis Hubungan Spread of Interest Rate, Fee Based Income, dan Loan to Deposit Ratio dengan ROA pada Perbankan di Jawa Timur. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Surabaya. (Vol.1, No. 1: 63-82 ISSN 2087-1090).

Putu Yunita Febri Astute. 2014. Tingkat Perputaran Kas, Pertumbuhan Kredit, Rasio Bopo Dan Pertumbuhan Jumlah Nasabah Kredit Pada Profitabilitas PT. BPR Pedungan Denpasar. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana (Vol.7 No.2; 496-502. ISSN: 2302-8556).

Reza. 2014. Laba Bersih Bank Bukopin Turun 8,29 Persen. http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2149861/laba-bersih-bank-bukopin-turun-829-persen. 30 Oktober 2014.

Riski Agustiningum. 2013. Analisis Pengaruh CAR, NPL dan LDR Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia.

Sofiyan Basir. 2013. Commersial Bank Management : Manajemen Perbankan Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Rajawali Pers.

Sri Wahyuni dan Kasbal. 2012. Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM), dan Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan di Indonesia (Study Kasus Bank Devisa Periode 2006-2010). Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanudin.

Sugiyono. 2014. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, CV. Sumadi Suryabrata. 2013. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Umi Narmawati. 2008. Analisis Multifariat Untuk Penelitian Ekonomi. Jakarta: Penerbit Genesis. Veithzal Rivai, Andriana Permata, Dan Afriandy Permata Veithzal. 2013. Credit Management

Handbook Manajemen Perkreditan Cara Mudah Menganalisis Kredit: Teori, Konsep, Prosedur, Dan Aplikasi Serta Panduan Banker, Mahasiswa Dan Nasabah. Jakarta: Rajawali pers.


(11)

11

Gambar 4.1

Hasil Analisis Keseluruhan Model (Analisis Due Professional care dan Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Audit)


(12)

12

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

Kajian pustaka berisi studi pustaka terhadap buku, artikel, jurnal ilmiah,

penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topik penelitian. Uraian kajian

pustaka diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran atau konsep yang akan

digunakan dalam penelitian. Adapun tinjauan pustaka pada penelitian ini meliputi

konsep mengenai due professional care, dan pengalaman kerja terhadap kualitas

audit.

2.1.1 Due Professional Care

2.1.1.1 Pengertian due Pfofessional care

Due professional care menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati

(2010:42) merupakan kemahiran profesioanal yang cermat dan seksama dalam

menjalankan tanggung jawabnya dilapangan. Menurut Sukrisno (2012:36) Due

professional care adalah sikap yang mencakup pikiran yang selalu

mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis bukti audit. Selanjutnya

menurut Standar Profesional Akuntan Publik SPAP (PSA No.4, 2011)

menyatakan :

due professional care adalah kecermatan dan keseksamaan dalam penggunaan kemahiran profesional menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme profesional, yaitu suatu sikap auditor yang berpikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti audit tersebut.


(13)

Due professional care dapat diartikan sebagai sikap yang cermat dan

seksama dengan berpikir kritis serta melakukan evaluasi terhadap bukti audit,

berhati-hati dalam tugas, tidak ceroboh dalam melakukan pemeriksaan dan

memiliki keteguhan dalam melaksanakan tanggung jawab (William Jefferson

Wiratama dan Ketut Budiartha 2015). Menurut Sukrisno (2012:36) SPAP (PSA

No.4, 2011)

Menurut (Simamora, 2002 : 29) menyatakan bahwa due professional care

merupakan kemahiran auditor yang cermat dan seksama yang menunjukkan

kepada pertimbangan profesional (professional judgment) yang dilakukan auditor

selama pemeriksaan.

Singgih dan Bawono (2010) mendefinisikan due professional care sebagai

kecermatan dan keseksamaan dalam penggunaan kemahiran profesional yang

menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme profesional.

Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa Due professional care

merupakan sikap yang cermat serta kehati-hatian yang dimiliki oleh seorang

auditor ketika menjalankan tugasnya dilapangan.

2.1.1.2 Indikator Due Professional care

Beberpa indikator untuk menentukan due professional care menurut Siti

Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2010:42) :

1) Skeptisme Professional

merupakan sikap yang mencangkup pikiran yang selalu mempertanyakan


(14)

2) Keyakinan yang memadai

Merupakan persepsi auditor atas simpulan bahwa laporan keuangan bebas

dari salah saji material, baik karena kekeliruan maupun kecurangan.

Sedangkan Elisha (2010:10) menyebutkan bahwa due professional care menyangkut dua aspek, diantaranya:

1) Skeptisme Professional

Skeptisme profesional yaitu suatu sikap auditor yang berpikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti audit tersebut.

2) Keyakinan Yang Memadai

Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama memungkinkan auditor untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan.

Berdasarkan indikator diatas dalam penelitian ini penulis menggunakan indikator

sebagai berikut : skpetisme professional dan keyakinan yang memadai (Siti Kurnia

Rahayu, Ely Suhayati, dan Elisha 2010).

2.1.2 Pengalaman Kerja

2.1.2.1 Pengertian Pengalaman Kerja

Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2010:41) Pengalaman kerja

merupakan keahlian yang dimiliki auditor yang dipengaruhi oleh pendidikan dan


(15)

Menurut Skrisno Agoes (2012 : 33) berpendapat bahwa :

Pengalaman kerja merupakan auditor yang mempuyai pemahaman yang lebih baik, mereka juga lebih mampu memberi penjelasan yang masuk akal atas kesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan dan dapat mengelompokkan kesalahan berdasarkan pada tujuan audit dan struktur dari system akuntansi yang mendasari.

Menurut Mulyadi (2002:24) menyatakan bahwa pengalaman kerja

merupakan akumulasi gabungan dari semua yang diperoleh melalui interaksi dan

mempunyai keahlian di bidang audit yang senantiasa melakukan pembelajaran

dari kejadian-kejadian di masa yang lalu.

Pengalaman kerja merupakan keahlian yang dimiliki auditor yang

dipengaruhi oleh pendidikan formal dan banyaknya pengalaman kerja dalam

melakukan audit (Ririn Choiriyah 2010).

Asih (2006 : 12) mengatakan bahwa pengalaman kerja merupakan suatu

proses pembelajaran dan penambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik

dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa juga diartikan sebagai suatu

proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih

tinggi.

Pengertian pengalaman menurut Foster (2001:40) menyatakan bahwa

Pengalaman kerja adalah sebagai suatu ukuran tentang lama waktu atau masa

kerjanya yang telah ditempuh seseorang dalam memahami tugas-tugas suatu

pekerjaan dan telah melaksanakannya dengan baik.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman kerja

merupakan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh seorang auditor


(16)

2.1.2.2 Indikator Pengalaman Kerja

Indikator pengalaman kerja menurut Saripudin dkk (2012), yaitu :

1) Lamanya bekerja

Semakin banyak pengalaman kerja, semakin objektif auditor melakukan

pemeriksaan dan semakin tinggi tingkat kompetensi yang dimiliki auditor,

maka semakin meningkat atau semakin baik kualitas hasil pemeriksaan

yang dilakukannya.

2) Banyaknya penugasan audit

Secara teknis, semakin banyak tugas yang dia kerjakan, akan semakin

mengasah keahliannya dalam mendeteksi suatu hal yang memerlukan

treatment atau perlakuan khusus yang banyak dijumpai dalam

pekerjaannya dan sangat bervariasi karakteristiknya. Jadi dapat dikatakan

bahwa seseorang jika melakukan pekerjaan yang sama secara terus

menerus, maka akan menjadi lebih cepat dan lebih baik dalam

menyelesaikannya. Hal ini dikarenakan dia telah benar-benar memahami

teknik atau cara menyelesaikannya, serta telah banyak mengalami berbagai

hambatan-hambatan atau kesalahan-kesalahan dalam pekerjaannya

tersebut, sehingga dapat lebih cermat dan berhati-hati menyelesaikannya.

3) Banyaknya pelatihan yang telah diikutinya.

Semakin banyak pelatihan yang telah dikuti maka akan membuat

pengalaman auditor bertambah dan dapat memnghasilkan kualitas audit


(17)

Sedangkan menurut Ismiyati (2012) pengalaman kerja diukur

menggunakan indikator sebagai berikut :

1) Lamanya Bekerja Sebagai Auditor

Semakin banyak pengalaman kerja, semakin objektif auditor melakukan

pemeriksaan dan semakin tinggi tingkat kompetensi yang dimiliki auditor,

maka semakin meningkat atau semakin baik kualitas hasil pemeriksaan

yang dilakukannya.

Jumlah Penugasan Audit

Semakin banyak tugas audit yang dikerjakan semakin mengasah keahlian

seorang auditor untung dapat menemukan salah saji material.

Berdasarkan indikator diatas dalam penelitian ini penulis menggunakan indikator

sebagai berikut : lamanya bekerja, banyaknya penugasan audit, dan banyaknya

pelatihan yang telah diikuti.

2.1.3 Kualitas Audit

2.1.3.1 Pengertian Kualitas Audit

Mulyadi (2002; 43) menyatakan kualitas audit sebagai berikut:

Merupakan suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomis, dengan tujuan untuk meningkatkan tingkat kesesuain antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil-hasil kepada pemakai yang berkepentingan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2011:20) kualitas audit merupakan


(18)

auditing. Laporan tersebut akan dikatakan berkualitas jika auditor memenuhi

standar-standar dalam auditnya.

Kualitas audit merupakan hal penting yang harus dipertahankan oleh para

auditor dalam proses pengauditan (Dea Arisanti, Dwi Fitri Puspa, Herawati 2011).

Menurut Sutton (1993) dalam justinia (2008) menjelaskan kualitas audit

dapat diartikan sebagai berikut:

Gabungan dari dua dimensi, yaitu dimensi proses dan dimensi hasil. Dimensi proses adalah bagaimana pekerjaan audit dilaksanakan oleh auditor dengan ketaatannya pada standar yang ditetapkan. Dimensi hasil adalah bagaimana keyakinan yang meningkat yang diperoleh dari laporan audit oleh pengguna laporan keuangan.

Sedangkan Menurut De Angelo (2011) yang diterjemahkan oleh Siti Nur

mawar mendefinisikan kualitas audit adalah kemungkinan bahwa auditor akan

menemukan dan melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi dengan

pengetahuan dan keahlian auditor.

Berdasaikan uraian diatas dapat diartikan bahwa kualitas audit merupakan

hasil atas pencapaian yang dilakukan auditor dalam menemukan

kecurangan-kecurangan dengan kriteria yang ditentukan.

2.1.3.4 Indikator Kualitas Audit

Menurut SPAP (2011: 150.2) terdapat beberapa indikator yang dapat

digunakan untuk mengukur kualitas audit, diantaranya :

1) Standar Umum.

a. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki


(19)

b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,

independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor

wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan

seksama.

2) Standar Pekerjaan Lapangan

a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan

asisten harus disupervisi dengan semestinya.

b. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh

untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup

pengujian yang akan dilakukan.

c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,

pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar

memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang

diaudit.

3) Standar Pelaporan.

a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah

disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia.

b. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,

ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan

laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan


(20)

c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang

memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

d. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat

mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi

bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat

secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus

dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan

keuangan, maka laporan auditor harus.

Berdasarkan indikator diatas dalam penelitian ini penulis menggunakan indikator

sebagai berikut : standar umum, standar pekerjaan umum , dan standar pelaporan.

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Keterkaitan Due Professional Care dengan Kualitas Audit

Indra Bastian (2007:19) menyatakan bahwa auditor yang memiliki

kecakapan teknis dan keahlian professional akan menghasilkan laporan yang

berkualitas. Kemudian (Simamora, 2002 : 29) menyatakan bahwa kemahiran

profesional auditor yang cermat dan seksama menunjukkan kepada pertimbangan

professional (professional judgment) yang dilakukan auditor selama pemeriksaan.

Hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan kemahiran professional auditor yang

cermat dan seksama (due professional care) akan berdampak terhadap baik atau

tidaknya kualitas audit yang dilaporkan.

Selain itu Siti kurnia dan Ely Suhayati (2010 : 42) menyatakan bahwa

penggunaan kemahiran professional dengan cermat dan seksama memungkinkan


(21)

auditor tersebut dapat berkualitas dan terbebas dari salah saji material, baik karena

kekeliruan atau kecurangan. Dari pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa penggunaan kemahiran professional dengan cermat dan seksama (due

professional care) akan memberikan pengaruh terhadap hasil audit yang

dilaporkan oleh auditor.

Hal ini diperkuat dengan adanya hasil penelitian (William dan Ketut :

2015) yang menyebutkan bahwa penggunaan due professional care dengan seksama dan cermat akan memberikan keyakinan yang memadai pada auditor

untuk memberikan opini bahwa laporan keuangan terbebas dari salah saji

material, baik yang disebabkan oleh kecuranganataupunkekeliruan.Semakin baik

penggunaan due professional care auditor memungkinkan hasil audit yang lebih

baik.

Saripudin, Netty Herawaty, dan Rahayu (2013) dalam penelitian nya

menyebutkan bahwa due profesional care mempengaruhi kualitas audit secara

berkelanjutan. Kemudian William Jefferson Wiratama dan Ketut Budiartha (2015)

mengatakan bahwa due professional care secara parsial berpengaruh terhadap

kualitas audit.

Selanjutnya penelitan yang dilakukan Rahman (2009), Agustin (2013),

Nugraha (2013), Rita dan Al Azhar (2014) menyatakan bahwa due professional

care seacara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit. Elisha dan Bawono

(2010) menyatakan bawha due professional care secara parsial berpengaruh


(22)

Berdasarkan teori penghubung dan hasil penelitian sebelumnya di atas,

maka dapat disimpukan bahwa due professional care berpengaruh terhadap

kualits audit.

2.2.2 Keterkaitan Pengalaman Kerja dengan Kualitas Audit

Pengalaman dalam pemeriksaan laporan keuangan menjadi salah satu

faktor yang mempengaruhi kualitas audit. Betapapun tingginya kemampuan

seseorang dalam bidang-bidang lain termasuk dalam bidang bisnis dan keuangan,

ia tidak dapat memenuhi persyaratan yang dimaksudkan dalam standar auditing,

jika tidak memiliki pendidikan serta pengalaman kerja auditor yang memadai

dalam bidang auditing karena hal tersebut akan berdampak pada kualitas audit

yang akan dihasilkan (Sukrisno Agoes 2012:32).

Auditor yang berpengalaman cenderung lebih ahli dan memiliki

pemahaman yang lebih baik dalam pemeriksaan laporan keuangan. Auditor harus

mempelajari, memahami, dan menerapkan ketentuan baru dalam prinsip akuntansi

dan standar yang ditetapkan oleh IAI. Auditor juga selalu dituntut memenuhi

kualifikasi teknis dan berpengalaman dalam bidang auditing dalam mengahasilkan

informasi dan kualitas audit yang dihasilkan (Siti Kurnia Rahayu dan Ely

Suhayati 2010:41).

Pengalaman bagi auditor dalam bidang audit berperan penting dalam

meningkatkan pengetahuan dan keahlian diperoleh auditor dari pendidkan

formalnya sehingga kualitas audit akan semakin baik seiring bertambahnya


(23)

Nizarul (2007) menyatakan bahwa pengalaman kerja auditor akan

memberikan dampak pada setiap keputusan yang diambil dalam pelaksanaan audit

sehingga diharapkan setiap keputusan yang diambil adalah merupakan keputusan

yang tepat. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin lama masa kerja yang

dimiliki auditor maka akan semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan.

Penelitian yang dilakukan oleh Ririn Choiriyah (2012) menyatakan bahwa

pengalaman kerja auditor berpengaruh positif secara parsial terhadap kualitas

audit. Sedangkan penelitan yang dilakukan oleh Mulyadi (2015) menyebutkan

bahwa pengalam kerja mempengaruhi kualitas audit.

Kemudian penelitian yang dilakukan Mabruri Winarna (2010), Carolita

(2012), Elisha dan Bawono(2010) menyatakan bahwa variabel pengalaman kerja

secara simultan berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.

Berdasarkan teori penghubung dan hasil penelitian sebelumnya di atas,

maka dapat disimpukan bahwa pengalaman kerja berpengaruh terhadap kualits

audit.

Dari uraian diatas, maka hubungan due professional care dan pengalaman


(24)

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

Due professional care

(X1)

Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2010:42) Sukrisno (2012:36) (PSA No.4, 2011) (William Jefferson Wiratama

Pengalaman Kerja (X2)

Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2010:41`)

Sukrisno (2012:33) (Ririn Choiriyah 2010).

Mulyadi (2002:24)

Kualitas Audit (Y)

Mulyadi (2002; 43) IAI (2011:20) (Dea Arisanti, Dwi Fitri Puspa,

Herawati 2011) Indra Bastian

(2007:19) (Simamora, 2002 :

29) Siti kurnia dan Ely Suhayati (2010 : 42) (William dan Ketut :

2015)

(William dan Ketut : 2015) (Sukrisno Agoes

2012:32) Siti kurnia dan Ely Suhayati (2010 : 42)


(25)

2.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara atau jawaban sementara dan hal

ini masih harus dibuktikan dengan melakukan penelitian. Dengan adanya dugaan

sementara berfungsi agar lebih terarah dalam melakukan penelitian.

Hipotesis menurut Umi Narimawati (2010:7), menyatakan bahwa asumsi

atau dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya dalam suatu analisis

statistik.

Menurut Sugiyono (2011:99),menyatakan bahwa :

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Berdasarkan kerangka pemikiran dan rumusan masalah yang telah

ditetapkan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

H1 : Due Professional Care berpengaruh terhadap Kualitas Audit


(26)

109

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan berdasarkan fenomena yang dikemukakan di latar belakang,

kerangka pemikiran, hipotesis penelitian dan hasil penelitian serta pembahasan

maka dapat disimpulkan :

1) Terdapat pengaruh yang signifikan antara due professional care terhadap

kualitas audit . Masalah kualitas audit yang belum maksimal terjadi karena

due professional care yang dilakukan auditor dalam mengaudit laporan

keuangan belum maksimal. Belum maksimalnya due professional care

ditandai dengan :

a) Auditor yang kurang cermat dalam melakukan pemeriksaan

b) Auditor yang kurang mereview kembali hasil auditan

c) Kurangnya kehati-hatian dalam melakukan audit laporan keuangan.

2) Terdapat pengaruh yang signifikan antara pengalaman kerja (x2) terhadap

kualitas audit (y). Masalah kualitas audit yang belum maksimal terjadi

karena kurangnya pengalaman kerja yang belum cukup memadai. Belum

cukupnya pengalaman kerja ditandai dengan :

a) Pengalaman kerja yang belum lama dan baik

b) Kurangnya wawasan dalam dunia auditing


(27)

5.2 Saran

5.2.1 Saran Praktis

Setelah penulis meneliti dan menjelaskan pembahasan mengenai Analisis

atas pengaruh due professional care dan pengalaman kerja yang mempengaruhi

kualitas audit di Kantor Akuntan Publik yan berada di Kota Bandung Pengaruh

kapasitas sumber daya manusia terhadap kualitas pelaporan keuangan dan

implikasinya terhadap kualitas pemeriksaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Bandung Karees dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1) Skeptisme professional yang dilakukan auditor dalam melakukan audit

masih belum maksimal, maka seharusnya auditor yang kurang cermat dan

kurang berhati-hati lebih meningkatkan kinerjanya dan melakukan review

kembali terhadap hasil auditnya. Sebagai Auditor harus mengikuti

pelatihan-pelatihan tentang pekerjaan yang digelutinya agar keterampilan

yang dimiliki akan maksimal. Dan melanjutkan pendidikan yang sesuai

dengan pekerjaan agar ilmu yang didapat bermanfaat dalam menjalankan

pekerjaannya. Sebagai seorang auditor tentunya harus menggunakan

standar dan prinsip yang berlaku umum dalam menghasilkan laporan

auditan, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Standar Profesi Akuntan

Publik.

2) Lamanya kerja yang dimiliki auditor belum cukup maksimal, karena

masih terdapat kesalahan dalam mereview penyajian dan pemilihan bukti

informasi audit. Masalah tersebut dapat diselesaikan dengan cara


(28)

auditan. Sebagai Auditor harus mengikuti pelatihan-pelatihan tentang

pekerjaan yang digelutinya agar keterampilan yang dimiliki akan

maksimal. Dan melanjutkan pendidikan yang sesuai dengan pekerjaan

agar ilmu yang didapat bermanfaat dalam menjalankan pekerjaannya.

Melakukan konsultasi-konsultasi pada seseorang yang ahli dibidangnya

seperti auditing dan akuntansi.

3) Standar Pelaporan yang dihasilkan oleh auditor di Kantor Akuntan Publik

Kota Bandung masih belum maksimal, karena masih terdapat auditor yang

melanggar standar dan tidak melaporkan hasil temuannya, masalah

tersebut dapat diselesaikan dengan memberikan sanksi kepada auditor dan

membekukan izin pada KAP tersebut, agar auditor tersebut jera dan tidak

mengulangi kesalahan nya. Kualitas audit akan menghasilkan laporan

yang berkualitas jika indikator-indikatornya terpenuhi dengan baik.

Melakukan pemeriksaan dengan baik dan menyajikannya tanpa adanya

salah saji material, serta mengungkapkan apabila terdapat temuan yang

salah tanpa adanya rekayasa.

5.2.2 Saran Akademis

Penelitian yang dilakukan penulis tentang analisis atas pengaruh due

professional care dan pengalaman kerja yang mempengaruhi kualitas audit di

Kantor Akuntan Publik Kota Bandung bisa dijadikan sebagai referensi peneliti

berikutnya jika dilakukan di tempat yang sama pastikan untuk menggunakan

sampel diatas 50 agar mengetahui hasil dengan sampel yang berbeda. Peneliti lain


(29)

berbeda selain di KAP Kota Bandung untuk mengetahui perbedaan besar

pengaruhnya. Bisa menggunkan indikator yang berbeda yang belum diteliti dalam

penelitian ini. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode verivikatif yang

sama yaitu SEM PLS tetapi dengan unit analisis yang berbeda agar diperoleh

kesimpulan yang mendukung dan memperkuat teori dan konsep yang telah


(30)

PENGALAMAN KERJA YANG MEMPENGARUHI

KUALITAS AUDIT

(SURVEY PADA KAP YANG ADA DI KOTA BANDUNG)

THE ANALYSIS OF DUE CARE AND PROFESSIONAL WORK

EXPERIENCE THAT AFFECT THE QUALITY OF AUDIT

(SURVEY ON KAP EXISTING IN BANDUNG)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Program Strata 1 Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Program Studi Akuntansi

Oleh :

Julian Slamet 21111130

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(31)

iv

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

ABSTRAK

ABSTRACK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 8

1.3Rumusan Masalah ... 9

1.4Tujuan Penelitian ... 9

1.5Kegunaan Penelitian... 9


(32)

v

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka ... 12

2.1.1 Due Professional Care ... 12

2.1.1.1 Pengertian Due Professional Care ... 12

2.1.1.2 Indikator Due Professional Care ... 13

2.1.2 Pengalaman Kerja ... 14

2.1.2.1 Pengeetian Pengalaman Kerja ... 14

2.1.2.2 Indikator Pengalaman Kerja ... 16

2.1.3. Kualitas Audit ... 17

2.1.3.1 Pengertian Kualitas Audit ... 17

2.1.3.2 Indikator Kualitas Audit ... 18

2.2. Kerangka Pemikiran ... 20

2.2.1 Keterkaitan antara Due Professional care degan Kualitas Audit .... 20

2.2.1 Keterkaitan antara Pengalaman Kerja dengan Kulitas Audit ... 22

2.3. Hipotesis ... 25


(33)

vi

3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.3.1 Sumber Data ... 34

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.4 Populasi dan Penarikan Sample ... 36

3.4.1 Populasi ... 37

3.4.2 Penarikan Sample ... 38

3.4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 39

3.5 Metode Pengujian Data ... 41

3.5.2 Uji Validitas ... 41

3.5.3 Uji Reliabilias ... 42

3.6 Metode Analisis Data ... 43

3.6.1 Metode Analisis ... 43

3.6.2 Pengujian Hipotesis ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 60


(34)

vii

4.1.1.1 Uji Validitas ... 66

4.1.1.2 Koefisien Reliabilitas ... 67

4.1.2 Hasil Analisis Deskriftif... 69

4.1.2.1 Analisis Deskriftif Variabel Due Professional Care ... 70

4.1.2.2 Analisis Deskriftif Variabel Pengalaman Kerja ... 75

4.1.2.3 Analisis Deskriftif Variabel Kualitas Audit ... 80

4.1.3 Analisis Verifikatif Partial Least Square ... 86

4.1.3.1 Pengujian Model Pengukuran ... 88

4.1.3.1.1 Convergent Validity ... 89

4.1.3.1.2 Discriminant Validity ... 95

4.1.3.2 Pengujian Model Struktural ... 96

4.1.4 Estimasi Parameter ... 97

4.1.4.1 Interpretasi Parameter Model Struktural ... 97

4.1.4.2 Interpretasi Parameter Model Pengukuran ... 98

4.1.5 Pengujian Hipotesis ... 99


(35)

viii

4.2.2 Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas Audit ... 106

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 109

5.2 Saran ... 110

5.2.1 Saran Praktis ... 110

5.2.2 Saran Akademis ... 111


(36)

ix

Halaman

Tabel 3.1 Operasional Variabel... 31

Tabel 3.2 Rating Scale ... 34

Tabel 3.3 Jumlah Populasi ... 37

Tabel.3.4 Jumlah Sampel ... 39

Tabel 3.5 Lokasi Penelitian ... 39

Tabel 3.6 Waktu Peneliian ... 40

Tabel 3.7 Standar Penilain Untuk Validitas ... 41

Tabel 3.8 Kriteria Presentase Tanggapan Responden ... 44

Tabel 3.9 Tingkat Keeratan Korelasi ... 54

Tabel 3.8 Daftar Simbol ... 59

Tabel 4.1 Kriteria Penilaian Response Rate ... 61

Tabel 4.2 Pengembalian Kuesioner... 61

Tabel 4.3 Gambaran Jenis Kelamin Responden ... 62

Tabel 4.4 Gambaran Pendidikan Terakhir Responden ... 63


(37)

x

Tabel 4.8 Kriteria Presentase Tanggapan Responden ... 69

Tabel 4.9 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Due

Professional Care di KAP Kota Bandug ... 70

Tabel 4.10 Skor Tanggapan Responden Mengenai Indikator Skeptisme

Professional ... 71

Tabel 4.11Skor Tanggapan Responden Mengenai Indikator Keyakinan

Memadai ... 73

Tabel 4.12 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai

Pengalaman Kerja Di KAP Kota Bandung ... 75

Tabel 4.13 Skor Tanggapan Responden Mengenai Indikator Lamanya

Bekerja ... 76

Tabel 4.14 Skor Tanggapan Responden Mengenai Indakator Banyaknya

Penugasan Audit ... 78

Tabel 4.15 Skor Tanggapan Responden Mengenai Indikator Banyaknya

Pelatihan Yang Telah Diikutinya ... 79

Tabel 4.16 Rekapituasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Kualitas

Audit Di KAP Kota Bandung... 81

Tabel 4.17 Skor Tanggapan Responden Mengenai Indikator Standar

Umum ... 82

Tabel 4.18 Skor Tanggapan Responden Mengenai Indikator Standar Pekerja Lapangan ... 83

Tabel 4.19 Skor Tanggapan Responden Mengenai Indikator Standar


(38)

xi

Tabel 4.21 Loading Factor Pengalam Kerja(X2) ... 91

Tabel 4.22 Loading Factor Kualitas Audit(Y) ... 92

Tabel 4.23 Composite Reliability ... 94

Tabel 4.24 Hasil Uji Ave dan Communality... 94

Tabel 4.25 Cross Loading ... 95

Tabel 4.26 Hasil Analisis R square ... 96

Tabel 4.27 Pengaruh Due Professional Care terhadap Kualitas Audit ... 100

Tabel 4.28 Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Audit ... 102


(39)

xii

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian ... 24

Gambar 3.1 Struktur Analisis Variabel Penelitian Secara Keseluruahan ... 51

Gambar 3.2 Daerah Keputusan Hipotesis ... 56

Gambar 3.3 Struktur Analisis Hubungan X1 dan X2 Terhadap Y ... 57

Gambar 4.1 Grafik Karakteristik Responden Menurut Gender ... 63

Gambar 4.2 Grafik Karakteristik Responden Menurut Pendidikan Terakhir .. 64

Gambar 4.3 Grafik Karakteristik Responden Menurut Jabatan ... 65

Gambar 4.4 Hasil Struktural Equation Modeling ... 88

Gambar 4.5 Hasil Estimasi Parameter ... 97

Gambar 4.6 Kurva Pengujian Hipotesis Pengaruh X1 terhadap Y ... 101


(40)

xiii

Halaman

Lampiran 1 Lampiran Kuesioner ... 116

Lampiran 2 Lembar Surat Permohonan Penelitian ... 119

Lampiran 3 Lampiran Output SPSS ... 120

Lampiran 4 Lampiran Berita Acara Bimbingan Skripsi ... 125

Lampiran 7 Lembar Revisi Sidang Usulan Penelitian ... 127

Lampiran 8 Lembar Revisi Skipsi ... 129

Lampiran 9 Lembar Surat Publikasi ... 131

Lampiran 10 Lembar Bebas Pinjam Perpustakaan ... 132


(41)

113

Asih, Dwi Ananing Tyas. 2006. Pengaruh Pengalaman terhadap Peningkatan Keahlian Auditor dalam Bidang Auditing. Skripsi. Falkultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.

Darmawan, Deni. 2013 metode Penelitian Kuantitatif. Bandung. Rosda

Deangelo, Linda Elizabeth. 2011. Auditor Size And Audit Quality. Journal Of Accounting And Economics 3. Terjemahan Siti Nur mawar. pp 183-199.

Elisha, M.S., & Icuk, R. B. (2010). Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care, dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit.

Purwokerto: Jurnal Simposium Nasional Akuntansi XIII.

Foster, T. (2001). 101 ways to boost customer satisfaction. Terjemahan Rahadjeng. Jakarta: Elex Media Computindo.

Husein Umar. 2007. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan TesisBisnis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia). 2001. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Jakarta: Salemba Empat.

IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia). 2011. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Jakarta: Salemba Empat.

Immanuel Setiawan Slamet. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Dan Kompetensi Auditor Terhadap Kualitas Audit Oleh Akuntan Publik Di Surabaya. Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi Vol 1, No. 1, Januari 2012.

Indra, Bastian. (2007). Audit Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat

Ismiyati. 2012. Pengaruh Pengetahuan dan Pengalaman Auditor terhadap kualitas Audit (Studi empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta dan Bekasi). Jurnal Kajian pendidikan dan Akuntansi Indonesia. Vol 1, No. 1.

Juliansyah Noor.2012.Metodologi Penelotian.Jakarta:Kencana Prenada Media Group


(42)

Justinia, Castellani. (2008). Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Pada Kualitas audit. Jurnal Trikonomika Vol. 7, No. 2, Desember

Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam. Jakarta : Salemba Empat.

Nanang Martono.2014.Metode Penelitian Kuantitatif.Jakarta:Rajawali Pers

Ririn Choiriyah. Pengaruh Time Budget Pressure Dan Pengalaman Kerja Auditor Terhadap Kualitas Audit Kantor Akuntan Publik Di Bali. Jurnal Kajian Pendidikan & Akuntansi Indonesia Edisi Iii Volume I / Tahun 2012.

Saripudin, Netty Herawaty, Rahayu. 2012. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care Dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit (Survei terhadap Auditor KAP di Jambi dan Palembang). E-Jurnal BINAR AKUNTANSI Vol. 1 No. 1

Simamora, Jenry. (2002). Auditing. Jilid I. UPP AMP YKPN.

Singgih, Elisha Muliani dan Icuk Rangga Bawono. 2010. Pengaruh Independensi Pengalaman,Due Professional Care dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit.SNA XIII UJSP. Purwokerto.

Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. 2010. Auditing Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Sukriah, Ika. Akram dan Biana Adha. (2009). Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas,Integritas dan Kompetensi terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Simposium Nasional Akuntansi 12. Palembang.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.

Sukrisno Agoes. 2012. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik. Salemba Empat. Jakarta.

Suryanto ,Rita Anugerah, Al Azhar. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Due Professional Care, Dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit. JOM FEKOM Vol. 1 No. 2 Oktober 2014

Umi,Narimawati dkk. 2010. Penulisan Karya Ilmiah:Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir. Jakarta: Penerbit Genesis.


(43)

William Jefferson Wiratama dan Ketut Budiartha.. Pengaruh Independensi, Pengalaman Kerja, Due Professional Care Dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.1 (2015) : 91-106.


(44)

i

Dengan segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang

telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan Usulan

Penelitian ini.

Dalam penulisan Laporan Usulan Penelitian ini, penulis mengucapkan terima

kasih kepada Orang Tua tercinta yang telah banyak memberikan bantuan moril dan

materiil hingga penulis mampu menyelesaikan laporan ini dengan baik, serta dengan

segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya,

kepada Yang terhormat :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia (UNIKOM).

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE.,Spec.Lic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak, CA selaku Ketua Program Studi

Akuntansi dan sekaligus pembimbing yang telah memberikan banyak

pengetahuan.

4. Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si, Ak selaku dosen wali yang telah memberi

motivasi dan telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis.

5. Betha, Edwin, Intan, Camilla, Andry, dan Edriyan, yang selalu menyemangati

saya.


(45)

ii

Karena keterbatasan waktu dan kemampuan penulis dalam penyusunan

Laporan Usulan Penelitian ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa ini masih jauh

dari sempurna, oleh karena itu penulis dengan tulus mengharapkan saran dan kritik

dari pembaca sehingga dapat digunakan untuk pengembangan lebih lanjut.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga Laporan Usulan Penelitian ini

dapat bermanfaat bagi pihak lain pada umumnya rekan-rekan di UNIKOM pada

khususnya yang akan melakukan Usulan Penelitian pada bidang yang sama dengan

penulis.

Bandung, April 2015


(46)

(47)

163

Nim : 2111130

Alamat : Jl. Raya Cisaat Kp. Selawi RT/RW 03/01 Kab Sukabumi

Tempat, Tgl Lahir : Bandung, 27 Juli 1992

Agama : Islam

No.Telp : 085888768890

Email : julianslamet27@gmail.com

Pendidikan :

1998 – 2004 SDN Cisaat 1 Sukabumi 2004 – 2007 SMP PGRI Cisaat 1 Sukabumi

2007 – 2010 SMA Negeri 2 Kota Sukabumi 2011 – Sekarang Universitas Komputer Indonesia


(48)

(49)

(1)

i

KATA PENGANTAR

Dengan segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan Usulan Penelitian ini.

Dalam penulisan Laporan Usulan Penelitian ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Orang Tua tercinta yang telah banyak memberikan bantuan moril dan materiil hingga penulis mampu menyelesaikan laporan ini dengan baik, serta dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada Yang terhormat :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE.,Spec.Lic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak, CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi dan sekaligus pembimbing yang telah memberikan banyak pengetahuan.

4. Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si, Ak selaku dosen wali yang telah memberi motivasi dan telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis.

5. Betha, Edwin, Intan, Camilla, Andry, dan Edriyan, yang selalu menyemangati saya.


(2)

ii

7. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga kebaikannya dapat di balas oleh Allah Swt.

Karena keterbatasan waktu dan kemampuan penulis dalam penyusunan Laporan Usulan Penelitian ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis dengan tulus mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sehingga dapat digunakan untuk pengembangan lebih lanjut.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga Laporan Usulan Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak lain pada umumnya rekan-rekan di UNIKOM pada khususnya yang akan melakukan Usulan Penelitian pada bidang yang sama dengan penulis.

Bandung, April 2015


(3)

(4)

163

RIWAYAT HIDUP

Nama : Julian Slamet

Nim : 2111130

Alamat : Jl. Raya Cisaat Kp. Selawi RT/RW 03/01 Kab Sukabumi Tempat, Tgl Lahir : Bandung, 27 Juli 1992

Agama : Islam

No.Telp : 085888768890

Email : julianslamet27@gmail.com

Pendidikan :

1998 – 2004 SDN Cisaat 1 Sukabumi

2004 – 2007 SMP PGRI Cisaat 1 Sukabumi

2007 – 2010 SMA Negeri 2 Kota Sukabumi


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Analisis Atas Kualitas Penrapan Struktur Audit Dan Pengalaman Kerja Auditor Yang Mempengaruhi Kinerja Auditor (Survey pada KAP Di Kota Bandung)

0 9 1

Pengaruh Due Professional Care dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit (Survey Pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Bandung yang Terdaftar di BAPEPAM-LK)

1 32 67

INDEPENDENSI, KOMPETENSI, PENGALAMAN KERJA, DAN DUE PROFESSIONAL CARE: PENGARUHNYA Independensi, kompetensi, pengalaman kerja, dan due professional care: pengaruhnya terhadap kualitas audit yang dimoderasi dengan etika profesi (studi empiris pada kantor

1 6 19

PENGARUH INDEPENDENSI, KOMPETENSI, PENGALAMAN KERJA, DUE PROFESSIONAL CARE DAN AKUNTABILITAS TERHADAP Pengaruh Independensi, Kompetensi, Pengalaman Kerja, Due Professional Care Dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Auditor Kap Di

0 2 23

PENGARUH INDEPENDENSI, KOMPETENSI, PENGALAMAN KERJA, DUE PROFESSIONAL CARE DAN AKUNTABILITAS TERHADAP Pengaruh Independensi, Kompetensi, Pengalaman Kerja, Due Professional Care Dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Auditor Kap Di

0 1 16

PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN, DUE PROFESSIONAL Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care, Dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada KAP Wilayah Surakarta dan Yogyakarta).

0 1 16

PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN, DUE PROFESSIONAL CARE, DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care, Dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada KAP Wilayah Surakarta dan Yogyakar

0 1 20

PENGARUH DUE PROFESSIONAL CARE TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI KOTA BANDUNG.

1 9 53

PENGARUH DUE PROFESSIONAL CARE TERHADAP KUALITAS AUDIT : Studi Empiris pada Auditor di Kota Bandung.

0 2 14

Pengaruh Locus Of Control, Integritas, Due Profesional Care Dan Keahlian Audit Pada Kualitas Audit Di KAP Yang Ada Di Bali.

0 1 33